Lompat ke isi

Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/29

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

20

menyerang Jayalalana, tapi setelah mereka dikalahkan dengan mudah dan Jayalalana mengakui siapa dirinya, barulah kedua burung menyerah. Mereka mempersiapkan Jayalalana membuka penutup gua.
 Batu penutup gua yang berat dengan mudah dapat diangkat Jayalalana. Tak lama kemudian muncullah kuda sembrani dengan suaranya yang menggema. Kemunculannya membuat silau yang melihat, karena warnanya yang hijau bercahaya serta perlengkapan pakaiannya yang gemerlap. Kuda sembrani sempat menyerang Jayalalana, tapi dengan sekali kebutan belitan rukmin, Jayalalana dapat menundukannya.
 Setelah kuda sembrani mengetahui bahwa orang yang mengalahkannya adalah majikan yang telah dinanti sekian lama, ia pun bersiap akan membela Jayalana siang malam.
 Mulai saat itu Jayalalana melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan kuda sembrani. Kadang-kadang Jayalalana berjalan kaki dan kudanya ia simpan didalam cupu. Di dalam sana kedua raksasa di perintahkan untuk memelihara kuda sembrani dengan seksama.
 Sementara Jayalalana melanjutkan perjalanannya, alkisah lagi di suatu negara bernama Negara Tunjungpura dengan rajanya yang adil dan sayang kepada rakyatnya. Raja mempunyai seorang putra tampan bernama Raden Aryakanta. Raden Aryakanta telah mempunyai pasangan seorang putri yang cantik dan anggun, namanya putri Ratnangsih.
 Negeri Tunjungpura maju pesat, oleh karena itu dikembangkan dengan membentuk sebuah negeri lagi, yang dinamai Negeri Tunjungpuri di pimpin oleh Raden Aryakanta. Raden Aryakanta memimpin dengan baik dan tak lama kemudian ia meminang putri Ratnaningsih. Mereka dinikahkan dengan pesta yang sangat meriah. Akan tetapi selesai pesta pernikahan dan Raja Tunjungpura kembali ke negerinya, sifat putri Ratnangsih menjadi berubah. Ia menjadi benci dan jijik sekali melihat suaminya. Siang malam mereka ramai bertengkar. Raden Aryakanta bingung dan tak tahu barus berbuat apa. Ia mencoba untuk tetap bersabar, hingga suatu hari raden tidak tahan lagi. Ia marah sekali kepada tuan Putri, akibatnya Putri Ratnaningsih menjerit dan menangis, kemudian mengadu kepada ayahnya.
 Raja yang sudah pusing mendengar ketidakrapihan anak menantunya, meluluskan saja saran patihnya untuk mengusir Raden Aryakanta