Lompat ke isi

Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/214

Ti Wikipabukon
Ieu kaca geus divalidasi

260

mengintip, apakah sudah bosan hidup, kata istrinya jangan banyak bertanya, perut sudah pedih, sudah pedih, berkatanya sambil bulunya membesar.

369. Garuda lalu menyerang, nyabet kepada Raden Raspati, Den Lalana sudah siap, begitu menyambar tarik, Raden menunduk sedikit, sambil kakinya ditangkap, lalu dipukulkan ke bawah, satu persatu ditempeleng, garuda kesakitan.

370. Garuda tak sadarkan diri, karena kuatnya tempeleng, tidak berdaya, badanya merasa lemas, lalu menatap kepada Raden Bagus, Jayalalana berkata, he kamu garuda paksi, kalau belum tahu, kami ada cucu pandita.

371. Asal negara Cempala, keturunan ratu ning jin, garuda menjawab, aduh-aduh kangjeng gusti, selamat datang Agan, sekarang bertemu, tapi kalau benar Agan, cucunya sang maha resi, harus bisa mengangkat batu tutup gula.

372. Sebenarnya pintu tersebut, ke tempat sembrani, itu batu tutupnya, berat sekali, Raden siap-siap, batu diangkatnya, karena yang punyanya, pewaris dari kakeknya, lubang gula sudah terluka.

373. Terdengar kuda bersuara nyaring, menakutkan sekali, sepertinya mempunyai pikiran, lalu ke luar, kakinya tak mau diam, sembarani berwarna hijau, bersinar emas bergemerlapan.

374. Yang melihat amat tertegun , kaki menendang tak mau diam, kayu yang dekat roboh, semuanya menyebabkan takut, burung garuda terus kabur, kuda sembrani mencium bau manusia.

375. Mencium-cium dan meringkik, mendekati Raden Raspati, kuda melotot matanya mengangkat-angkat kaki depan sambil bersiap-siap untuk berlari, tingkahnya membuat takut, tahunya juga sampai 'kuncup' menggeleng-geleng kepala sambil membuka mulut, Den Lalana siap-siap, sudah berhati-hati dan memegang pengikat emas (rukmin beulitan).

376. Setelah kuda menerjang, menubruknya sangat cepat dengan cepat Den Lalana, menghindar sambil dilempar dengan rukmin, sembrani jatuh dengan keras, tergeletak tiada tenaga, meringkik