0% found this document useful (1 vote)
90 views33 pages

Tugas Tunnel

The document discusses types of tunnels based on location, material, function, and construction method. Tunnels are passages underground or through mountains that are enclosed on all sides except the openings. They are built to transport people, vehicles, water, electricity and more through obstacles. Common construction methods include cut-and-cover, boring machines, and explosives. Factors like soil conditions, size, environment, and available labor influence the chosen tunneling method.

Uploaded by

Rahma
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PPTX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (1 vote)
90 views33 pages

Tugas Tunnel

The document discusses types of tunnels based on location, material, function, and construction method. Tunnels are passages underground or through mountains that are enclosed on all sides except the openings. They are built to transport people, vehicles, water, electricity and more through obstacles. Common construction methods include cut-and-cover, boring machines, and explosives. Factors like soil conditions, size, environment, and available labor influence the chosen tunneling method.

Uploaded by

Rahma
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PPTX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 33

Disusun Oleh:

Aland Hasbi
Dien Galuh Ekananda
Rahma Wulan
Terowongan adalah sebuah tembusan di
bawah permukaan tanah atau gunung. Terowongan
umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua
ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar.
Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan
terowongan sebagai sebuah tembusan di bawah
permukaan yang memiliki panjang minimal 0.1 mil,
dan yang lebih pendek dari itu lebih pantas
disebut underpass.
Tujuan umum dibuatnya sebuah terowongan adalah
untuk menjamin transportasi langsung dari barang atau
penumpang atau material lainnya menembus rintangan
alam dan aktifitas manusia.

Terowongan dibuat menembus gunung, di bawah


sungai, laut, pemukiman, gedung- gedung atau jalan raya.

Terowongan berguna untuk sarana tranportasi, hidro


power, jaringan listrik, gas, saluran pembuangan dan lain-
lain. Ada juga terowongan yang berfungsi sebagai jalan bagi
hewan, umumnya hewan langka, yang habitatnya dilintasi
jalan raya.
Di Inggris, terowongan bawah tanah untuk
pejalan kaki atau transportasi umumnya di sebut
subway. Istilah ini digunakan di masa lalu, dan saat
ini sering di sebut underground rapid transit
system.
Berdasarkan fungsinya, terowongan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Terowongan lalu lintas (traffic)


Beberapa penggunaan terowongan untuk lalu lintas diantaranya:
• Terowongan kereta api
• Terowongan jalan raya
• Terowongan navigasi
• Terowongan tambang

2. Terowongan angkutan
Diantaranya adalah :
• Terowongan pembangkit tenaga listrik (hydro power)
• Terowongan water supply
• Terowongan sewerage water
• Terowongan untuk utilitas umum
Terowongan dibuat melalui berbagai jenis
dan lapisan tanah dan bebatuan sehingga metode
konstruksi tergantung dari keadaan tanah. Metode
pembuatan terowongan yang biasa digunakan
adalah metode potong-tutup, metode ini
merupakan metode yang paling simpel untuk
terowongan dangkal di mana area di atas lokasi
yang akan dijadikan terowongan harus digali dan
terowongan dibangun dengan atap di atasnya.
Setelah itu, area ditutup agar terlihat seperti
sebelum digali.
• Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
terowongan yaitu :
1. Lokasi
2. Metode konstruksi
3. Material
4. Kegunaan

• Rancangan terowongan perlu memperhatikan :


1. Massa batuan yang komplek ; gaya-gaya yang
dihasilkan oleh redistribusi tegangan awal.
2. Sifat-sifat material di sekitar, kemungkinan failure /
keruntuhan di struktur bahan dan kekuatan batuan.
Pembuatan terowongan menggunakan mesin
bor, memungkinkan terowongan dibuat tanpa harus
menggali area di atas lokasi yang akan di jadikan
terowongan. Mesin bor melubangi tanah sepanjang
lokasi terowongan. Mesin bor bisa dioperasikan secara
otomatis selama proses konstruksi terowongan, dan
dapat menembus hampir seluruh jenis bebatuan.

Mesin bor yang pertama kali digunakan adalah


mesin yang membangun terowongan rel
Fréjus antara Prancis dan Italia melalui pegunungan
Alpen tahun 1845.
Gambar Pembuatan Terowongan Menggunakan Mesin Bor.
Cara penggalian permukaan lubang bukaan digolongkan:

a. Cara Portal b. Cara Open Cut


BERDASARKAN KEGUNAAN

BERDASARKAN LOKASINYA

BERDASARKAN MATERIAL

BERDASARKAN CARA PELAKSANAANYA


• Menurut made astawa rai (1998) membagi terowongan menjadi 2 bagian :
• Terowongan lalu-lintas
– Terowongan kereta api : dibangun untuk jalur kereta api.
– terowongan jalan raya : di bangun untuk kendaraan bermotor .
– Terowongan pejalan kaki : termasuk dalam grup terowongan jalaln (road
tunnel), tetapi penampangnya lebih kecil, jari jari belokannya pendek dan
kemirinigannya lebih besar dari 10%. Terowongan ini banyak terdapat di
jalan raya ramai atau dibawah sungai dan kanal tempat menyeberang bagi
pejalan kaki.
– terowongan navigasi : di huat untuk kepentingan lalul-linta sair di kanla
dan sungai yang menghubungkan satu kanal atua sungai ke kanal lainnya.
– Terowongan transportasi di tambang bawah tanah : sebagai jalan masuk
yang di gunakan sebagai lalu lintas bagi para pekerja tambang.
– Terongan untuk saluran air kotor : untuk membuang air kotor dari kota
atau pusat industri yang tepat pembuangannya sudah di sediakan
– Terowongan untuk kepentingan umum : misal kabel listrik dan telpon, pipa
gas dan air, dan juga pipa pipa lainnya yang penting.
• Underwater tunnels : di bangun di bawah
dasar muka air (dasar sungai atau laut)

• Mountain tunnel : di bangun di daerah bukit


atau gunung

• Tunnel at shallow depth and water city streets


: untuk transportasi maupun saluran drainase
kota (cocok untuk daerah perkotaan)
Paulus p raharji (2004) menjelaskan terdapat 3 jenis
terowongan, yaitu :
– Rock tunnels (batuan) : di buat langsung pada batuan
masif dengan cara pemboran atau peledakan.
– Soft ground tunnels (tanah lunak) : di buat melalui tanah
lempung atau pasir atau batuan lunak (soft rock). Agar
tanah tidak runtuh bila di galu maka digunakan shield
(pelindung unutk memproteksi galian tersebut agar tidak
mudah runtuh.
– Cut and cover tunnels (gali-timbun) : di buat denga cara
menggali sebuah trench pada tanah, kemudian dinding
dan atap terowongan di konstruksikan di dalam galian.
Galian di timbun kembali dan seluruh struktur berada di
bawah timbunan tanah
• Micro tunnel : untuk penempatan jalur pipa, kabel, dan jaringan air. Ukuran
terowongan ini berkisar 60-100 cm, di kerjakan dengan cara modern (peralatan
robot).
• Jacking (terowongan dongkrak) : untuk pembuatan underpass dan sejenisnya.
Untuk pelaksanaannya dilakukan dengan mendongkrak secar horizontal sebuah
segmen beton precast atau baja memotong tanah, dan mebuang keluar secara
manual baguan tanah yang terpotong segmen yang di dongkrak.
• Rock (batuan ): dibuat menembus batuan masif yang relatif keras, untuk
pelaksanaanya dengan cara pengeboran atau peledakan.
• Soft ground (terowongan melalui tanah lunak) : tanah lempung, pasir dan batuan
lunak. Karna tanah yang mudah runtuh maka penggalian di gunakan pelindung
(shield). Lining tunnel harus segara di pasang bersamaan dengan kemajuan
gerakan tunnel boring machine (TBM)
• Cut and cover (gali dan timbun : dengan cara menggali sebuauh alur samapi pada
kedalaman yang diinginkan, kemudian pengecoran lining tunnel atau precast
kemudian melakukan penimbuan kembali (covering).
• Underwater (bawah air) : yaitu denngan membuat trench di dasar sungai atau laut
kemudian menempatkan precast tube lining dan menerapkan teknik sambungan
kedap air.
• Konstruksi Portal.
Akses masuk ke areal bawah tanah
secara umum disebut portal. Akses ini dapat
berupa sebuah shaft yang dikontruksi secara
vertikal sampai kedalaman tertentu sesuai
elevasi rencana terowongan utama
(horisontal), atau berupa face terowongan
yang bisa disiapkan secara horizontal karena
kondisi lahan memungkinkan.
• Manajemen Material.
Yang dimaksud dengan manajemen
material yang memerlukan pengaturan disini
adalah:
a. Material hasil galian yang harus dibawa keluar
terowongan.
b. Material supporting system dan elemen lining
precast atau formwork dan beton cair yang
harus dibawa masuk dalam terowongan dan
geraka alat keluar masuk terowongan.
c. Air hasil dewatering di dalam terowongan yang
harus dibuang keluar terowongan.
• Galian bebas : yaitu dengan cara membuat galian bebas tanpa perlu
proteksi melainkan hanya dengan mendesain galian dengan slope galian
yang aman.
• Galian dengan turap dan penopang : dengan cara menggali secra
bertahap dan memasang turap dan skur pada setiap tahap galian.
• Dinding berlin : dengan cara memancang batang baja profil H atau I
dengan jarak tertentu dan memasang panel- panel kayu atau beton di
antaranya
• Dinding diafragma : dengan cara memancang batang baja profil H atau I
dengan jarak tertentu dan memasang panel- panel kayu atau beton di
antaranya
• Dinding pracetak : merupakan kelanjutan dari metode diafragma.
Dimana lubang galian yang sudah diisi bentonite kemudian dimasuki
panel- panel pracetak
• Secant pile : pembuatan tiang bor yang dikonstruksi secara rapat
sehingga membentuk seperti dinding kedap air metodenya
dengan pemancangan langsung tiang beto pracetak juga sangat
dimungkinkan

• Soil nailing : dengan memasukan tulangan baja kedalam lubang


bor yang disediakan dan kemudian dilakukan grouting pada
lubang tersebut

• Angkur dan skur : Jika ruang yang tersedia sangat terbatas maka
perkuatan dapat menggunakan system angkur dan skur, cara ini
dipandang sangat sederhana dan praktis.
Pemilihan metode tunneling dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya termasuk:
1. Kondisi Tanah, ini merupakan factor utama yang tidak hanya mempengaruhi metode yang dipilih
tetapi juga menjadi pembatas utama bagi metode-metode tertentu.
a) Tanah Lunak: clay, gravel, sand, weathered rock
b) Batu: batu dengan rentang kekuatan dari yang relative lunak seperti batuan sediment
c) Mixed face: bagian atas tunnel face berupa tanah atau heavily weathered rock sementara
bagian bawah berupa batu.

2. Ukuran Tunnel, microtunnel dengan diameter kurang dari 0,9 m sampai dengan full face TBM
(tunnel boring machine) dengan diameter sampai atau lebih dari 12 m. Meningkatnya diameter
tunnel menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap problem-probem khusus dalam
tunneling.
3. Aspek Lingkungan, pengoperaisan peledakan maupun drill mungkin tidak
dapat dilakukan didaerah perkotaan, perubahan muka air tanah dan
perubahan pola drainase akibat aktivitas pekerjaan tunneling dapat
mempengaruhi permukaan tanah.

4. Variabel Lokal, ketersediaan tenaga kerja yang menguasai tunneling, lokasi


phisik lapangan, kondisi infrastruktur setempat adalah factor-faktor yang
juga turut mempangaruhi pemelihan metode
• Open Shield
Tanah • Slurry Shield
Lunak • Earth Pressure
Balance (EPB) Shield

Hard
• Cutting head
Rock
Bentuk paling umum tunnel yang dibuat dengan TBM
adalah sirkular, sehingga menyebabkan adanya tendensi
rolling ketika maju.

Struktur dasar dari open shield terdiri dari tiga bagian yaitu, shield body, shield tail, dan cutting edge

Shield body Shield tail Cutting edge Shield


Bagian ini berupa shell baja yang Bagian ini terletak di Bagian ini merupakan
diperkuat dengan rib dan bracing. belakang shield body, dan ujung terdepan yang
Di bagian ini ditempatkan berfungsi sebagai penyedia membutuhkan perkuatan
beberapa peralatan seperti ruangan untuk lining dengan plat baja.
hydraulic rams dan peralatan segments (precast lining) Seringkali bagian ini juga
pompa hidrolik untuk mendorong yang akan dipasang selama dilapis dengan material
shield maju ke depan. Panjang proses pemasangan lining abrasion-resistant ketika
tipikal dari shield body ini sekitar berlangsung. menghadapi tanah keras.
2 m, tergantung dari ukuran
diameter galian. Compressed-air
digunakan ketika tunneling dilakukan di bawah muka air
tanah di tanah pasir, disamping cara lain seperti
menurunkan muka air tanah, grouting, dan freezing.
Meng-injeksikan slurry mixture bertekanan kedalam ruang
yang menutupi working face. Akibatnya, tanah yang berada di
depan tunnel face terpenetrasi dengan slurry dan menjadi cukup
V
padat (efek filter cake) sehingga dapat dipotong oleh cutter head.
Potongan material akan terkumpul di bagian bawah yang
kemudian dipompa keluar.

Shield bentuk ini digunakan pada tanah lunak di bawah m.a.t tanpa
menggunakan slurry. Sebuah cutter head yang berputar dan dilengkapi dengan
drag pick membentuk bagian depan dari shield machine tipe ini. Material yang
telah digali akan terkumpul dalam ruang khusus di belakang cutter head dan
membentuk sebuah plug yang memberikan daya dukung ke bagian face dan
mengontrol pengaruh air tanah terhadap stabilitas tunnel face.
Prinsip dasar operasi penggalian dengan TBM adalah penggunaan cutting head
yang dilengkapi dengan cutters yang sesuai di bagian tunnel face. Cutting head diputar
dengan kecepatan konstan dan dorongan ke tunnel face yang dilakukan oleh system
pendorong hidrolik yang dijangkarkan ke sisi-sisi tunnel dengan hydraulic rams.

Bagian terpenting yang berfungsi untuk memotong tanah atau batu yang
ditempatkan pada bagian cutting head adalah cutters. Berbagai tipe cutters digunakan dan
dipilih sesuai dengan kondisi tanah setempat. Beberapa macam cutters, yaitu :
• Drag Cutters : untuk tunnel di tanah lunak
• Disc Cutter : untuk memecahkan batu dengan cara rolling dan menekan disc yang
dipasang pada cutter head ke permukaan tunnel
• Roller Cutter
TERIMA KASIH.

You might also like