Lompat ke isi

R-Han 122

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
R-Han 122

Roket R-han 122B diuji di Garut, Jawa Barat, 23 hingga 25 Oktober 2018
Jenis Artileri roket
Negara asal Indonesia
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 2007–sekarang
Digunakan oleh Indonesia
Sejarah produksi
Perancang LAPAN, Dirgantara Indonesia
Produsen Dirgantara Indonesia
Biaya produksi Rp 75 Juta (US$4,822)
Diproduksi 2007–sekarang
Varian R-han 122A, R-Han 122B, R-Han 122 Avibras
Spesifikasi
Berat 59,6 kg (R-Han 122A), 64 kg (R-Han 122B)
Panjang 2,82 m

Kecepatan peluru Mach 1,8 (612,52 m/s) (R-Han 122A), Mach 2,95 (1.003,86 m/s) (R-Han 122B)[1]
Jarak efektif 24 km (R-Han 122A),[2] 27 km (R-Han 122B),[3] 32 km (R-han 122 Avibras)[4]

Kapasitas amunisi Hulu ledak 18 kg

Roket R-Han 122 adalah keluarga artileri roket yang dikembangkan oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Indonesia dengan kecepatan maksimum Mach 2,95 (3.614 km/h) dan jangkauan maksimum 32 km. Ia digunakan terutama oleh Tentara Nasional Indonesia.

grafik 3d roket R-Han 112b

Ia merupakan pengembangan roket sebelumnya D-230 tipe RX 1210 yang dikembangkan Kementerian Riset dan Teknologi, yang memiliki kecepatan maksimum Mach 1,8 (2.205 km/h) (kecepatan suara).

Pada Maret 2012, sebanyak 50 roket R-Han 122 diluncurkan di Pusat Latihan Tempur TNI Angkatan Darat Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. R-Han 122 berfungsi sebagai senjata berdaya ledak optimal dengan sasaran darat dan jarak tembak sampai 26 kilometer.[5]

Prototipe kendaraan peluncur roket R-Han 122 oleh PT Delimajaya Group.

Berawal pada tahun 2007 saat Kementerian Riset dan Teknologi membentuk Tim D230 untuk mengembangkan roket berdiameter 122 mm dengan jarak jangkau 20 kilometer. Prototipe roket D-230 ini dibeli Kementerian Pertahanan dan Keamanan untuk memperkuat program seribu roket. Pemerintah membentuk Konsorsium Roket Nasional dengan ketua konsorsium PT Dirgantara Indonesia (DI), sebagai wadah memasuki bisnis massal yang sudah ada sejak 2005. Namun, baru dikembangkan roket D-230 pada 2007 hingga terbentuk konsorsium tersebut.

Konsorsium itu beranggotakan sejumlah industri strategis yang mengerjakan bermacam komponen roket. Di dalam konsorsium terdapat PT Pindad yang mengembangkan launcher dan firing system dengan menggunakan platform GAZ, Nissan, dan Perkasa yang sudah dimodifikasi dengan laras 16/warhead dan mobil launcher (hulu ledak). Kemudian juga PT Dahana menyediakan propellant, PT Krakatau Steel mengembangkan material tabung dan struktur roket. PT Dirgantara Indonesia membuat desain dan menguji jarak terbang.

Pendukung lain dalam konsorsium adalah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) turut menyediakan alat penentu posisi jatuh roket. ITB menyediakan sistem kamera nirkabel untuk menangkap dan mengirim gambar saat roket tiba di sasaran. Sejumlah perguruan tinggi lainnya, yakni UGM, ITS, Universitas Ahmad Dahlan, dan Universitas Suryadharma, ikut terlibat di dalam pengembangan roket tersebut. Nama D-230 kemudian diganti menjadi R-Han 122 karena sudah dibeli Kementerian Pertahanan.

Sistem isolasi termal untuk membuat roket militer tidaklah mudah. Para periset beberapa kali melakukan uji coba hingga menemukan kesempurnaan pada roket R-Han 122 itu.

Pada 2003 para periset menggunakan material kritis dengan ketebalan baja 1,2 mm, tetapi produk justru cepat jebol. Kemudian para peneliti mulai memperbaiki sistem isolasi termal. Saat roket meluncur sempurna dibutuhkan suhu 3.000 derajat celsius. Pembakaran dengan menghasilkan suhu tinggi bisa berakibat fatal apabila sistem isolasi termal tidak bekerja dengan baik. Karena itu, di ruang isolasi termal diberi karet atau polimer yang bisa menghambat panas. Untuk material roket, dipilih bahan yang ringan, yakni aluminium, karena bisa menghambat panas. Perubahan-perubahan itu ternyata menghasilkan roket yang tidak pernah rusak saat diujicobakan.[2]

Pada 6 November 2010, uji penembakan dilakukan di Baturaja, Sumatera Selatan. Roket yang diuji adalah 3 buah roket 122 mm dengan hulu ledak asap dan 1 dengan hulu ledak hidup.[6] Tes lain dilakukan pada 28 Maret 2012, menembakkan 50 roket dari peluncur GAZ yang dikembangkan oleh Pindad. Roket memiliki jangkauan 15 km dan kecepatan 1,8 mach.[7]

R-Han 122 diresmikan kepada publik di Indodefence 2014 dari 5 hingga 8 November 2014 setelah uji coba rudal dilakukan pada Maret 2014.[8]

Program roket R-Han 122B dimulai pada tahun 2014 dengan menggunakan dana APBN dan menjalani uji dinamis pertama pada Juni 2015 sebagai implementasi Konsorsium pada tahun 2014. Pada 20 Agustus 2015, uji dinamis kedua dilakukan, menembakkan 6 roket dengan rudal Indonesia. RM 70 MLRS Korps Marinir.[9] R-Han 122B menjalani uji dinamik ketiga pada 27–29 Januari 2016 di Pantai Tempursari Lumajang, Jawa Timur dengan pengunjung dari Kementerian Pertahanan RI dan berbagai perusahaan pertahanan Indonesia. Uji dinamik ini ground to ground menggunakan beberapa jenis beban hulu ledak, yaitu 4 unit inert atau dummy, 9 unit asap, 8 unit sharp dan 4 unit telemetri. Muatan dummy dan asap diluncurkan untuk melihat titik jatuh, muatan tajam diluncurkan sebagai simulasi kondisi nyata roket R-Han 122-B, dan muatan telemetri digunakan untuk menentukan lintasan roket. Dari hasil pengujian, area jatuhnya roket berhasil dipantau pengamat berada pada kisaran 22–23 km untuk sudut elevasi 30° dan kisaran 25–26 km untuk sudut elevasi 50°.[10]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "PT Pindad Persiapkan Produksi Massal Roket R-Han 122B Untuk Korps Marinir". Indomiliter. Diakses tanggal 2021-03-30. 
  2. ^ a b "R-Han 122mm: Solusi Kemandirian Roket Balistik Artileri Medan – Indomiliter.com". www.indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-05-09. 
  3. ^ Sutrisno, 2020: 45
  4. ^ Sutrisno, 2017: 25-26
  5. ^ "Roket R-Han 122 Sukses Meluncur dari MLRS RM70 Grad Marinir TNI AL – Indomiliter.com". www.indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-05-09. 
  6. ^ Iswidodo (2010-11-07). Iswidodo, ed. "Indonesia Sukses Luncurkan 4 Roket Karya Anak Bangsa". Tribunnews.com. Tribuntechno. Diakses tanggal 2021-04-02. 
  7. ^ Antara (2012-03-29). "Wamenhan Puas Pengembangan Kemandirian Roket". Investor.id. Diakses tanggal 2021-04-02. 
  8. ^ Administrator. "New Rantis 6x6 MLRS Multiple Launch Rocket System with Rhan 122mm rockets at IndoDefence 2014 061114". www.armyrecognition.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-03-19. 
  9. ^ DMC. "Menhan Saksikan Uji Dinamik Roket R-Han 122B". kemhan.go.id. Diakses tanggal 2021-04-21. 
  10. ^ "PT. Pindad (Persero) - Dua Puluh Lima Unit R-Han 122B Berhasil Diluncurkan". www.pindad.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-03-19. 

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • Sutrisno (2017). Laporan Akuntabilitas Kinerja Pustekroket 2016. Pusat Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
  • Sutrisno (2018). Laporan Akuntabilitas Kinerja Pustekroket 2017. Pusat Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
  • Sutrisno (2019). Laporan Akuntabilitas Kinerja Pustekroket 2018. Pusat Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
  • Sutrisno (2020). Laporan Akuntabilitas Kinerja PUSTEKROKET 2019. Pusat Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
  • Mariani, Lilis (2021). Laporan Akuntabilitas Kinerja PUSTEKROKET 2020. Pusat Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.