Spektroskopi Serapan Atom
Spektroskopi Serapan Atom
ATOM
PROSES SERAPAN ATOM
• Suatu atom netral dalam keadaan gas dapat menyerap radiasi
dan elektron menjadi tereksitasi ke level energi yang lebih tinggi
• Terjadi transisi elektronik tanpa terjadinya transisi ke level
energi vibrasi dan rotasi. Bandwidth atau lebar pita lebih sempit
• Terjadi pada panjang gelombang yang diskrit, l
• Na(g) 3s 3p and 3p 5s dan transisi yang lainnya
dimungkinkan, pada energi foton transisi yang tepat.
ATOMISASI DAN EKSITASI
absorpsi
+ hv
emisi
+ hv
Potensial ionisasi: 5, 139 eV
E 5
N
E 4p0
R 3d 3p
4s 3s
G 2p
Y 3 6103 A0 2s
1s
(eV) 3303 A0 3p0
2
5890 A0
3s
0
1s2 2s2 2p6 3s1
Energy
– An e- at its excited state is not stable and tends to
n=3 3p
return its ground state
3s
– If an e- jumped more than one energy levels because n=2 2p
of absorption of a high E, the process of the e-
2s
returning to its ground state may take several steps, - n=1
i.e. to the nearest low energy level first then down to 1s
next …
Atomic Spectra energy
• Atomic spectra n=1
DE
– The level and quantities of energy n=2
supplied to excite e-’s can be measured n = 3,
& studied in terms of the frequency and etc.
the intensity of an e.m.r. - the
absorption spectroscopy
– The level and quantities of energy
emitted by excited e-’s, as they return to
their ground state, can be measured &
studied by means of the emission 4f
spectroscopy 4d
n=4
4p
– The level & quantities of energy 3d
absorbed or emitted (v & intensity of 4s
Energy
e.m.r.) are specific for a substance n=3 3p
3s
n=2 2p
– Atomic spectra are mostly in UV 2s
(sometime in visible) regions n=1 1s
Atomic spectroscopy
• Atomic emission
– Zero background (noise)
• Atomic absorption
– Bright background (noise)
– Measure intensity change
– More signal than emission
– Trace detection
Argon Hydrogen Helium Nitrogen
The energy gap for emission is exactly the same as for absorption.
All systems are more stable at lower energy. Even in the flame, most of the atoms will be in
their lowest energy state.
Boltzmann Distribution
All systems are more stable at lower energy. Even in the flame, most of the atoms will be in their lowest
energy state.
At 3000K, for every 7 Cs atoms available for emission, there are 1000 Cs atoms available for absorption.
At 3000 K, for each Zn available for emission, there are approximately 1 000 000 000 Zn atoms available for
absorption.
ASPEK KUALITATIF
Radiasi elektromagnetik/foton/cahaya/sinar yang terlibat dalam transisi
elektronik (absorsi maupun emisi) adalah spesifik untuk setiap jenis
transisi dan karenanya unik untuk setiap atom.
E1
Absorpsi hv
E0 DE = E1-E2
= hv
= hc/l
E1
Emisi hv
E0
Contoh beberapa unsur dan panjang gelombang spesifiknya
Elemen Panjang
Gelombang
(nm)
Ag (perak) 328,1
Cd (kadmium) 228,8
Cr (kromium) 357,9
Cu (tembaga) 324,8
Fe (besi) 248,3
ASPEK KUANTITATIF
Jumlah unit sinar (l tertentu) yang diabsorpsi (A) berbanding lurus dengan
koefisien absorptifitas (), jarak tempuh sinar di dalam daerah populasi
atom (b), dan jumlah atom (konsentrasi, C).
p0 p
A = .b.C (Lambert-Beer)
Atomic Absorption/Emission Spectroscopy
• Atomic absorption/emission spectroscopes involve e-’s changing energy states
• Most useful in quantitative analysis of elements, especially metals
Skema alat
instrumen
atomic-absorption
• Pengaruh suhu nyala: nyala memiliki suhu yang tinggi mempengaruhi jumlah fraksi atom dalam keadaan tereksitasi.
• g = faktor statistik pada setiap level dan merupakan ukuran jumlah elektron yang mungkin di setiap level energi;
• g = 2J + 1 dimana J = Russel-Saunders coupling constant dan nilainya J = L + S or L S dimana L = bilangan kuantum momentum sudut orbital # (=0,1,2,3 untuk s, p, d, f ) dan S = spin = ±½.
go = 2(0 + ½) + 1 = 2.
• 3s½ 3p½ go = 2 and gu = 2(1 ½) + 1 = 2.
• Populasi keseluruhan dari dua keadaan ini: karena terpisah hanya sebesar 5Å, maka dapat dipakai rata-rata panjang gelombangnya dan ditambahkan populasinya untuk dua keadaan tereksitasi:
Nu 6
3.37x10 12erg
e 1.38x 16erg 1 2673K
= 3.23x104
No 2 10 K
• Sejumlah kecil fraksi atom di dalam nyala tereksitasi ke keadaan eksitasi ini
Populasi Relatif dari Transisi Energi Lebih
Tinggi
• Transisi 3p 5s juga dimungkinkan dan memiliki l = 6161Å (E = 3.22x1012 erg.
• Fraksi elektron 3p yang tereksitasi ke orbitasl 5 s dihitung:
Nu 2
3.22x10 12erg
e 1.38x 16erg 12673K = 5.34x10-5
No 6 10 K
• Menunjukkan hanya sejumlah kecil spesies pengabsorpsi berada dalam keadaan tereksitasi oleh eksitasi nyala; transisi
energi yang lebih tinggi probabilitasnya lebih kecil daripada transisi dengan energi yang lebih rendah.
MENGUKUR SERAPAN ATOM
Po
P
• Hukum Beer (A = log = bC ) dipatuhi jika garis spektra lebih kecil dari pita absorpsi
• Radiasi dengan pita yang lebar mengandung foton dengan beberapa panjang gelombang, beberapa
mungkin berguna namun kebanyakan tidak. Sehingga nilai Po (= Pusable + Puseless) lebih besar dan
absorbensinya lebih kecil dari yang diharapkan, hanya sejumlah sinar tersedia yang bisa dipakai untuk
absorpsi.
• Disamping itu sinar Pusable bisa terdiri dari panjang gelombang dengan absorftifitas yang berbeda. sampel
tidak menyerap semua radiasi dengan tingkat yang sama.
• Perilaku non-linear teramati jika range l sumber pengeksitasi lebih besar daripada range l penyerapnya;
bandwidth dari sumber pengeksitasi harus lebih sempit daripada bandwidth penyerap.
Lebar Garis Transisi Atomik
• Lebar garis dari suatu spektrum absorpsi sangat kecil (104Å) tetapi bisa
diperlebar oleh karena
• Doppler broadening: gerakan termal acak dari atom-atom relatif terhadap detektor
• Pressure broadening: dalam percobaaan serapan atom tekanan cukup tinggi sehingga
atom-atom dapat mengalami sejumlah tumbukan antar atom yang berakibat pada
perubahan kecil dalam level energi yang lebih rendah.
• Lebar garis normal dari garis-garis eksitasi jauh lebih besar dari garis ini
• Monokromator tak bisa digunakan untuk memilah rentang panjang
gelombang l dalam Spektro Serapan Atom (bandwidth few tenths of a
nm).
SUMBER NYALA
• Solusi terhadap masalah lebar garis yang sempit ini:
dipakai sumber sinar dari atom yang sama dengan analit
yang diperiksa.
• misal analisis Na analysis uap Na yang dipakai.
• Atom-atom dieksitasi oleh energi listrik; atom-atom
tereksitasi mengemisikan l karakteristik. Lebarpita dari
sumber << lebar garis sampelkarena dihasilkan dari kondisi
dimana tidak terdapat pelebaran atau kecil
• Hollow Cathode Tube : Hollow cathode yang terbuat dari
material yang sama dengan yang dianalisis, diuapkan dan
mengemisikan radiasi dengan panjang gelombang
karakteristik.
• Arus ion ke katoda ini mengontrol intensitas foton yang
dihasilkan; Penambahan tegangan antara katoda dan
anoda akan mengontrol arus dan fluks foton totalnya.
• Arus optimum untuk setiap lampu (1-20ma).
Hollow cathode lamp
• Katode yang terbuat dari unsur yang akan diteliti atau dilapisi dengan unsur yang akan
dianalisa
• Didalam tabung silika tidak berwarna yang bertekanan dalam rendah dari gas inert (Argon
atau Helium)
• Anodanya terbuat dari kawat tungsten, nikel atau zirconium
• Dinding dari pyrex atau kuarsa tergantung dari panjang gelombang yang diperlukan
• Lampu diisi dengan gas neon atau argon dalam tekanan rendah beberapa torr
• Arus listrik diberikan (10mA atau diatur sekitar 3-25 mA)
PEMBENTUKAN UAP ATOM
Blue cone
Light path
Primary reaction zone
Region C
Preheating
Region B
Premixed C2H2 + O2
Fine droplets of solution
Region A
ATOMISASI ELEKTROTERMAL
• Semua sampel yang digunakan diatomisasi pada
tungku pengatoman (electrothermal).
• Batas deteksinya 100-1000x lebih rendah dari metode
aspirasi/penga
• kabutan.
• Hanya beberapa mL larutan sampel yang digunakan.
• Prinsip Dasar:
• Wadah sampel dipanaskan untuk menguapkan atom
logam.
• Sampel dikeringkan (pelarut diuapkan) pada 110°C;
• diAbukan sampel "burn off" ( pada 200-300°C);
• diatomisasi.(2000-3000°C)
• Jika dibandingkan dengan atomisasi nyala:
no Fuel-oxidant T MaximunBurning
(0K) velocity (cm s-1)
1 C2H8 - air 2267 39-43
N0
Nilai N*/N0 pada beberapa unsur
Absorbance Units
melepaskan semua nikel, setelah 80
dibilas volume ditepatkan menjadi
75.00 mL; 10.00 mL aliquot larutan
ini dianalisis setelah penambahan
volume larutan 0.0700 g Ni/mL ke 40
masing-masing larutan. Plot grafik
hasil analisis. Lalu tentukan
konsentrasi Ni dalam air sungai 0
tersebut. 0 5 10 15
Volum e of Nickel Added(m L)
GANGGUAN-GANGGUAN ANALISIS
Problem:
Sinar dari lampu katoda diserap oleh oleh atom pengganggu
Pemecahan:
Gunakan lebar celah sesempit mungkin untuk memilahkan garis
spektra tertentu
Gunakan garis spektra sekunder selain garis spektra primer.