Css Jiwa Feb 2018
Css Jiwa Feb 2018
Css Jiwa Feb 2018
SOMATIK
Pembimbing : dr.Tumpak Saragi, SP.KJ
Oleh :
Rahayu Oktaliani G1A217109
M. Yudhi Surya Chandra G1A217111
Shanna Alysia Aziz G1A217112
Tommy Akasia G1A217104
PENDAHULUAN
Depresi
Depresi merupakan gangguan mental y
ang sering terjadi di tengah masyarakat Somatisasi
Somatisasi adalah istilah umum ya
Sering ditemukan dengan prevalensi se ng menggambarkan adanya gejala
umur hidup adalah kira kira 15% medis dijelaskan dan menyiratkan
komponen psikologis dengan gejal
Jika tidak diterapi dengan baik bisa ber a adalah penyakit fisik yang diseba
akhir dengan bunuh diri bkan oleh pikiran negatif dan/atau
Depresi Somatisasi masalah emosi.
Satu dari tujuh orang akan menderita g
angguan psikososial depresi berat Gejala-gejala fisik tersebut melalui
saraf otak mengirim impuls terseb
ut ke berbagai bagian tubuh, dan p
Faktor Resiko elepasan adrenalin ke dalam aliran
darah.
Wanita : Pria = 2 : 1
Tanggal MRS : 07 Desember 2018 jam 11.14 WIB Keterangan di bawah ini diperoleh dari :
Nama : Tn. S 1. Pasien sendiri
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Puwerojo, 23 Januari 1974
Umur : 44 tahun
Status Perkawinan: Sudah Menikah
Bangsa : Indonesia
Suku/Bangsa : Jambi/Indonesia C. Keluhan Utama :
Agama : Islam
Pendidikan : SD Pasien datang ke poli jiwa RSJD Provinsi Jamb
Pekerjaan : Supir i atas keinginan sendiri untuk kontrol ulang men
Alamat : Desa Petiduran Baru Kec. Mandiangin genai penyakitnya.
Kab. Sarolangun Provinsi Jambi
D. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang sendiri ke poliklinik RSJD Provinsi Jambi, memakai kaos, celana katun, dan tampak rapi. Sa
at memasuki ruangan, pasien terlihat murung. Saat ditanya nama dan alamat, pasien menjawab dengan benar.
os sering berobat ke rumah sakit karena merasa penyakitnya tidak kunjung sembuh, pengobatan dilakukan mul
ai dari berobat 4 kali di RS umum muara bulian, RS medika bulian sebanyak 1 kali, os pernah dirawat di RSUD
raden mataher selama 1 minggu dengan diagnosis radang usus besar, os pernah berobat ke RS Yogyakarta P
arsito sebanyak 1 kali, setelah dilakukan colon in loop, darah rutin, rontgen thorax dan abdomen semua dalam
batas normal, lalu pasien melakukan ct- scan dan mendapatkan hasil terdapat usus buntu selanjutnya pasien d
i operasi di RS Siloam, setelah selesai operasi keluhan masih dirasakan dan semakin memburuk, karena tak k
unjung sembuh os di rujuk dokter siloam untuk berobat di RSJD Provinsi Jambi.
Keluhan pertama os pada 10 November 2017 saat masuk ke poliklinik RSJD Provinsi Jambi adalah os data
ng sulit tidur, sakit perut dan terasa panas pada perutnya, dan menjalar hingga ke dada kiri dan kanan, kepala t
erasa berdenyut-denyut, menurut os keluhan os ada dikarenakan sering sakit dan tak kunjung sembuh, keluha
n itu semakin diperberat saat anaknya hampir diperkosa, karena memikirkan serta merasa bersalah dengan ke
adaan tersebut os merasa semakin stres dengan keadaan yang dialaminya os merasa sulit memasuki tidur dan
sering terbangun pada malam hari, karena malu dengan penyakitnya os tidak keluar dari rumah, dan merasaka
n jika orang lain menyindirnya karena penyakitnya tidak sembuh-sembuh, os merasakan kurang minat untuk m
elakukan hubungan seksual dengan istrinya, os pernah melakukan percobaan bunuh diri karena tidak sanggup
lagi menahan penyakitnya.
Os merasa sulit tidur ±8 bulan yang lalu, karena memikirkan penyakit yang dideritanya serta kejadian anakn
ya tersebut. Karena sulit tidur os merasa sakit kepala hingga terguling-guling, merasa badanya panas, seluruh
badan terasa pegal-pegal dan os menjadi gelisah. Os merasa sedih, cemas dan mudah tersinggung. Sejak ±6
bulan yang lalu os tidak mau bekerja lagi dan malas keluar rumah. Os mengatakan jika bekerja mudah lelah. O
s merasa nafsu makannya berkurang. Os tidak pernah merasakan gembira yang berlebihan dan kepercayaan
diri yang meningkat sebelumnya.
Pada tanggal 23 November 2017 os melanjutkan obat yang diberikan poliklinik RSJD dan mengatakan susa
h tidur, kurang nafsu makan dan kepala masih terasa sakit, dan pada tanggal 06 Desember 2017 os kembali da
tang ke RSJD Provinsi Jambi, os melanjutkan obat yang diberikan, cemas semakin berkurang, namun nafsu m
akan semakin menurun dan terasa sakit kepala. Kunjungan terakhir os pada tanggal 07 Februari 2018 os meng
atakan keluhan semakin membaik, pada tanggal 24 Februari kami menelpon os dan mengatakan jika os masih
merasa sedih, masih mengurung diri di dalam rumah, os masih merasa malu, os merasakan mudah marah, os
masih merasa bersalah dengan kejadian masa lalunya, pola tidur os semakin membaik, os bekerja sebagai su
pir karet dan itu hanya dilakukan sesekali saja untuk membantu kakaknya, nafsu makan os juga belum terlalu
membaik.
E. Riwayat Penyakit Dahulu
• Gangguan mental dan emosi : Os terlihat sedih karena penyakitnya tidak kunjung sembuh, os merasa per
utnya sangat sakit dan mencari pertolongan ke setiap rumah sakit, os pernah berobat 4 kali di RS umum m
uara bulian, RS medika bulian sebanyak 1 kali, os pernah dirawat di RSUD raden mataher selama 1 mingg
u dengan diagnosis radang usus besar, os pernah berobat ke RS Yogyakarta Parsito sebanyak 1 kali, kare
na tak kunjung sembuh os berobat di RSJD Provinsi Jambi. Pengobatan ini os lakukan sejak tahun 2017
• Kondisi medik : Os pernah menjalani operasi appendisitis pada tahun 2017 dan menderita
gastritis.
• Gangguan neurologis : sakit kepala (+), trauma kepala (-), gangguan penglihatan (-), kejang (-).
F. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak dari pasangan Tn.D dan Ny.T, pasien anak ke-3 dari 5 bersaudara. Tidak terdapat ada
nya keluhan yang sama pada keluarga pasien.
GENOGRAM
KETERANGAN
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
1. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien lahir setelah dikandung selama 9 bulan, merupakan kehamilan yang diharapkan dan direncanakan, lahi
r spontan dibantu oleh bidan dan tidak ada penyulit dalam proses kehamilan atau persalinan. Pasien lahir deng
an berat badan cukup dan tidak memiliki kelainan fisik.
b. PeArkembangan awal
Sepengetahuan pasien, secara umum kesehatan pasien baik, pertumbuhan dan perkembangan tampak nor
mal seperti anak lainnya.
c. Toilet training
Tidak diketahui bagaimana toilet training diajarkan oleh ibunya.
b. Riwayat sekolah
Pasien hanya tamat SD atas kemauan sendiri
e. Riwayat Psikoseksual
Ketertarikan awal pada lawan jenis, pasien mulai merasakan ketertarikan pada lawan jenis sejak umur 16 tahu
n. Kegiatan seksual pranikah tidak ada.
5. Masa dewasa
a. Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai supir karet dari Sarolangun menuju Jambi atau sebaliknya.
c. Aktifitas sosial
Sebelum sakit, pasien cukup aktif mengikuti acara-acara, pasien suka berosialisasi, sering ikut di setiap kegi
atan. Hubungan pasien dengan lingkungan dan tetangga sekitar baik. Tidak pernah terlibat permusuhan.
d. Latar belakang agama
Kehidupan beragama pasien cukup baik, dalam kehidupannya pasien taat beribadah.
e. Riwayat hukum
Pasien tidak pernah memiliki masalah hukum dan tidak mempunyai pengalaman militer.
Pemeriksaan
Pemeriksaaan tanda vital
Keadaan umum
Kesadaran : Kompos mentis
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5oC
RR : 18 x/menit
Tinggi Badan : 157 cm
Berat Badan : 58 kg
IMT : 23,57 (kelebihan BB)
Pemeriksaan Kepala dan Leher : Dalam batas nor
mal
Pemeriksaan Thorak : Dalam batas normal
Pemeriksaan Abdomen: Post operasi appendisitis
Pemeriksaan Ekstremitas: Dalam batas normal
Etiologi
Faktor
Neuropatologi
Genetik
Faktor
Neurobiologi
Psikososial
Skizofrenia
Model Diatesis-Stres
Skizofrenia
Kriteria DMS-IV-TR Skizofrenia
• Waham
• Halusinasi
• Bicara kacau (cth., sering melantur atau
inkoherensi)
• Perilaku yang sangat kacau atau katatonik
• Gejala negative, afektif mendatar, alogia,
atau kehilangan minat
• Disfungsi social/okupasional
• Durasi : 6 bulan
• Ekslusi gangguan mood dan skizoafektif
• Ekslusi kondisi medis umum/zat
• Hubungan dengan gangguan perkembangan
pervasif
• Klasifikasi perjalanan penyakit longitudinal
Diagnosis
Kriteria Diagnostik PPDGJ-III
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang
ini yang amat jelas : harus selalu ada secara jelas :
A. Thought echo
E. Halusinasi yang menetap dari panca-indera
Thought insertion or withdrawal
apa saja
Thought broadcasting
B. Delusion of control F. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang
Delusion of influence mengalami sisipan (interpolation),
Delusion of passivity
Delusion of perception G.Perilaku katatonik
C. Halusinasi auditorik
H. Gejala-gejala negatif
D. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang
menurut budaya
gejala khas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari
beberapa aspek perilaku pribadi
Subtipe skizofrenia
Tak
Disorganized
Paranoid Katatonik Terdiferensiasi Residual
Diagnosis banding
Gangguan Psikotik Sekunder
Gangguan Mood
Gangguan Kepribadian
Tanda dan Gejala Pramorbid
• Sebelum fase prodromal
• kepribadian skizoid atau skizotipal
afek datar atau
• Anak : hanya memiliki beberapa orang teman tumpul
• Remaja : tidak memiliki teman dekat serta waham
Alogia, bloking,
menghindari olahraga kelompok, obsesif-kompulsif halusinasi kurang
merawat diri,
Tanda dan gejala prodromal kurang
• Awal : kelemahan, dan masalah pencernaan motivasi,
• Ide abstrak, filosofi, ilmu gaib, atau pertanyaan anhedonia, dan
religius penarikan diri
• Perilaku sangat aneh, afek abnormal, cara bicara secara sosial.
tidak biasa, ide bizar, pengalaman perseptual
yang aneh.
Deskripsi Umum
Mood, Perasaan,
dan Afek
Gangguan Perseptual
Isi Pikir
Bentuk Pikir
Proses pikir
Tatalaksana
Obat antipsikotik
Pemilihan obat antipsikotik :
derajat respon obat terhadap symptom
efek samping
keinginan pasien terhadap rute pemberian
Antipsikotik generasi kedua efek samping
ekstrapiramidal dan diskinesia yang lebih
rendah
Pemilihan obat pada
fase akut skizofrenia
•Inisiasi yang cepat pada psikotik akut
•olanzapin dan risperidon dapat diberikan untuk efek
yang lebih cepat dan untuk mencegah ketidakpatuhan
pasien.
•Formulasi parenteral (haloperidol, ziprasidon, olanza
pin) short-acting, dengan atau tanpa benzodiazepin
parenteral (lorazepam), tersedia untuk pemberian
emergensi pada pasien agitasi akut.
Prognosis
Clorpromazine 10 – 33 90 – 95 8 – 35
Thioridazin 25 – 33 99 9 – 30
Perphenazine ≈ 25 90 – 95 8 – 21
Fluphenazine 20 – 50 90 – 95 14 – 24
Haloperidol 40 – 70 92 12 – 36
Thithixene ≈ 50 90 – 95 34
Farmakodinamika
Jalur Mesolimbik
Farmakodinamika
Jalur Nigrostiatal
Farmakodinamika
Mekanisme tardive
dyskenesia
Farmakodinamika
Jalur Tuberoinfundibular
Farmakodinamika
Interaksi Jalur Dopamin pada akson terminal Mekanisme Antipsikosis Atipikal di jalur nigrostriatal
Mekanisme Kerja
Tuberoinfundibular Pathways
Mesolimbik Pathways
APG II di jalur mesolimbik, antagonis 5H pelepasan prolaktin menurun sehingga
T2A gagal untuk mengalahkan antagonis tidak terjadi hiperprolaktinemia.
D2 di jalur tersebut sehingga dapat
memperbaiki gejala positif.
anti depresan
pada bipolar dan anti manik anxiolitik
unipolar depresi
sedatif hipnotik
cardiometabolic
dan sedatif
Klasifikasi Anti Psikosis Atipikal
• Risperidone, Olanzapine,
First Quetiapine, Ziprasidone,
Aripiprazole.
line
• Clozapine.
Second
line
Clozapine
Gold standard pada pasien yang telah resisten
Efek dopaminergik rendah, tetapi dapat mempengaruhi
fungsi saraf dopamin pada sistem mesolimbik-mesokorti
kal otak
Efektif untuk gejala psikosis positif maupun negatif
Efek yang bermanfaat terlihat dalam waktu 2 minggu
Efek samping EPS rendah
Efek resiko agranulositosis yang lebih tinggi
Clozapine
Farmakokinetik
Penyerapan
Absorpsi secara cepat dan sempurna pada pemberian per oral.
Kadar puncak plasma tercapai 3-4 jam setelah pemberian obat
Oral availabilitas sekitar 12-81%
Clozapine dengan atau tanpa makanan tidak memberikan pengaruh penyerapan
Obat ini di metabolisme hampir sempurna sebelum dieksresi lewat urin dan tinja
Waktu paruh rata-rata 11,8 jam sehingga pemberiannya dianjurkan 2 kali dalam
sehari.
Distribusi
Luas volum distribusi sekitar 2-5l/kg
Waktu paruh 11-15 mencapai steady state pada hari ke empat atau delapan
Clozapine secara garis besar di metabolisme di hepar.
Distribusi dari clozapine dibandingkan obat antipsikotik lainnya lebih rendah.
Pada reseptor D4 afinitasnya lebih tinggi 10 kali lipat dibandingkan antipsikotik
lainnya,
Clozapine
Dosis : Kontra indikasi :
Hari 1 >> 1 – 2 x 12,5 mg. Ada riwayat toksik/hipersensitif.
Berikutnya ditingkatkan 25 – 50 mg / hari sp 300 – 450 mg / Gangguan fungsi Sumsum tulang.
hari dengan pemberian terbagi. Epilepsi yang tidak terkontrol.
Dosis maksimal 600 mg / hari. Psikosis alkoholik dan psikosis toksik lainnya.
Sediaan yang ada di pasaran tablet 25 mg dan 100 mg Intoksikasi obat.
Koma.
Kollaps sirkulasi.
Efek samping : Depresi SSP.
Granulositopeni, agranulositosis, trombositopeni, eosinofilia, Ganguan jantung dan ginjal berat.
leukositosis, leukemia. Gangguan liver.
Ngantuk, lesu, lemah, tidur, sakit kepala, bingung, gelisah,
agitasi, delirium.
Mulut kering atau hipersalivasi, penglihata kabur, takikardi,
postural hipotensi, hipertensi.
Risperidone
Memperbaiki skizofrenia yang gagal di terapi dengan APG I
Memperbaiki fungsi kognitif
Diabsorbsi secara oral dan melewati metabolism pertama
Absorbsi tidak terganggu oleh makanan
Oral bioavailabiitas rata-rata 68%
T maksimu dilaporkan dalam 1-1,5 jam
Obat didistribusikan dengan vd 1-1,5L/kg.
Metabolisme :sebagian besar terjadi di hati oleh enzim cyp2d6
Eksresi terutama melalui urin.
Metabolisme dihambat oleh antidepresan fluoxetine dan
Paroxetine, metabolisme obat ini dipercepat bila diberikan bersamaan
Carbamazepin
Risperidone
Indikasi :
• Skizofrenia akut dan kronik dengan gejala positif Efek samping:
dan negatif. • EPS
• Gejala afektif pada skizofrenia (skizoafektif). • Peningkatan prolaktin (ditandai d
engan gangguan menstruasi,
Dosis : • galaktorea, disfungsi seksual)
• Hari 1 : 1 mg, hari 2 : 2mg, hari 3 : 3 mg. • Sindroma neuroleptik malignan
• Dosis optimal - 4 mg / hari dengan 2 x pemberian • Peningkatan berat badan
• Pada orang tua,gangguan liver atau ginjal dimulai • Sedasi
0,5 mg, ditingkatkan sp 1 – 2 mg dengan • Pusing
2 x pemberian. • Konstipasi
• perbaikan mulai terlihat dalam 8 minggu dari pengo • Takikardi
batan awal
• Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 1-2 jam
• setelah pemberian oral.
Olanzapine
golongan dibenobenzodiazepine
Absorpsi tidak dipengaruhi oleh makanan
metabolisme jalur pertama dengan oral bioavailibilitas berkisar antara 60-80%
distribusi dengan Vd 10-20 L/kg
Metabolisme akan meningkat pada penderita yang merokok dan menurun bila
diberikan bersama dengan antidepresan fluvoxamine atau antibiotik ciprofloxa
cin.
Eliminasi waktu paruh dari olanzapine memanjang pada penderita usia lanjut
Cleareance olanzapine meningkat sekitar 40% pada perokok dibandingkan
yang tidak merokok, sehingga perlu penyesuaian dosis yang lebih tinggi pada
penderita yang merokok.
Olanzapine
Indikasi :
Sizofrenia atau psikosis lain dengan gejala positive dan negatif.
Episode manik moderat dan severe.
Pencegahan kekambuhan gangguan bipolar.
Dosis :
Untuk skizofrenia mulai dengan dosis 10 mg 1 x sehari.
Untuk episode manik mulai dengan dosis 15 mg 1 x sehari.
Untuk pecegahan kekambuhan gangguan bipolar 10 mg / hari
Efek samping:
Penigkatan berat badan
Somnolen
Hipotensi ortostatik berkaitan dengan blokade reseptor α1
EPS dan kejang rendah
Insiden tardive dyskinesia rendah
Quetipine
Dibenzodiazepine derivates
Konsentrasi plasma puncak dicapai dalam waktu 1,5 jam
Metabolisme terjadi di hati, waktu paruhnya 6 jam
Bioavailibilitas oral pada quetiapine berkisar 9%
Cleareance quetiapine menurun 40% pada penderita usia lanjut
Sehinga perlu penyesuaian dosis yang lebih rendah dan menurun
30% pada penderita yang mengalami gangguan fungsi hati.
Cleareance quetiapine meningkat apabila pemberiannya dilakukan
bersamaan dengan antiepileptik fenitoin, barbiturat, carbamazepin
dan antijamur ketokonazole.
Quetipine
Quetiapine dapat memperbaiki gejala positif, negatif, kognitif
dan mood.
Pemberian awal quetiapine dimulai dengan dosis 50 mg per
hari selama 4 hari,
Kemudian dinaikkan menjadi 100 mg selama 4 hari,kemudian
dinaikkan lagi menjadi 300 mg. Setelah itu dicari dosis efektif
antara 300-450 mg/hari.
Efek samping :somnolen,hipotensi postural, pusing, peningkat
an berat badan, takikardi, dan hipertensi.
Ziprasidone
Antidepresan
Antasida
trisiklik
Interaksi
obat Antipsikosis
antikonvulsan anti-anxietas
ECT
Cara Penggunaan
Pemilihan
Obat Pengaturan
Dosis
Lama Penggunaan
Pemberian Parenteral
Pemilihan Obat
gejala negatif
lebih menonjol
Riwayat pilihan obat
penggunaan antipsikosis
tidak respons : anti-psikosis – atipikal
baik, jenis obat perlu dipertim
ganti dengan obat bangkan.
mempertimbangkan anti-psikosis lain dapat dipilih
gejala psikosis (dari golongan kembali
yang dominan dan yang tidak sama),
efek samping obat. dengan dosis
Pergantian obat
disesuaikan dengan
ekivalen-nya
dosis ekivalen.
Pengaturan Dosis
injeksi Nor-
Chlorpromazine Hipotensi
injeksi (im) : Ortostatik adrenaline
Trihexyphenidyl
3-4x 2 mg/hari,
Gejala
Haloperidol Sulfas Atropin
Ektsrapiramidal
0,50-0,75 mg
(im).
Kesimpulan
Skizofrenia >> aktivitas dopamine yang berlebihan dan serotonin meningkat
Diagnosa skizofrenia dapat mengikuti PPDGJ III, DSM IV, dan DSM V
Antipsikotik atipikal memiliki keunggulan untuk low extrapiramidal dan less
hyperprolactinemia.
Antipsikotik tipikal adalah sekelompok obat yang menghambat reseptor
dopamine tipe 2 (D2)
Antipsikotik atipikal bersifat dopamine antagonist, agonis parsial dopamine
serta antagonis reseptor 5HT2A
Farmakokinetik antipsikotik kebanyakan diserap baik dalam sediaan oral dan
melintasi metabolisme jalur pertama di hati.
Pemberian switch pada obat-obatan antipsikotik diperlukan beberapa
pertimbangan terkait efek samping serta efikasi setiap obat.
Thank you