Lompat ke isi

Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/304

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi
296
 
  1. Bergelimpangan anak kecil di selokan, sedang bernafas, bernafas pun banyak yang mati, mayatnya tak ada yang mengubur.
  2. Ambu-ambu mengapa sangat kejam, tak punya perasaan, keterlaluan Raja Loka, menyengsarakan habis-habisan.
  3. Prabu Anom lalu bersemedi, memusatkan perhatian, menahan empat puluh perkara, rasa tertuju kepada Yang Maha Tunggal.
  4. Kedua mata tak digunakan untuk melihat, hidung dan mulut, begitu juga telinga, dipusatkan kepada Tuhan.
  5. Khusus menyerap ke dalam rasa, tafakur kepada Allah, Milamanu yang prihatin, dikabul keinginannya.
  6. Prabu Anom tertidur lalu bermimpi, kedatangan kakeknya,kasihan sekali cucuku, biarlah Raden sengsara.
  7. Satria jangan berkecil hati, nanti juga ada yang datang, melepaskan penderitaan, seorang satria.
  8. Prabu Anom dari Negeri Tanjungbang, bernama Den Lalana, digjaya sakti, berani membunuh Lokagiwa.
  9. Cirinya bila nanti dia akan datang, yaitu oleh kepala raksasa, yang terkena panah, dan jatuh di tengah kota.
  10. Harus ingat, awas jangan lupa, hanya itu wasiat, harus banyak berdoa, Prabu Anom Jahaola.

Pupub Sinom

  1. Tunda dulu Ratu Centaka, yang sedang sedih prihatin, dikisahkan di negeri Dermis, Prabu Anom yang tampan, yang sedang bergembira, teringat janji di kala dulu, disuruh