Ribut Waidi
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | Ribut Waidi | ||
Tanggal lahir | 5 Desember 1962 | ||
Tempat lahir | Trangkil, Pati, Indonesia | ||
Tinggi | 1,85 m (6 ft 1 in) | ||
Posisi bermain | Sayap Kanan | ||
Nomor | 11 | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil | (Gol) |
1976–1980 | PS ISPAT / PERSETRA TRANGKIL | ? | (?) |
1980 | Persiku Kudus | ? | (?) |
1980-1984 | Kuda Laut Pertamina | ? | (?) |
1984–1992 | PSIS Semarang | 72 | (21) |
Tim nasional‡ | |||
1986-1989 | Timnas Indonesia | ||
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik dan akurat per 5 July 2012 ‡ Penampilan dan gol di tim nasional akurat per 20 Mei 2016 |
Ribut Waidi (5 Desember 1962 – 3 Juni 2012) adalah salah satu pemain sepak bola asal Indonesia. Ia dikenal sebagai salah satu pemain yang membuat tim nasional sepak bola Indonesia meraih medali emas dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara untuk pertama kalinya pada tahun 1987. Ribut Waidi berkarier dalam sepak bola untuk klub sepak bola PSIS Semarang. Setelah pensiun sebagai pemain sepak bola, ia bekerja untuk Pertamina hingga kematiannya.
Karier
[sunting | sunting sumber]PSIS Semarang
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1987, Ribut Waidi menjadi salah satu pemain utama bagi tim sepak bola PSIS Semarang. Ia menjadi salah satu pemain yang berhasil membuat PSIS Semarah meraih gelar juara Perserikatan pada tahun 1987. PSIS Semarang memperoleh kemenangan atas Persebaya Surabaya pada pertandingan final yang diadakan di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan. Skor akhir pertandingan ialah 1-0. Gol untuk PSIS Semarang dicetak oleh Saiful Amri. Namun Ribut Waidi terpilih sebagai pemain terbaik pada pertandingan tersebut.[butuh rujukan]
Tim nasional sepak bola Indonesia
[sunting | sunting sumber]Ribut Waidi diminta oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia untuk menjadi salah satu anggota tim nasional sepak bola Indonesia sejak tahun 1986. Setelah berakhirnya musim kejuaraan sepak bola Perserikatan tahun 198, Ribut Waidi kemudian turut serta dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara 1987 dengan memakai nomor punggung 10.[butuh rujukan] Ia meraih prestasi sebagai satu-satunya pencetak gol pada laga final yang mempertandingkan antara tim nasional sepak bola Indonesia dan tim nasional sepak bola Malaysia pada SEA Games 1987. Gol yang dicetak oleh Ribut Waidi membuat tim nasional sepak bola Indonesia meraih medali emas pertama sejak mengikuti Pesta Olahraga Asia Tenggara pada tahun 1977.[butuh rujukan]
RIbut Waidi tetap menjadi pemain sepak bola bagi tim nasional sepak bola Indonesia hingga tahun 1990. Ia ikut serta dalam pertandingan-pertandingan yang mewakili Indonesia dalam Piala Kemerdekaan, kualifikasi Piala Asia, serta Pra-Piala Dunia.[butuh rujukan]
Pensiun dan kematian
[sunting | sunting sumber]Setalah pensiun sebagai pemain sepak bola, Ribut Waidi bekerja sebagai karyawan di Pertamina. Ribut Waidi meninggal pada hari Minggu tanggal 3 Juni 2012 di Kota Semarang, Jawa Tengah. Ia meninggalkan seorang istri dan ketiga anak. Kematiannya terjadi secara wajar tanpa ada tanda-tanda mengidap penyakit tertentu.[1]
Penghormatan
[sunting | sunting sumber]Pemerintah Kota Semarang mendirikan patung Ribut Waidi di Jalan Karang Rejo. Lokasinya berada di jalur utama yang menuju ke Stadion Jatidiri, Kota Semarang. Pembuatan patung dalam posisi Ribut Waidi sedang menggiring bola. Patungnya dibuat sebagai penghormatan atas jasa Waidi bagi tim nasional sepak bola Indonesia.[butuh rujukan]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ fandom.id/feature/profil
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- "Ribut Waidi Meninggal Dunia". Okezone.