Jaka Sembung
Jaka Sembung | |
---|---|
Informasi publikasi | |
Penerbit | Maranatha (1968), Bintang Kejora (1968-1972), Rosita (1972-1988), Pluz (2011) |
Penampilan pertama | "Bajing Ireng" (1968) |
Dibuat oleh | Djair Warni |
Informasi dalam cerita | |
Alter ego | Parmin |
Tempat asal | Kandanghaur |
Kemitraan | Bajing Ireng, Si Gila dari Muara Bondet, Wori, Empat Pendekar Ciremai, dll. |
Kemampuan | Ilmu silat tangan kosong hebat, ilmu silat bersenjata hebat |
Jaka Sembung adalah karakter utama dalam serial cerita silat yang diciptakan oleh komikus Djair Warni pada tahun 1960-an. Karakter ini pertama kali muncul pada tahun 1968 dalam komik Bajing Ireng yang diterbitkan oleh penerbit Maranatha. Komik ini adalah salah satu komik silat pertama karya komikus Indonesia yang telah memopulerkan cerita silat khas nusantara. Komik ini begitu populer sehingga diadaptasi secara lepas menjadi sebuah film layar lebar bergenre film aksi laga pada tahun 1981 dengan judul "Jaka Sembung Sang Penakluk" yang dibintangi oleh aktor laga Barry Prima. Film ini akhirnya menuai sukses besar sehingga dilanjutkan oleh beberapa sekuel dan melambungkan nama Barry Prima.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Alkisah, Parmin adalah seorang pendekar silat asal Kandanghaur yang berjuang melawan kolonialisme di era VOC, abad ke-17. Karena berguru dengan perguruan silat di Gunung Sembung, dia dikenal dengan nama julukannya, "Jaka Sembung". Bersama kekasihnya, Roijah atau si "Bajing Ireng" dan juga pendekar-pendekar silat rekan seperjuangannya dari segala penjuru Nusantara, bahkan dari benua Australia, Jaka Sembung berjuang bersama-sama saling bahu membahu dalam melawan pasukan VOC.
Daftar serial
[sunting | sunting sumber]- "Bajing Ireng", 63 halaman, Maranatha, Januari 1968,
- "Si Gila dari Muara Bondet", 64 halaman, Maranatha, Maret 1968,
- "Bergola Ijo", 66 halaman, Maranatha, 1968
- "Gembong Wungu", 130 halaman, PT Bintang Kejora, 1968
- "Air Mata Kasih Tertumpah di Kandang Haur", 1968
- "Si Cakar Rajawali", 63 halaman, UP Aries, Agustus 1968
- "Pendekar Gunung Sembung", 574 halaman, PT Bintang Kejora,1969
- "Leonard Van Eisen", 133 halaman, PT Bintang Kejora, 1969
- "Badai Laut Arafuru", 252 halaman, 1972
- "Papua", 372 halaman, UP Rosita, 1972
- "Iblis Pulau Aru", 372 halaman, 1972
- "Wori Pendekar Bumerang", 620 halaman,UP Rosita, 1973
- "Singa Halmahera", 558 halaman, UP Rosita, 1973
- "Kinong", 558 halaman, UP Rosita, 1973
- "Dia Bajing Ireng", 744 halaman, UP Rosita, 1973
- "Dia Bangkit dari Kubur", 496 halaman, UP Rosita, 1974
- "Kabut Ciremai", 629 halaman, UP Rosita, 1975
- "Empat Pendekar Ciremai", 528 halaman, UP Rosita, 1975
- "Asiong", 720 halaman, UP Rosita, 1976
- "Kiamat di Kandang Haur", 720 halaman, UP Rosita, 1977
- "Wali Kesepuluh", 720 halaman, UP Rosita, 1977
- "Jaka Sembung Sang Penakluk Ratu Pantai Selatan", 479 halaman, UP Rosita, 1987
- "Banjir Darah di Pantai Selatan", 383 halaman, UP Rosita, 1988
- "Tahta Para Bangsawan"
- "Jaka Sembung vs Si Buta dari Gua Hantu", 109 halaman, Pluz+, 2010
Adaptasi di media lain
[sunting | sunting sumber]Film
[sunting | sunting sumber]Karakter Jaka Sembung telah diadaptasi secara lepas ke dalam media layar lebar, antara lain:
- "Jaka Sembung Sang Penakluk", 1981
- "Si Buta Lawan Jaka Sembung", 1983
- "Bajing Ireng dan Jaka Sembung", 1985
- "Jaka Sembung dan Dewi Samudra", 1990
Serial televisi
[sunting | sunting sumber]Karakter Jaka Sembung juga pernah diadaptasi ke serial televisi,antara lain:
- '"Jaka Sembung", 1996
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Ulasan tentang Jaka Sembung di situs web Henry Komik Diarsipkan 2013-11-03 di Wayback Machine.