Faring It Is

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 25

Nama : WINA WIRASWATI

NIM : 31115113
Kasus

1. Pasien 12 tahun (P) datang dengan keluhan sakit tenggorokan dan


suara serak yang telah dialami ± 4 hari. Pasien telah menggunakan
minuman pereda panas dalam, tetapi gejala masih tetap tidak
berkurang, dan suara semakin serak. Pasien sering ikut dengan ibunya
sebagai perias pengantin dan 30 hari ke belakang pasien sering
berangkat dini hari untuk ikut ibunya melakukan pekerjaan.

Apa Rekomendasi obat yang akan diberikan?

Apa konseling yang akan diberikan?

Apa monitoring yang akan dilakukan kedepan?


DEFINISI

Faringitis merupakan salah satu penyakit infeksi saluran

pernapasan atas dengan prevalensi terbanyak.


EPIDEMIOLOGI

Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) merupakan penyakit infeksi yang

menduduki peringkat pertama di beberapa puskesmas di Tasikmalaya dengan

prevalensi mencapai 25% di Indonesia (Riskesdas, 2013). Group a

Streptococcal (Streptococcus pyogenes) merupakan bakteri yang paling sering

mengakibatkan faringitis mencapai 616 juta di seluruh dunia (WHO, 2005).

Bakteri ini menyebabkan 10-30% kasus faringitis pada anak-anak dengan usia

5-15 tahun dan paling sering mengakibatkan komplikasi seperti rheumatic heart

disease, endocarditis dan glomerulonephritis (Pham dkk,2017; WHO,2005)


Etiologi
Virus dan bakteri merupakan penyebab
terbanyak faringitis. Bakteri A streptococal
adalah bakteri umum penyebab faringitis.
Patofisiologi
 SOAP

1. Subjek
- sakit tenggorokan
- serak ± 4 hari
- Kurang tidur ( sistem imun menurun)
- Panas Dalam
2. Objek

berdasarkan 5 score ( MC Isaac)


1. tidak ada batuk
score 1
2. Temperatur >38 °C
score 1
3. Bengkak carvical nodes anterior
score 0
4. ada pembengkakan / eksudat tonsil
Score 0
5. Umur 12 th
score 1
Jumlah Score : 3 (Resiko Faringitis)
3. Assesment
Terjadi peradangan di tenggorokan ditandai dengan adanya demam

4. Planing
 Antibiotik = amoksisilin. Dosis yang digunakan adalah 50 mg/kg
BB ( maksimal 1000 mg) sehari satu kali selama 10 hari.
 Paracetamol (Demam). dosis 6–12 tahun 250– 500 mg, dosis ini
dapat diulangi setiap 4–6 jam jika diperlukan (maksimum 4 kali
dosis dalam 24 jam) (Pionas)
 Beri vitamin B-komplex

Interaksi Obat
Tidak Ada
Konseling
1. Istirahat yang cukup
2. Banyak minum air putih
3. Jika bersin, beritahu anaknya untuk menutup mulut karena bakteri dapat
menyebar melalui droplet
4. Habiskan obat antibiotiknya
5. Jika demam sudah turun, obat demam dapat dihentikan
6. Makan teratur
7. Minum obat tepat waktu
Monitoring
setelah 3 hari pengobatan, mulai hubungi keluarga pasien untuk
menanyakan keadaan pasien. Lihat gejalanya adanya
perbaikan / tidak, kecepatan nadi, kecepatan nafas. Lakukan
Home Care apabila jarak kediaman pasien terjangkau.
Efek samping
 Amoksisilin
 Paracetamol
jarang terjadi efek samping, tetapi dilaporkan
terjadi reaksi hipersensitivitas, ruam kulit,
kelainan darah (termasuk trombositopenia,
leukopenia, neutropenia), hipotensi juga
dilaporkan pada infus, PENTING: Penggunaan
jangka panjang dan dosis berlebihan atau
overdosis dapat menyebabkan kerusakan hati,
lihat pengobatan pada keadaan darurat karena
keracunan.
2. Seorang ibu A membawa anaknya S (5 tahun) ke dokter anak
yang kemudian dilakukan Rapid Antigen Detection Testing.
Hasil RADT menunjukkan positif untuk Group A
Streptococcal dan direkomendasikan pemberian antibiotika.
Akan tetapi, menurut ibunya S memiliki alergi terhadap
penisilin.

 Apa antibiotika yang kamu rekomendasikan ?


 DEFINISI

Faringitis merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan atas dengan

prevalensi terbanyak

 EPIDEMIOLOGI

Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) merupakan penyakit infeksi yang menduduki

peringkat pertama di beberapa puskesmas di Tasikmalaya dengan prevalensi

mencapai 25% di Indonesia (Riskesdas, 2013). Group a Streptococcal

(Streptococcus pyogenes) merupakan bakteri yang paling sering mengakibatkan

faringitis mencapai 616 juta di seluruh dunia (WHO, 2005). Bakteri ini

menyebabkan 10-30% kasus faringitis pada anak-anak dengan usia 5-15 tahun dan

paling sering mengakibatkan komplikasi seperti rheumatic heart disease,

endocarditis dan glomerulonephritis (Pham dkk,2017; WHO,2005)


 Etiologi
Disebabkan oleh Group A Streptococcal
 SOAP
1. Subjek
alergi penisilin
2. Objek
positif untuk Group A Streptococcal berdasarkan RADT
3. Asesment
Direkomendasikan pemberian antibiotic golongan bukan penisilin
4. Planing
Karena pasien alergi penisilin maka pasien diberikan sefaleksin dan
Sefadroksil. Dosis yang digunakan adalah 20 mg/kg BB per dosis sehari dua
kali (maksimal 500 mg per dosis) dan 30 mg/kg BB sehari satu kali
(maksimal 1000mg) selama 10 hari.
Konseling
1. Istirahat yang cukup
2. Banyak minum air putih
3. Jika bersin, beritahu anaknya untuk menutup mulut karena bakteri dapat menyebar
melalui droplet
4. Sebelum menggunakan obat sirup kocok terlebih dahulu
5. Habiskan obat antibiotiknya
6. Jika demam sudah turun, obat demam dapat dihentikan
7. Makan teratur
8. Minum obat tepat waktu

Monitoring
Setelah 3 hari pengobatan, mulai hubungi keuarga pasien untuk menanyakan keadaan
pasien. Lihat gejalanya adanya perbaikan / tidak. Lakukan Home Care apabila jarak
kediaman pasien terjangkau
3. Pasien 6 tahun dirawat di puskesmas dengan gejala demam, pilek, dan sulit
makan (berdasarkan keterangan orang tuanya) yang sudah diderita selama 3
hari. Pasien baru diberikan paracetamol sirup untuk meredakan demamnya.
Akan tetapi, belum ada perbaikan. Berdasarkan diagnosa dokter pasien
menderita faringitis dengan hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut :
 Suhu 38.60C
 Respirasi : 20 kali/menit
 Nadi : 104 kali/menit
 Terdapat bengkak pada nodus limfe anterior
 Tonsil membesar
Dokter memberikan obat-obatan berikut.
 Sulfametoxazole-Trimetoprim sirup 400 mg/ 80 mg 2dd1
 Ibuprofen sirup 100 mg 3-4dd1 prn
 Caviplex sirup 1dd1 cth
Pertanyaan
 Lakukan skrining terhadap obat yang diberikan? DRPs
 Apakah terdapat DRPs?
 Bila terdapat bagaimana solusinya?
 Bagaimana konseling yang akan diberikan?
 Bagaimana rencana monitoring ke depan?
 DEFINISI

Faringitis merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan atas dengan

prevalensi terbanyak

 EPIDEMIOLOGI

Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) merupakan penyakit infeksi yang menduduki

peringkat pertama di beberapa puskesmas di Tasikmalaya dengan prevalensi

mencapai 25% di Indonesia (Riskesdas, 2013). Group a Streptococcal

(Streptococcus pyogenes) merupakan bakteri yang paling sering mengakibatkan

faringitis mencapai 616 juta di seluruh dunia (WHO, 2005). Bakteri ini

menyebabkan 10-30% kasus faringitis pada anak-anak dengan usia 5-15 tahun dan

paling sering mengakibatkan komplikasi seperti rheumatic heart disease,

endocarditis dan glomerulonephritis (Pham dkk,2017; WHO,2005)


SOAP
 Subjek : demam, pilek, dan sulit makan (berdasarkan keterangan orang tuanya) yang
sudah diderita selama 3 hari
 Objek :
 Suhu 38.60C
 Respirasi : 20 kali/menit
 Nadi : 104 kali/menit
 Terdapat bengkak pada nodus limfe anterior
 Tonsil membesar
 Assesment : Terdapat DRPs
 Planning : Mengganti obat yang tidak sesuai yaitu Sulfametoxazole-Trimetoprim sirup
diganti dengan amoksisilin dengan dosis yang digunakan adalah 50 mg/kg BB ( maksimal
1000 mg) sehari satu kali selama 10 hari (Shulman dkk, 2012; KCDC, 2016; Snow
dkk,2001; Shulman dan Gerber, 2004; Choby, 2009; Tan dkk, 2008; Yoon dkk,2017).
skrining terhadap obat yang
diberikan
 Sulfametoxazole-Trimetoprim sirup 400 mg/ 80 mg 2dd1
 Ibuprofen sirup 100 mg 3-4dd1 prn
 Caviplex sirup 1dd1 cth
Apakah terdapat DRPs?

Terdapat DRPs, dimana dalam kasus tersebut terjadi


pemilihan obat yang tidak tepat yaitu pada antibiotik yang
diberikan, karena berdasarkan guideline antibiotik lini
pertama yang harus diberikan adalah amoxicilin
Bila terdapat bagaimana solusinya?

 Dilakukan pergantian obat Sulfametoxazole-Trimetoprim sirup 400


mg/ 80 mg 2dd1 menjadi Amoksisilin dengan dosis yang
digunakan adalah 50 mg/kg BB ( maksimal 1000 mg) sehari
satu kali selama 10 hari.
Konseling
1. Istirahat yang cukup
2. Banyak minum air putih
3. Jika bersin, beritahu anaknya untuk menutup mulut karena bakteri dapat
menyebar melalui droplet
4. Sebelum menggunakan obat sirup kocok terlebih dahulu
5. Habiskan obat antibiotiknya
6. Jika demam sudah turun, obat demam dapat dihentikan
7. Makan teratur
8. Minum obat tepat waktu
Monitoring
setelah 3 hari pengobatan, mulai hubungi keluarga pasien untuk menanyakan
keadaan pasien. Lihat gejalanya adanya perbaikan / tidak. Lakukan Home Care
apabila jarak kediaman pasien terjangkau.

You might also like