Disprosium

unsur kimia dengan lambang Dy dan nomor atom 66
(Dialihkan dari Dysprosium)

Disprosium adalah sebuah unsur kimia dengan lambang Dy dan nomor atom 66. Ia merupakan sebuah unsur tanah jarang dalam deret lantanida dengan kilau perak metalik. Disprosium tidak pernah ditemukan di alam sebagai unsur bebas, meskipun, seperti lantanida lainnya, ia ditemukan di berbagai mineral, seperti xenotim. Disprosium alami terdiri dari tujuh isotop, dengan yang paling melimpah adalah 164Dy.

66Dy
Disprosium
Beberapa potongan disprosium
Garis spektrum disprosium
Sifat umum
Pengucapan/disprosium/[1]
Penampilanputih keperakan
Disprosium dalam tabel periodik
Perbesar gambar

66Dy
Hidrogen Helium
Lithium Berilium Boron Karbon Nitrogen Oksigen Fluor Neon
Natrium Magnesium Aluminium Silikon Fosfor Sulfur Clor Argon
Potasium Kalsium Skandium Titanium Vanadium Chromium Mangan Besi Cobalt Nikel Tembaga Seng Gallium Germanium Arsen Selen Bromin Kripton
Rubidium Strontium Yttrium Zirconium Niobium Molybdenum Technetium Ruthenium Rhodium Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine Xenon
Caesium Barium Lanthanum Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium Hafnium Tantalum Tungsten Rhenium Osmium Iridium Platinum Gold Mercury (element) Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine Radon
Francium Radium Actinium Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadtium Roentgenium Copernicium Nihonium Flerovium Moscovium Livermorium Tennessine Oganesson


Dy

Cf
terbiumdisprosiumholmium
Lihat bagan navigasi yang diperbesar
Nomor atom (Z)66
Golongangolongan n/a
Periodeperiode 6
Blokblok-f
Kategori unsur  lantanida
Berat atom standar (Ar)
  • 162,500±0,001
  • 162,50±0,01 (diringkas)
Konfigurasi elektron[Xe] 4f10 6s2
Elektron per kelopak2, 8, 18, 28, 8, 2
Sifat fisik
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa)padat
Titik lebur1680 K ​(1407 °C, ​2565 °F)
Titik didih2840 K ​(2562 °C, ​4653 °F)
Kepadatan mendekati s.k.8,540 g/cm3
saat cair, pada t.l.8,37 g/cm3
Kalor peleburan11,06 kJ/mol
Kalor penguapan280 kJ/mol
Kapasitas kalor molar27,7 J/(mol·K)
Tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T (K) 1378 1523 (1704) (1954) (2304) (2831)
Sifat atom
Bilangan oksidasi0,[2] +1, +2, +3, +4 (oksida basa lemah)
ElektronegativitasSkala Pauling: 1,22
Energi ionisasike-1: 573,0 kJ/mol
ke-2: 1130 kJ/mol
ke-3: 2200 kJ/mol
Jari-jari atomempiris: 178 pm
Jari-jari kovalen192±7 pm
Lain-lain
Kelimpahan alamiprimordial
Struktur kristalsusunan padat heksagon (hcp)
Struktur kristal Hexagonal close packed untuk disprosium
Kecepatan suara batang ringan2710 m/s (suhu 20 °C)
Ekspansi kalorα, poli: 9,9 µm/(m·K) (s.k.)
Konduktivitas termal10,7 W/(m·K)
Resistivitas listrikα, poli: 926 nΩ·m (s.k.)
Arah magnetparamagnetik pada suhu 300 K
Suseptibilitas magnetik molar+103.500×10−6 cm3/mol (293,2 K)[3]
Modulus Youngbentuk α: 61,4 GPa
Modulus Shearbentuk α: 24,7 GPa
Modulus curahbentuk α: 40,5 GPa
Rasio Poissonbentuk α: 0,247
Skala Vickers410–550 MPa
Skala Brinell500–1050 MPa
Nomor CAS7429-91-6
Sejarah
PenemuanL. Boisbaudran (1886)
Isolasi pertamaG. Urbain (1905)
Isotop disprosium yang utama
Iso­top Kelim­pahan Waktu paruh (t1/2) Mode peluruhan Pro­duk
154Dy sintetis 3,0×106 thn α 150Gd
156Dy 0,056% stabil
158Dy 0,095% stabil
160Dy 2,329% stabil
161Dy 18,889% stabil
162Dy 25,475% stabil
163Dy 24,896% stabil
164Dy 28,260% stabil
| referensi | di Wikidata

Disprosium pertama kali diidentifikasi pada tahun 1886 oleh Lecoq de Boisbaudran, tetapi tidak diisolasi dalam bentuk murni hingga pengembangan teknik pertukaran ion pada tahun 1950-an. Disprosium memiliki aplikasi yang relatif sedikit di mana ia tidak dapat digantikan oleh unsur kimia lainnya. Ia digunakan pada pembuatan batang kendali dalam reaktor nuklir karena penampang lintang penyerapan neutron termalnya yang tinggi, dalam aplikasi penyimpanan data karena suseptibilitas magnetiknya yang tinggi (χv5,44×10−3), dan sebagai salah satu komponen Terfenol-D (sebuah bahan magnetostriktif). Garam disprosium yang larut agak beracun, sedangkan garam yang tidak larut dianggap tidak beracun.

Karakteristik

sunting

Sifat fisik

sunting
 
Sampel disprosium

Disprosium adalah sebuah unsur tanah jarang dan memiliki kilau perak metalik yang cerah. Ia cukup lunak dan dapat diolah tanpa percikan api jika menghindari panas berlebih. Karakteristik fisik disprosium dapat sangat dipengaruhi pengotor bahkan dalam jumlah yang kecil.[4]

Disprosium dan holmium memiliki kekuatan magnet paling tinggi dari semua unsur,[5] terutama pada suhu rendah.[6] Disprosium bersifat feromagnetik sederhana pada suhu di bawah 85 K (−188,2 °C). Di atas suhu 85 K (−188,2 °C), ia berubah menjadi keadaan antiferomagnetik heliks di mana semua momen atom pada lapisan bidang basal tertentu sejajar dan berorientasi pada sudut tetap terhadap momen dari lapisan yang berdekatan. Antiferomagnetisme yang tidak biasa ini berubah menjadi keadaan tidak teratur (paramagnetik) pada suhu 179 K (−94 °C).[7]

Sifat kimia

sunting

Logam disprosium dapat mempertahankan kilaunya di udara kering, namun akan mengusam perlahan di udara lembap dan mudah terbakar untuk membentuk disprosium(III) oksida:

4 Dy + 3 O2 → 2 Dy2O3

Disprosium cukup bersifat elektropositif dan bereaksi secara lambat dengan air dingin (dan cukup cepat dengan air panas) untuk membentuk disprosium hidroksida:

2 Dy (s) + 6 H2O (l) → 2 Dy(OH)3 (aq) + 3 H2 (g)

Disprosium hidroksida akan terurai menjadi DyO(OH) pada suhu tinggi, yang kemudian terurai lagi menjadi disprosium(III) oksida.[8]

Logam disprosium akan bereaksi hebat dengan semua halogen pada suhu di atas 200 °C:[butuh rujukan]

2 Dy (s) + 3 F2 (g) → 2 DyF3 (s) [hijau]
2 Dy (s) + 3 Cl2 (g) → 2 DyCl3 (s) [putih]
2 Dy (s) + 3 Br2 (l) → 2 DyBr3 (s) [putih]
2 Dy (s) + 3 I2 (g) → 2 DyI3 (s) [hijau]

Disprosium mudah larut dalam asam sulfat encer untuk membentuk larutan yang mengandung ion kuning Dy(III), yang eksis sebagai kompleks [Dy(OH2)9]3+:[9]

2 Dy (s) + 3 H2SO4 (aq) → 2 Dy3+ (aq) + 3 SO2−4 (aq) + 3 H2 (g)

Senyawa yang dihasilkan, disprosium(III) sulfat, bersifat paramagnetik.

Senyawa

sunting
 
Disprosium sulfat, Dy2(SO4)3

Disprosium halida, seperti DyF3 dan DyBr3, cenderung berwarna kuning. Disprosium oksoda, juga dikenal sebagai disprosia, adalah bubuk putih yang sangat bersifat magnetik, lebih dari besi oksida.[6]

Disprosium dapat bergabung dengan berbagai nonlogam pada suhu tinggi untuk membentuk senyawa biner dengan berbagai komposisi dan keadaan oksidasi +3 dan terkadang +2, seperti DyN, DyP, DyH2 dan DyH3; DyS, DyS2, Dy2S3 dan Dy5S7; DyB2, DyB4, DyB6 dan DyB12, serta Dy3C dan Dy2C3.[10]

Disprosium karbonat, Dy2(CO3)3, dan disprosium sulfat, Dy2(SO4)3, dihasilkan dari reaksi serupa.[11] Sebagian besar senyawa disprosium dapat larut dalam air, meskipun disprosium karbonat tetrahidrat (Dy2(CO3)3·4H2O) dan disprosium oksalat dekahidrat (Dy2(C2O4)3·10H2O) tidak larut dalam air.[12][13] Dua disprosium karbonat yang paling melimpah, Dy2(CO3)3·2–3H2O (mirip dengan mineral tengerit-(Y)), dan DyCO3(OH) (mirip dengan mineral kozoit-(La) dan kozoit-(Nd)), diketahui terbentuk melalui fase prekursor yang tidak tertata dengan baik (amorf) dengan rumus Dy2(CO3)3·4H2O. Prekursor amorf ini terdiri dari partikel nano berbentuk bola yang sangat terhidrasi dengan diameter 10–20 nm yang sangat stabil di bawah perlakuan kering pada suhu sekitar dan suhu tinggi.[14]

Isotop

sunting

Disprosium alami terdiri dari tujuh isotop: 156Dy, 158Dy, 160Dy, 161Dy, 162Dy, 163Dy, dan 164Dy. Mereka semua dianggap stabil, meskipun 156Dy secara teoretis dapat mengalami peluruhan alfa dengan waktu paruh lebih dari 1×1018 tahun. Disprosium adalah unsur terberat yang memiliki isotop yang tidak stabil secara pengamatan.[butuh rujukan] Dari semua isotop alami, 164Dy adalah yang paling melimpah dengan kelimpahan 28%, diikuti oleh 162Dy dengan 26%. Yang paling tidak melimpah adalah 156Dy dengan 0,06%.[15]

29 radioisotop juga telah disintesis, mulai dari massa atom 138 hingga 173. Yang paling stabil adalah 154Dy, dengan waktu paruh kira-kira 3×106 tahun, diikuti oleh 159Dy dengan waktu paruh 144,4 hari. Yang paling tidak stabil adalah 138Dy, dengan waktu paruh 200 mdtk. Sebagai aturan umum, isotop yang lebih ringan daripada isotop stabil cenderung meluruh terutama melalui peluruhan β+, sedangkan isotop yang lebih berat cenderung meluruh melalui peluruhan β. Namun, 154Dy meluruh terutama melalui peluruhan alfa, dan 152Dy serta 159Dy meluruh terutama melalui penangkapan elektron.[15] Disprosium juga memiliki setidaknya 11 isomer metastabil, dengan massa atom berkisar antara 140 hingga 165. Yang paling stabil adalah 165mDy, yang memiliki waktu paruh 1,257 menit. 149Dy memiliki dua isomer metastabil, yang kedua, 149m2Dy, memiliki waktu paruh 28 ndtk.[15]

Sejarah

sunting

Pada tahun 1878, bijih erbium ditemukan mengandung oksida holmium dan tulium. Kimiawan Prancis Lecoq de Boisbaudran, saat bekerja dengan holmium oksida, memisahkan disprosium oksida darinya di Paris pada tahun 1886.[16][17] Prosedurnya untuk mengisolasi disprosium melibatkan pelarutan disprosium oksida dalam asam, kemudian menambahkan amonia untuk mengendapkan disprosium hidroksida. Dia hanya mampu mengisolasi disprosium dari oksidanya setelah lebih dari 30 kali mencoba prosedurnya. Setelah berhasil, dia menamai unsur tersebut disprosium dari bahasa Yunani dysprositos (δυσπρόσιτος), yang berarti "sulit didapat". Unsur tersebut tidak diisolasi dalam bentuk yang relatif murni hingga setelah pengembangan teknik pertukaran ion oleh Frank Spedding di Universitas Negeri Iowa pada awal 1950-an.[5][18]

Karena perannya dalam magnet permanen yang digunakan untuk turbin angin, telah dikatakan[oleh siapa?] bahwa disprosium akan menjadi salah satu objek utama dalam persaingan geopolitik di dunia yang menggunakan energi terbarukan. Tapi perspektif ini telah dikritik karena gagal mengenali bahwa sebagian besar turbin angin tidak menggunakan magnet permanen dan meremehkan kekuatan insentif ekonomi untuk produksi yang diperluas.[19][20]

Pada tahun 2021, Dy diubah menjadi gas kuantum superpadat 2 dimensi.[21]

Keterjadian

sunting
 
Xenotim

Walaupun disprosium tidak pernah ditemui sebagai unsur bebas, ia ditemukan di banyak mineral, meliputi xenotim, fergusonit, gadolinit, euksenit, polikras, blomstrandin, monasit, dan bastnäsit, seringkali dengan erbium dan holmium atau unsur tanah jarang lainnya. Belum ada mineral dominan disprosium (di mana disprosium yang mendominasi unsur tanah jarang lainnya dalam komposisinya) yang ditemukan.[22]

Dalam mineral versi itrium-tinggi ini, disprosium merupakan lantanida berat yang paling melimpah, terdiri dari hingga 7–8% konsentrat (dibandingkan dengan sekitar 65% untuk itrium).[23][24] Konsentrasi Dy di kerak Bumi ialah sekitar 5,2 mg/kg dan di air laut 0,9 ng/L.[10]

Produksi

sunting

Disprosium diperoleh terutama dari pasir monasit, sebuah campuran berbagai fosfat. Logam ini diperoleh sebagai produk sampingan dalam ekstraksi itrium komersial. Dalam mengisolasi disprosium, sebagian besar logam yang tidak diinginkan dapat dihilangkan secara magnetis atau melalui proses pengapungan. Disprosium kemudian dapat dipisahkan dari logam tanah jarang lainnya melalui proses perpindahan pertukaran ion. Ion disprosium yang dihasilkan kemudian dapat bereaksi dengan fluorin atau klorin untuk membentuk disprosium fluorida, DyF3, atau disprosium klorida, DyCl3. Kedua senyawa ini dapat direduksi menggunakan logam kalsium atau litium dalam reaksi berikut:[11]

3 Ca + 2 DyF3 → 2 Dy + 3 CaF2
3 Li + DyCl3 → Dy + 3 LiCl

Komponen tersebut ditempatkan dalam sebuah krus tantalum dan dibakar dalam atmosfer helium. Saat reaksi berlangsung, senyawa halida yang dihasilkan dan disprosium cair akan terpisah karena perbedaan kepadatan. Saat campuran tersebut mendingin, disprosium dapat diambil dari kotorannya.[11]

Sekitar 100 ton disprosium diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya,[25] dengan 99% dari jumlah tersebut diproduksi di Tiongkok.[26] Harga disprosium naik hampir 20 kali lipat, dari AS$7 per pon pada tahun 2003, menjadi AS$130 per pon pada akhir tahun 2010.[26] Harganya semakin naik menjadi AS$1.400/kg pada tahun 2011 tetapi turun menjadi AS$240 pada tahun 2015, sebagian besar disebabkan oleh produksi ilegal di Tiongkok yang menghindari pembatasan pemerintah.[27]

Saat ini, sebagian besar disprosium diperoleh dari bijih tanah liat pengadsorb ion di Tiongkok selatan.[28] Hingga November 2018, pabrik percontohan Browns Range Project, 160 km sebelah tenggara Halls Creek, Australia Barat memproduksi 50 ton (49 ton panjang) disprosium per tahun.[29][30]

Menurut Departemen Energi Amerika Serikat, berbagai kegunaannya saat ini dan yang diproyeksikan, bersama dengan kurangnya pengganti yang cocok, menjadikan disprosium sebagai satu-satunya unsur paling penting untuk teknologi berenergi bersih; bahkan proyeksi mereka yang paling konservatif memperkirakan kekurangan disprosium sebelum 2015.[31] Hingga akhir 2015, terdapat industri ekstraksi tanah jarang (termasuk disprosium) yang baru hadir di Australia.[32]

Aplikasi

sunting

Disprosium digunakan, bersama dengan vanadium dan unsur lainnya, dalam pembuatan bahan laser dan pencahayaan komersial. Karena penampang lintang penyerapan neutron termal yang tinggi dari disprosium, kermet disprosium-oksida–nikel digunakan dalam batang kendali penyerap neutron dalam reaktor nuklir.[5][33] Disprosium–kadmium kalkogenida adalah sumber radiasi inframerah, yang berguna untuk mempelajari beberapa reaksi kimia.[4] Karena disprosium dan senyawanya sangat rentan terhadap magnetisasi, mereka digunakan pada berbagai aplikasi penyimpanan data, seperti pada cakram keras.[34] Disprosium semakin diminati untuk magnet permanen yang digunakan pada motor mobil-listrik dan generator turbin angin.[35]

Magnet neodimium–besi–boron dapat memiliki hingga 6% dari neodimium yang digantikan oleh disprosium[36] untuk meningkatkan koersivitas pada beberapa aplikasi, seperti motor penggerak untuk kendaraan listrik dan generator untuk turbin angin. Penggantian ini membutuhkan hingga 100 gram disprosium per mobil listrik yang diproduksi. Berdasarkan proyeksi 2 juta unit per tahun dari Toyota, penggunaan disprosium dalam aplikasi seperti ini akan dengan cepat menghabiskan pasokan yang tersedia.[37] Substitusi disprosium juga berguna dalam aplikasi lain karena dapat meningkatkan ketahanan korosi magnet.[38]

Disprosium adalah salah satu komponen Terfenol-D, bersama dengan besi dan terbium. Terfenol-D memiliki magnetostriksi suhu kamar tertinggi dari bahan apa pun yang diketahui,[39] yang digunakan dalam transduser, resonator mekanis pita lebar,[40] dan injektor bahan bakar cair presisi tinggi.[41]

Disprosium digunakan dalam dosimeter untuk mengukur radiasi pengion. Kristal kalsium sulfat atau kalsium fluorida didoping dengan disprosium. Ketika kristal ini terkena radiasi, atom disprosium akan menjadi tereksitasi dan berpendar. Pendaran ini dapat diukur untuk menentukan tingkat paparan yang telah terkena dosimeter.[5]

Serat nano senyawa disprosium memiliki kekuatan tinggi dan luas permukaan yang besar. Oleh karena itu, mereka dapat digunakan untuk memperkuat bahan lain dan bertindak sebagai katalis. Serat disprosium oksida fluorida dapat diproduksi dengan memanaskan larutan berair DyBr3 dan NaF hingga suhu 450 °C pada tekanan 450 bar selama 17 jam. Bahan ini sangatlah kuat, dapat bertahan lebih dari 100 jam dalam berbagai larutan berair pada suhu melebihi 400 °C tanpa terlarut kembali atau tergumpal.[42][43][44] Selain itu, disprosium telah digunakan untuk membuat sebuah superpadat 2 dimensi di lingkungan laboratorium. Superpadat diperkirakan menunjukkan sifat yang tidak biasa, termasuk superfluiditas.[45]

Disprosium iodida dan disprosium bromida digunakan dalam lampu halida logam intensitas tinggi. Kedua senyawa ini berdisosiasi di dekat pusat panas lampu, melepaskan atom disprosium yang terisolasi. Disprosium bromida akan memancarkan kembali cahaya di bagian spektrum hijau dan merah, sehingga secara efektif menghasilkan cahaya terang.[5][46]

Beberapa garam kristal paramagnetik dari disprosium (garnet disprosium galium, DGG; garnet disprosium aluminium, DAG; garnet disprosium besi, DyIG) digunakan dalam refrigerator demagnetisasi adiabatik.[47][48]

Ion disprosium trivalen (Dy3+) telah dipelajari karena sifat luminesensinya yang menurun. Garnet itrium aluminium yang didoping Dy (Dy:YAG) yang tereksitasi di wilayah ultraungu dari spektrum elektromagnetik akan menghasilkan emisi foton dengan panjang gelombang lebih panjang di wilayah tampak. Ide ini adalah dasar untuk dioda pemancar cahaya (LED) putih yang dipompa UV generasi baru.[49]

Isotop stabil disprosium telah didinginkan dengan laser dan dikurung dalam perangkap magneto-optik[50] untuk percobaan fisika kuantum. Gas degenerasi kuantum Bose dan Fermi pertama dari sebuah lantanida kulit terbuka dibuat dengan disprosium.[51][52] Karena disprosium sangat bersifat magnetik---memang, ia adalah unsur fermionik yang paling magnetik dan hampir terikat dengan terbium untuk sebagian besar atom bosonik magnetik[53]---gas semacam itu berfungsi sebagai dasar untuk simulasi kuantum dengan atom dipolar yang kuat.[54]

Pencegahan

sunting

Seperti kebanyakan bubuk lainnya, bubuk disprosium dapat menimbulkan bahaya ledakan saat bercampur dengan udara dan jika terdapat sumber pengapian. Lapisan tipis zat tersebut juga dapat tersulut oleh percikan api atau listrik statis. Kebakaran disprosium tidak dapat dipadamkan dengan air. Ia dapat bereaksi dengan air untuk menghasilkan gas hidrogen yang mudah terbakar.[55] Kebakaran disprosium klorida dapat dipadamkan dengan air.[56] Disprosium fluorida dan disprosium oksida tidak mudah terbakar.[57][58] Disprosium nitrat, Dy(NO3)3, adalah zat pengoksidasi kuat dan mudah menyala saat bersentuhan dengan zat organik.[6]

Garam disprosium yang larut, seperti disprosium klorida dan disprosium nitrat agak beracun jika tertelan. Berdasarkan toksisitas disprosium klorida terhadap tikus, diperkirakan bahwa menelan 500 gram atau lebih dapat berakibat fatal bagi manusia (bandingkan dengan dosis mematikan garam dapur biasa sebesar 300 gram untuk manusia dengan berat 100 kilogram). Garam yang tidak larut tidak beracun.[5]

Referensi

sunting
  1. ^ (Indonesia) "Disprosium". KBBI Daring. Diakses tanggal 17 Juli 2022. 
  2. ^ Yttrium and all lanthanides except Ce and Pm have been observed in the oxidation state 0 in bis(1,3,5-tri-t-butylbenzene) complexes, see Cloke, F. Geoffrey N. (1993). "Zero Oxidation State Compounds of Scandium, Yttrium, and the Lanthanides". Chem. Soc. Rev. 22: 17–24. doi:10.1039/CS9932200017.  and Arnold, Polly L.; Petrukhina, Marina A.; Bochenkov, Vladimir E.; Shabatina, Tatyana I.; Zagorskii, Vyacheslav V.; Cloke (15 Desember 2003). "Arene complexation of Sm, Eu, Tm and Yb atoms: a variable temperature spectroscopic investigation". Journal of Organometallic Chemistry. 688 (1–2): 49–55. doi:10.1016/j.jorganchem.2003.08.028. 
  3. ^ Weast, Robert (1984). CRC, Handbook of Chemistry and Physics. Boca Raton, Florida: Chemical Rubber Company Publishing. hlm. E110. ISBN 0-8493-0464-4. 
  4. ^ a b Lide, David R., ed. (2007–2008). "Dysprosium". CRC Handbook of Chemistry and Physics. 4. New York: CRC Press. hlm. 11. ISBN 978-0-8493-0488-0. 
  5. ^ a b c d e f Emsley, John (2001). Nature's Building Blocks. Oxford: Oxford University Press. hlm. 129–132. ISBN 978-0-19-850341-5. 
  6. ^ a b c Krebs, Robert E. (1998). "Dysprosium". The History and Use of our Earth's Chemical Elements. Greenwood Press. hlm. 234–235. ISBN 978-0-313-30123-0. 
  7. ^ Jackson, Mike (2000). "Wherefore Gadolinium? Magnetism of the Rare Earths" (PDF). IRM Quarterly. 10 (3): 6. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2017. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  8. ^ Junyang Jin, Yaru Ni, Wenjuan Huang, Chunhua Lu, Zhongzi Xu (March 2013). "Controlled synthesis and characterization of large-scale, uniform sheet-shaped dysprosium hydroxide nanosquares by hydrothermal method". Journal of Alloys and Compounds. 553: 333–337. doi:10.1016/j.jallcom.2012.11.068. ISSN 0925-8388. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  9. ^ "Chemical reactions of Dysprosium". Webelements. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  10. ^ a b Patnaik, Pradyot (2003). Handbook of Inorganic Chemical Compounds. McGraw-Hill. hlm. 289–290. ISBN 978-0-07-049439-8. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  11. ^ a b c Heiserman, David L. (1992). Exploring Chemical Elements and their Compounds . TAB Books. hlm. 236–238. ISBN 978-0-8306-3018-9. 
  12. ^ Perry, D. L. (1995). Handbook of Inorganic Compounds. CRC Press. hlm. 152–154. ISBN 978-0-8493-8671-8. 
  13. ^ Jantsch, G.; Ohl, A. (1911). "Zur Kenntnis der Verbindungen des Dysprosiums". Berichte der Deutschen Chemischen Gesellschaft. 44 (2): 1274–1280. doi:10.1002/cber.19110440215. 
  14. ^ Vallina, B., Rodriguez-Blanco, J.D., Brown, A.P., Blanco, J.A. and Benning, L.G. (2013). "Amorphous dysprosium carbonate: characterization, stability and crystallization pathways". Journal of Nanoparticle Research. 15 (2): 1438. Bibcode:2013JNR....15.1438V. CiteSeerX 10.1.1.705.3019 . doi:10.1007/s11051-013-1438-3. 
  15. ^ a b c Audi, G.; Kondev, F. G.; Wang, M.; Huang, W. J.; Naimi, S. (2017). "The NUBASE2016 evaluation of nuclear properties" (PDF). Chinese Physics C. 41 (3): 030001. Bibcode:2017ChPhC..41c0001A. doi:10.1088/1674-1137/41/3/030001. 
  16. ^ DeKosky, Robert K. (1973). "Spectroscopy and the Elements in the Late Nineteenth Century: The Work of Sir William Crookes". The British Journal for the History of Science. 6 (4): 400–423. doi:10.1017/S0007087400012553. JSTOR 4025503. 
  17. ^ de Boisbaudran, Paul Émile Lecoq (1886). "L'holmine (ou terre X de M Soret) contient au moins deux radicaux métallique (Holminia mengandung setidaknya dua logam)". Comptes Rendus (dalam bahasa Prancis). 143: 1003–1006. 
  18. ^ Weeks, Mary Elvira (1956). The discovery of the elements (edisi ke-6). Easton, PA: Journal of Chemical Education. 
  19. ^ Overland, Indra (1 Maret 2019). "The geopolitics of renewable energy: Debunking four emerging myths". Energy Research & Social Science. 49: 36–40. doi:10.1016/j.erss.2018.10.018 . ISSN 2214-6296. 
  20. ^ Klinger, Julie Michelle (2017). Rare earth frontiers : from terrestrial subsoils to lunar landscapes. Ithaca, NY: Cornell University Press. ISBN 978-1501714603. JSTOR 10.7591/j.ctt1w0dd6d. 
  21. ^ Norcia, Matthew A.; Politi, Claudia; Klaus, Lauritz; Poli, Elena; Sohmen, Maximilian; Mark, Manfred J.; Bisset, Russell N.; Santos, Luis; Ferlaino, Francesca (Agustus 2021). "Two-dimensional supersolidity in a dipolar quantum gas". Nature (dalam bahasa Inggris). 596 (7872): 357–361. arXiv:2102.05555 . Bibcode:2021Natur.596..357N. doi:10.1038/s41586-021-03725-7. ISSN 1476-4687. PMID 34408330 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  22. ^ Hudson Institute of Mineralogy (1993–2018). "Mindat.org". www.mindat.org. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  23. ^ Naumov, A. V. (2008). "Review of the World Market of Rare-Earth Metals". Russian Journal of Non-Ferrous Metals. 49 (1): 14–22. doi:10.1007/s11981-008-1004-6. 
  24. ^ Gupta, C. K.; Krishnamurthy N. (2005). Extractive Metallurgy of Rare Earths. CRC Press. ISBN 978-0-415-33340-5. 
  25. ^ "Dysprosium (Dy) - Chemical properties, Health and Environmental effects". Lenntech Water treatment & air purification Holding B.V. 2008. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  26. ^ a b Bradsher, Keith (29 Desember 2010). "In China, Illegal Rare Earth Mines Face Crackdown". The New York Times. 
  27. ^ Rare Earths archive. United States Geological Survey. Januari 2016
  28. ^ Bradsher, Keith (25 Desember 2009). "Earth-Friendly Elements, Mined Destructively". The New York Times. 
  29. ^ Major, Tom (30 November 2018). "Rare earth mineral discovery set to make Australia a major player in electric vehicle supply chain". ABC News. Australian Broadcasting Corporation. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  30. ^ Brann, Matt (27 November 2011). "Halls Creek turning into a hub for rare earths". 
  31. ^ New Scientist, 18 Juni 2011, hlm. 40
  32. ^ Jasper, Clint (22 September 2015) Staring down a multitude of challenges, these Australian rare earth miners are confident they can break into the market. abc.net.au
  33. ^ Amit, Sinha; Sharma, Beant Prakash (2005). "Development of Dysprosium Titanate Based Ceramics". Journal of the American Ceramic Society. 88 (4): 1064–1066. doi:10.1111/j.1551-2916.2005.00211.x. 
  34. ^ Lagowski, J. J., ed. (2004). Chemistry Foundations and Applications. 2. Thomson Gale. hlm. 267–268. ISBN 978-0-02-865724-0. 
  35. ^ Bourzac, Katherine (19 April 2011). "The Rare Earth Crisis". MIT Technology Review. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  36. ^ Shi, Fang, X.; Shi, Y.; Jiles, D. C. (1998). "Modeling of magnetic properties of heat treated Dy-doped NdFeB particles bonded in isotropic and anisotropic arrangements". IEEE Transactions on Magnetics (Submitted manuscript). 34 (4): 1291–1293. Bibcode:1998ITM....34.1291F. doi:10.1109/20.706525. 
  37. ^ Campbell, Peter (Februari 2008). "Supply and Demand, Part 2". Princeton Electro-Technology, Inc. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Juni 2008. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  38. ^ Yu, L. Q.; Wen, Y.; Yan, M. (2004). "Effects of Dy and Nb on the magnetic properties and corrosion resistance of sintered NdFeB". Journal of Magnetism and Magnetic Materials. 283 (2–3): 353–356. Bibcode:2004JMMM..283..353Y. doi:10.1016/j.jmmm.2004.06.006. 
  39. ^ "What is Terfenol-D?". ETREMA Products, Inc. 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Mei 2015. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  40. ^ Kellogg, Rick; Flatau, Alison (May 2004). "Wide Band Tunable Mechanical Resonator Employing the ΔE Effect of Terfenol-D". Journal of Intelligent Material Systems & Structures. 15 (5): 355–368. doi:10.1177/1045389X04040649. 
  41. ^ Leavitt, Wendy (Februari 2000). "Take Terfenol-D and call me". Fleet Owner. 95 (2): 97. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  42. ^ "Supercritical Water Oxidation/Synthesis". Pacific Northwest National Laboratory. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 April 2008. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  43. ^ "Rare Earth Oxide Fluoride: Ceramic Nano-particles via a Hydrothermal Method". LaboratoriumNasional Pacific Northwest. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Mei 2010. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  44. ^ Hoffman, M. M.; Young, J. S.; Fulton, J. L. (2000). "Unusual dysprosium ceramic nano-fiber growth in a supercritical aqueous solution". J. Mater. Sci. 35 (16): 4177. Bibcode:2000JMatS..35.4177H. doi:10.1023/A:1004875413406. 
  45. ^ "Physicists give weird new phase of matter an extra dimension". Live Science. 18 Agustus 2021. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  46. ^ Gray, Theodore (2009). The Elements. Black Dog and Leventhal Publishers. hlm. 152–153. ISBN 978-1-57912-814-2. 
  47. ^ Milward, Steve dkk. (2004). "Design, Manufacture and Test of an Adiabatic Demagnetization Refrigerator Magnet for use in Space". Diarsipkan 4 Oktober 2013 di Wayback Machine.. University College London.
  48. ^ Hepburn, Ian. "Adiabatic Demagnetization Refrigerator: A Practical Point of View". Diarsipkan 4 Oktober 2013 di Wayback Machine.. Cryogenic Physics Group, Mullard Space Science Laboratory, University College London.
  49. ^ Carreira, J. F. C. (2017). "YAG:Dy – Based single white light emitting phosphor produced by solution combustion synthesis". Journal of Luminescence. 183: 251–258. Bibcode:2017JLum..183..251C. doi:10.1016/j.jlumin.2016.11.017. 
  50. ^ Lu, M.; Youn, S.-H.; Lev, B. (2010). "Trapping Ultracold Dysprosium: A Highly Magnetic Gas for Dipolar Physics". Physical Review Letters. 104 (6): 063001. arXiv:0912.0050 . Bibcode:2010PhRvL.104f3001L. doi:10.1103/physrevlett.104.063001. PMID 20366817. 
  51. ^ Lu, M.; Burdick, N.; Youn, S.-H.; Lev, B. (2011). "Strongly Dipolar Bose-Einstein Condensate of Dysprosium". Physical Review Letters. 107 (19): 190401. arXiv:1108.5993 . Bibcode:2011PhRvL.107s0401L. doi:10.1103/physrevlett.107.190401. PMID 22181585. 
  52. ^ Lu, M.; Burdick, N.; Lev, B. (2012). "Quantum Degenerate Dipolar Fermi Gas". Physical Review Letters. 108 (21): 215301. arXiv:1202.4444 . Bibcode:2012PhRvL.108u5301L. doi:10.1103/physrevlett.108.215301. PMID 23003275. 
  53. ^ Martin, W C; Zalubas, R; Hagan, L (Januari 1978). "Atomic energy levels - the rare earth elements". OSTI.GOV. OSTI 6507735. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  54. ^ Chomaz, L.; Ferrier-Barbut, I.; Ferlaino, F.; Laburthe-Tolra, B.; Lev, B.; Pfau, T. (2022). "Dipolar physics: a review of experiments with magnetic quantum gases". Rep. Prog. Phys. 86 (2): 026401. arXiv:2201.02672 . doi:10.1088/1361-6633/aca814. PMID 36583342 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  55. ^ Dierks, Steve (Januari 2003). "Dysprosium". Material Safety Data Sheets. Electronic Space Products International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 September 2015. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  56. ^ Dierks, Steve (Januari 1995). "Dysprosium Chloride". Material Safety Data Sheets. Electronic Space Products International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 September 2015. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  57. ^ Dierks, Steve (Desember 1995). "Dysprosium Fluoride". Material Safety Data Sheets. Electronic Space Products International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 September 2015. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 
  58. ^ Dierks, Steve (November 1988). "Dysprosium Oxide". Material Safety Data Sheets. Electronic Space Products International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 September 2015. Diakses tanggal 1 Juli 2023. 

Pranala luar

sunting