Lompat ke isi

Vakuola

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Biologi sel
Sel hewan
Komponen sel hewan pada umumnya:
  1. Nukleolus
  2. Inti sel
  3. Ribosom (titik-titik kecil sebagai bagian dari no. 5)
  4. Vesikel
  5. Retikulum endoplasma kasar
  6. Badan Golgi
  7. Sitoskeleton
  8. Retikulum endoplasma halus
  9. Mitokondria
  10. Vakuola
  11. Sitosol (cairan yang berisi organel, yang terdiri dari sitoplasma)
  12. Lisosom
  13. Sentrosom
  14. Membran sel

Vakuola (bahasa Inggris: vacuole) adalah organel yang dibungkus oleh membran sel yang paling besar (tonoplas).[1] Apabila diamati menggunakan mikroskop cahaya, vakuola memiliki bentuk seperti ruang kosong dan tembus pandang. Vakuola berasal dari bahasa Latin 'vacuolum' yang artinya 'kosong' karena pada kenyataannya organel ini sama sekali tidak memiliki struktur internal.[2] Pada umumnya, vakuola bentuknya lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala terbentuk dari berbagai gabungan vesikel yang banyak yang diambil dari retikulum endoplasma dan aparatus golgi. Oleh karena hubungan tersebut, vakuola merupakan salah satu bagian terpadu yang sangat penting dalam sistem endomembran.[1]

Tumbuhan dan hewan

[sunting | sunting sumber]

Vakuola pada sel tumbuhan muda yang banyak mengandung vakuola kecil dan bergabung membentuk vakuola sentral karena ada penambahan air ke dalam sel sehingga menimbulkan tekanan di dalam vakuola.[3] Ukuran sel tumbuhan diubah menjadi besar dengan cara menambahkan air ke dalam vakuola sentral tersebut. Vakuola sentral juga mengandung pigmen, cadangan makanan, limbah metabolisme, dan garam. Zat yang beracun sisa metabolisme bagi herbivora dapat disimpan dalam vakuola sebagai mekanisme sistem pertahanan.[2] Selain itu, di dalam vakuola sentra juga terdapat berbagai macam bahan kimiawi yang dapat memecah berbagai makromolekul dan berperan penting dalam pertumbuhan tanaman.[1] Vakuola mempunyai beberapa fungsi pada sel tumbuhan, di antaranya berperan dalam turgiditas dan bentuk sel, tempat penyimpanan dan penimbunan, sebagai lisosom, dan membantu proses homeostasis.[3] Contohnya pada protozoa yang memiliki vakuola makanan akan bergabung dengan lisosom agar makanan yang masuk dapat dicerna dengan baik. Beberapa jenis protozoa yang memiliki vakuola kontraktil akan mengeluarkan kelebihan air dari sel. Fungsi vakuola juga dapat ditemukan dalam sel hewan dan protista uniseluler. Pada sel hewan vakuolanya berukuran kecil atau tidak ada sama sekali, kecuali hewan yang bersel satu. Pada hewan bersel satu terdapat dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan yang berfungsi dalam pencernaan intrasel dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.[4]

Pertama kali Vakuola ditemukan pada Protozoa oleh Lazzaro Spallanzani yang menyebut vakuola sebagai organel respirasi. Tapi ilmuwan lain, Matthias Jakob Schleiden, meneliti lebih lanjut pada sel tumbuhan dan menyimpulkan bahwa vakuola bukan sebagai organel respirasi. Setelah itu, Mathias menerapkan istilah vakuola pada sel tumbuhan. Ukuran vakuola termasuk cukup besar sehingga dapat menghabiskan tempat dalam protoplas sebesar 95%. Pada beberapa tumbuhan tingkat tinggi ada yang berkisar 60% atau bahkan lebih. Ukuran vakuola tidak hanya ditemukan pada sel tumbuhan saja melainkan ditemukan juga pada Ectoderm Flagella Noctiluca, Cilia Trachelius, dan Endoderm Coelenterata, juga Heliozoa.[5]

Fungsi dan pentingnya vakuola tergantung jenis sel di mana vakuola berada. Vakuola pada sel tumbuhan, jamur, dan protista tertentu lebih menonjol dibandingkan sel hewan dan bakteri. Adapun fungsi vakuola pada umumnya adalah:

  • Mengisolasi bahan yang mungkin berbahaya atau ancaman bagi sel
  • Mengandung produk limbah
  • Mengandung air pada sel tumbuhan
  • Mempertahankan tekanan hidrostatik internal atau turgor di dalam sel
  • Mempertahankan pH internal yang asam
  • Mengandung molekul kecil
  • Mengekspor zat yang tidak diinginkan dari sel
  • Memungkinkan tanaman untuk menopang struktur seperti daun dan bunga karena tekanan vakuola pusat
  • Dengan bertambahnya ukuran, tanaman yang sedang berkecambah atau organ-organnya (seperti daun) dapat tumbuh dengan sangat cepat dan hanya menggunakan sebagian besar air saja.[6]
  • Dalam biji, menyimpan protein yang dibutuhkan untuk perkecambahan (ini disimpan dalam 'badan protein', yang merupakan vakuola yang dimodifikasi).[7]

Histopatologi

[sunting | sunting sumber]

Dalam histopatologi, vakuolisasi adalah pembentukan vakuola atau struktur mirip vakuola, di dalam atau berdekatan dengan sel. Hal ini merupakan tanda penyakit yang tidak spesifik.[8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Reece, Campbell-Mitchell (2002). Biologi Jl. 1 Ed. 5. Jakarta: Erlangga. hlm. 119. ISBN 978-979-688-468-1. 
  2. ^ a b I Made Subagiartha. (2018). Sel: Struktu, Fungsi dan Regulasi. Universitas Udayana. hlm.11. Diakses 24 November 2020
  3. ^ a b Hardiyati, Triyani. Struktur dan Fungsi Sel Tumbuhan (BIOL4314/MODUL 1). http://repository.ut.ac.id/. Universitas Terbuka. hlm. 33. Diakses 24 November 2020.
  4. ^ Amelia, Rizky. "Struktur Sel". sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 21 November 2020. 
  5. ^ M.Sc, Hafidha Asni Akmalia, S. Pd; M.Sc, Dwimei Ayudewandari Pranatami; M.Pd, Dian Tauhidah; M.Pd, Ndzani Latifatur Rofi’ah; M.Sc, Rita Ariyana Nur Khasanah, S. Pd (2020-11-03). BIOLOGI SEL. Semarang: Alinea Media Dipantara. hlm. 65. ISBN 978-623-95237-1-8. 
  6. ^ Okubo-Kurihara, Emiko; Sano, Toshio; Higaki, Takumi; Kutsuna, Natsumaro; Hasezawa, Seiichiro (2009-01-01). "Acceleration of Vacuolar Regeneration and Cell Growth by Overexpression of an Aquaporin NtTIP1;1 in Tobacco BY-2 Cells". Plant and Cell Physiology. 50 (1): 151–160. doi:10.1093/pcp/pcn181. ISSN 0032-0781. 
  7. ^ Matile, Phillipe (1993). "Chapter 18: Vacuoles, discovery of lysosomal origin". Discoveries in Plant Biology. 1. World Scientific Publishing Co Pte Ltd. 
  8. ^ Shubin, Andrey V.; Demidyuk, Ilya V.; Komissarov, Alexey A.; Rafieva, Lola M.; Kostrov, Sergey V. (2016-08-23). "Cytoplasmic vacuolization in cell death and survival". Oncotarget (dalam bahasa Inggris). 7 (34): 55863–55889. doi:10.18632/oncotarget.10150. ISSN 1949-2553.