Arsitektur India
Arsitektur India
Arsitektur India
DOSEN PEMBIMBING :
RENY KARTIKA SARY S.T.,M.T.
DISUSUN OLEH :
YURENGKI (142017002)
Arsitektur Kolonial
Seperti aspek yang lainnya, kolonisasi India juga berdampak pada gaya arsitektur
mereka. Akibat kolonisasi, bab baru dari arsitektur India dimulai. Belanda, Portugis dan
Perancis membuktikan kekuasaanya melalui bangunan yang mereka buat. Namun, Inggris
menjadi negara yang paling berpengaruh pada perkembangan arsitektur India. Sebagian besar
gedung-gedung pemerintah, sistem kereta api dan jalan raya di India dipengaruhi oleh budaya
dan arsitektur Inggris. Gaya Eropa yang dicampur dengan gaya India kuno seperti
atap overhang yang lebar dan paviliun yang berdiri sendiri.
Arsitektur Kuno
Arsitektur India adalah arsitektur tua yang sama tuanya dengan sejarah dari peradaban
manusianya. Sisa-sisa dari bangunan awal di India dapat kita lihat di kota lembah Indus. Di
antara sisa-sisa arsitektur kuno India, yang paling khas adalah candi, vihara, stupa, dan struktur
keagamaan lainnya.
Arsitektur Kuil
Pada India kuno, arsitektur candi dengan standar yang tinggi dibuat di hampir semua
daerah. Gaya arsitektur yang berbeda-beda adalah hasil dari keanekaragaman geografis, iklim,
etnis, ras, sejarah, dan Bahasa. Kuil di India diklasifikasikan dalam tiga jenis yang luas.
Klasifikasi ini didasarkan pada gaya arsitektur yang berbeda pada setiap bangunan candi. Pada
dasarnya, candi atau kuil di India memiliki ciri khas seperti konstruksi yang megah, patung yang
indah, ukiran halus, kubah tinggi, dan halaman yang luas.
1. Kerajaan Pallava, memerintah dari abad ke-6-9 Masehi. Kuil besar yang dibangun pada masa
pemerintahannya yaitu kuil Mahabalipuram, Ibukotanya Kanchipuram, sekarang berada di
wilayah Tamilnadu.
2. Kerajan Chola, kerajaan ini berkuasa pada tahun 900-1150 M diperintah oleh Raja Chola I
dan putranya Rajendra Cholaruled dan membangun kuil Brihadeshvara dan kuil Siwa
Thanjavur.
3. Kerajaan Chalukya Badami yang disebut Chalukya awal yang diperintah oleh, Badami pada
tahun 543 -753 M yang kemudian menghasilkan langgam Vesara disebut juga Arsitektur
Chalukya Badami. Contoh yang paling bagus dari seni kuil ini nampak pada kuil Pattadakal,
Aihole dan Badami di Karnataka utara. Lebih dari 150 kuil tertinggal di lembah Malaprabha.
5. Chalukya Barat disebut juga Chalukya Akhir yang memerintah Decca dari tahun 973-1180 M
menghasilkan kembali langgam chalukya dikenal dengan langgam Gadag, yang artinya di
dalam dan antara (in-between). Terdapat lebih dari 50 kuil yang masih bediri di sekitar
sungai Krishna, di tengah Kartanaka. Kuil Kasi Vishveshvara di Lakkundi, Mallikarjuna di
Kuruvatii, Kalleshwara di Bagali dan Mahadeva di Itagi merupakan kuil-kuil yang indah dan
menarik yang dibangun oleh arsitek-arsitek semasa kerajaan Chalukya akhir.
6. Raja Hoysala memerintah India Selatn pada tahun 1100-1343M dan mengembangkan
sebuah konsep arsitektur yang disebut Hoysala Arsitektur id negara Karnataka. Karya
arsitektur kuil yang terbaik yaitu kuil Chennakesava di Belur, kuil Hoysaleswara di Halebidu,
dan kuil Kesava di Somanathapura.
7. Kerajaan Vijayanagar yang memerintah seluruh wilayah India Selatan pada tahun 1343-
1565M membangun sejumlah kuil di ibukota Vijayangar dengan menggabungkan beberapa
langgam yang berkembang di India Selatan pada masa sebelumnya. Beberapa elemen yang
dihasilkan dari karya tersebut yaitu pilar Yali (pillar yang bersimbol kuda), balustrade (
parapets) and pilar berhias (manatapa). Beberapa raja yang memerintah Vijayanagar
membangun kuil-kuil yang kemudian dikenal sebagai gaya arsitektur Vijayanagar. Arsitektur
hindu di India dibagi atas tiga langgam:1
1. Langgam Hindu Selatan, dipraktekkan oleh bangsa ras Tamil dan seluruh wilayah yang
terletak antara Cape Comorin dan Nerbuddha atau wilayah Vidya.
2. Langgam Utara atau Hindu Arya, ditemukan hanya di wilayah Himalaya yang berbatasan
dengan ras Arya yang berbahasa Sancrit atau dikenal dengan The Bengal Presidency.
3. Langgam Kasmir atau Punjab, berbeda dari kedua diatas, akan tetapi lebih mirip kepada
langgam yang di selatan.
Selama abad pertengahan, kuil Hindu dibuat dari pahatan dinding tebing atau bukit. Hingga
saat ini konsep arsitektural Hindu mempengaruhi bangunan-bangunan atau arsitektur Budha. Konsep
merancang kuil dibuat oleh seorang Brahmin. Brahmin juga menentukan pemilihan tapak dan menguji
keadaan tanah, dan tebalnya sesuatu dinding atau tiang mengikut segi mithologykal dan astronomikal
Hindu yang dikenal dengan formula Vastupurushamandala (tatanan untuk bangunan sakral). Tantanan
ini dituangkan dalam tatanan ilmu arsitektur Hindu dinamakan vastushastra. Tatanan bentuk manusia
dalam posisi semedi di dalam grideon yang secara konsistens mengatur rancangan bentuk kuil di
wilayah India.
Kuil-kuil hindu menggunakan bentuk empat persegi daripada bentuk lingkaran seperti yang
digunakan dalam arsitektur Budha. Bentuk empat persegi ini menyimbolkan kestabilan dan
kekekalan. Beberapa ciri lain dari arsitektur hindu yaitu penggunaan sistem trabeate yaitu massive
block dari batu yang menjadi material dasar dalam pembangunan kuil India. Sistem ini berupa tiang
tegak dengan alang melintang sistem ini digunakan dengan begitu meluas sekali. Walaupun sistem
Arch Vault lebih ekonomis dan digunakan di seluruh dunia. Mandala empat segi atau charta firasat
arsitek Hindu, mengandung 64 atau 81 kotak. Brahma, dewa utama, pemelihara dan pemusnah
menduduki empat segi tengah. Dewa-dewa lain menduduki tempat-tempat di penjuru.
Kuil hindu memiliki empat ruang prinsip dalam perancangannya yang menjadi konsep
arsitektur Hindu yaitu Garbha griha, Mantapa, Gopura dan Choultri dengan penjelasan sebagai
berikut.
1. Garbha griha
Merupakan bagian utama dan terpenting dari kuil dan merupakan inti/induk bangunan yang
disebut vimana (di India Selatan) atau mulaprasada (di India Utara). Denahnya berbentuk
bujursangkar atau persegi, untuk kuil yang kecil biasanya perbandingan antara tinggi dan lebar
bangunan 1:1 atau berbentuk kubus, dan kuil yang besar biasanya tingginya jauh lebih besar daripada
lebarnya. Terdapat bagian yang tegak lurus terbuat dari batu dan granit yang didekorasi dengan
pilaster dan ornamen. Vimana beratap tingkat seperti pyramid umumnya terbuat dari bata yang
diplester dengan semen kemudian diakhiri dengan ‘dome’ kecil (umumnya di india selatan). Vimana
yang terbesar di Tanjore yang terdiri dari 14 tingkat dengan tinggi hampir 200 ft.
Pelataran depan atau Mantapa, ruang bagian luar yang sebagian dilingkupi dinding yang
memiliki pintu. Satu pintu sebagai penghubung ke vimana sedangkan pintu lain sebagai akses jalan
dan masuknya cahaya ke ruang dalam. Ruang mandapa berbentuk bujursangkar atau persegi, biasanya
sama bentuknya dengan bangunan kuil inti (vimana). Beberapa kuil memilki ‘mandapa luar atau
Maha Mandapa’ dan ‘mandapa dalam atau Ardha Mandapas’. Ada juga kuil yang memiliki gabungan
dari kedua mandapa, biasanya yang mandapa luar bersifat terbuka dan mandapa dalam bersifat
tertutup. Atapnya berbentuk piramid, tapi jauh lebih rendah dari atap vimana, sering juga berbentuk
flat yang tidak berornamen. Atap ditopang oleh pilar, akan tetapi sebisa mungkin dikurangi jumlah
pilar dengan membuat kotak-kotak pembalokan pada ceiling ( bracketing).
3. Gerbang Piramid
‘ Gopura’ Gerbang atau Gopura adalah jalan masuk kompleks halaman kuil yang berbentuk persegi
yang biasanya mengitari vimana. Jumlah gerbang mengikuti jumlah dinding pagar, kadang-kadang
juga melebihi jumlah dinding pagar. Bentuk gapura indentik dengan vimana, meskipun demikian
terdapat satu sisi yang lebih besar dan lebih panjang. Pada sisi yang panjang terdapat bukaan yang
biasanya 1/4-1/7 dari lebarnya. Gerbang piramid yang paling besar dimiliki oleh kuil di
Combaconum, ibukota Kerajaan Chola setelah penolakan Tanjore. Terdiri dari 12 tingkat termasuk
basemen yang terbuat dari granit dan datar, sementara keseluruhan piramid terbuat dari batu bata
diplester dengan sculpture dan ornamen.
Choultri merupakan bangunan extra di sekitar kompleks kuil. Biasanya digunakan untuk berbagai
kegiatan upacara: tarian, nyanyian dan upacara perkawinan. Pada awalnya sebagai beranda (porches),
kemudian berkembang menjadi ruang untuk berbagai kegiatan terutama untuk upacara yang
berhubungan dengan perkawinan. Hall berpilar yang besar yaitu ada di Tinnevelly yang terdiri dari
100 kolom pada sisi yang panjang dan 10 pada sisi yang lebarnya. Kemudian hall berpilar di
Chillumbrum terdiri dari 24 kolom pada sisi lebar dan 41 kolom pada sisi panjangnya. Arsitektur batu
(stone architecture) juga telah tumbuh di India terbukti pada Tinggalan sejarah istana Pataliputra dan
juga Ashoka Stambha (prasasti tugu monolitik) yang bertuliskan maklumat dari raja Ashoka. Pada
ujung atas prasasti terdapat ukiran batu berkepala empat singa yang menjadi simbol dari kerajaan
Ashoka. Pada masa Ashoka telah diperkenalkan arsitektur batu pahat yang mentradisi hingga lebih
dari 100 tahun lamanya hingga masa arsitektur Budha, Jaina dan Hindu, terdapat banyak ruang
pemujaan yang dipahat di dinding tebing atau gunung. Konon, tradisi ini berasal dari Mesir kuna dan
Persia. Pada saat yang sama, Viharas (Buddhist monasteries), mulai dibangun setelah kematian Budha
terutama pada masa Kerajaan Mauryan dengan karakteristik monumen stupa, chaitya; ruang meditasi
yang terdapat stupa didalamnya. Arsitektur Budha berkembang pada masa Pemerintahan Ashoka,
terdapat tiga bangunan yang penting dalam arsitektur Budha yaitu chaitya (ruang meditasi para biksu),
vihara (asrama) dan stupa (monumen budha). Dalam satu lahan paling sedikit terdapat satu chaitya
dan beberapa vihara.
5. Stupa
Stupa adalah monumen untuk memperingati Budha dan para pengikutnya. Berbentuk setengah
bulatan yang secara filosofis melambangkan “kubah syurga” (Dome of Heaven) atau melambangkan
struktur kosmik yang menetap terbuat dari batu atau tanah atau material lainnya dengan struktur dan
konsep arsitektural sebagai berikut: Bangunan stupa terdiri dari beberapa bagian atau elemen yang
mebentuk satu konsep arsitektur sebagai berikut:
Harmika yaitu pagar empat segi stupa memberi peringatan “syurga 33 tahun lambang dari
petisuci Budha dan menjadi sentral dari meditasi
Yashti berbentuk tiga Lapis payung yang melambangkan paksi dunia.
Stambha, tiang yang bertuliskan ukiran ayat-ayat suci dari kitab Pali berfungsi sebagai alat
sebaran agama Budha.
Vedik, pagar yang mengelilingi stupa pada mulanya dibuat dari bahan kayu, pada zaman
syuga digantikan dengan bahan batu. e. Torana, gerbang (jalan/pintu masuk) ke dalam stupa
yang berasal dari bahasa Sansekerta.
6. Chaitya Griha
Chaitya griha adalah tempat meditasi para sami Budha dalam mempelajari ajaran Budha, kata ini
berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya tempat suci. Chaitya terdiri dari barisan tiang yang
beratap, di ujungnya yang membentuk membentuk garis keliling melingkari stupa yang ada
didalamnya. Pada beberapa site dari tipikal chaitya ada yang berbentuk sekuen dari bentuk persegi
diakhiri dengan ruang suci tempat stupa. Contoh Chaitya yang paling bagus terdapat Ajanta and
Ellora. Berbagai macam bentuk dan konsep chaitya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
7. Vihara (Monasteries)
Monasteries (Vihara) merupakan asrama atau tempat tinggal para sami Buddha selama mereka
bermeditasi. Vihara terdiri dari ruang-ruang sel kecil yang terisolasi dan ruang bersama berupa hall
yang dikelilingi oleh tiang-tiang ( portico) yang merefleksikan ruang komunal dari asrama, sehingga
vihara dikenal sebagai hall dengan serambi. Orientasi dari vihara bervariasi tidak ada arah tertentu
sebagai patokan. Berbagai macam tipikal dari vihara terdapat pada gambar berikut ini.
1. Madhubani
Madhubani adalh teknik lukisan atau disebut juga Mithila. Madhubani adalah gaya
lukisan India yang dipraktikkan di wilayah Mithila dari Negara Bagian Bihar, India dan
bagian-bagian yang berdampingan Terai di Nepal. Lukisan ini dilakukan dengan jari, ranting,
kuas, pena-pena, dan korek api, menggunakan pewarna alami dan pigmen, dan ditandai oleh
pola geometris yang eye catching. Ada lukisan untuk setiap kesempatan dan festival seperti
kelahiran, pernikahan, holi, surya shasti, Kali puja, Upanayanam (upacara benang suci), dan
durga puja.
2. Warli
Warli atau Varlis merupakan suku asli atau Adivasis, yang tinggal di daerah
pegunungan serta pesisir perbatasan Maharachtra-Gujarat dan sekitarnya. Mereka memiliki
keyakinan mereka sendiri yaitu animisme, hidup, kebiasaan dan tradisi, karena akulturasi,
mereka telah mengadopsi banyak kepercayaan Hindu. Ciri khas motif Warli adalah adanya
lingkaran, segitiga dan kotak. Lingkaran dan segitiga berasal dari pengamatan mereka tentang
alam, lingkaran mewakili matahari dan bulan, segitiga yang berasal dari gunung dan pohon.
3. Tanjore
Motif Tanjore merupakan lukisan klasik yang berasal dari India Selatan tepatnya dari
kota Thanniavur di Tamil Nadu, India. Tanjore lukisan dikenal karena kekayaan mereka,
warna yang hidup, komposisi kompak dan terutama foil emas berkilauan yang digunakan
untuk memberikan tampilan agar lukisan maskin kaya.
Bahan bangunan Arsitektur India Kuno dan Kuil
Tidak beda dengan arsitektur candi di Indonesia, karna bahan dan metode
pembangunan candi,kuil,vihara lebih dahulu di perkenalkan di Indonesia maka bahan
bangunannya pun sama sesuai dengan penjelasan kitab agama hindu dan budha yang mereka
anut.