Lompat ke isi

Filsafat abad ke-20

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Filsafat abad ke-20 meliputi perkembangan sejumlah aliran filsafat baru— yang meliputi positivisme logis, filsafat analitik, fenomenologi, eksistentialisme, dan postrukturalisme. Dalam hal era filsafat, filsafat tersebut biasanya dilabeli sebagai filsafat kontemporer (menggantikan filsafat modern, yang berjalan dari zaman Descartes sampai abad kedua puluh).

Seperti halnya disiplin akademik lainnya, filsafat tersebut meningkat menjadi terprofesionalisasi pada abad kedua puluh, dan terpecah antara para filsuf yang menganggap diri mereka sendiri bagian dari tradisi "analistik" atan "kontinental". Namun, terdapat persengketaan terkait pengistilahan dan alasan-alasan di balik pembagian tersebut, karena para filsuf memenang diri mereka sendiri dapat menjembatani pemisahan tersebut. Selain itu, filsafat pada abad kedua puluh menjadi semakin terjangkau untuk dibaca kaum awam.

Filsafat analistik

[sunting | sunting sumber]

Filsafat analistik adalah istilah umum untuk gaya filsafat yang mendominasi negara-negara pemakai bahasa Inggris pada abad ke-20. Di Amerika Serikat, Britania Raya, Kanada, Skandinavia, Australia, dan Selandia Baru, kebanyakan departemen filsafat universitas-nya menyebut diri mereka sendiri sebagai departemen "analistik".[1]

Filsuf-filsuf Kontemporer

[sunting | sunting sumber]

Jean Baudrillard - Michel Foucault - Martin Heidegger - Karl Popper - Bertrand Russell - Jean-Paul Sartre - Albert Camus - Jurgen Habermas - Richard Rotry - Feyerabend- Jacques Derrida - Umberto Eco - Mazhab Frankfurt

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Without exception, the best philosophy departments in the United States are dominated by analytic philosophy, and among the leading philosophers in the United States, all but a tiny handful would be classified as analytic philosophers. Practitioners of types of philosophizing that are not in the analytic tradition—such as phenomenology, classical pragmatism, existentialism, or Marxism—feel it necessary to define their position in relation to analytic philosophy." John Searle (2003) Contemporary Philosophy in the United States in N. Bunnin and E. P. Tsui-James (eds.), The Blackwell Companion to Philosophy, 2nd ed., (Blackwell, 2003), p. 1.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]