Lompat ke isi

Diah Hadaning

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Diah Hadaning
Lahir(1940-05-04)4 Mei 1940
Jepara, Jawa Tengah
Meninggal1 Agustus 2021
Depok, West Java
PekerjaanPenulis, penyair, redaktur
BahasaIndonesia, Jawa
KebangsaanIndonesia
PendidikanAhli Muda
Periode1979–2021
Genresajak, cerpen
Temakebatinan, anti-perbedaan suku, ras, agama, dan antar-golongan
Aliran sastraAngkatan 1980-an
Karya terkenalSang Matahari
PenghargaanGAPENA Malaysia (1980), dll

Diah Hadaning (lahir 4 Mei 1940–2021) adalah sastrawati berkebangsaan Indonesia. Sejak muda, Diah Hadaning sudah bergelut di dunia sastra. Puisi-puisinya kebanyakan mengangkat tema anti-perbedaan suku, ras, agama, dan antar-golongan. Salah satu karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia dan dibacakan di hadapan presiden Nelson Mandela saat kali pertama berkunjung ke Indonesia (1990).[1][2] Puisinya "Lapar I", "Lapar II", "Lapar III" dan "Orang kecil - Orang besar" diterjemahkan juga ke bahasa Rusia [3]

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Diah Hadaning lahir di Jepara, Jawa Tengah dalam lingkungan keluarga Jawa. Itulah yang akhirnya berpengaruh terhadap karya-karya yang dihasilkan, lebih merupakan pengendapan intuisi yang dituangkan dalam bentuk fiksi yang lebih sering bertema filosofi hidup, utamanya kejawen. Diah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Pekerja Sosial jenjang program diploma 2, lulus tahun 1960. Selebihnya dia mengikuti kursus jurnalistik di Jakarta (1988) dan kursus teater di Kuningan, Jakarta (1996). Keterlibatannya di mingguan Swadesi Jakarta, diawali oleh proses kreatifnya yang cukup bagus, di mana saat itu, karya Diah sering dimuat di Swadesi, sehingga akhirnya dia berketetapan hati bergabung sebagai salah satu redakturnya, tahun 1986. Dari situlah nama Diah mulai dikenal di kancah kesusastraan Indonesia. Di samping berkarya, Diah juga mendirikan sejumlah komunitas seni untuk menggairahkan kehidupan apresiasi seni di tengah kalangan muda. Namanya juga pernah tercatat di sejumlah organisasi antara lain sebagai dewan pendiri Komunitas Sastra Indonesia (1996), pengurus wanita penulis Indonesia (2007-sekarang), pengurus Teater Oncor, bersama Ray Sahetapy (1997-2000), pendiri dan pengelola Warung sastra DIHA (1987-sekarang), dan anggota komite sastra Dewan Kesenian Jakarta. Di usianya yang sudah senja ini, Diah masih terus berkarya dan menyambangi berbagai perhelatan kesenian baik dalam maupun luar negeri. Bahkan pusat dokumentasi sastra H.B. Jassin di kompleks Taman Ismail Marzuki menyimpan karya-karya Diah Hadaning.[4][5]

  • Pengajar pada sekolah tunanetra Dristarastra Cabang Semarang (1962).
  • Tenaga teknis bimbingan Sosial di Semarang, 19601964
  • Redaktur budaya mingguan Swadesi Jakarta, 19861998
  • Redaktur budaya tabloid Eksponen Jakarta, 19981999

Karya tulis

[sunting | sunting sumber]
  • Kabut Abadi (bersama I Gusti Putu Bawa Samar Gantang, Lesiba Bali, 1979)
  • Surat dari Kota (1980)
  • Jalur-jalur Putih (Pustakan Swadesi, 1980)
  • Pilar-pilar (bersama Putu Arya Tirta Wirya, Pustaka Swadesi, 1981)
  • Kristal-kristal (bersama Dinullah Rayes, Pustaka Swadesi, 1982)
  • Nyanyian Granit-granit (Pustaka Swadesi, 1983)
  • Balada Sarinah (Yayasan Sastra Kita, 1985)
  • Sang Matahari (Yayasan Sastra Kita, 1986)
  • Nyanyian Sahabat (bersama Noor S.M., U.K. Malayasia, 1986)
  • Nyanyian Waktu (Yayasan Sastra Kita, 1987)
  • Balada Anak Manusia (Hardjuna Dwitunggal, 1988)
  • Di Antara Langkah-langkah (S.S., 1993)
  • Dari Negeri Poci 2 (1994)
  • Dari Negeri Poci 3 (1996)
  • Musim Cinta Andreas (novel pop, Cita, Bandung, 1980)
  • Kembang yang Hilang (novel pop, San, Jakarta, 1980)
  • Denyut-denyut (kumpulan cerpen, Nusa Indah, Flores, 1984)
  • Senandung Rumah Ibu (kumpulan cerpen, Puspa Swara, Jakarta, 1993)
  • Lukisan Matahari (kumpulan cerpen, Bentang, Yogyakarta, 1993)

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]
  • GAPENA Malaysia untuk kumpulan puisinya, Surat dari kesa (1980).
  • EBONI Jakarta untuk lomba penulisan puisi bertema pelestarian hutan (1993).
  • Lembaga pusat kebudayaan Jawi Surakarta (2003)
  • Hadiah Sastera Rancage untuk kumpulan geguritan (puisi berbahasa Jawa), Berkah Gusti (2004)
  • Rekor MURI dengan kategori Penulis antologi puisi tertebal pada usia tertua, 700 halaman pada Usia 70 tahun (2010).

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Entertainment Kompas diakses 20 Februari 2015
  2. ^ Badan Bahasa Kemendikbud[pranala nonaktif permanen] diakses 20 Februari 2015
  3. ^ Покорять вышину. Стихи поэтом Малайзии и Индонезии в переводах Виктора Погадаева. Оформление художника Юсофа Гаджи. М.: Ключ-С, 2009, с. 97-99
  4. ^ Tempo.co diakses 20 Februari 2015
  5. ^ Amazon.com diakses 20 Februari 2015