Struktur sosial
Struktur sosial[1][2] adalah suatu tingkatan dalam masyarakat. Salah satu jenis contoh konkret dari struktur sosial adalah sistem kasta. Menurut Abdul Syani, struktur sosial dapat diartikan sebagai suatu tatanan sosial yang ada pada masyarakat yang juga merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial yang pokok.[3] Proses pembentukan struktur sosial dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti; (1) penemuan-penemuan baru dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) hubungan-hubungan sosial yang bersifat kolektif seperti yang terjadi di perusahaan, birokrasi, sistem matrimonial, dan lain-lain, dan (3) adanya doktrin-doktrin paham tertentu, seperti humanisme, liberalisme, demokrasi, kapitalisme, dan lain sebagainya.[4] Secara konseptual, konsep struktur sosial menggunakan dua pendekatan sosiologis yaitu; 1) Pendekatan fungsionalisme; menjelaskan struktur sosial sebagai pola-pola (susunan) yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. 2) Pendekatan realisme; menjelaskan bahwa struktur sosial merupakan prinsip-prinsip yang mendasari susunan sosial, yang mungkin tidak terlihat.[5]
Unsur-unsur Struktur Sosial
[sunting | sunting sumber]Menurut Charles P. Loomis, struktur sosial tersusun atas sepuluh unsur penting yaitu:
- Unsur pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki oleh para anggota masyarakat yang berfungsi sebagai alat analisis dari anggota masyarakat.
- Unsur perasaan solidaritas dari anggota-anggota masyarakat
- Unsur tujuan dan cita-cita yang sama dari warga masyarakat.
- Unsur nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dijadikan sebagai patokan dan pedoman bagi anggota masyarakat dalam bertingkah laku.
- Unsur kedudukan dan peranan sosial yang mengarahkan pola-pola tindakan atau perilaku warga masyarakat
- Unsur kekuasaan, berupa kemampuan memerintah dari anggota masyarakat yang memegang kekuasaan, sehingga sistem sosial dapat berlanjut
- Unsur tingkatan dalam sistem sosial yang ditentukan oleh status dan peranan anggota masyarakat.
- Unsur sistem sanksi yang berisikan ganjaran dan hukuman dalam sistem sosial, sehingga norma tetap terpelihara
- Unsur sarana atau alat-alat perlengkapan sistem sosial, seperti pranata sosial dan lembaga
- Unsur sistem ketegangan, konflik, dan penyimpangan yang menyertai adanya perbedaan kemampuan dan persepsi warga masyarakat.
Fungsi Struktur Sosial
[sunting | sunting sumber]Menurut Mayor Polak struktur sosial berfungsi sebagai berikut:
- Sebagai penekan kemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai, dan peraturan kelompok atau masyarakat. Misalnya pembentukan lembaga pengadilan, kepolisian, lembaga adat, lembaga pendidikan, lembaga agama, dan lain-lain.
- Dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial kelompok atau masyarakat karena struktur sosial berasal dari kelompok atau masyarakat itu sendiri. Dalam proses tersebut, individu atau kelompok akan mendapat pengetahuan dan kesadaran tentang sikap, kebiasaan, dan kepercayaan kelompok atau masyarakatnya. Individu mengetahui dan memahami perbuatan apa yang dianjurkan oleh kelompoknya dan perbuatan apa yang dilarang oleh kelompoknya.[6]
Klasifikasi Struktur Sosial
[sunting | sunting sumber]Klasifikasi Struktur sosial[7] adalah pembagian struktur sosial berdasarkan sudut pandang tertentu. Klasifikasi ini dibuat oleh para ahli sosiologi untuk memahami dengan lebih baik lagi pembagian dan jenis struktur sosial sebagai salah satu bagian dari disiplin ilmu Sosiologi. Berdasarkan sudut pandang ketidaksamaan sosial, struktur sosial dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial
Stratifikasi Sosial
[sunting | sunting sumber]Stratifikasi Sosial merupakan tingkatan antar masyarakat yang memiliki perbedaan nilai serta biasanya dapat terlihat jelas perbedaan tingkatannya. Para ahli mengungkapkan pendapat mengenai pengertian stratifikasi sosial seperti Pitirim A. Sorokin (1959) yang mengemukakan stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap pada setiap kelompok sosial yang teratur. Lebih lanjut Beliau mengatakan bahwa stratifikasi sosial merupakan perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Sedangkan menurut Paul B. Horton dan Chester L.Hunt, stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat. Berbeda dengan Robert M.Z. Lawang yang berpendapat bahwa stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
Stratifikasi Sosial sendiri terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
- Stratifikasi Sosial Tertutup adalah stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan adanya perpindahan posisi atau terjadinya mobilitas sosial, contoh stratifikasi sosial dalam kasta, tidak mungkin Brahmana pindah menjadi Sudra dan sebaliknya.
- Stratifikasi Sosial Terbuka adalah stratifikasi yang memungkinkan adanya perpindahan posisi atau mobilitas sosial baik vertikal naik maupun turun, misalnya seorang buruh berubah menjadi pengusaha atau sebaliknya pengusaha sukses yang bangkrut kemudian berubah menjadi buruh.
- Stratifikasi Sosial Campuran adalah perpaduan antara stratifikasi terbuka dengan tertutup yang memungkinkan adanya mobilitas sosial baik vertikal naik maupun turun, misalnya seorang buruh berubah menjadi pengusaha atau sebaliknya pengusaha sukses yang bangkrut kemudian berubah menjadi buruh.
Adapun dasar atau ukuran yang bisa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat dalam suatu stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:
- Ukuran kekayaan
- Ukuran kekuasaan
- Ukuran kehormatan atau keturunan
- Ukuran ilmu pengetahuan atau pendidikan
Diferensiasi sosial
[sunting | sunting sumber]Diferensiasi sosial[8] adalah pembagian golongan-golongan di masyarakat yang biasanya memiliki nilai setara. Menurut kamus sosiologi, diferensiasi adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis.
Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah variasi pekerjaan, prestise,[9] dan kekuasaan kelompok dalam masyarakat yang dikaitkan dengan interaksi atau akibat umum dari proses interaksi sosial yang lain.
Adanya diferensiasi sosial ditandai dengan 3 ciri, yaitu: ciri fisik (disebut ciri-ciri fenotif kuantitatif), ciri budaya, dan ciri sosial. Diferensiasi sosial memiliki beberapa jenis, yaitu:
- diferensiasi ras dan etnisitas
- diferensiasi suku
- diferensiasi klan
- diferensiasi agama
- diferensiasi okupasi
- diferensasi primordial
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Soerjono Soekanto (2002:68) struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antarposisi sosial dan antarperan.
- '^ kotret Hendropuspito (1989) dalam bukunya ”Sosiologi Sistematik” mendefinisikan bahwa struktur sosial adalah skema penempatan nilainilai sosiobudaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai dengan berfungsinya organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan dan demi kepentingan masing-masing.
- ^ Raharjo, Puji (2009). Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 4. ISBN 978-979-068-751-6. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-10-26. Diakses tanggal 2020-11-15.
- ^ Widianti, Wida (2009). Sosiologi 2 untuk SMA dan MA kelas XI IPS (PDF). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 44. ISBN 978-979-068-750-9. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-11-10. Diakses tanggal 2020-11-15.
- ^ Yuli Kusmanto, Thohir; Zulfa Elizabeth, Misbah (2018). "Struktur dan Sistem Sosial pada Aras Wacana dan Praksis". Jurnal Sosiologi Walisongo. 2 (1): 40. doi:10.21580/jsw.2018.2.1.2252.
- ^ Wrahatnala, Bondet (2009). Sosiologi jilid 2 untuk SMA dan MA kelas XI (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 65–67. ISBN 978-979-068-748-6.
- ^ Waluya, B. 2009. Sosiologi 2: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
- ^ Svalastoga,Kaare.1989. Diferensiasi sosial. Jakarta: Bina Aksara
- ^ menurut KBBI: pres·ti·se /préstise/ n wibawa (perbawa) yg berkenaan dng prestasi atau kemampuan seseorang