T4-LMP - Koneksi Antar Materi Fitria Wulandari

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 2

SEL.02.

2-T4-7 Koneksi Antar Materi


Intruksi : Bagaimana lingkungan kaya literasi diperlukan untuk mengembangkan kompetensi numerasi dan
penumbuhan budi pekerti peserta didik.

Tingkat budaya literasi dan numerisasi masyarakat mempunyai korelasi


terhadap kualitas bangsa. Kebiasaan membaca seseorang akan sangat berpengaruh
terhadap wawasan, mental, dan perilaku seseorang. Kebiasaan dapat dibina dan
dikembangkan. Sekolah merupakan salah satu tempat untuk membina dan
mengembangkan kemampuan literasi dan numerisasi melalui penyediaan sarana dan
prasarana penunjang di dalamnya. Adapun lingkungan sekolah sangat berpengaruh
bagi peserta didik dalam mengembangkan kegiatan belajar, terlebih lingkungan
sekolah dapat memberikan dukungan dalam penumbuhan kemampuan Literasi dan
Numerisasi. Salah satu Langkah untuk menciptakan lingkungan kaya literasi yakni
melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Salah satu peningkatan mutu sumber daya
manusia ditentukan budaya literasi. Oleh karena itu, Indonesia memerlukan strategi
untuk menciptakan budaya literasi sekolah seperti :
• Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi.
• Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi dan
interaksi yang literat.
• Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat.

Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan


akademis. Ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di
sekolah. Sekolah sebaiknya memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk
pembelajaran literasi. Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca dalam
hati dan/atau guru membacakan buku dengan nyaring selama 15 menit sebelum
pelajaran berlangsung. Untuk menunjang kemampuan guru dan staf, mereka perlu
diberikan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan peningkatan pemahaman
tentang program literasi, pelaksanaan, dan keterlaksanaannya
Pembiasaan untuk mengembangkan GLS adalah pembiasaan kegiatan
membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah. Kegiatan yang dapat dilakukan
adalah lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan
membacakan buku dengan nyaring (read aloud) atau seluruh warga sekolah
membaca dalam hati (sustained silent reading). Lingkungan sekolah menyediakan
perpustakaan sekolah, sudut baca, area baca yang nyaman, sarana yang lain, dan
penyediaan koleksi teks cetak, visual, digital yang mudah diakses oleh seluruh warga
sekolah. Kegiatan ini dikemas dalam suasana yang menyenangkan tanpa tagihan.
Kalau kegiatan ini sudah berjalan dengan baik, baru dilanjutkan tahap kedua,
pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi yang berupa
pengembangan dengan tagihan sederhana untuk penilaian nonakademik. Tahap
ketiga adalah pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi yang berupa pembelajaran
dengan adanya tagihan akademik. Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi di atas
bertujuan mengembangkan kemampuan memahami teks dan kaitannya dengan
pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara
kreatif. Hal itu akan menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar menjadi pembelajar sepanjang hayat.

You might also like