Lompat ke isi

Kitab Yoël

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lukisan Nabi Yoël karya Michelangelo

Kitab Yoël[a] atau Kitab Yoel (disingkat Yoël; akronim Yl.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi kecil pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Dua Belas Nabi", yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya dalam kelompok nabi-nabi akhir.

Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Yoël bin Petuel, nabi Yahudi yang diperkirakan hidup jauh setelah pembuangan ke Babel, tepatnya pada abad ke-5 SM saat Yudea menjadi provinsi di bawah Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Nama "Yoël" sendiri merupakan serapan dari kata dalam bahasa bahasa Ibrani: יוֹאֵל‎ (Yoel), yang diperkirakan merupakan gabungan dari nama Allah יה (Yah) dan kata אֵל (el, har. "Allah/Tuhan"). Oleh karena itu, nama tersebut kemungkinan berarti "Yahweh adalah Allah" atau "yang baginya Yahweh adalah Allah".[1]

Kitab ini berisi nubuat-nubuat yang datang kepada nabi Yoël bin Petuel.[2] Tema besar kitab ini adalah: Hari Tuhan yang Besar dan Mengagumkan. Pemberitaan tentang Hari Tuhan oleh nabi Yoël bukanlah baru pertama kalinya diberitakan, sebelumnya sudah pernah diberitakan oleh nabi-nabi terdahulu seperti nabi Amos.[3] Kitab Yoël menceritakan tentang bencana yang menimpa umat Israel dan ajakan nabi Yoël kepada para imam dan seluruh umat untuk bertobat. Bencana alam merupakan pendahuluan sebelum datangnya Hari Tuhan atau akhir zaman.[3]

Struktur dari Kitab Yoël terbagi sebagai berikut:[4]

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]

Bencana di Israel

[sunting | sunting sumber]

Nabi Yoël menyerukan tentang bencana alam yang akan menimpa Israel yaitu munculnya kawanan belalang yang memakan habis tumbuhan di seluruh penjuru negeri.[3] Akibatnya, terjadi kelaparan hebat yang mengancam pelaksanaan ibadat korban (Yoel 1:2–5; 2:1–11).[3] Disusul dengan datangnya musim kemarau yang panjang sehingga membuat tanah kering dan mematikan kehidupan tumbuhan dan hewan (Yoel 1:9–12; 16–20).[3] Bagi nabi Yoël, semua bencana tersebut menandakan bahwa umat dan bangsa-bangsa yang lain akan segera mendapatkan penghakiman dari Allah.[5] Datangnya belalang dan bencana kekeringan menjadi pertanda akan kedatangan hari Tuhan yang menakutkan seperti yang diberitakan oleh nabi Amos (Amos 5:18–20) dan Zefanya (Zefanya 1:7; 14–18).[5]

Hari Tuhan

[sunting | sunting sumber]

Kedatangan hari Tuhan ditandai dengan munculnya belalang perusak yang mengancam kota Yerusalem dan tanah Yehuda.[2] Ini membuktikan bahwa umat belum menyadari kedatangan Hari Tuhan yang benar-benar akan terjadi sehingga mereka diajak untuk berbalik kembali kepada Allah melalui pertobatan dengan sungguh-sungguh.[2] Walaupun pada bagian awal kitab ini digambarkan keadaan umat dan seluruh kota berada di ambang kehancuran tetapi pada penjelasan tentang Hari Tuhan menegaskan bahwa penghakiman akhir itu pun akan tiba juga.[6] Orang-orang yang beriman pada Tuhan tidak akan menerima penghukuman sedangkan mereka yang melawan kehendak-Nya akan dihukum.[6] Uniknya dalam kitab Yoël, sama sekali tidak disebutkan tentang dosa atau kesalahan khusus yang dilakukan umat.[2] Dalam kitab ini umat dipanggil untuk mempersiapkan dirinya menghadap Tuhan dengan berlaku rendah hati selama menjalani hidup di dunia.[2]

  • Pasal ini terdiri dari 20 ayat, diawali dengan judul yang mengandung identitas nabi Yoël: "Firman TUHAN yang datang kepada Yoël bin Petuel."(Yoel 1:1) dan berpusat pada "Tulah belalang sebagai hukuman TUHAN" yang berlanjut sampai pasal 2 ayat 11.
  • Struktur:[4]
    1. Yoel 1:1 = Judul
    2. Yoel 1:2–4 tentang kerusakan yang ditimbulkan belalang.
    3. Yoel 1:5–20 berisi seruan nabi Yoël untuk meratap
  • Pasal ini terdiri dari 32 ayat, berpusat pada "Tulah belalang sebagai hukuman TUHAN" yang dimulai dari pasal 1 ayat 2 serta belas kasih Tuhan bagi umat-Nya.
  • Struktur:[4]
    1. Yoel 2:1–11 tentang tanda akan bahaya besar.
    2. Yoel 2:12–17 berisi ajakan kepada umat agar bertobat.
    3. Yoel 2:18–27 tentang belas kasih Tuhan pada umat.
    4. Yoel 2:28–32 tentang berkat bagi umat
  • Pasal ini terdiri dari 21 ayat yang berpusat pada hukuman TUHAN atas musuh-musuh Israel dan berkat untuk umat Tuhan.
  • Struktur:[4]
    1. Yoel 3:1–17 berisi tentang penghakiman segala bangsa.
    2. Yoel 3:18–21 tentang kehadiran Tuhan di Yerusalem.

Naskah sumber

[sunting | sunting sumber]

Kepengarangan

[sunting | sunting sumber]

Kitab ini diyakini ditulis oleh Yoël atau pengikutnya yang mencatat nubuat yang diterima nabi itu dari Tuhan. Yoël adalah seorang nabi yang bernubuat di tanah Yehuda tepatnya di pusat kota Yerusalem. Nama Yoël sendiri adalah nama yang umum di Israel yang artinya Tuhan (="Yah" dari "YHWH") adalah Allah (="El"). Ia dikenal sebagai nabi kultis oleh karena ia bertugas di sekitar Bait Allah.[2] Ia banyak menekankan pada upacara imamat dan berbagai perayaan keagamaan.[5] Yoël memperkenalkan dirinya sebagai "bin Petuel"[8] atau anak Petuel.[5]

Tidak ada keterangan apapun mengenai waktu penulisan kitab Yoël, karena kitab ini tidak menyebutkan raja atau peristiwa bersejarah yang diketahui tanggalnya, sehingga untuk menetapkan waktu harus dengan memperhatikan isi kitabnya.

Ada yang beranggapan bahwa berita Yoël terjadi sementara masa awal pemerintahan Raja Yoas (835-830 SM) yang naik takhta Yehuda pada usia 7 tahun[9] dan tetap berada di bawah perwalian imam besar Yoyada selama ia di bawah umur; situasi itu mungkin menjelaskan keunggulan para imam dalam kitab ini dan tidak adanya acuan kepada raja. Tema nubuat dan gaya sastra Yoël lebih dekat dengan nabi-nabi abad ke-8 SM, Amos, Mikha, dan Yesaya daripada dengan nabi-nabi pasca-pembuangan seperti Hagai, Zakharia dan Maleakhi. Semua fakta ini dan beberapa fakta lainnya cenderung mengarah pada abad ke-9 SM sebagai latar belakang kitab ini.

Ada juga yang beranggapan bahwa pelayanan Yoël terjadi setelah orang Yahudi dari pembuangan ke Babel kembali ke Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci (~ 510-400 SM). Pada waktu ini tidak ada raja di Yehuda dan para pemimpin rohani yang terkemuka adalah imam. Sejumlah pertimbangan yang mendukung:[2]

  1. Peristiwa penyerakan yang disebutkan dalam Yoel 3:1–3 menandakan bahwa zaman pembuangan telah terjadi.
  2. Keadaan umat yang digambarkkan lebih menunjukkan umat pada masa setelah pembuangan. Tidak disebutkan sama sekali tentang raja-raja. Umat dipimpin oleh para tua-tua (Yoel 1:2; 1:14) dan para imam.
  3. Pokok-pokok eskatologis yang disampaikan sangat khas dari zaman setelah pembuangan.

Judul perikop dalam Kitab Yoël menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut.

Hukuman bencana di Israel
Janji berkat untuk umat Israel dan hukuman bagi musuh-musuhnya
  • Janji TUHAN kepada bangsa yang bertobat (2:18–27)
  • Hari TUHAN (2:28–32)
  • Hukuman atas musuh-musuh Israel (3:1–8)
  • Berkat untuk umat TUHAN (3:9–21)

Banyaknya acuan ke Sion dan pelayanan di dalam Bait Suci sepanjang kitab ini menunjukkan bahwa ia seorang nabi kepada Yehuda dan Yerusalem. Keakrabannya dengan imam-imam menyebabkan beberapa orang mengira bahwa dia seorang nabi "imam" (bandingkan Yeremia 28:1,5) yang mengucapkan firman Tuhan yang sejati.

Peristiwa langsung yang mengakibatkan penulisan kitab ini ialah serbuan belalang dan musim kering yang hebat, perpaduan yang menghancurkan hampir setiap lapisan masyarakat Yehuda. Kemampuan wabah belalang untuk melahap segala sesuatu yang hijau seluas beberapa mil persegi cukup sering terjadi di wilayah itu pada zaman dahulu dan sekarang. Lima ciri utama menandai kitab ini.

  1. Kitab ini menjadi salah satu adikarya sastra yang terindah dalam PL.
  2. Kitab ini berisi nubuat PL yang paling terkemuka tentang pencurahan Roh Kudus atas seluruh umat manusia pada hari Pentakosta.
  3. Kitab ini mencatat banyak malapetaka nasional—bencana belalang, kekeringan dan kelaparan, kebakaran, serbuan pasukan asing, bencana-bencana di langit—sebagai hukuman Allah atas kemerosotan rohani dan moral.
  4. Kitab ini menekankan bahwa Allah kadang-kadang bekerja secara berdaulat di dalam sejarah melalui bencana-bencana alam dan serbuan pasukan supaya mendatangkan pertobatan, kebangunan rohani dan penebusan.
  5. Kitab ini memperagakan seorang pengkhotbah kenabian yang, karena hubungannya dekat dengan Allah dan keunggulan rohani, dapat memanggil umat Allah secara meyakinkan untuk bertobat sebagai bangsa pada masa krisis dalam sejarah mereka dan menghasilkan hal-hal positif melalui pertobatan itu.

Hubungan dengan Perjanjian Baru

[sunting | sunting sumber]

Beberapa ayat kitab Yoël sangat menyumbang kepada berita Perjanjian Baru.

  1. Nubuat tentang kedatangan Roh Kudus (Yoel 2:28–32) secara khusus dikutip Petrus dalam khotbahnya pada hari Pentakosta (Kis 2:16-21), setelah Roh Kudus turun dari sorga dengan kuasa atas 120 anggota gereja mula-mula dengan manifestasi-manifestasi rohani berupa berbicara dalam bahasa roh, bernubuat, dan memuji Allah (Kisah Para Rasul 2:4,6–8,11,17–18).
  2. Ajakan Petrus kepada banyak orang yang berkumpul pada hari raya Yahudi itu mengenai perlunya berseru kepada nama Tuhan dan menerima keselamatan telah diilhami (sebagian) oleh apa yang dikatakan Yoël (Yoel 2:32; Yoel 3:14, lihat Kisah Pra Rasul 2:21,37–41); Paulus juga mengutip ayat yang sama dari Yoël (lihat Roma 10:13).
  3. Tanda-tanda apokaliptis di langit yang dinubuatkan Yoël akan terjadi pada akhir zaman (Yoel 2:30–31) bukan saja dikutip oleh Petrus (Kisah Para Rasul 2:19–20) tetapi juga diacu oleh Yesus (misalnya Matius 24:29) dan Yohanes di Patmos (Wahyu 6:12–14).
  4. Nubuat Yoël tentang penghakiman Allah atas bangsa-bangsa di Lembah Yosafat (Yoel 3:2,12–14) dikembangkan lebih jauh dalam kitab terakhir di Alkitab (Wahyu 14:18–20; Wahyu 16:12–16; Wahyu 19:19–21; Wahyu 20:7–9).

Ada unsur masa kini dan masa depan dalam semua penerapan kitab Yoël oleh Perjanjian Baru ini. Karunia-karunia Roh yang mulai mengalir melalui umat Allah pada hari Pentakosta masih tersedia bagi orang percaya hari ini (bandingkan 1 Korintus 12:1–14:40). Demikian pula, ayat-ayat yang langsung mendahului nubuat Yoël tentang Roh Kudus (yaitu gambaran masa menuai dari hujan musim gugur dan musim semi, Yoel 2:23–27) dan ayat-ayat setelah itu (yaitu tanda-tanda di langit pada akhir zaman, Yoel 2:30–32) menunjukkan bahwa nubuat tentang pencurahan Roh Kudus (Yoel 2:28–29) mencakup bukan hanya hujan awal Roh Kudus pada hari Pentakosta, tetapi juga pencurahan akhir Roh Kudus atas seluruh umat manusia pada akhir zaman.[6] Uniknya dalam kitab Yoël, sama sekali tidak disebutkan tentang dosa atau kesalahan khusus yang dilakukan umat.[2] Dalam kitab ini umat dipanggil untuk mempersiapkan dirinya menghadap Tuhan dengan berlaku rendah hati selama menjalani hidup di dunia.[2]

  1. ^ Penggunaan huruf ë (huruf e dengan diaresis/trema) dimaksudkan untuk menandakan bahwa huruf o dan e merupakan dua huruf vokal yang dilafalkan terpisah dan bukan merupakan huruf diftong oe dalam ejaan lama yang dilafalkan sama dengan huruf u dalam ejaan baru.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Commentary by A. R. Faussett". Jfb.biblecommenter.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 April 2009. Diakses tanggal 26 August 2017. 
  2. ^ a b c d e f g h i P.K Pilon. 2009. Tafsiran Alkitab: Kitab Yoël. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 2.
  3. ^ a b c d e C.Groenen. 1992. Pengantar ke dalam Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius. Hlm 303.
  4. ^ a b c d Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius. Hlm 648.
  5. ^ a b c d W.S LaSor, Hubbard, F.W Bush. 2005. Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 354.
  6. ^ a b c {en} Douglas Stuart. 1987. Word Bbiblical Commentary vol 31:Hosea-Jonah. Texas: Word Book Publisher. Hlm 271.
  7. ^ "Transkrip Naskah Laut Mati". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-30. Diakses tanggal 2013-05-13. 
  8. ^ Yoel 1:1
  9. ^ 2 Raja–raja 11:21

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]