Aqua
Aqua
Aqua
Oleh:
Shahena Slim
NIM. R0007148
PENGES AHAN
dengan peneliti :
S hahena S lim
NIM. R0007148
Pembimbing I
Pembimbing II
Ketua Program
D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan tak lupa sholawat serta
salam selalu tercurah bagi Nabi besar junjungan kita Nabi M uhammad SAW.
Alhamdulillahi robbil alamin atas segala rahmat, hidayah, kekuatan dan
kemudahan yang dilimpahkan Allah SWT sehingga penulis dapat melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) serta penyusunan laporan dengan judul Magang
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Tirta Investama Pandaan
Jawa Timur dapat diselesaikan.
Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas sebagai
persyaratan kelulusan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III
Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas M aret
Surakarta. Selain itu, praktek kerja lapangan ini dilakukan guna menambah ilmu
bagi mahasiswa tentang penerapan ilmu-ilmu yang di dapatkan selama kuliah dan
mengetahui permasalahan dan hambatan yang ada mengenai penerapan
Keelamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.
Pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan ini penulis telah
dibantu dan dibimbing oleh banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. A.A Subiyanto, dr.,M S selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas M aret Surakarta.
2. Bapak Putu Suriyasa, dr., M S, PKK, Sp.OK selaku Ketua Program Diploma
III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas M aret Surakarta dan
iii
iv
S hahena S lim
R0007148
DAFTAR IS I
HALAM AN PENGESAHAN........................................................................
ii
iii
DAFTAR ISI...................................................................................................
vi
viii
ix
B. Tujuan M agang....................................................................................
C. M anfaat M agang..................................................................................
A. Persiapan .............................................................................................
D. Pelaksanaan..........................................................................................
19
25
D. Keselamatan Kerja...............................................................................
31
40
vi
F. Ergonomi..............................................................................................
43
48
50
59
62
62
B. Keselamatan Kerja...............................................................................
68
75
D. Ergonomi..............................................................................................
79
82
83
84
86
A. Kesimpulan..........................................................................................
86
B. Saran ....................................................................................................
88
90
vii
DAFTAR TABEL
26
27
29
30
32
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya menghasilkan suatu produk yang berkualitas tinggi dan
sebagai pemenuhan kebutuhan bagi konsumen menuntut untuk menggunakan
teknologi canggih berupa alat-alat yang modern. Penggunaan alat-alat canggih
tentunya akan mendatangkan bahaya bagi operatornya atau bagi karyawan lain
serta memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Di
sinilah pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja yang maksimal diharapkan
dapat meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan dari sebuah proses
produksi, sehingga usaha efisiensi dan peningkatan produktifitas yang dilakukan
perusahaan dapat terwujud (Anonim, 2007).
Faktor sumber daya manusia merupakan aset utama yang menentukan
keberhasilan proses produksi, sehingga perlu diberikan perlindungan kerja yang
sebaik-baiknya agar dapat menunjukan penampilan kerja yang baik yang akan
tercermin dalam tingkat produktivitas kerja yang tinggi (Sumamur, 1995).
Tidak hanya upah yang menjadi tolok ukur dalam menetukan jenis
pekerjaa, keselamatan kerja merupakan hal yang seharusnya juga menjadi
prioritas utama. Keselataman dan Kesehatan Kerja pun telah di atur dalam
undang-undang No. 1 tahun 1970 yang isinya antara lain tentang syarat -syarat
keselamatan kerja yang bertujuan:
setiap
kerja atas
hak
keselamatannya.
3. Sumber produksi yang dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk melaksanakan
secara berkala terhadap pelaksanaan perundang-undangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) guna mencapai keselamatan, kesehatan serta kesejahteraan
bagi tenaga kerja dan masyarakat sekitar (Sumamur, 1995).
PT. Tirta Investama Pandaan adalah sebuah perusahaan air minum yang
sudah menggunakan teknologi canggih meskipun sebagian masih menggunakan
tenaga manual. Kegiatan produksi ini mengandung bahaya tinggi baik bagi
karyawan maupun dampaknya bagi lingkungan. Oleh karena itu, penting adanya
pengelolaan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup.
PT. Tirta Investama Pandaan merupakan salah satu industri yang sudah
menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup serta telah
menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi karyawan dan bagi orang lain yang
ada di tempat kerja, training K3, sarana dan prasarana p engolahan limbah hasil
industri, dll.
Dengan praktek kerja lapangan di PT. Tirta Investama Pandaan dapat
menimba ilmu pengetahuan dan pengalaman yang berkenaan dengan Higene
Perusahaan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Selain itu mahasiswa dapat
B. Tujuan Magang
1. Untuk mengetahui faktor-faktor bahaya yang ada di PT. Tirta Investama
Pandaan.
2. Untuk mengetahui potensi-potensi bahaya yang ada di PT. Tirta Investama
Pandaan.
3. Untuk mengetahui penerapan aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja di
PT. Tirta Investama Pandaan.
4. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pelayanan kesehatan di PT. Tirta
Investama Pandaan.
5. Untuk mengetahui penerapan ilmu industrial hygene dan ilmu ergonomi di
PT. Tirta Investama Pandaan
6. Penulis dapat mendiskripsikan upaya-upaya pengelolaan keselamatan dan
kesehatan kerja secara sistematis dalam suatu laporan yang dapat menjadi
informasi bagi para pembacanya.
C. Manfaat Magang
Dari pelaksanaan magang yang dilaksanakan penulis, dapat memberikan
manfaat antara lain:
1.
a.
Bagi M ahasiswa
Sebagai wahana pelatihan kerja bagi penulis dalam bidang Hiperkes dan
Keselamatan Kerja.
d. M enambah pengetahuan penulis tentang faktor dan potensi bahaya yang ada
di suatu perindustrian.
2.
Bagi Perusahaan
b. M enambah
dan KK
untuk
BAB II
METODOLODI PENGAMBILAN DATA
A. Persiapan
1. Permohonan Ijin Praktek Kerja Lapangan di PT. Tirta Investama
Persiapan dilakukan penulis sebelum magang yaitu pada tanggal 22
November 2009. Penulis mengirimkan proposal magang kepada PT. Tirta
Investama Pandaan
Kemudian PT. Tirta Investama Pandaan memberikan jawaban pada
tanggal 3 Desember 2009 dan kemudian mengirimkan surat jawaban penerimaan
magang dari PT. Tirta Investama pada tanggal 7 Januari 2010.
2. Pembekalan untuk M agang
Pembekalan bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi
mahasiswa yang akan melaksanakan tugas magang. Pembekalan ini diberikan
oleh dosen pengajar Program D-III Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Selain itu,
penulis juga berusaha membekali diri dengan membaca beberapa referensi yang
berhubungan keselamatan dan kesehatan kerja.
Wawancara
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan data dilaksanakan selama dua bulan terhitung mulai tanggal 1
Februari 2010 sampai dengan 30 April 2010.
BAB III
HAS IL MAGANG
10
1998 kepemilikan sahamnya terus menurun, terbukti pada tahun 2001 saham
AQUA mencapai 40% dan DANONE 70%, sampai saat ini tahun 2010
DANONE telah menguasai saham AQUA sebesar 80%, sehingga dalam
manajemen perusahaanpun telah diolah penuh oleh mereka.
PT. Tirta Investama Pandaan saat ini memproduksi dengan kemasan
ulang 5 gallon, 375/380 ml, dan kemasan sekali pakai 240 ml, 600 ml, 1500
ml dan 500 ml untuk merk M IZONE. Kawasan pabrik yang sama dari PT.
TIRTA INVESTAM A Pandaan ini membuka air minum isotonic bervitamin
dengan merk dagang M IZONE. Produksi M IZONE berada di Pasuruan dan
hanya satu-satunya di Indonesia dan M IZONE sendiri memenuhi semua
kebutuhan wilayah Indonesia, hal ini disebabkan kualitas dari air dan
kemampuan daerah pabrik tersebut dalam menyediakan bahan baku.
PT. TIRTA INVESTAM A Pandaan juga telah mendapat sertifikat
ISO 9001:2000, ISO 14001:2004, ISO 2200, GM P/GHP/GSP, OSHM ,
penerapan system managemen K3, serta penerapan HACCP.
2. Lokasi Umum Perusahaan
a.
Lokasi Perusahaan
11
b.
Lokasi dari PT. TIRTA INVESTAM A Pandaan ini berada dikaki gunung
Arjuno. Sumber mata air yang dipergunakan untuk produksi semuanya diambil
dari sumber air gunung Arjuno, dimana 3 sumber mata air tersebut lokasinya
berada didalam pabrik dan telah mengalami ferifikasi dalam berbagai tahapan
yang memakan waktu minimal 2 tahun pengujian.
Sumber pertama digunakan untuk produksi AM DK dengan merk dagang
AQUA yang berkapasitas 240 ml dan 1500 ml. Sumber kedua digunakan untuk
produksi AM DK dengan merk dagang AQUA yang berkapasitas 600 ml dan 5
gallon, sedangkan untuk sumber ketiga digunakan untuk produksi AM DK dengan
merk dagang M IZONE dengan kapasitas 500 ml.
12
Bahan baku yakni sumber mata air dari gunung Arjuno Pandaan
merupakan jenis kualitas air terbaik (fisik, kimia, mikrobiologi) dari semua
sumber mata air yang ada didaerah lain yang saat ini juga diambil oleh AQUA
GRUP,
13
14
b.
Juga
15
2) Keterbukaan
Nilai-nilai keterbukaan ini antara lain: keingintahuan yaitu menandakan
adanya kesadaran dan pandangan ke depan, membiasakan diri dengan orang
lain, menolak gagasan dan model yang kaku serta imajinasi. Ketangkasan
yaitu sama artinya dengan vitalitas, energi, kecepatan, fleksibilitas, dan
kemampuan beradaptasi. dan dialog yaitu suatu komitmen untuk mengadakan
diskusi dan melakukan pendekatan persuasif di atas kekuasaan. Senang
dengan perdebatan dan dapat menerima pandangan yang berbeda, termasuk
keinginan untuk mendengarkan.
3) Kedekatan
Nilai dari kedekatan ini antara lain: aksesibilitas yaitu mulai dengan pesanpesan dan tindakan yang jelas dan terus terang, langsung dan mudah
dipahami. Tercermin dalam gaya manajemen yang tidak terpusat dan
informal dengan jalur komando yang pendek serta para manajer yang mampu
mewujudkannya terhadap staf mereka. Juga menyiratkan adanya penawaran
tentang merk dan produk kita dalam hubungan dengan para konsumen tersedia di berbagai tempat, setiap hari, dan untuk semua orang. Terwujud
dalam suatu pendekatan yang pragmatis. Kredibilitas yaitu sangat penting
untuk menjadi diri sendiri - selalu berpegang pada inti dan kebiasaan pribadi.
Itu berarti bertanggungjawab terhadap keputusan dan inisiatif sebagaimana
layaknya. Sama artinya juga dengan keterbukaan yang tercermin lewat sikap
dan tingkah laku yang terus terang serta terbuka. Empati yaitu Ditandai
dengan adanya kehendak untuk membantu orang lain. M enyiratkan adanya
16
penerimaan bahwa faktor perasaan adalah penting dalam hubungan antarmanusia - percaya terhadap orang lain dan menghidupkan juga kepercayaan
mereka. Lebih spesifik lagi, membangun hubungan dengan para pelanggan,
pemasok, dan konsumen di atas mekanisme jual beli.
4) Keempat Antusiasme
Nilai-nilai dari antusiasme antara lain keberanian y aitu ditandai dengan
adanya kehendak untuk membantu orang lain. M enyiratkan adanya
penerimaan bahwa faktor perasaan adalah penting dalam hubungan antar
manusia, percaya terhadap orang lain dan menghidupkan juga kepercayaan
mereka. Lebih spesifik lagi, membangun hubungan dengan para pelanggan,
pemasok, dan konsumen di atas mekanisme jual beli. Haus tantangan yaitu
sama artinya dengan keyakinan, dorongan untuk meyakinkan dan memimpin,
kenikmatan kerja,dan kemampuan melebihi orang lain untuk mencapai
keunggulan. Semangat yaitu ditandai dengan sikap optimis dan antusias serta
keinginan untuk berkembang dan memimpin.
Nilai-nilai dari DANONE GROUP tersebut telah diaplikasikan dalam
keseharian kerja setiap karyawan yang berada di PT. Tirta Investama Pandaan.
Nilai-nilai tersebut adalah sebagai salah satu upaya perbaikan kualitas dan
kuantitas internal atau eksternal sebuah perusahaan yang leading di Indonesia.
4. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan di PT. Tirta Investama Pandaan
berkembang secara dinamis karena didorong faktor internal dan eksternal. Sejak
melakukan sinergi dengan DANONE GROUP pada tahun 1998 maka AQUA
17
18
dan
penerjemah
kebijaksanaan-kebijaksanaan
manajemen
atas.
M anajemen menengah meliputi Supervisor, kepala sub bagian, kepala seksi dan
kepala. Setiap personil mempunyai wewenang mengambil keputusan sesuai
dengan fungsinya masing-masing.
19
B. Proses Produksi
1.
Penanganan Air
pengamanan pangan atau food safety skid untuk menghilangkan mikroba patogen
atau mikroba yang berbahaya untuk kesehatan tubuh. Setelah melalui sistem
pengamanan tersebut AQUA siap dikemas.
3.
20
sebelum diisi dengan air, mengalami pencucian secara manual terlebih dahulu
dengan tenaga manusia. Botol yang masih layak pakai dicuci dengan disikat
bagian luar dan dalam botolnya, sedangkan botol yang berkerak direndam dengan
menggunakan cairan HCL selama 3-4 jam kemudian dibersihkan lagi secara
manual. Setelah itu botol dicek apakah sudah benar-benar bersih baru kemudian
diberi label dan dimasukkan ke mesin pencucian otomatis (Washer 5 Gallon).
Dalam mesin Washer 5 Gallon, botol gallon dicuci dengan tahap -tahap
sebagai berikut:
a. Pencucian Awal
Setelah botol masuk ke mesin Washer 5 Gallon, botol disemprot dengan
air panas yang bersuhu 40-50oC. Dengan tujuan untuk menghilangkan sisa
kotoran yang masih menempel di botol.
b. Pencucian dari Sarchmi
Dalam pencucian botol ini, dengan menggunakan deterjen ESTEEM
sebagai bahan pencuci botol sekaligus untuk membunuh mikroorganisme yang
menempel pada botol. Deterjen ini merupakan larutan biasa yang mempunyai
kaustik yang rendah yang tidak berbahaya bila digunakan pada makanan,
minuman atau obat-obatan.
c. Pembilasan Akhir
pada tahap ini botol disemprot dengan air panas bersuhu 38 oC dan dibilas
dengan air segar yang ditambah dengan klorin sebanyak 8 ppm agar botol tidak
tercemar oleh bakteri. Selanjutnya diteruskan dengan proses pengisian.
21
4.
22
23
5.
a.
Botol M izone
Setelah botol jadi kemudian masuk ke mesin filler 500 ml
24
diteliti apakah ada produk yang tidak standar. Setelah itu botol
melewati mesin krones (kapasitas 25200/jam) untuk diberi label dan
seal. Kemudian melewati mesin pemanas (shrink tunel) untuk
merekatkan seal. Setelah itu melewati visual control lagi untuk
meneliti produk jadi yang tidak standard misalnya tutup miring,
botol cacat, nitrogen lebih, bottom botol tipis, volume kurang, botol
gembung, dll. Kemudian botol melewati pengatur untuk di atur
apabila ada botol yang roboh atau nyangkut. Setelah itu melewati ke
mesin packing (pick and place) untuk menempatkan botol ke dalam
kardus dan melewati mesin perekat box (youngsun) kapasitas 1450
box/jam. Kemudian proses palleting dengan melewati mesin
penghitung jumlah box/jam.
Box maker tidak dengan manual tetapi menggunakan mesin
youngsin (carton former). Tutup botol tidak memproduksi sendiri
namun membeli dari pihak luar. Sebelum tutup dimasukkan ke
mesin, melalui proses ozonasi untuk mensterilkan tutup botol. Suhu
di dalam ruangna mesin filler 22,7C. Suhu dibuat dingin untuk
mencegah bakteri berkembang. Di samping itu juga diberi filter.
b.
25
Kegiatan
Pembuatan
botol 600 ml,
1500 ml,
gallon,
M IZONE
Faktor
Bahaya
Panas
Bising
Getaran
Pengisian air
(filling)
Bising
Getaran
Area 2
Water
treatment
Bising
Panas
Getaran
Pencegahan dan
Pengendalian
M emasang
ventilasi, local
ekshauster
M emakai ear plug
atau ear muff
M emasang
peredam pada
mesin
M emakai ear plug
atau ear muff
M emasang
peredam pada
mesin
Bersambung ke halaman 26
26
Area 3
M esin : Gabler M 91 dan
M 98, Sheet maker
Proses
produksi cup
Bising
Panas
Getaran
Area 2
Pretreatment
gallon I, II
Lembab
Bising
Angkat-angkut
Uap HCl
Cedera
punggung
Getaran
Panas
Kegiatan
Pembuatan
botol 600
ml, 1500 ml,
gallon,
M IZONE
Potensi
Bahaya
Terjepit
Terjatuh
Terbentur
Pengendalian yang
Sudah Dilakukan
Pasang label Awas
Terjepit, perawatan
mesin dilakukan
dalam keadaan
mesin mati
M emasang pagar
pengaman,
memasang hand
rolling pada tangga
M emasang
pengaman pada
mesin
Bersambung ke halaman 27
27
Pengisian air
(filling)
Area 2
Water
treatment
Area 3
M esin : Gabler M 91 dan
M 98, Sheet maker
Proses
produksi cup
Area 2
Bersambung ke halaman 28
28
Angkatangkut
Tertabrak
forklift
Kejatuhan
tumpukan
Tergores
Berjalan di jalur
pedestrian,
membunyikan
klakson forklift
setiap melewati jalan
simpangan,
menyalakan lampu
forklift pada saat
cuaca gelap
M emasang tanda
batas maksimum
tumpukan
M emakai Alat
Pelindung Diri
seperti sarung tangan
Area
YUDHIS TIRA
Finishing Alsim 1500 tanpa musik
Finishing Alsim 600 tanpa musik
Mc Sidel 1500
Mc Sidel 600
Mc Husky 1500
Mc Husky 600
Visual Control Alsim 1500
Visual Control Alsim 600
M c Bellis M arcom
KRES NA
Belah Gallon
M c Buttenfield
Regrind Spl i t
Regrind PET
Regrind M IZONE
GATOTKACA
Finishing Gallon I dengan musik
Finishing Gallon II dengan musik
Finishing 600 Sarchmi dengan musik
Intensitas
Kebisingan (dBA)
65,4
65,1
72,1
71,5
72,2
73,4
60,8
65,3
75,9
94,9
76,1
86,9
79,7
86
64,9
65,6
65,4
Bersambung ke halaman 29
29
30
Area
YUDHIS TIRA
Finishing Alsim 1500
Finishing Alsim 600
Mc Sidel 1500
Mc Sidel 600
Mc Husky 1500
Mc Husky 600
Visual Control Alsim 1500
Visual Control Alsim 600
Mc Bellis M arcom
KRES NA
Belah Gallon
Mc Buttenfield
Regrind Split
Regrind PET
Regrind M IZONE
GATOTKACA
Finishing Gallon I
Finishing Gallon II
Finishing 600 Sarchmi
Washer Gallon I
Washer Gallon II
Visual Control Sarchmi
Visual Control Gallon I
Visual Control Gallon II
Visual Control Botol Kosong Gallon I
Visual Control Botol Kosong Gallon II
S RIKANDI
Finishing 240
Finishing 240 Optima
Mc Gabler M 91
Mc Gabler M 98
Mc Sheet Maker M 91
Mc Sheet Maker M 98
Visual Control Sunny 240-1
Visual Control Sunny 240-2
Visual Control Sunny 240-3
Visual Control 240 Optima 1
Visual Control 240 Optima 2
Intensitas Penerangan
(Lux)
194,7
132,5
4,04
7,82
72,6
76,7
43,6
54,9
80
245,7
290,7
74,9
131
286
189,7
235,3
35,8
107,1
86,6
30,4
186
196
262
196
192
215,25
210,25
344
439
205
268
376
270
135
139,5
Bersambung ke halaman 31
31
S HINTA
Finishing Krupp
400,5
Mc Krupp B80
508
Mc Krupp B40
394
Visual Control Krupp
126,04
6
BIMA
Finishing M IZONE line A
127,5
Finishing M IZONE line B
93,3
Mc Blowing M IZONE
475,2
M c Husky M IZONE
280,7
Visual Control M IZONE line A
316,5
Visual Control M IZONE line B
256,5
Water Treatment M IZONE 1
107
Water Treatment M IZONE 2
44,6
7
NAKULA
Bengkel
231,25
Sumber : Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan pada Bulan April 2010
D. Keselamatan Kerja
Penerapan sistem keselamatan kerja di PT. Tirta Investama Pandaan
meliputi:
1. Penyediaan Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri yang rusak atau tidak berfungsi akan diganti oleh
perusahaan dengan syarat karyawan harus menunjukkan alat pelindung diri yang
rusak sebagai bukti.
Tabel 3. Spesifikasi Alat Pelindung Diri
No
1
Bagian
Produksi Area 1
32
Produksi Area 2
M asker
Sarung tangan
Selop Karet
Sepatu Boot
Ear Plug
Ear M uff
Kacamata Kimia (CIG)
Respirator
M asker M ASK
Full Face M ask
Electric Shoes
Cartridge RC 203
Produksi Area 3
M asker
Sarung Tangan
Ear Plug
Sepatu Boot
Sarung Tangan Kulit
Ear muff
Kacamata Kimia
Respirator
Cartridge RC 203
Human Research
M asker
Sarung Tangan
Ear Plug
Sepatu Boot
M asker Flu Burung
Quality Control
M asker
Sarung Tangan
Ear Plug
Bersambung ke halaman 33
33
Gudang Produk
M asker
Sarung Tangan
Sepatu Boot
M asker M ASK
Helm
Gudang M aterial
M asker
Sarung Tangan
Tekhnik
M asker
M asker N95
Sarung Tangan
Sarung Tangan Kulit
Ear Plug
Safety Shoes
Kacamata Kimia
Kacamata Las
2. Pemadam Kebakaran
PT. Tirta Investama Pandaan telah mengupakan pencegahan terhadap
kebakaran dengan menggunakan alat pemadam kebakaran. Alat pemadam
kebakaran yang disediakan antara lain:
a.
34
nyaring saat diketok berarti apar habis. Apar diletakkan di setiap tempat kerja dan
digantung di dinding sehingga mudah dilihat. Sedangkan penempatannya
diletakkan dijalur keluar dan cukup dekat dengan daerah berbahaya.
b.
Hidrant
Alarm Kebakaran
35
Larangan merokok
d. Peringatan terhadap adanya bahaya bising, panas, debu dan resiko terjepit
mesin
e.
f.
g.
j.
Jalur Evakuasi.
36
4.
f.
37
Khususnya pada waktu masuk ke ruang fiskim dan mikro harus menggunakan jas
laboratorium.
Di
laboratorium,
pelabelan
PT. Tirta Investama Pandaan mempunyai satu unit boiler jenis pipa api
dengan kualifikasi Boiler Omnical buatan tahun 1990. Boiler ini menggunakan
bahan bakar solar dan mempunyai kapasitas 3,2 ton per jam.
Boiler disini berfungsi untuk cuci gallon, mesin filler 240 ml dan water
treatment di area mizone. Sumber air berasal dari Sumber Tua namun sekarang
sumbernya dari kolam depan laboratorium. Pengecekannya tahunan setiap satu
tahun sekali dari bagian ahli boiler yang didatangkan dari pihak luar. Sedangkan
pengecekan rutin setiap satu minggu sekali dan dilaksanakan tiap hari minggu
karena mesin dalam keadaan mati. Bagian yang dicek antara lain vesselnya.
Kemudian untuk pembersihan lumpurnya dilakukan sebulan sekali dan pada hari
minggu juga. Lumpur kemudian di buang dengan dikumpulkan terlebih dahulu ke
dalam wadah. Pengisian bahan bakar dilakukan setiap satu shift sekali namun
kadang-kadang dua kali.Pengisian bahan bakar tiap shift rata-rata 800-900 liter
38
jika mesin jalan semua. Solar berada di tangki solar yang berada di samping
pabrik.
Kondisi boiler tetap dijaga agar tetap aman. Jangan sampai melebihi
tekanan selain itu juga jangan sampai drop karena akan mempengaruhi kerja
mesin.
Operator boiler ada tiga dan dibagi dalam tiga shift.Operator dilatih dalam
kaitannya
tentang pengoperasian
39
E. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan di PT. Tirta Investama Pandaan mendapatkan
perhatian khusus dari perusahaan. Adapun pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan meliputi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Poliklinik.
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
a.
Kotak P3K
Kotak P3K disediakan disetiap tempat kerja. Kotak P3K berisi obat obatan antara lain: obat alergi (CTM ), obat pengurang rasa sakit (antalgin), obat
sakit perut (promag dan entrostop), obat merah, kasa steril, perban gulung, plester,
tansoplast, norit, minyak kayu putih dan tetes mata. Dalam kotak P3K juga
40
disertakan buku petunjuk penggunaan obat dan catatan daftar orang yang
mengambil obat dan juga disertai tanda tangan orang tersebut.
P3K menjadi tanggung jawab foreman di masing-masing area. Setiap
satu minggu sekali diadakan pengecekan kotak P3K oleh satpam yaitu pada hari
Kamis, hari Jumat satpam memberikan daftar obat-obat di kotak P3K yang habis.
Kemudian hari sabtu suster poliklinik keliling untuk mengisi obat -obatan di kotak
P3K yang habis.
b.
Training P3K
Kondisi Poliklinik
Terdapat sebuah poliklinik dengan satu kamar periksa, satu kamar UGD,
satu kamar dokter yang juga sebagai ruang administrasi dan juga tempat
penyimpanan obat.
b.
Petugas Poliklinik
41
c.
M acam Pelayanan
Perawatan Kesehatan
42
f.
Bagi karyawan yang ingin menggunakan kacamata atau gigi palsu, akan
mendapatkan penggantian biaya dari perusahaan dengan syarat harus menyertakan
surat pernyataan menggunakan kacamata dari dokter ahli, dan juga ditanda
tangani oleh kepala seksi area masing-masing dan kepala pabrik.
g.
PT. Tirta Investama memiliki satu unit mobil ambulance yang dilengkapi
dengan kotak P3K dan selalu siap 24 jam untuk menghadapi keadaan darurat.
h.
M asjid
b. Sarana Olahraga
c.
Tempat Istirahat
Dana Pensiun
Bagi semua karyawan yang berumur 40 tahun untuk golongan II sampai
IV dan dibawah 55 tahun untuk golongan I harus menjadi peserta pensiunan
PT. Tirta Investama Pandaan.
f.
43
g.
Rekreasi
Tunjangan lain
j.
Cuti
4.
Prinsip 5R
F. Ergonomi
Penerapan sistem ergonomi di PT. Tirta Investama Pandaan meliputi aspek
aspek jenis pekerjaan, waktu kerja dan waktu istirahat, sikap kerja serta peralatan
kerja.
44
1. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan di PT. Tirta Investama Pandaan terbagi menjadi beberapa jenis
yaitu jenis pekerjaan ringan, sedang dan berat. Adapun pengklasifikasiannya
sebagai berikut:
a.
1240 karyawan dan karyawan kontrak sebanyak 174 sisanya karyawan tetap.
Sekitar 60% dari karyawan adalh penduduk sekitar pabrik.
PT. Tirta Investama Pandaan menerapkan waktu kerja dan waktu
istirahat. Dalam satu minggu menerapakan enam hari kerja, setiap harinya ada
tujuh jam kerja dan satu jam istirahat. Adapun pembagiannya sebagai berikut :
1)
Jadwal Harian
: Pukul 08.00-16.00
Hari Sabtu
: Pukul 08.00-12.00
Waktu Istirahat
: Pukul 12.00-13.00
Khusus untuk hari Jumat ada kelonggaran waktu istirahat yaitu pukul 11.30-13.00.
45
2)
Jadwal Shift
Jadwal shift dibedakan menjadi dua. Shift yang pertama pembagiannya sebagai
berikut :
Shift I (malam)
: Pukul 22.00-06.00
Shift II (pagi)
: Pukul 06.00-14.00
: Pukul 14.00-22.00
46
2) Visual Control
: duduk
3) Operator mesin
4) Pretreatment
: duduk
5) Packing
47
6) Palleting
: berdiri
3. Kondisi Ruang Kerja
a.
Kondisi M esin
Kondisi Lantai
Kondisi lantai terutama di area produksi bersih dan dalam keadaan kering.
Namun, di area pretreatment, washer dan filler lantai tampak licin karena di
ruangan itu banyak bekerja dengan air. Cara mengatasinya adalah dengan
membuat sistem pembuangan airnya. Jika ada air yang tercecer di lantai maka ada
petugas yang membersihkannya.
4. Angkat dan Angkut
Di PT. Tirta Investama Pandaan dalam keseluruhan proses produksinya
juga terdapat pekerjaan angkat-angkut. Angkat-angkut disini sebagian besar
menggunakan alat. Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan angkat -angkut ini
adalah :
a.
48
b. Pallet, digunakan untuk tempat hasil produksi seperti botol yang telah
dipacking dalam kardus dan gallon sebelum diangkut oleh forklift ke gudang
produk.
c.
G. Gizi Kerja
1. Kondisi Kantin
Di PT. Tirta Investama Pandaan terdapat dua kantin, yang pertama ada di
dekat krupp dan 240 ml dan yang kedua di depan dekat dengan masjid. Kondisi
kantin di PT. Tirta Investama bersih dan cukup baik. Terdapat area tempat makan
yang khusus disediakan untuk merokok, sehingga tidak mengganggu pekerja yang
tidak merokok. Sudah tersedia APAR yang diletakkan di tempat yang mudah
dijangkau. Namun terkadang lantai licin karena pada saat mengep el lantai
menggunakan sabun dan dilakukan pada saat jam makan sehingga pekerja yang
sedang mengambil menu rawan terpeleset. Selain itu di sekitar kantin terdapat
taman yang dapat menambah kenyamanan tempat istirahat karyawan.
49
Penyelenggara
menu,
pihak
catering,
juga
menjaga
kebersihan
makanannya. M akanan ditutup dengan plastik. Namun terkadang ada juga pihak
catering yang tidak menutup makanan yang disajikan.
2. Penyusunan M enu
PT. Tirta Investama menggunakan tenaga cattering untuk menyediakan
menu makanan bagi tenaga kerja. Ada tiga cattering yang bekerja sama untuk
menyediakan makanan bagi tenaga kerja yaitu Bu Akis, Bu Wir dan Bu Sri.
Pemilihan menu makanan dari cattering dan menu selalu dibuat bervariasi.
Tenaga cattering tersebut telah dibuat jadwal bergantian selama satu minggu
mulai dari Kamis sampai Rabu.
3. Tenaga Kerja Kantin
Tenaga kerja berasal dari cattering dan jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan mereka. Tenaga kerja kantin menjaga kebersihannya dengan memakai
celemek pada saat menyajikan makanan. Pada saat mencuci dan mengepel juga
menggunakan sepatu boot.
4.
Waktu Penyajian
Bagi pekerja shift I (malam) disediakan natura dalam bentuk snack berupa dua
potong kue dan minumnya teh, kopi atau kopi susu. Natura ini disajikan pukul
22.00 WIB sampai 00.30 WIB.
50
51
Pimpinan
harus
52
53
54
55
56
57
Fokus dari inspeksi safety ini adalah pada barang, alat mesin serta
bangunan. Inspeksi ini hanya melihat yang negatif, misalnya menemukan
keadaan tidak baik pada mesin atau alat kerja.
Selain itu ada inspeksi safety bulanan yang setiap bulan sudah ada tema
tersendiri, misalnya :
a) Bulan Januari, M ei dan September : instalasi listrik
b) Bulan Februari, Juni, Oktober
kimia.
3) Safety Briefing
Dilakukan dua kali seminggu per line management. Berisi penjelasan
terhadap pekerja tentang keselamatan dalam melakukan pekerjaannya.
Audit Behaviour dan inspeksi sama-sama harus didokumentasikan dan
membutuhkan tindak lanjut dan perbaikan. Laporannya akan diterima oleh
pihak K3 atau SHE untuk dilihat total pencapaiannya.
Kegiatan audit juga meliputi audit eksternal dan audit internal. Audit
eksternal untuk WISE belum dilaksanakan dan baru akan dilaksanakan pada bulan
Juli 2010 dan pelaksanaannya dilaksanakan oleh Dupont. Sedangkan untuk audit
internal, PT. Tirta Investama Pandaan mempunyai internal audit dari AQUA.
Sistem penilaiannya masing-masing dari 12 elemen penting dinilai berdasrkan
tingkat pengendalian yang sudah dijalankan perusahaan. Kedua belas elemen
dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 elemen. Kelompok
58
operasional. Nilai maksimum yang dapat dicapai adalah 60. Adapun klasifikasi
rating WISE :
< 30
: tidak memuaskan
30-40
40-50
: baik.
> 50
Pencapaian audit internal di PT. Tirta Investama Pandaan adalah berada pada nilai
27.
m. Elemen 13 : Contractor Safety Manajemen
Safety harus menjadi salah satu dasar pemilihan pihak ke tiga yang akan
bekerja untuk perusahaan. Pihak ketiga yang dipilih harus mampu mengelola
kinerja safety bagi karyawan dan area kerjanya dengan baik. Evaluasi akan
dilakukan secara berkala untuk mengukur tingkat kinerja safety.
3. Basic Safety Rules
Basic Safety Rules merupakan salah satu peraturan keselamatan bagi
setiap orang yang berada di lingkungan PT. Tirta Investama Pandaan. Basic Safety
Rules meliputi sembilan peraturan yang isinya :
a. Setiap orang yang berada di dalam lokasi pabrik wajib memakai sepatu
b. Berjalan di jalur pejalan kaki
59
I.
a. Limbah Cair
1) IPAL M IZONE
Air reject M IZONE ditransfer ke bak penampungan atau bak equalisasi
kemudian dilanjutkan ke bak netralisasi untuk dinetralkan. Setelah itu, limbah
dialirkan ke tangki reaktor. Di dalam tangki reaktor ini terdapat bakteri anaerob.
Di dalam tangki reaktor ini juga terdapat proses reaksi bolak-balik yang
menghasilkan gas metana yang nantinya gas metana tersebut akan dibakar terlebih
dahulu sebelum dikeluarkan melalui cerobong agar tidak mencemari lingkungan.
60
Setelah dari tangki reaktor, kemudian proses aerasi di dalam bak. Proses aerasi ini
menggunakan bakteri aerob. Proses dalam bak aerasi yaitu limbah diuraikan
kemudian proses flowtasi dan bila sudah memenuhi kemudian ke proses
sedimentasi (pengendapan). Lumpur akan dikembalikan ke aerasi dan airnya
dialirkan ke bak kontrol. Kemudian air limbah tadi dialirkan ke tangki
penampungan sebelum dikirim ke pihak ke tiga yang akan dilakukan pengolahan
lebih lanjut. Tangki penampungan sementara ini berkapasitas 500.000 liter.
Limbah yang ditampung di tangki penampungan setiap hari diambil dengan
menggunakan mobil tangki.
2) Limbah dari produksi AQUA
Air reject dari produksi AQUA (air mineral) tidak ada penanganan lebih
lanjut karena tidak berbahaya sehingga airnya langsung dibuang atau difungsikan
lain misalnya untuk proses pencucian gallon secara manual.
Pada bagian washer gallon, pembuangan airnya terdapat bak tersendiri
karena pada pencucian gallon ada yang memakai bahan kimia maka perlu adanya
netralisasi pH.
Air limbah juga selalu dipantau bagaimana kandungan zat-zat yang
terdapat di dalam limbah. Parameter pengukuran air limbah dilakukan oleh pihak
laboratorium yang telah bekerja sama dengan PT. Tirta Investama Pandaan.
Parameter yang diperiksa antara lain kontrol nilai BOD, COD, TSS, dan lain-lain.
Sudah ada jadwal tersendiri untuk pengontrolannya misalnya untuk COD setiap
satu minggu sekali.
61
b. Limbah Padat
Limbah padat berupa gallon dan botol dihancurkan lagi yang akan
digunakan sebagai bahan campuran pembuatan gallon dan botol kembali. Gallon
akn dihancurka di mesin Regrind PC sedangkan botol akan dihancurkan dengan
mesin Regrind PET. Namun apabila gallon sudah tidak dapat digunakan lagi
karena ada zat perusak misalnya ada bau bensin, zat -zat yang tidak dapat
dibersihkan maka gallon akan dibelah kemudian dibuang ke pihak ke tiga.
Kemasan cup yang rusak akan dijual kembali ke p ihak luar.
c. Limbah B3 dan non B3
Dilakukan pemisahan yaitu dalam tempat sampah yang berwarna kuning
untuk limbah non B3 sedangkan warna biru untuk limbah B3. Pemisahan
dilakukan agar lebih mudah dalam pengolahannya. Di PT. Tirta Investama
Pandaan, limbah B3 dan non B3 tidak dilakukan pengolahan sendiri namun
dilakukan oleh pihak ke tiga yaitu bekerja sama dengan Tri Surya.
Pernah ada komplain dari warga sekitar pabrik tentang bau yang
dihasilkan oleh IPAL. Hal tersebut dimaklumi karena limbah yang menghasilkan
bau dan letak IPAL sendiri yang berada dekat dengan pemukiman penduduk.
Di PT. Tirta Investama Pandaan juga dilakukan uji emisi terhadap gas
buang. Uji emisi gas buang dilakukan oleh laboratorium yang ditunjuk. Gas buang
yang dilakukan emisi antara lain pada cerobong genset dan cerobong boiler. Uji
emisi dilakukan setiap enam bulan sekali.
62
BAB IV
PEMBAHAS AN
Faktor Fisik
Disetiap area kerja terdapat faktor bahaya yang berbeda-beda oleh karena
itu penanganannya pun dengan cara yang berbeda-beda. Perlu adanya identifikasi
faktor bahaya di area kerja untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja pada
tenaga kerja. Tempat kerja yang mempunyai faktor bahaya yang tinggi atau besar
perlu prioritas dalam penanganannya. Faktor bahaya yang terdapat di PT. Tirta
Investama Pandaan sebagai berikut:
1) Penerangan
Intensitas penerangan di masing-masing area kerja di PT. Tirta investama
berbeda-beda disesuaikan untuk jenis pekerjannya sesuai dengan Peraturan
M enteri Perburuhan (PM P) No. 7 tahun 1964 tentang penerangan yang cukup dan
sesuai untuk :
a) M embedakan barang kasar harus paling sedikit mempunyai kekuatan 50 Lux.
b) M embedakan barang kecil harus paling sedikit mempunyai kekuatan 100 Lux
c) M embedakan barang kecil yang agak teliti harus paling sedikit mempunyai
kekuatan 200 Lux
62
63
d) Pekerjaan pembedaan yang teliti pada barang-barang kecil dan halus serta
pekerjaan kantor paling sedikit 300 Lux.
e) Pekerjaan membeda-bedakan barang halus dengan kontras sedang dan waktu
lama adalah 500-1000 Lux.
f) Pekerjaan membeda-bedakan barang yang sangat halus dengan kontras yang
sangat kurang untuk waktu lama minimal 2000 Lux.
Dari hasil pengukuran intensitas penerangan yang dilakukan pada bulan
April terdapat area yang intensitas penerangannya kurang yaitu finishing 600
Sarchmi, visual control Sarchmi, Water Treatment M IZONE 2, area mesin Sidel
600, area mesin Sidel 1500 serta visual control Alsim 1500. Namun ada area yang
dibuat tidak terlalu terang yaitu di area mesin Sidel 1500 dan mesin Sidel 600
karena untuk mengurangi panas di area tersebut.
2) Kebisingan
Selain penerangan, faktor bahaya lainnya adalah kebisingan. Efek yang
ditimbulkan dari faktor bahaya kebisingan ini adalah penurunan ketajaman
pendegaran telinga tenaga kerja. Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan di area
kerja yang dilakukan pada bulan April 2010, intensitas kebisingan sebagian besar
masih dalam batas yang baik yaitu di bawah 85 dB untuk pemajanan selama 8 jam
kerja. Hal ini sesuai dengan undang-undang Kepmenaker No.KEP-51/M EN/1999
tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja. Namun, ada juga area
yang intensitas kebisingannya melebihi dari 85 dB untuk pemajanan selama 8 jam
kerja. Yaitu di area Regrind M IZONE yang intensitasnya 86 dB, regrind Split
yang intensitasnya 86,9 dB dan belah gallon yang intensitasnya 94,9 dB.
64
Faktor Biologi
65
Faktor Kimia
66
Di PT. Tirta Invertama Pandaan dalam penaganan bahan kimia telah ada
pelabelan yang jelas pada semua bahan kimia untuk membedakan bahan kimia
yang satu dengan yang lain. Selain itu juga telah dilengkapi dengan Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB). Di laboratorium bahan kimia juga dilengkapi
dengan alat pelindung diri dan juga pekerja yang bekerja dengan bahan kimia
wajib memakai alat pelindung diri misalnya jas laboratorium, apron, masker,
sarung tangan, googles dan respirator.
d.
Faktor Fisiologi
Terjatuh
67
K3 atau SHE. Disamping itu potensi terjatuh bisa terjadi ketika menaiki tangga.
M aka untuk mencegah hal itu terjadi sebaiknya tangga diberi hand rolling.
Potensi terpeleset pun juga sering terjadi di area kerja yang becek atau lantai
licin seperti pada area gallon. Untuk itu perlu dipasang tanda awas licin pada
area kerja tersebut.
b.
Terjepit
Tertabrak
68
B. Keselamatan Kerja
1. Alat Pelindung Diri (APD)
Faktor bahaya dan potensi bahaya yang ada di area kerja dapat
mengakibatkan kecelakaan bagi tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya.
PT. Tirta Investama telah menyediakan alat pelindung diri untuk tenaga kerja
sesuai dengan jenis pekerjaannya dan resiko yang ditimbulkan.
69
70
menggunakannya ketika ada pengawas yang datang. Untuk memperbaiki ini, perlu
pengawasan yang ketat dan diberi pengarahan tentang pentingnya menggunakan
alat pelindung diri pada saat bekerja.
Apabila alat pelindung diri rusak atau tidak layak pakai maka tenaga
kerja dapat menukarkannya di bagian K3 atau SHE dengan membawa bukti APD
yang rusak ke bagian K3 kemudian pihak K3 akan memberikan penggantian APD
yang baru.
2. Penanggulangan Kebakaran
Sesuai
dengan
Kepmenaker
No.
Kep-186/M EN/1999
tentang
(1) yang
menyebutkan bahwa Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan
diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan. Pemasangan Alat
Pemadam Kebakaran di PT. Tirta Investama sudah sesuai dengan Peraturan
71
Tinggi
pemasangan
PER.04/M EN/1980 Bab II Pasal 4 Ayat (3) yang menyebutkan bahwa Tinggi
pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) adalah 125 cm dari dasar lantai
tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan.
Selain itu juga dipasang alarm kebakaran yang akan dibunyikan bila
terjadi kebakaran. Pemasangan alarm kebakaran ini sesuai dengan Permenaker
No. Per.. 02/M EN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang digunakan oleh PT. Tirta
Investama yaitu AF-11. Jenis APAR ini aman digunakan untuk industri makanan
dan minuman. Selain itu, PT. Tirta Investama telah mempunyai team emergency
respon, yaitu tim penanggulangan keadaan darurat bila sewaktu-waktu terjadi
bencana. Pengadaan jalur evakuasi telah dilakukan PT. Tirta Investama Pandaan.
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 Bab III Pasal 3 Ayat 1
(d) yaitu memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya. Rute jalurnya telah
dipasang di setiap area dan telah dilengkapi dengan peta evakuasi. Namun arah
panah ke master pointnya masih kurang begitu jelas.
3. Poster dan Tulisan Keselamatan Kerja
Pemasangan poster dan tulisan keselamatan kerja di PT. Tirta Investama
telah sesuai dengan Undang-Uandang No 1 Tahun 1970 Bab X Pasal 14 (b) yang
berbunyi Pemimpin wajib memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
72
semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
Untuk rambu-rambu disesuaikan dengan kondisi bahayanya misalnya :
a. Tanda bahaya
73
Keselamatan Bahan (LDKB) mengingat bahan kimia sangat berbahaya. Hal ini
sesuai dengan Keputusan M enteri Tenaga Kerja No. KEP.187/M EN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia Bab I Pasal 2 yang berbunyi Pengusaha atau pengurus
yang menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut bahan
kimia berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dan Pasal
3 yang berbunyi Pengendalian bahan kimia berbahaya sebagaimana dimaksud
pasal 2 meliputi : a. penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan
label; b. penunjukan petugas K3 Kimia dan ahli K3 Kimia. Di dalam gudang
bahan kimia juga telah disediakan APAR sebagai penanggulangan kebakaran.
5. Keselamatan Kerja Laboratorium
Di laboratorium telah dilengkapi dengan alat pelindung diri seperti jas
laboratorium, sarung tangan, masker dan kacamata bahan kimia. Setiap tenaga
kerja yang memasuki ruang mikro dan fiskim harus memakai jas laboratorium.
Bahan-bahan kimia di laboratorium telah diberi label dengan jelas dan tertata rapi.
Selain itu di laboratorium telah dilengkapi dengan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR).
6. Keselamatan Kerja Listrik
Sesuia
dengan
Kepmenakertrans
No.
tentang
74
75
C. Pelayanan Kesehatan
PT. Tirta Investama telah menyediakan poliklinik perusahaan dan P3K
untuk melayani kebutuhan kesehatan tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan Peraturan
M enteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/M EN/1982 pasal 3 tentang
pelayanan kesehatan kerja disebutkan Pengurus wajib memberikan pelayanan
kesehatan kerja sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
a.
Kotak P3K
Kotak P3K disediakan disetiap tempat kerja. Kotak P3K berisi obat obatan yang dapat digunakan sebagai pertolongan pertama apabila ada tenaga
kerja yang sakit. Dalam kotak P3K juga disertakan buku petunjuk penggunaan
obat dan catatan daftar orang yang mengambil obat dan juga disertai tanda tangan
orang tersebut. P3K menjadi tanggung jawab foreman di masing-masing area.
Setiap satu minggu sekali diadakan pengecekan kotak P3K oleh satpam Kemudian
hari sabtu suster poliklinik keliling untuk mengisi obat -obatan di kotak P3K yang
habis.
b.
Training P3K
Training P3K rutin dilakukan setiap satu tahun sekali. Training ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada tenaga kerja tentang bagaimana
melakukan tindakan pertolongan pertama.
76
2. Poliklinik Perusahaan
a.
Kondisi Poliklinik
Petugas Poliklinik
77
Fasilitas Lainnya
M asjid
78
b.
PT. Tirta Investama mempunyai tempat sarana olah raga yaitu lapangan
tennis. Namun, sarana olah raga tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya.
Lapangan tennis tersebut digunakan untuk tempat gallon yang sudah dibelah dan
botol-botol yang rusak.
c.
Tempat Istirahat
Rekreasi
79
f.
Beasiswa
4.
Prinsip 5R
80
banyak, misalnya pada pencucian gallon, pekerjaan kantor dan pemasangan label.
Sedangkan pekerjaan yang tergolong sedang adalah mengoperasikan mesin. Dan
pekerjaan yang tergolong berat adalah pekerjaan mengangkat dan mengangkut.
2. Sistem Kerja
a.
Waktu Kerja
Sesuai
dengan
Undang-Undang No.
13
Tahun
2003
tentang
Kerja lembur bagi pekerja PT. Tirta Investama biasanya pada hari
minggu atau jika ada permintaan dari produksi. Pekerja yang lembur mendapatkan
upah lembur sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pasal 78 ayat 2
81
Sikap Kerja
Kondisi Lantai
Keadaan lantai sudah cukup baik, kering, tidak berlombang dan tidak
berpotensi menyebabkan kecelakaan. Setiap hari lantai selalu dibersihkan. Di
bawah conveyor juga sudah diberi talang agar air tidak berceceran di lantai. Hal
ini sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 3 ayat 1 huruf a yaitu mencegah dan mengurangi kecelakaan.
82
b.
Kondisi M esin
M esin sudah dalam kondisi yang baik. Rutin dilakukan perawatan pada
mesin. Disekitar mesin juga sudah diberi tanda-tanda bahaya. Dan mesin
dioperasikan oleh operator yang ahli dalam bidang mesin.
4.
Alat angkat dan angkut yang digunakan di PT. Tirta Investama adalah
forklift yang dioperasikan oleh pekerja yang ahli dalam mengoperasikan forklift
dan sudah mempunyai sertifikat pengoperasian forklift. Sesuai dengan Permenaker
No. Per. 05/M EN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut pasal 112 sampai
115 yang berisi tentang persyaratan pengoperasian forklift diantaranya Forklift
harus dilengkapi dengan atap pelindung operator dan bagian yang bergerak atau
berputar diberi tutup pengaman. Pengoperasian forklift harus sesuai prosedur.
Operator forklift harus menggunakan alat pengaman dalam mengoperasikan
forklift yaitu sabuk pengaman dan memakai masker.
Perawatan dan pengecekan
orang yang berkompeten biasanya orang teknik. Selain itu diberikan pula
pelatihan bagi operator forklift.
E. Gizi Kerja
Sesuai dengan Peraturan M enteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 pasal 6
ayat 2 dan 3 tentang syarat-syarat kesehatan, kerapihan dan penerangan di tempat
kerja menyebutkan bahwa Dapur dan kamar makan tidak boleh berhubungan
langsung dengan tempat kerja (ayat 2) dan Dapur dan kamar makan harus
83
mendapatkan penerangan yang baik dan peredaran udara yang cukup (ayat 3).
M aka keadaan kantin PT. Tirta Investama sudah cukup baik, bersih dan
mendapatkan penerangan yang baik dan sirkulasi udara yang cukup. Kantin
terletak jauh dari area produksi agar tidak terkontaminasi dengan bahan-bahan
produksi rendah. Kantin diharapakan dapat memberikan suasana yang nyaman
saat istirahat.
Penyusunan menu dari cattering. M enu dibuat bervariasi agar pekerja
tidak bosan. Tentunya menu makanan disesuaikan dengan kebutuhan kalori
pekerja. Sesuai hasil analisa gizi makanan yang dilakukan setiap hari, kebutuhan
kalori yang disajikan sudah baik serta memenuhi ketentuan.
84
85
86
BAB IV
KES IMPULAN DAN S ARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Tirta
Investama Pandaan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
pernafasan,
gangguan
penglihatan,
dermatitis
dan
nyeri
punggung.
Gangguan pendengaran akibat dari terpapar bising. Sebagian besar area
kerja nilai intensitas kebisingannya dibawah Nilai Ambang Batas (NAB)
kecuali pada area belah gallon sebesar 94,9 dBA, Regrind Split sebesar 86,9
dBA dan Regrind M IZONE sebesar 86 dBA. Dan Untuk penerangan
sebagian besar telah sesuai dengan Peraturan M enteri Perburuhan (PM P)
No. 7 tahun 1964 tentang Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan dan
Penerangan di Tempat Kerja. Kecuali pada bagian M c Sidel 1500 ml, M c
Sidel 600 ml, yang intensitasnya masih kurang. Namun besarnya intensitas
tersebut telah disesuaikan dengan pekerjannya. Lihat pada halaman 62.
2.
Potensi bahaya yang terdapat di tempat kerja seperti terjepit mesin, terjatuh
pada waktu bekerja di ketinggian dan adanya bahaya kebakaran pada
pekerjaan-pekerjaa yang memicu timbulnya api. Lihat pada halaman 66.
3.
86
87
a.
b.
c.
d.
4.
b.
pengobatan
penyakit
akibat
kerja,
pengobatan
d.
88
5.
b.
6.
b.
Waktu kerja di PT. Tirta Investama sudah sesuai dengan undangundang yaitu 7 jam kerja dan 1 jam istirahat untuk 6 hari kerja, sedang
pada hari sabtu 4 jam kerja dan 1 jam istirahat. Lihat pada halaman
80.
c.
d.
89
1.
2.
3.
4.
Pada bagian visual control kursi yang digunakan pekerja perlu penambahan
alas duduk, karena mereka bekerja dalam waktu yang lama yaitu 7 jam, dan
juga diperlukan sandaran tangan.
5.
6.
Pada area galon, jalur pedestrian sudah mulai hilang dan tidak terlihat.
Sebaiknya dilakukan perbaikan jalur pedestrian agar pekerja tau letak jalur
pedestriannya dan berjalan di jalur pedestrian sehingga tidak menimbulkan
kecelakaan.
90
90