Lompat ke isi

Kota Bogor

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Sejarah Kota Bogor)
Kota Bogor
Pakuan Pajajaran
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮘᮧᮌᮧᮁ
Bendera Kota Bogor
Lambang resmi Kota Bogor
Julukan: 
  • Kota Hujan
  • Kota Pakuan
  • Bumi Pajajaran
Motto: 
Di nu kiwari ngancik nu bihari, seja ayeuna sampeureun jaga
(Sunda) Segala hal di masa kini adalah pusaka masa silam, dan ikhtiar hari ini adalah untuk masa depan[1]
Peta
Peta
Kota Bogor di Jawa Barat
Kota Bogor
Kota Bogor
Peta
Kota Bogor di Indonesia
Kota Bogor
Kota Bogor
Kota Bogor (Indonesia)
Koordinat: 6°35′52″S 106°47′57″E / 6.5978028°S 106.7992633°E / -6.5978028; 106.7992633
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiri3 Juni 1482 (542 tahun yang lalu)
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 6
  • Kelurahan: 68
Pemerintahan
 • Wali KotaHery Antasari (Pj.)
 • Wakil Wali Kotalowong
 • Sekretaris DaerahSyarifah Sofiah
Luas
 • Total111,39 km2 (43,01 sq mi)
Peringkat61
Ketinggian
82−370 m (−1,132 ft)
Populasi
 (30 Juni 2024)[2]
 • Total1.137.859
 • Peringkat18
 • Kepadatan10,000/km2 (26,000/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 93,41% Islam
  • 0,69% Buddha
  • 0,11% Hindu
  • 0,04% Lainnya[2]
 • BahasaIndonesia (resmi), Sunda Bogor
 • IPMKenaikan 77,17 (2022)
tinggi[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3271 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0251
Pelat kendaraanF
Kode Kemendagri32.71 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023BGR
DAURp 776.739.453.000,00 (2021)
Situs webkotabogor.go.id

Kota Bogor (bahasa Sunda: ᮘᮧᮌᮧᮁ, bahasa Belanda: Buitenzorg) adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak 59 km di sebelah selatan Jakarta, dan merupakan enklave Kabupaten Bogor. Pada tahun 2024, jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 1.137.859 jiwa, dengan kepadatan 10.208 jiwa/km².[2][4]

Kota Bogor dikenal dengan julukan Kota Hujan, karena memiliki curah hujan yang lumayan sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 68 kelurahan. Pada masa Kolonial Hindia Belanda, Kota Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg yang berarti tanpa kecemasan atau aman tentram.

Kerajaan Tarumanagara

[sunting | sunting sumber]

Pada awal abad ke-5 Masehi, Kota Bogor merupakan pusat Kerajaan Tarumanagara dengan raja yang bernama Purnawarman.[5] Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim di tempat yang sama dikarenakan daerah pegunungannya yang secara alamiah membuat lokasi ini mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan, dan di saat yang sama adalah daerah yang subur serta memiliki akses yang mudah pada sentra-sentra perdagangan saat itu.

Kerajaan Sunda

[sunting | sunting sumber]

Di antara prasasti-prasasti yang ditemukan di Kota Bogor tentang kerajaan silam, salah satunya adalah prasasti Batutulis menceritakan kekuasaan Prabu Surawisesa dari Kerajaan Sunda.

Kerajaan Sunda yang memiliki ibukota di Pajajaran diyakini terletak di Kota Bogor, dan menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi yang dinobatkan pada 3 Juni 1482. Hari penobatannya ini diresmikan sebagai Hari Jadi Kota Bogor dan Kabupaten Bogor pada tahun 1973 dan diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.

Zaman Kolonial Belanda

[sunting | sunting sumber]
Lambang Buitenzorg pada zaman Hindia Belanda yang diadopsi tahun 1932.

Setelah penyerbuan tentara Banten, catatan mengenai Kota Pakuan hilang, dan baru ditemukan kembali oleh ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan Riebeeck pada tahun 1687. Mereka melakukan penelitian atas Prasasti Batutulis dan beberapa situs lainnya, dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terletak di Kota Bogor.

Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff membangun Istana Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daendels yang menghubungkan Jakarta dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan pembangunan-pembangunan ini, wilayah Bogor pun mulai berkembang.

Setahun kemudian, van Imhoff menggabungkan 9 distrik (Cisarua, Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga, dan Kampung Baru) ke dalam satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung Baru Buitenzorg.

Di kawasan itu van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung, Muara Cihideung, hingga puncak Gunung Salak, dan puncak Gunung Gede.

Pada masa pendudukan Inggris, yang menjadi Gubernur Jendralnya adalah Thomas Stamford Raffles, beliau cukup berjasa dalam mengembangkan Kota Bogor, dimana Istana Bogor direnovasi dan sebagian tanahnya dijadikan Kebun Raya (Botanical Garden), beliau juga mempekerjakan seorang arsitek yang bernama Carsens yang menata Bogor sebagai tempat peristirahatan yang dikenal dengan Buitenzorg.

Pada tahun 1903, terbit Undang-undang Desentralisasi yang bertujuan menghapus sistem pemerintahan tradisional diganti dengan sistem administrasi pemerintahan modern sebagai realisasinya dibentuk Staadsgemeente diantaranya adalah:

1. Gemeente Batavia (S. 1903 No.204)
2. Gemeente Meester Cornelis (S. 1905 No.206)
3. Gemeente Buitenzorg (S. 1905 No.208)
4. Gemeente Bandoeng (S. 1906 No.121)
5. Gemeente Cirebon (S. 1905 No.122)
6. Gemeente Soekabumi (S. 1914 No.310)

(Regerings-Almanak Voor Nederlandsch Indie 1928 : 746-748)

Pembentukan Gemeente tersebut bukan untuk kepentingan penduduk Pribumi tetapi untuk kepentingan orang-orang Belanda dan masyarakat Golongan Eropa dan yang dipersamakan (yang menjadi Burgermeester atau Wali kota dari Staatsgemeente Buitenzoorg selalu orang-orang Belanda dan baru tahun 1940 diduduki oleh orang Bumiputra yaitu Mr. Soebroto).

Pada tahun 1922 sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap peran desentralisasi yang ada, maka terbentuklah Bestuursher Voorings Ordonantie atau Undang-undang perubahan tata Pemerintahan Negeri Hindia Belanda (Staatsblad 1922 No. 216), sehinga pada tahun 1922 terbentuklah Regentschaps Ordonantie (Ordonantie Kabupaten) yang membuat ketentuan-ketentuan daerah Otonomi Kabupaten (Staatsblad 1925 No. 79).

Provinsi Jawa Barat dibentuk pada tahun 1925 (Staatsblad 1924 No. 378 bij Propince West Java) yang terdiri dari 5 Keresidenan, 18 Kabupaten (Regentscape) dan Kotapraja (Staads Gemeente), dimana Buitenzorg (Bogor) salah satu Staads Gemeente di Provinsi Jawa Barat di bentuk berdasarkan (Staatsblad 1905 No. 208 jo. Staatsblad 1926 No. 368), dengan prinsip Desentralisasi Modern, dimana kedudukan Burgermeester menjadi jelas.

Pada masa pendudukan Jepang kedudukan pemerintahan di Kota Bogor menjadi lemah karena pemerintahan dipusatkan pada tingkat keresidenan yang berkedudukan di Kota Bogor, pada masa ini nama-nama lembaga pemerintahan berubah namanya yaitu: Keresidenan menjadi Syoeoe, Kabupaten/Regenschaps menjadi Ken, Kota/Staads Gemeente menjadi Si, Kewedanaan menjadi/Distrik menjadi Gun, Kecamatan/Under Districk menjadi Soe dan desa menjadi Koe.

Setelah kemerdekaan

[sunting | sunting sumber]

Pada masa setelah kemerdekaan, yaitu setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, terjadi upaya pemisahan secara lebih tegas antara pemerintahan kota dengan kabupaten di Bogor, terlebih setelah peleburan Kawedanan Jonggol pada 1938 (kemudian dibubarkan total pada tahun 1963 berdasarkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 1963)[6] menjadi otonomi dibawah kabupaten, membuat nomenklatur Kota Bogor berubah namanya menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk berdasarakan Udang-undang Nomor 16 Tahun 1950.[7]

Selanjutnya pada tahun 1957 nama pemerintahan berubah menjadi Kota Praja Bogor, sesuai dengan Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1957, kemudian dengan Undang-undang Nomor 18 tahun 1965 dan Undang-undang No. 5 Tahun 1974 berubah kembali menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 2 Tahun 1995,[8] terjadi pemekaran wilayah Kotamadya Bogor yang menyebabkan perubahan batas-batas wilayah antara Kabupaten dan Kotamadya, beberapa desa dari kecamatan sekitar yang menjadi bagian Kotamadya Bogor adalah:

  • Kecamatan Ciomas (masih berdiri hingga kini), dari 25 desa yang ada terdapat 6 desa masuk ke wilayah Kotamadya Bogor (1995), antara lain:[9]
  1. Desa Cikaret
  2. Desa Pasir Jaya
  3. Desa Pasir Kuda
  4. Desa Pasir Mulya
  5. Desa Gunung Batu
  6. Desa Loji
  • Kecamatan Dramaga (masih berdiri hingga kini), dari 15 desa yang ada terdapat 5 desa masuk ke wilayah Kotamadya Bogor (1995), antara lain:
  1. Desa Sindang Barang
  2. Desa Bubulak
  3. Desa Margajaya
  4. Desa Balumbang Jaya
  5. Desa Situ Gede
  • Kecamatan Semplak (dihilangkan status kecamatannya, sebagian wilayah menjadi bagian Kec. Bogor Barat, Tanah Sareal, Kemang, dan Sukaraja), dari 21 desa yang ada terdapat 10 desa masuk wilayah Kotamadya Bogor (1995), antara lain:[10][11]
  1. Desa Cilendek Barat
  2. Desa Cilendek Timur
  3. Desa Curug
  4. Desa Curug Mekar
  5. Desa Semplak
  6. Desa Kayu Manis
  7. Desa Mekar Wangi
  8. Desa Kencana
  9. Desa Sukadamai
  10. Desa Sukaresmi
  • Kecamatan Kedung Halang (dihilangkan status kecamatannya, sebagian wilayah menjadi bagian Kec. Bogor Utara, Bogor Timur, Tanah Sareal, dan Sukaraja), dari 19 desa yang ada terdapat 8 desa masuk wilayah Kotamadya Bogor (1995), antara lain:[12]
  1. Desa Katulampa
  2. Desa Cimahpar
  3. Desa Tanah Baru
  4. Desa Ciluar
  5. Desa Ciparigi
  6. Desa Kedung Halang
  7. Desa Kedung Badak
  8. Desa Kedung Waringin
  • Kecamatan Ciawi (masih berdiri hingga kini), dari 24 desa yang ada terdapat 11 desa masuk ke wilayah Kotamadya Bogor (1995), antara lain:[13]
  1. Desa Cipaku
  2. Desa Pakuan
  3. Desa Tajur
  4. Desa Sindangrasa
  5. Desa Sindangsari
  6. Desa Muarasari
  7. Desa Harjasari
  8. Desa Bojongkerta
  9. Desa Rancamaya
  10. Desa Kertamaya
  11. Desa Genteng
  • Kecamatan Cijeruk (masih berdiri hingga kini), dari 21 desa yang ada terdapat 3 desa masuk ke wilayah Kotamadya Bogor (1995), antara lain:
  1. Desa Mulyaharja
  2. Desa Ranggamekar
  3. Desa Pamoyanan

Dengan diberlakukanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor diubah menjadi Kota Bogor.[14] Hal ini juga berlaku pada seluruh wilayah lainnya yang ada di Indonesia.

Geografis

[sunting | sunting sumber]
Gambar Wilayah Kota Bogor beserta batas-batasnya (Kecamatan dan Wilayah Kabupaten)

Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT–106°51’00”BT dan 6°30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibukota kurang lebih 60 km.

Batas Wilayah

[sunting | sunting sumber]
Utara Kecamatan Kemang (Kabupaten Bogor) dan Kecamatan Bojong Gede (Kabupaten Bogor)
Timur Kecamatan Sukaraja (Kabupaten Bogor) dan Kecamatan Ciawi (Kabupaten Bogor)
Selatan Kecamatan Cijeruk (Kabupaten Bogor), Kecamatan Caringin (Kabupaten Bogor) dan Kecamatan Tamansari (Kabupaten Bogor)
Barat Kecamatan Dramaga (Kabupaten Bogor) dan Kecamatan Ciomas (Kabupaten Bogor)

Seperti wilayah lain di Indonesia, Bogor memiliki iklim tropis dengan tipe Hutan Hujan Tropis. Kondisi iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26 °C dengan suhu terendah 21,8 °C dan suhu tertinggi 30,4 °C.

Kelembaban udara ≥70%, curah hujan rata-rata setiap tahun di Kota Bogor sangatlah tinggi, yaitu sekitar 3.500–4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Januari, karenanya Kota Bogor dijuluki sebagai "Kota Hujan".[15]

Data iklim Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rekor tertinggi °C (°F) 34
(93)
34
(93)
33
(91)
35
(95)
34
(93)
34
(93)
34
(93)
36
(97)
37
(99)
37
(99)
36
(97)
35
(95)
37
(99)
Rata-rata tertinggi °C (°F) 28.3
(82.9)
28.5
(83.3)
29.3
(84.7)
30
(86)
30.3
(86.5)
30.2
(86.4)
30.5
(86.9)
30.9
(87.6)
31.2
(88.2)
30.7
(87.3)
30.1
(86.2)
29.6
(85.3)
29.97
(85.94)
Rata-rata harian °C (°F) 24.7
(76.5)
24.6
(76.3)
25
(77)
25.5
(77.9)
25.5
(77.9)
25.2
(77.4)
25.2
(77.4)
25.3
(77.5)
25.6
(78.1)
25.4
(77.7)
25.4
(77.7)
25.4
(77.7)
25.23
(77.43)
Rata-rata terendah °C (°F) 21.1
(70)
20.8
(69.4)
20.7
(69.3)
21
(70)
20.8
(69.4)
20.2
(68.4)
19.9
(67.8)
19.7
(67.5)
20
(68)
20.2
(68.4)
20.7
(69.3)
21.3
(70.3)
20.53
(68.98)
Rekor terendah °C (°F) 17
(63)
17
(63)
15
(59)
16
(61)
14
(57)
12
(54)
12
(54)
13
(55)
14
(57)
15
(59)
17
(63)
16
(61)
12
(54)
Presipitasi mm (inci) 404
(15.91)
410
(16.14)
378
(14.88)
381
(15)
335
(13.19)
237
(9.33)
188
(7.4)
184
(7.24)
256
(10.08)
373
(14.69)
448
(17.64)
378
(14.88)
3.972
(156,38)
Rata-rata hari hujan 18 19 18 16 13 10 8 7 10 15 18 17 169
% kelembapan 88 87 86 85 85 83 80 79 80 81 83 85 83.5
Rata-rata sinar matahari bulanan 136 154 197 240 260 250 287 290 256 248 196 145 2.659
Sumber #1: Climate-Data.org[16]
Sumber #2: BMKG[17] & Weatherbase[18]

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Wali kota

[sunting | sunting sumber]

Wali kota Bogor berkantor di Balai Kota Bogor yang menjadi pusat pemerintahan resmi Kota Bogor.

No Wali Kota Awal menjabat Akhir menjabat Prd. Wakil Wali Kota
24 Bima Arya Sugiarto 7 April 2014 7 April 2019 26 Usmar Hariman
20 April 2019 20 April 2024 27 Dedie A. Rachim
25 Hery Antasari
(Penjabat)
20 April 2024 Petahana Transisi

Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Kota Bogor memiliki 6 kecamatan dan 68 kelurahan. Pada tahun 2022, jumlah penduduknya mencapai 1.114.018 jiwa dengan luas wilayah 118,50 km² dan sebaran penduduk 10.001 jiwa/km².[19][20]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bogor, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Ibu kota Kodepos[21] Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
32.71.04 Bogor Barat _ 16111-16119 16
32.71.01 Bogor Selatan _ 16131-16139 16
32.71.03 Bogor Tengah _ 16121-16129 11
32.71.02 Bogor Timur _ 16141-16146 6
32.71.05 Bogor Utara _ 16151-16158 8
32.71.06 Tanah Sareal _ 16161-16169 11
TOTAL 68


Demografi

[sunting | sunting sumber]

The New American Cyclopaedia pada 1867 melaporkan bahwa Buitenzorg (nama Bogor pada saat itu) memiliki populasi sebesar 320.756, termasuk 9.530 Etnis Tiongkok, 650 Etnis Eropa, and 23 Etnis Arab.[22]

Menurut sensus nasional yang dilakukan pada Mei-Agustus 2010, terdapat 949.066 orang yang tercatat sebagai penduduk di Bogor. Rata-rata kepadatan penduduk adalah sekitar 8.000 orang per km2.[23]

Suku bangsa

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia 2000, sebagian besar penduduk Kota Bogor adalah orang Sunda sebagai pribumi, diikuti oleh Tionghoa, Jawa, Betawi, Batak, Minangkabau, dan suku lainnya. Berikut adalah besaran penduduk Kota Bogor berdasarkan suku bangsa pada Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000;[24]

No Suku Populasi (2000) %
1 Sunda 568.425 76,01%
2 Jawa 75.880 10,15%
3 Tionghoa 19.604 2,62%
4 Betawi 17.347 2,32%
5 Batak 11.124 1,49%
6 Minangkabau 8.439 1,13%
7 Cirebon 670 0,09%
8 Banten 379 0,05%
9 Suku lainnya 45.974 6,14%
Kota Bogor 747.842 100%
Peta bahasa dan dialek di wilayah Bogor Raya.

Bahasa utama yang digunakan di Kota Bogor adalah bahasa Sunda dialek Bogor dan penggunaannya meliputi seluruh wilayah Kota Bogor.[25] Di bagian utara, tepatnya di beberapa kelurahan dalam lingkup kecamatan Tanah Sareal, bahasa Sunda dan bahasa Betawi digunakan secara bersamaan dan dianggap sebagai wilayah peralihan bahasa.[26][27]

Bahasa Wilayah penggunaan
Sunda (Bogor) Seluruh kecamatan di Kota Bogor
Sunda (Priangan) Bogor Timur (Sindangrasa, Sindangsari) dan Bogor Selatan (Bojongkerta, Harjasari, Kertamaya, Rancamaya)
Betawi Tanah Sareal (Cibadak, Kayumanis, Kencana, Mekarwangi, Sukadamai, Sukaresmi)

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]
Kebun Raya Bogor.
Alun-Alun Kota Bogor eks taman topi yang merupakan alun-alun terluas di Bogor Raya (1,7 ha), meskipun alun-alun tertua di Bogor Raya adalah Alun-alun Jonggol.

Bogor memiliki beberapa makanan khas, antara lain:

  • Soto Bogor
  • Cungkring
  • Doclang
  • Gepuk Karuhun
  • Ikan Balita
  • Asinan Bogor
  • Toge Goreng
  • Roti Unyil
  • Laksa Bogor
  • Lapis Talas Bogor
  • Lumpia Basah Bogor
  • Dodongkal

Sementara, minuman yang khas antara lain:

  • Es Pala
  • Bir Kocok
  • Es Sekoteng
  • Es Cincau Hijau
  • Bajigur
  • Bandrek Bogor

Bogor memiliki beberapa kesenian, antara lain:

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Selain itu, Kota Bogor dilalui oleh Jalur kereta api Manggarai–Padalarang.

Kota Bogor memiliki 1 stasiun KRL dan 2 stasiun KA Pangrango, diantaranya:

Selain itu, Kota Bogor juga memiliki 1 stasiun yang sudah berhenti beroperasi, 3 stasiun KA Pangrango, 1 stasiun KRL Commuter Line, dan 1 stasiun LRT Jabodebek yang sedang dalam usulan, yaitu:[29]

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Rumah Sakit

[sunting | sunting sumber]

Infrastruktur

[sunting | sunting sumber]

Tempat Ibadah

[sunting | sunting sumber]
  • Masjid Agung At-Tohiriyah, Jalan Empang 1 No.1, RT.01/RW.02, Empang, Kec. Bogor Seletan
  • Masjid Raya Bogor, Jalan Raya Pajajaran, Baranangsiang, Kec. Bogor Timur
  • Masjid Al-Mustofa, Jalan Cermai Ujung Blok, Bantarjati, Kec. Bogor Utara
  • Masjid Jami' Al-Juman, Jalan Pahlawan, Bondongan, Kec. Bogor Selatan
  • Masjid Agung Bogor, Jalan Nyi Raja Permas, Cibogor, Kec. Bogor Tengah
  • Masjid Al-Hijri II, Jalan K.H Sholeh Iskandar, Sukadamai, Kec. Tanah Sareal
  • Gereja Batak Karo Protestan Bogor, Jalan Tumapel Ujung, Kedung Jaya, Kec. Tanah Sareal
  • Gereja Methodist Jemaat Immanuel Bogor, Jalan Cincau, Gudang, Kec. Bogor Tengah
  • Gereja Zebaoth Bogor, Jalan Ir. H. Juanda, Paledang, Kec. Bogor Tengah
  • Gereja Katedral Bogor, Jalan Kapten Muslihat, Paledang, Kec. Bogor Tengah
  • Gereja Saint Fransiskus Bogor, Jalan Siliwangi, Bondongan, Kec. Bogor Selatan
  • Gereja Kristen Bogor, Jalan Pengadilan, Pabaton, Kec. Bogor Tengah
  • Gereja Kristus Bogor, Jalan Siliwangi, Sukasari, Kec. Bogor Timur
  • Gereja Sidang Jemaat Allah Bogor, Jalan Suryakencana, Gudang, Kec. Bogor Tengah
  • Gereja HKBP Bogor, Jalan Paledang, Paledang, Kec. Bogor Tengah
  • Gereja Bethel Bogor, Jalan Jenderal Sudirman, Sempur, Kec. Bogor Tengah
  • Klenteng Hok Tek Bio Bogor, Jalan Otto Iskandardinata, Babakan Pasar, Kec. Bogor Tengah

Museum dan Perpustakaan

[sunting | sunting sumber]

Tempat Olahraga

[sunting | sunting sumber]

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Kota Bogor memiliki sekitar 1.487 sekolah, 211.456 siswa, dan 13.292 guru.

Perguruan Tinggi

[sunting | sunting sumber]
  • Institut Pertanian Bogor
  • Politeknik AKA Bogor
  • Politeknik Kesehatan Bandung
  • Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hidayah
  • Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Karimiyah
  • Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul Iman
  • Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pandu Madaniyah
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Triguna
  • Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Binaniaga
  • Sekolah Tinggi Ilmu Komputer El-Rahma
  • Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Albana
  • Sekolah Tinggi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Bogor
  • Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor
  • Sekolah Tinggi Sandi Negara
  • Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor
  • Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Cakrawala
  • Universitas Bina Sarana Informatika
  • Universitas Djuanda
  • Universitas Ibn Khaldun Bogor
  • Universitas Muhammadiyah
  • Universitas Nusa Bangsa
  • Universitas Pakuan
  • Universitas Terbuka
  • Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Tepas Salapan Lawang Dasakerta". Pemerintah Kota Bogor. 2016-12-07. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-29. Diakses tanggal 2021-12-29. Sedangkan di puncaknya tertulis semboyan ‘Di nu kiwari ngancik nu bihari, seja ayeuna sampeureun jaga’. 
  2. ^ a b c "Data Disdukcapil Kemendagri 2024" (visual). dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 18 Oktober 2024. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diakses tanggal 17 Oktober 2023. 
  4. ^ "Bps Kota Bogor Dalam Angka 2023". Diakses tanggal 15 Mei 2023. 
  5. ^ Widyastuti, Endang (2013). "Penguasaan Kerajaan Tarumanagara terhadap Kawasan Hulu Ci Sadane". Purbawidya. 2 (2): 142. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-18. Diakses tanggal 2022-01-16. 
  6. ^ "PERPRES No. 22 Tahun 1963 tentang Penghapusan Keresidenan dan Kewedanaan [JDIH BPK RI]". peraturan.bpk.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-02. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  7. ^ "Perjalanan Kota Bogor dulu hingga kini". koran-jakarta.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-30. Diakses tanggal 2022-09-30. 
  8. ^ "PP No. 2 Tahun 1995 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor Dan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor [JDIH BPK RI]". peraturan.bpk.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-05. Diakses tanggal 2022-03-05. 
  9. ^ "Item 0005 - Peta Kecamatan Ciomas". Dinas Arsip & Perpustakaan Kab. Bogor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-05. Diakses tanggal 2022-03-05. 
  10. ^ "Item 0012 - Kecamatan Semplak". Dinas Arsip & Perpustakaan Kab. Bogor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-05. Diakses tanggal 2022-03-05. 
  11. ^ "Item 0008 - Kecamatan Semplak". Dinas Arsip & Perpustakaan Kab. Bogor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-05. Diakses tanggal 2022-03-05. 
  12. ^ "Item 0004 - Peta Kedunghalang". Dinas Arsip & Perpustakaan Kab. Bogor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-05. Diakses tanggal 2022-03-05. 
  13. ^ "Item 0011 - Peta Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor". Dinas Arsip & Perpustakaan Kab. Bogor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-05. Diakses tanggal 2022-03-05. 
  14. ^ "Kota Bogor". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-05. Diakses tanggal 2 November 2021. 
  15. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-22. Diakses tanggal 2020-08-21. 
  16. ^ "Bogor, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 19 Agustus 2020. 
  17. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 74 & 138. Diakses tanggal 19 September 2024. 
  18. ^ "Bogor, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 19 Agustus 2020. 
  19. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  20. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  21. ^ Kode Pos Kota Bogor
  22. ^ Ripley, George; Charles Anderson Dana (1867). The New American Cyclopaedia: A Popular Dictionary of General Knowledge. 4. Appleton. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-05. Diakses tanggal 2021-12-14. 
  23. ^ "Hasil Olah Cepat Sensus Penduduk 2010, Warga Kota Bogor 949 Ribu Jiwa". Official Site of Bogor City. Pemerintah Kota Bogor. 16 August 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-14. Diakses tanggal 7 September 2010. 
  24. ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 10 Mei 2022. 
  25. ^ G.N. Fallah, Muhammad (3 April 2022). "Penggunaan Bahasa Sunda oleh Masyarakat Kota Bogor". jurnalpost.com. Jurnal Post. Diakses tanggal 15 Desember 2023. 
  26. ^ R. Gumilar, Gugum (9 Mei 2016). "Budaya Berbeda di Seberang Jalan". pikiran-rakyat.com. Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 15 Desember 2023. 
  27. ^ Donni (18 Juni 2017). "Disambut Meriah Warga Kelurahan Kencana, Bima Ucapkan Terima Kasih". kotabogor.go.id. Pemerintah Kota Bogor. Diakses tanggal 15 Desember 2023. 
  28. ^ a b "Rute Trayek Angkutan Umum di Kota Bogor - Terminal Baranangsiang". Bogor: Dinas Perhubungan Kota Bogor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-09. Diakses tanggal 2022-07-30. 
  29. ^ Harahap, Riza. Dirgantara, Ganet, ed. "Pemkot Bogor usulkan KAI bangun lima stasiun kecil di Bogor". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-05. Diakses tanggal 2021-11-25. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]