Lompat ke isi

Kolekalsiferol

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Nama sistematis (IUPAC)
(3S,5Z,7E)-9,10-secocholesta-5,7,10(19)-trien-3-ol
Data klinis
AHFS/Drugs.com
Data lisensi US Daily Med:pranala
Kat. kehamilan A(US)
Status hukum OTC (US)
Pengenal
Nomor CAS 67-97-0
Kode ATC A11CC05
PubChem CID 5280795
DrugBank DB00169
ChemSpider 4444353
UNII 1C6V77QF41
ChEBI CHEBI:28940
ChEMBL CHEMBL1042
Sinonim vitamin D3, activated 7-dehydrocholesterol
Data kimia
Rumus C27H44O 
Massa mol. 384.64 g/mol
  • InChI=1S/C27H44O/c1-19(2)8-6-9-21(4)25-15-16-26-22(10-7-17-27(25,26)5)12-13-23-18-24(28)14-11-20(23)3/h12-13,19,21,24-26,28H,3,6-11,14-18H2,1-2,4-5H3/b22-12+,23-13-/t21-,24+,25-,26+,27-/m1/s1 N
    Key:QYSXJUFSXHHAJI-YRZJJWOYSA-N

Data fisik
Titik lebur 83-86 °C (-40 °F)
Titik didih 496.4 °C (926 °F)
Kelarutan dalam air Tidak dapat larut dalam air. Dapat larut sepenuhnya dalam cairan ethanol, methanol dan beberapa cairan pelarut organik. Sedikit larut dalam minyak sayur. mg/mL (20 °C)


Kolekalsiferol atau dikenal juga sebagai vitamin D3 adalah salah satu vitamin yang dapat membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfor dan berfungsi untuk menjaga kesehatan dan kepadatan tulang.[1] Kolekalsiferol merupakan salah satu jenis vitamin yang larut dalam lemak.[1] Kolekalsiferol diproses oleh tubuh saat kulit terpapar sinar matahari.[2] Kolekalsiferol pertama kali ditemukan pada tahun 1936 dan termasuk ke dalam daftar obat esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[3][4] Kolekalsiferol masuk ke dalam kategori obat generic dan tersedia secara bebas di toko obat. Kolekalsiferol juga dapat digunakan sebagai obat pembasmi hewan pengerat.[5][6]

Salah satu kegunaan kolekalsiferol adalah untuk mengobati dan mencegah gangguan tulang seperti rakhitis dan osteomalacia.[1] Penggunaan kolekalsiferol bersamaan dengan kalsium dapat digunakan untuk mengobati atau mencegah tulang keropos.[1] Selain itu, kolekalsiferol juga dapat digunakan bersamaan dengan obat lain untuk mengobati rendahnya tingkat kalsium atau fosfat yang disebabkan oleh gangguan tertentu seperti hipoparatiroidisme, pseudohipoparatiroidisme, kelompok hipofosfatemia.[1] Kolekalsiferol yang berbentuk tetes dapat diberikan kepada bayi yang sedang diberi ASI sebagai suplemen tambahan.[1]

Penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi kolekalsiferol adalah:

  • Kolekalsiferol dikonsumsi sesuai dengan arahan dari dokter.[1]
  • Kolekalsiferol dapat diserap dengan baik ketika digunakan setelah makan tetapi dapat digunakan dengan atau tanpa makanan.[1]
  • Dosis yang diberikan disesuaikan pada kondisi medis, jumlah paparan sinar matahari, diet, usia, dan respon terhadap pengobatan.[1]
  • Obat-obat tertentu seperti cholestyramine atau colestipol, minyak mineral, dan orlistat dapat menurunkan penyerapan Kolekalsiferol.[1] Pisahkan penggunaan obat-obat tersebut selama mungkin dari penggunaan Kolekalsiferol dengan jarak minimal 2 jam.[1]
  • Kolekalsiferol yang berbentuk cairan dapat dikonsumsi menggunakan sendok atau perangkat penakar obat agar mendapatkan dosis yang tepat.[1]
  • Kolekalsiferol berbentuk tablet kunyah atau wafer dapat dikunyah secara menyeluruh sebelum menelannya.[1]
  • Jika digunakan bersamaan dengan obat lain, sebaiknya Kolekalsiferol dikonsumsi pada waktu menjelang tidur.[1]
  • Kolekalsiferol sebaiknya dikonsumsi secara teratur pada waktu dan jam yang sama.[1]
  • Kolekalsiferol tidak boleh digunakan bersamaan dengan suplemen atau vitamin lainnya kecuali atas saran dokter.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p (Indonesia) Hello Sehat. "Vitamin D3 obat apa?". Diakses tanggal 8 Desember 2019. 
  2. ^ Hamilton R (2015). Tarascon Pocket Pharmacopoeia 2015 Deluxe Lab-Coat Edition. Jones & Bartlett Learning. hlm. 231. ISBN 9781284057560. 
  3. ^ Fischer J, Ganellin CR (2006). Analogue-based Drug Discovery (dalam bahasa Inggris). John Wiley & Sons. hlm. 451. ISBN 9783527607495. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-30. Diakses tanggal 2016-12-29. 
  4. ^ World Health Organization (2019). "World Health Organization model list of essential medicines: 21st list 2019". World Health Organization (WHO). hdl:10665/325771. 
  5. ^ "Merck Veterinary Manual - Rodenticide Poisoning: Introduction". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-01-17. 
  6. ^ Rizor, Suzanne E.; Arjo, Wendy M.; Bulkin, Stephan; Nolte, Dale L. Efficacy of Cholecalciferol Baits for Pocket Gopher Control and Possible Effects on Non-Target Rodents in Pacific Northwest Forests. Vertebrate Pest Conference (2006). USDA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-14. Diakses tanggal 2019-08-27. 0.15% cholecalciferol bait appears to have application for pocket gopher control.' Cholecalciferol can be a single high-dose toxicant or a cumulative multiple low-dose toxicant.