Lompat ke isi

Intervensi militer Rusia dalam perang saudara Suriah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Intervensi militer Rusia dalam perang saudara Suriah
Bagian dari Intervensi militer melawan ISIS
dan Perang Saudara Suriah

Sukhoi Su-24 terlibat dalam intervensi militer kali ini
Tanggal30 September 2015 – Sekarang
(9 tahun, 2 bulan, 3 minggu dan 5 hari)
LokasiSuriah
Status Masih berlangsung
Pihak terlibat

Koalisi :

 Rusia
 Suriah
 Iran
Hizbullah
Pendukung :
 Irak

 Negara Islam Irak dan Syam[1]


Tentara Penakluk:[2]


Tentara Pembebasan Suriah[4]
Tokoh dan pemimpin
Rusia Vladimir Putin
Rusia Sergey Shoygu
Rusia Valery Gerasimov
Rusia Aleksandr Dvornikov
Rusia Sergey Surovikin
Rusia Yevgeny Nikiforov
Suriah Bashar al-Assad
Suriah Fahd Jassem al-Freij
Iran Ali Khamenei
Iran Hassan Rouhani
Iran Ebrahim Raisi
Iran Qasem Soleimani
Iran Esmail Qaani
Hassan Nasrallah
Samir Kuntar 

Negara Islam Irak dan Syam Abu Bakr al-Baghdadi
Abu Mohammad al-Adnani (Juru bicara)
Abu Suleiman al-Naser (Kepala Militer pengganti)[6]
Abu Ali al-Anbari (Deputi, Suriah)
Abu Omar al-Shishani (Komandan lapangan di Suriah) [7][8]


Abu Mohammad al-Julani (Pemimpin Jabhat Al-Nusra)
Abu Yahia al-Hamawi[9] (Pemimpin Ahrar asy-Syam)


Abdul-Ilah al-Bashir
Pasukan

Angkatan Bersenjata Rusia:

Angkatan Bersenjata Suriah:

 Iran

Militer ISIS


Jabhat Al-Nusra[3]
Ahrar asy-Syam[3]

Brigade Elang Gunung Zawiya[10]
Kekuatan

Kekuatan koalisi :

Rusia :

Suriah :

  • 150.000 Personel[17]

Iran :

Hizbullah :

  • 6.000–8.000 Personel

Negara Islam Irak dan Syam:


Jabhat Al-Nusra:

Korban

Rusia Rusia:

  • 117 Tewas
6,000+ Tewas

Intervensi militer Rusia di Suriah, dalam konteks Perang Saudara Suriah, dimulai pada 30 September 2015. Intervensi ini dilakukan dalam bentuk serangan udara oleh Rusia terhadap Negara Islam Irak dan Syam, al-Qaeda di Syam dan musuh-musuh lain dari pemerintah Suriah. Sebelum intervensi, keterlibatan Rusia dalam Perang Saudara Suriah adalah mempersenjatai Tentara Suriah.[29] Rusia turun tangan setelah permintaan resmi dari pemerintah Suriah untuk bantuan militer terhadap pemberontak dan kelompok teroris di Suriah.[30] Amerika Serikat terus bersikeras bahwa Presiden Suriah, Bashar al-Assad harus mundur dan berjanji memberi dukungan kepada Tentara Pembebasan Suriah.[31]

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Perang Saudara Suriah sedang berlangsung antara kelompok "oposisi" dan "pemerintah" dan masing-masing memiliki basis dukungan lokal dan asing. Setelah hampir satu tahun peristiwa serangan udara yang dilakukan oleh intervensi pimpinan Amerika Serikat tidak berhasil melawan ISIS,[32] Rusia, sekutu Suriah, mulai mengirimkan pesawat tempur dan peralatannya sendiri ke sebuah pangkalan udara di dekat kota pelabuhan Latakia, Suriah. Rusia mengumumkan koalisi sendiri untuk melawan ISIS bersama dengan Iran, Irak dan Suriah.[33]

Pada 30 September 2015, majelis tinggi parlemen Rusia, Dewan Federasi, menyetujui permintaan Presiden Vladimir Putin untuk mengirimkan Angkatan Udara Rusia di Suriah.[34] Pemerintah Suriah mengirim permintaan resmi ke Rusia untuk bantuan militer, setelah Rusia menjawabnya dengan rangkaian pertama serangan udara terhadap gerilyawan.[34]

Rangkaian pertama dari serangan udara berlangsung pada 30 September 2015 di daerah sekitar kota-kota Homs dan Hama, menargetkan oposisi utama.[35] Pesawat tempur Rusia menyerang posisi pemberontak "di Ar-Rastan, Talbisa dan Zafaraniya di provinsi Homs; Al-Tilol al-Hmer di provinsi Quneitra; Aydoun, sebuah desa di pinggiran kota As-Salamiyah; Deer Foul, antara Hama dan Homs; dan pinggiran As-Salamiyah."[36] Secara total, 20 penerbangan dibuat.[37]

Menurut saluran media Hizbullah, Al Mayadeen, Tentara Penakluk disekitar Jisr ash-Shugour dibom pada 1 Oktober oleh pesawat Rusia; setidaknya 30 serangan udara dilakukan.[5] Rangkaian lain dari serangan udara Rusia dilakukan pada hari yang sama terhadap ISIL di Kegubernuran Ar-Raqqah.[1] Pada tanggal 3 Oktober 2015, laporan menunjukkan bahwa Hizbullah dan pejuang Iran sedang mempersiapkan serangan darat besar yang akan dikoordinasikan dengan serangan udara Rusia.[38]

Roundel of the Russian Air Force

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c "Russia jets strike Islamic State in northern Syria: al-Mayadeen TV". Reuters. 1 October 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-26. Diakses tanggal 1 October 2015. 
  2. ^ "US and Russian military to hold urgent talks over Syria crisis after Putin defies West". The Telegraph. Diakses tanggal 30 September 2015. 
  3. ^ a b c d e f Leith Fadel (30 September 2015). "Russian Air Force Pounds Al-Qaeda in Latakia and Hama". Al-Masdar News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-30. Diakses tanggal 1 October 2015. 
  4. ^ "Russia unleashes first wave of airstrikes in Syria". Al Arabiya. 30 September 2015. 
  5. ^ a b "After Denying Claims They're Killing Civilians, Russia Has Launched Fresh Airstrikes in Syria". Vice News. 1 October 2015. Diakses tanggal 1 October 2015. 
  6. ^ Alessandria Masi (11 November 2014). "If ISIS Leader Abu Bakr al-Baghdadi Is Killed, Who Is Caliph Of The Islamic State Group?". International Business Times. 
  7. ^ "Kadyrov Claims Red-Bearded Chechen Militant al-Shishani Dead". ElBalad. 14 November 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-28. Diakses tanggal 2015-10-03. 
  8. ^ "Kadyrov Says Islamic State's Leader From Georgia Killed". Radio Free Europe/Radio Liberty. 14 November 2014. 
  9. ^ "Abu Yahia al-Hamawi, Ahrar al-Sham's New Leader". Syria Comment. 12 September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-05. Diakses tanggal 1 October 2015. 
  10. ^ "Iran troops to join Syria war, Russia bombs group trained by CIA". Reuters. 1 October 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-01. Diakses tanggal 2015-10-03. 
  11. ^ Thomas Gibbons-Neff (21 September 2015). "This is the airpower Russia has in Syria". Washington Post. Diakses tanggal 30 September 2015. 
  12. ^ les premières images des avions russes en Syrie. YouTube. 28 September 2015. Diakses tanggal 30 September 2015. 
  13. ^ "Russian Marines Position Themselves in Eastern Latakia". The Aviationist. 29 September 2015. Diakses tanggal 1 October 2015. 
  14. ^ "Russian Fighter Aircraft Arrive in Syria". Stratfor. 21 September 2015. Diakses tanggal 1 October 2015. 
  15. ^ Eric Schmitt; Michael R. Gordon (14 September 2015). "Russian Moves in Syria Widen Role in Mideast". New York Times. Diakses tanggal 1 October 2015. 
  16. ^ Leith Fadel (8 September 2015). "Russian Marines Position Themselves in Eastern Latakia". Al-Masdar News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-01. Diakses tanggal 30 September 2015. 
  17. ^ "Syria increasing efforts to build up military after substantial loses". South China Morning Post. 29 December 2014. Diakses tanggal 29 December 2014. 
  18. ^ "Iran sends 15,000 fighters to Syria". The Daily Star. 4 June 2015. 
  19. ^ Cockburn, Patrick (16 November 2014). "Islamic State has 200,000 fighters, claims Kurdish leader". The Independent. Erbil, Iraqi Kurdistan. Diakses tanggal 22 December 2014. [pranala nonaktif permanen]
  20. ^ "Islamic State 'training pilots to fly fighter jets'". BBC News. 17 October 2014. Diakses tanggal 22 October 2014. 
  21. ^ Mezzofiore, Gianluca (17 October 2014). "ISIS Syria News: Iraqi Pilots 'Training Isis Fighters' to Fly Captured Planes". International Business Times. Diakses tanggal 22 October 2014. 
  22. ^ "US-led forces drop nearly 5,000 bombs on ISIS". Al Arabiya. 8 January 2015. Diakses tanggal 8 January 2015. 
  23. ^ "Fears of massacre as Isis tanks lead assault on Kurdish bastion". The Times. 4 October 2014. 
  24. ^ Bergen, Peter; Schneider, Emily (24 August 2014). "Now ISIS has drones?". CNN. Diakses tanggal 22 December 2014. 
  25. ^ "Footage From an ISIS Drone". The New York Times. 30 August 2014. Diakses tanggal 6 November 2014. 
  26. ^ E Shoichet, Catherine (27 October 2014). "Hostage in video claims Syrian city of Kobani is under ISIS control". CNN. Diakses tanggal 27 October 2014. 
  27. ^ Leith Fadel (15 May 2015). "ISIS Drone Downed by the Syrian Army at Kuweires Airbase in Aleppo". Al-Masdar News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-11. Diakses tanggal 2015-10-03. 
  28. ^ "Syria crisis: Spooked by rebel gains, Jordan doubles down on Islamic State". Christian Science Monitor. 4 May 2015. Diakses tanggal 1 October 2015. 
  29. ^ "Russia Arming Syria to Counter Terrorism". Sputnik. 30 September 2015. Diakses tanggal 30 September 2015. 
  30. ^ "Russia carries out first air strikes in Syria". Al Jazeera English. 30 September 2015. Diakses tanggal 1 October 2015. 
  31. ^ "Syria crisis: Russian air strikes against Assad enemies". BBC. 30 September 2015. Diakses tanggal 30 September 2015. 
  32. ^ Nissenbaum, Dion (14 January 2015). "Months of Airstrikes Fail to Slow Islamic State in Syria". Wall Street Journal. ISSN 0099-9660. Diakses tanggal 1 October 2015. 
  33. ^ "Russia, Egypt support forming anti-IS coalition with Syria's Assad". Al-Araby al-Jadeed. 27 September 2015. Diakses tanggal 1 October 2015. 
  34. ^ a b Shaun Walker (30 September 2015). "Russian parliament grants Vladimir Putin right to deploy military in Syria". The Guardian. Diakses tanggal 30 September 2015. 
  35. ^ Los Angeles Times (30 September 2015). "Russia launches airstrikes in Syria amid U.S. concern about targets". latimes.com. 
  36. ^ "Russia launches first airstrikes in Syria". CNN. 30 September 2015. Diakses tanggal 1 October 2015. 
  37. ^ "8 ISIS targets hit during 20 combat flights in Syria – Russian military". RT. 1 October 2015. Diakses tanggal 1 October 2015. 
  38. ^ Dagher, Sam; Fitch, Asa (2 October 2015). "Iran Expands Role in Syria in Conjunction With Russia's Airstrikes". The Wall Street Journal. Diakses tanggal 3 October 2015.