Lompat ke isi

Ibnu Khuzaimah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Infobox orangIbnu Khuzaimah

Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran1r Januari 838 Edit nilai pada Wikidata
Naisaburi Edit nilai pada Wikidata
Kematian11 Februari 924 Edit nilai pada Wikidata (86 tahun)
Data pribadi
AgamaIslam dan Islam Sunni Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
SpesialisasiUlum hadis Edit nilai pada Wikidata
Pekerjaanteolog, muhaddith (en) Terjemahkan, Faqih Edit nilai pada Wikidata
Murid dariImam Muslim, Abu Alfadl Alrriashi (en) Terjemahkan dan Al-Muzani Edit nilai pada Wikidata
MuridAl-Qaffal asy-Syasyi al-Kabir Edit nilai pada Wikidata
Karya kreatif
Karya terkenal
Lain-lain
Gelar bangsawanShaykh al-Islām Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! Edit nilai pada Wikidata


Ibnu Khuzaimah adalah salah satu tokoh dalam bidang Hadis abad ke-4, yang telah banyak mencurahkan sebagian besar hidupnya untuk mengkaji hadis.[1] Karena perannya yang begitu besar, banyak para ulama yang menyebutnya sebagai imamnya para imam (bahasa Arab: إمام الأئمة).[1][2] Salah satu karyanya yang sangat penting dan banyak mendapat apresiasi di kalangan ulama, adalah Ash-Shahih, sebuah karya yang dalam bidang hadis yang memuat hadis-hadis shahih yang tidak disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim.[1][3].

Naisabur adalah satu dari sekian wailayah yang sudah melahirkan banyak tokoh ahli hadis kenamaan, antara lain Ibnu Khuzaimah

Nama dan Kelahiran

[sunting | sunting sumber]

Ibnu Khuzaimah bernama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah An-Naisaburi.[2] Lahir pada bulan Safar 223 H. atau yang bertepatan 838 M. di Naisabur, sebuah kota di Khurasan, yang sekarang terletak di bagian timur laut negara Iran.[2][4]

Pendidikan, Guru dan Murid

[sunting | sunting sumber]

Dia memulai pendidikannya dengan belajar Al-Quran, dan baru kemudian belajar hadis kepada seorang ulama di Marwa, yaitu Muhammad bin Hisyam dan Ibnu Qutaibah.[2] Setelah usianya genap 17 tahun dia melakukan pelayatan intelektual ke berbagai negeri Islam; seperti ke Marwa, Rayy, Syiria, Mesir, Washith, Baghdad, Bashrah, Kufah dan lain-lain.[2]

Selama pelayatan intelektualnya, dia beguru kepada banyak ulama besa di masanya, - selain yang sudah disebutkan - antara lain: Ali bin Muhammad, Musa bin Sahl Ar-Ramli, Muhammad bin Harb, Abu Kuraib, Muhammad bin Maran, Yunus bin Abdul A’la, Abdul Jabbar bin Al-A’la, Ishaq bin Rahawaih, Mahmud bin Ghailan, Ali bin Hajar, dan lain-lain.[2][4]

Sebagai seorang imam besar di Khurasan, Ibnu Khuzaimah memiliki banyak murid, antara lain: Ahmad bin Al-Mubarak, Ibrahim bin Abi Thalib, Abu Ali An-Nisaburi, Abu Amr bin Hamdan, Muhammad bin Ahmad bin Bashir, dan lain.[4]

Ibnu Khuzaimah wafat pada malam Sabtu tanggal 12 Dzul Qa’dah tahun 311 H. atau yang bertepatan dengan 924 M. dalam umur 89 tahun; jenazahnya dimandikan, dikafani, disalatkan, dan makamkan di kamarnya sendiri.[2][3]

Penilaian Ulama

[sunting | sunting sumber]

Ada banyak ulama yang memberikan pengakuan, persaksian atas integritas dan kepribadian Ibnu Khuzaimah, antara lain:

Az-Zarkali (w. 1396 H.)

[sunting | sunting sumber]

Az-Zarkali menyebutkan bahwa pada masanya, Ibnu Khuzaimah adalah seorang imam, ahli fikih, seorang mujtahid dan ahli dalam bidang hadis.[5]

Adz-Dzahabi

[sunting | sunting sumber]

Adz-Dzahabi menyebut Ibnu Khuzaimah sebagai seorang hafizh besar (bahasa Arab: الحافظ الكبير), imam para imam, dan tuan guru Islam (bahasa Arab: شيخ الإسلام).[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c (Indonesia) T. M. Hasbi Ash Shiddiqiey, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), hal. 259-260.
  2. ^ a b c d e f g (Indonesia) Dadi Nurhaedi, "Ibnu Khuzaimah" dalam Studi Kitab Hadis, ed. M. Alfatih Suryadilaga (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 218-223.
  3. ^ a b (Arab) Abul Ma’ali Muhammad bin Abdurrahman, Diwanul Islam, ed. Sayyid K. Hasan (Libanon-Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiah, 1990), II, hal. 241-242
  4. ^ a b c d (Arab) Abu Abdillah Muhammad Adz-Dzahabi, Tadzkiratul Huffadh (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiah, 1998), II, hal. 207-208
  5. ^ (Arab) Khairuddin Az-Zarkali, Al-A’lam (ttp: Darul Ilmi lil Malayin, 2002), VI, hal. 29.