Orang Asal
Orang Asal adalah penduduk asli Malaysia. Istilah tersebut adalah kata Melayu untuk "Penduduk Asli", dan Orang Asal bersama dengan Melayu meraih status Bumiputra di Malaysia.
Orang Asal di Semenanjung Malaysia secara kolektif dikenal sebagai Orang Asli, dan membentuk minoritas-minoritas kecil di sana. Namun, Orang Asal di Malaysia Timur membentuk mayoritas populasi.
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Istilah "Orang Asal" artinya "Penduduk Asli".[1] Istilah tersebut awalnya digunakan oleh para pemberontak Komunis dalam Kedaruratan Malaya dalam rangka meraih dukungan dari kelompok suku.[2]
Status
[sunting | sunting sumber]Orang Asal secara resmi adalah bumiputra, yang memberikan mereka hak-hak istimewa dalam masyarakat Malaysia. Namun, masyarakat mereka masih termarginalisasi, dan mereka dikatakan "Bumiputra kelas dua".[3] Masalah saat ininya adalah terkait lahan, yang sering kali diambil untuk keperluan pengembangan.[1] Hal ini telah menyebabkan beberapa masalah, yang meliputi kasus pengadilan dan perpecahan antara pemerintah federal dan negara bagian.[4] Selain itu, penebangan liar sering kali terjadi pada apa yang dianggap sebagai tanah tradisional mereka.[5] Masalah-masalah terjadi berkaitan dengan imigrasi, dimana para imigran sering kali memberikan kartu-kartu identitas kepada Orang Asal.[3] Selain itu, beberapa mengeluhkan asimiliasi dalam budaya umum dan pemindahan ke agama Islam.[4] Orang Asal sering kali berpindah tempat akibat dari pengembangan Bendungan Bakun di Sarawak telah memaksa 11,000 orang untuk pindah.[6]
Divisi
[sunting | sunting sumber]Orang Asal berada di seluruh Malaysia, yang meliputi 11% dari populasi,[7] sekitar 2.1 juta orang. Orang Asal merupakan sebuah istilah yang ditujukan kepada seluruh penduduk asli baik di Semenanjung maupun di Malaysia Timur.[1]
Orang-orang di Semenanjung dikenal secara khusus sebagai Orang Asli; mereka berjumlah sekitar 149,500 orang[1] dan hanya meliputi 0.7% dari total penduduk Malaysia. Mereka secara resmi terdiri dari 19 subgrup etnis, yang diklasifikasikan sebagai Negrito, Senoi, atau Proto-Melayu.[8]
Malaysia Timur terdiri dari sekitar 64 kelompok penduduk asli, sekitar 39 di Sabah dan 25 di Sarawak.[3] Orang Asal meliputi 60% dari populasi Sabah, dan 50% dari populasi Sarawak. Populasi Sabah sangat beragam, dengan lebih dari 50 bahasa dan 80 dialek yang digunakan.[8] Kelompok terbesar di Sarawak adalah Iban.[9]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d Sze, Puah (2006-03-13). "Crafting Culture: The Orang Asal of Malaysia". Wild Asia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-08. Diakses tanggal 2010-11-23.
- ^ Benjamin, Geoffrey (2002). Tribal communities in the Malay world: historical, cultural and social perspectives. Singapore: International Institute for Asian Studies. hlm. 120. ISBN 981-230-166-6.
- ^ a b c "Malaysia: Land, autonomy and empowerment for the Orang Asal". Indigenousportal.com. 2010-09-24. Diakses tanggal 2010-11-23.
- ^ a b Wessendorf, Kathrin (April 2009). The Indigenous World 2009. Copenhagen: The International Workgroup for Indigenous Affairs. hlm. 330–331. ISBN 978-87-91563-57-7.
- ^ "Lawyers want S'wak to remove entry ban on Suhakam official". Thestar.com.my. 2010-11-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-22. Diakses tanggal 2010-11-23.
- ^ Richmond, Simon (2010). Malaysia, Singapore and Brunei. Lonely Planet. hlm. 81–82. ISBN 1-74104-887-7.
- ^ "Malaysia". Cia.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-28. Diakses tanggal 2010-11-23.
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaIWGIA
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaUN