Pa'jukukang, Bantaeng
Pa'jukukang | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Selatan | ||||
Kabupaten | Bantaeng | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | - | ||||
Populasi | |||||
• Total | - jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 73.03.05 | ||||
Kode BPS | 7303031 | ||||
Luas | - km² | ||||
Kepadatan | - jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | - | ||||
|
Pa'jukukang adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. Luas wilayah Kecamatan Pa'jukukang adalah 48,9 km2. Pada tahun 2020, wilayah Kecamatan Pa'jukukang terbagi menjadi 10 desa yang terletak di bagian pesisir. Kecamatan Pa'jukukang dilalui oleh beberapa bagian hilir sungai.
Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Kecamatan Pa'jukukang sebanyak 30.300 jiwa. Kecamatan Pa'jukukang merupakan kecamatan dengan penduduk miskin terbanyak di Kabupaten Bantaeng pada tahun 2018. Komoditas utama di Kecamatan Pa'jukukang adalah produk perikanan antara lain udang, bandeng dan rumput laut. Di Kecamatan Pa'jukukang juga terdapat sebuah situs arkeologi bernama Situs Soerabaja.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Pembagian wilayah
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Pa'jukukang terletak di Kabupaten Bantaeng.[1] Luas wilayah Kecamatan Pa'jukukang adalah 48,9 km2.[2] Persentese luas tersebut adalah 12,35% dari luas Kabupaten Bantaeng.[3] Wilayah Kecamatan Pa'jukukang terbagi menjadi 10 desa.[4] Pada tahun 2020, nama-nama desa di Kecamatan Pa'jukukang sebagai berikut:[5]
Nomor | Nama desa | Luas (km2) | Persentase (%) |
---|---|---|---|
1 | Desa Rappoa | 3,25 | 6,65 |
2 | Desa Biangloe | 3,93 | 8,04 |
3 | Desa Batu Karaeng | 3,02 | 6,18 |
4 | Desa Lumpangan | 4,70 | 9,61 |
5 | Desa Biangkeke | 3,11 | 6,36 |
6 | Desa Nipa-Nipa | 6,12 | 12,52 |
7 | Desa Pa'jukukang | 5,85 | 11,96 |
8 | Desa Borong Loe | 9,40 | 17,18 |
9 | Desa Papan Loe | 7,35 | 15,03 |
10 | Desa Baruga | 3,17 | 6,48 |
Luas Kecamatan Pa'jukukang | 48,90 | 100,00 |
Bentang alam
[sunting | sunting sumber]Wilayah Kecamatan Pa'jukukang merupakan daerah pesisir.[6] Kecamatan Pa'jukukang dilalui oleh beberapa sungai, yaitu Sungai Bungun Ru, Sungai Kalmassan, Sungai Tunrung Asu, Sungai Biangloe, Sungai Biangkeke dan Sungai Pamosa.[4] Desa-desa di Kecamatan Pa'jukukang dilalui oleh Sungai Biangloe sebagai daerah hilirnya.[7]
Penduduk
[sunting | sunting sumber]Pertumbuhan penduduk
[sunting | sunting sumber]Jumlah penduduk di Kecamatan Pa'jukukang pada tahun 2015 sebanyak 30.113 jiwa. Kecamatan Pa'jukukang kemudian mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 0,62% pada tahun berikutnya. Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Kecamatan Pa'jukukang sebanyak 30.300 jiwa.[8]
Kesejahteraan penduduk
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2018, Kecamatan Pa'jukukang menjadi kecamatan di Kabupaten Bantaeng dengan jumlah penduduk miskin terbanyak. Sebanyak 3.752 rumah tangga di Kecamatan Pa'jukukang memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah pada tahun 2018. Persentase kesejahteraan penduduk miskin di Kecamatan Pa'jukukang pada tahun 2018 berada di bawah 40%.[6]
Sumber daya alam
[sunting | sunting sumber]Perikanan
[sunting | sunting sumber]Di Kabupaten Bantaeng, Kecamatan Pa'jukukang merupakan kecamatan penghasil komoditas perikanan yang terbesar. Produksi perikanan di Kecamatan Pa'jukukang melalui budidaya laut, tambak dan kolam. Komoditas perikanan yang utama di Kecamatan Pa'jukukang adalah udang, bandeng dan rumput laut.[9]
Peninggalan arkeologi
[sunting | sunting sumber]Situs Soerabaja
[sunting | sunting sumber]Situs Soerabaja terletak di Desa Biangkeke, Kecamatan Pa'jukukang. Titik koordinat dari Situs Soerabaja adalah 05° 33’ 29,1” Lintang Selatan dan 120° 00’ 19,3” Bujur Timur. Lokasinya di antara perkebunan jagung yang berdekatan dengan Sungai Biangkeke. Jaraknya sekitar 800 meter dari jalan poros yang menghubungkan Kabupaten Bantaeng dengan Kabupaten Bulukumba.[10] Situs Soerabaja berupa sekumpulan batu andesit berbentuk bulat. Pola susunannya secara umum berbentuk persegi panjang yang menyerupai bentuk makam. Namun, di situs ini tidak ditemukan batu nisan.[11]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Bank Indonesia (2012). Penelitian Pengembangan Komiditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012. SEM Institute. hlm. 29.
- ^ Nas, dkk. 2018, hlm. 19.
- ^ BPS Kabupaten Bantaeng 2021, hlm. 3-4.
- ^ a b BPS Kabupaten Bantaeng 2021, hlm. 3.
- ^ BPS Kabupaten Bantaeng 2021, hlm. 7.
- ^ a b Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan. "Pengolahan Sentra Pengolahan Rumput Laut Kecamatan Pa'jukukang Kabupaten Bantaeng" (PDF). Sistem Inovasi dan Kolaborasi Manajemen Pengetahuan Kementerian (SIKOMPAK).
- ^ Supratman dan Sahide, M. A. K. (2013). Hutan Desa dan Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa di Kabupaten Bantaeng (PDF). Jakarta: Direktorat Bina Perhutanan Sosial. hlm. 45.
- ^ Nas, dkk. 2018, hlm. 20.
- ^ Surur, Fadhil (2015). "Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Budidaya Perikanan di Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng" (PDF). Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015: B 015–B 016. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-07-11. Diakses tanggal 2022-07-06.
- ^ Mahmud, dkk. 2017, hlm. 153-154.
- ^ Mahmud, dkk. 2017, hlm. 154.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng (2021). Kecamatan Pa'jukukang dalam Angka 2021. Bantaeng: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng.
- Mahmud, M. I., dkk. (2017). Butta Toa: Jejak Arkeologi Budaya Toala, Logam dan Tradisi Berlanjut di Bantaeng (PDF). Makassar: Balai Arkeologi Sulawesi Selatan dan Penerbit Ombak. ISBN 978-602-258-461-2.
- Nas, J., dkk. (2018). Nas, J., dan Zulfikar, A., ed. E-Voting di Bantaeng: Mengubah Mindset Masyarakat (PDF). De La Macca. ISBN 978-602-263-143-9.