Lompat ke isi

Kullabiyah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kullabiyah adalah pengikut Abdullah bin Sa’id bin Kullab al-Bashri. Mereka inilah yang mengeluarkan pernyataan tentang Tujuh Sifat Allah yang mereka tetapkan dengan akal.[1] Kemudian kaum Asya’irah (yang mengaku mengikuti Imam Abul Hasan al-Asy’ari) pada masa ini pun mengikuti jejak langkah mereka itu.[2]

Ajaran

Ajaran Kullabiyah, menafikan sifat-sifat yang berkaitan dengan masyiah dan iradah (kehendak), seperti istiwa, nuzul, al-wajhu, al-yadain, datang, cinta, benci, dll.

Mereka menyatakan bahwa sifat kalam itu seperti sifat ilmu dan qudrah, tidak dengan huruf atau suara dan tidak terbagi. Al-Qur’an adalah hikayat (ungkapan) kalamullah. Dia menyatakan bahwa iman hanyalah ma’rifah dan ikrar dengan lisan.[3]

Tokoh Kullabiyah

Al-Imam adz-Dzahabi mengisyaratkan, di antara murid Ibnu Kullab adalah,

  1. azh-Zhahiri
  2. Harits al-Muhasibi.

Hubungan Kullabiyah dengan Asy'ariyah

Kullabiyah adalah guru-gurunya Asy'ariyah karena memang para Asy'ariyah tidak mengetahui bahwa Abul Hasan Al Asy'ari Sudah taubat ke Madzhab Ahlussunah wal jama'ah yaitu Ahmad bin Hambal, bahkan Asy'ariyah menuduh Ahlussunah wal jama'ah memalsukan kitabnya. Kita berlindung kepada Allah dari fitnah ini, padahal ini sangat jelas sekali dijelaskan dalam bukunya al-Ibanah 'an Ushul ad-Diyanah yang dulunya menolak sifat sifat Allah sekarang dia mengakui dan bertaubat kepada Allah berikut pengakuannya,

Sesungguhnya Allah bersemayam di atas 'Arasy sebagimana yang dinyatakan firman-nya "Tuhan yang maha pemurah itu bersemayam di atas 'Arasy" (QS.Thaha,20:5)

Allah pun memiliki 'wajah' Sebagaimana dinyatakan firman-nya "Maka kekallah wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan" (QS.ar-Rahman, 55:27), dan Allah memiliki "Tangan" yang tidak terbayangkan, sebagaimana firman-nya "Yang aku ciptakan dengan Tangan ku" (QS.Shad,38:75); dan "bahkan tangan tangan Allah terbuka" (al-Mai'dah, 5:64); dan Allah memiliki 'Mata', yang tidak terbayangkan, sebagaimana firman-nya: "yang berlayar dengan pengawasan mata kami" (QS.al-Qamar,54:14)

Barangsiapa yang menyatakan nama Allah itu bukan 'Allah' maka tersesatlah dia

(Abul Hasan Al Asy'ari Rahimahullah, al-Ibanah 'an Ushul ad-Diyanah: Bab 2: hal 10)

Asy'ariyah yang mengatakan Allah tidak Bersemayam di atas Arsy dan menyandarkan ajarannya ke Abul Hasan Al Asy'ari maka Abul Hasan Al Asy'ari berlepas diri darinya kepada Allah dari fitnah ini karena Abul Hasan Al Asy'ari sudah taubat kepada Allah dan tidak menolak lagi sifat sifat Allah. dan yang mengaku-ngaku Asy'ariyah pada hakikatnya adalah ajaran Kullabiyyah.

Ibnu Taimiyah berkata, Kullabiyah adalah guru-guru orang Asy’ariyah, karena Abul Hasan al-Asy’ari pernah mengikuti jalan Abu Muhammad bin Kullab”[4] Dalam Majmu’ Fatawa beliau berkata, “ Abul Hasan pernah menempuh jalan Ibnu Kullab dalam masalah keyakinan terhadap sifat Allah” [5]

Sikap Ulama Ahlus Sunnah terhadap Kullabiyah

Ibnu Khuzaimah berkata ketika ditanya oleh Abu Ali ats-Tsaqafy, “Apa yang kau ingkari, wahai guru, dari mazhab kami supaya kami bisa rujuk darinya?”

Ibnu Khuzaimah berkata, “Karena kalian condong kepada pemahaman Kullabiyah. Ahmad bin Hanbal termasuk orang yang paling keras terhadap Abdullah bin Said bin Kullab dan teman-temannya, seperti Harits dan lainnya.”

Imam Ahmad bin Hambal pernah memerintahkan kaum muslimin untuk mengisolir Harits al-Muhasibi, sehingga tidak ada yang shalat bersama Harits kecuali empat orang.

Ibnu Taimiyah berkata, “Adapun Harits al-Muhasibi dia digolongkan sebagai pengikut Ibnu Kullab. Oleh karena itu, al-Imam Ahmad bin Hambal memerintahkan mengisolirnya, al-Imam Ahmad memang memperingatkan umat dari Ibnu Kullab dan pengikutnya.”[6]

Catatan kaki

  1. ^ Lihat (Syarh Lum’atul I’tiqad), hal. 161-163
  2. ^ lihat (Syarh Lum’atul I’tiqad, hal. 161-163)
  3. ^ ^Lihat (Mauqif Ibnu Taimiyah minal Asya’irah)
  4. ^ lihat (Kitab Istiqamah)
  5. ^ lihat (Majmu Fatawa, 12/178)
  6. ^ lihat (Majmu Fatawa, 12/178)