Lompat ke isi

Masalah etnis di Jepang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Menurut statistik sensus, 98.5% populasi Jepang adalah orang Jepang, dengan sisanya adalah warga asing yang menetap di Jepang.[1] Namun, statustik tersebut mengukur kewarganegaraan, bukan suku bangsa, dengan seluruh minoritas domestik seperti suku Ainu, suku Ryukyu dan Burakumin dihitung sebagai "orang Jepang."[2]

Demografi

[sunting | sunting sumber]
Kewarganegaraan warga asing di Jepang pada 2000.
Sumber: Biro Statistik Jepang[3]

Sekitar 1.6% populasi tetap sah Jepang adalah warga asing. Menurut data tahun 2012 dari pemerintah Jepang, kelompok-kelompok utamanya adalah sebagai berikut.[4][5]

Kewarganegaraan Jumlah Persentase
Warga
asing
Total
populasi
 Tiongkok 653,004 32.0% 0.50%
Korea SelatanKorea Utara Korea Selatan + Chōsen* 530,421 26.0% 0.42%
 Filipina 203,027 10.0% 0.16%
 Brasil 193,571 9.5% 0.15%
 Vietnam 52,385 2.6% 0.04%
 Peru 49,483 2.4% 0.04%
 Amerika Serikat 48,371 2.4% 0.04%
 Thailand 40,146 2.0% 0.03%
 Indonesia 25,543 1.3% 0.02%
   Nepal 24,073 1.2% 0.02%
 Taiwan 22,779 1.1% 0.02%
Lain-lain 195,356 9.6% 0.15%
Total (pada 2012) 2,038,159 100% 1.6%

* Jepang tak mengakui kewarganegaraan Korea Utara

Statistik di atas tak meliputi sekitar 30.000 militer AS yang ditugaskan di Jepang maupun imigran ilegal. Statistik tersebut juga tak mengambil jumlah kelompok minoritas yang menjadi warga Jepang seperti suku Ainu (suku asli Hokkaido), suku Ryukyu (yang tak dianggap suku Yamato), warga naturalisasi dari latar-latar belakang namun tak terbatas pada Korea dan Tionghoa, dan keturunan warga imigran. Total populasi tetap sah pada 2012 berjumlah sekitar 127.6 juta.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ CIA World Factbook Retrieved on 11 June 2012.
  2. ^ Arudou, Debito (5 October 2010). "Census blind to Japan's true diversity". The Japan Times. Diakses tanggal 26 November 2015. 
  3. ^ Japan Statistics Bureau Diarsipkan December 25, 2007, di Wayback Machine., accessed December 8, 2007
  4. ^ (Jepang) [1] Diarsipkan October 14, 2013, di Wayback Machine. 平成24年末現在における外国人登録者統計について.
  5. ^ "Disturbing trend: Japanese protesters use Nazism to attack Chinese, Koreans". AJW by The Asahi Shimbun. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 13, 2014. Diakses tanggal October 13, 2014. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Morris-Suzuki, Tessa (1998), "Becoming Japanese: Imperial Expansion and Identity Crises in the Early Twentieth Century", dalam Minichiello, Sharon, Japan's competing modernities: issues in culture and democracy, 1900–1930, University of Hawaii Press, hlm. 157–180, ISBN 978-0-8248-2080-0 
  • Weiner, Michael (2004), Race, Ethnicity and Migration in Modern Japan: Imagined and imaginary minorities, Taylor and Francis, ISBN 978-0-415-20857-4 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]