Kel. 7 Manajemen Strategis New
Kel. 7 Manajemen Strategis New
Kel. 7 Manajemen Strategis New
Disusun Oleh:
Maryam Alifia Rahmah (1232010188)
Neng Resa Rostiani (1232010172)
Sidiq Fadila (1232010125)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Atas rahmat dan pertolongan-Nya, penulis mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
makalah “Peran kepemimpinan strategis dalam manajemen strategis” dapat
diselesaikan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah manajemen strategis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H Tatang Ibrahim M.Pd selaku dosen
pengampu Mata Kuliah manajemen strategis yang telah memberikan tugas ini, sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait topik yang dibahas pada makalah
ini.
Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis terbuka terhadap kritik dan saran
pembaca demi memperbaiki makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, baik dari segi penyusunan, maupun bahasa, penulis memohon maaf.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Konsep dasar kepemimpinan strategis...................................................................3
B. Teori-teori yang mendukung kepemimpinan manajemen strategis........................7
C. Kepemimpinan dalam manajemen strategis...........................................................9
D. Aplikasi, fungsi peran kepemimpinan manajemen strategis................................10
BAB III...........................................................................................................................23
PENUTUP......................................................................................................................23
A. Kesimpulan...........................................................................................................23
B. Saran.....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................24
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi dan perubahan yang sangat cepat, keberhasilan
organisasi tidak hanya ditentukan oleh seberapa baik mereka merencanakan
strategi, tetapi juga seberapa efektif mereka dalam melaksanakan dan
menyesuaikan strategi tersebut. Dalam konteks ini, kepemimpinan strategis
muncul sebagai salah satu faktor kunci yang membedakan antara organisasi
yang berhasil dan yang gagal.
Kepemimpinan strategis merujuk pada kemampuan pemimpin untuk
mengarahkan dan memotivasi organisasi dalam rangka mencapai visi jangka
panjang yang telah ditetapkan. Pemimpin strategis bukan hanya sekadar
membuat keputusan yang tepat, tetapi juga memiliki keterampilan untuk
meramalkan tren, mengelola perubahan, dan menginspirasi tim untuk mencapai
tujuan strategis yang telah ditentukan. Dalam hal ini, peran kepemimpinan
strategis menjadi sangat penting dalam manajemen strategis, yaitu proses
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi strategi yang mempengaruhi kinerja dan
pertumbuhan organisasi.
Manajemen strategis melibatkan serangkaian langkah yang dimulai dari
analisis lingkungan eksternal dan internal, penetapan tujuan strategis, hingga
implementasi dan pemantauan strategi. Keberhasilan proses ini sangat
tergantung pada kualitas kepemimpinan yang ada dalam organisasi. Pemimpin
yang efektif dapat mengarahkan tim mereka melalui ketidakpastian pasar,
memfasilitasi perubahan organisasi, dan menjaga motivasi serta komitmen
karyawan terhadap tujuan strategis. Peran kepemimpinan strategis dalam
manajemen strategis juga mencakup kemampuan untuk mengelola hubungan
antar pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal.
Pemimpin harus mampu berkomunikasi dengan jelas, membangun
kepercayaan, dan menciptakan budaya organisasi yang mendukung inovasi dan
adaptasi. Selain itu, mereka harus peka terhadap dinamika pasar dan siap untuk
melakukan penyesuaian strategi sesuai dengan perubahan yang terjadi. Dengan
semakin kompleksnya lingkungan bisnis saat ini, penting bagi organisasi untuk
memahami bagaimana kepemimpinan strategis dapat mempengaruhi proses
manajemen strategis dan, pada gilirannya, kinerja organisasi. Penelitian
mengenai peran kepemimpinan strategis dalam manajemen strategis diharapkan
dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai bagaimana
1
pemimpin dapat mempengaruhi dan meningkatkan efektivitas strategi organisasi
serta menghadapi tantangan yang ada di pasar global yang dinamis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan strategis dan bagaimana
konsep dasarnya dapat dijelaskan?
2. Teori-teori apa yang mendukung konsep kepemimpinan dalam
manajemen strategis?
3. Bagaimana peran kepemimpinan dalam manajemen strategis?
4. Apa saja aplikasi dan fungsi peran kepemimpinan dalam manajemen
strategis?
C. Tujuan
1. Menjelaskan konsep dasar kepemimpinan strategis.
2. Menganalisis teori-teori yang mendukung kepemimpinan dalam
manajemen strategis.
3. Mengidentifikasi peran kepemimpinan dalam manajemen strategis.
4. Menilai aplikasi dan fungsi peran kepemimpinan dalam manajemen
strategis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
strategi yang diterapkan serta melakukan penyesuaian jika diperlukan. Dengan
cara ini, organisasi dapat tetap relevan dan kompetitif dalam menghadapi
tantangan yang terus berubah.
Dengan memahami dan menerapkan semua elemen ini, pemimpin strategis dapat
meningkatkan kinerja organisasi dan memastikan keberhasilan jangka panjang.
Organisasi di seluruh dunia sedang mencari cara untuk meningkatkan
gaya kepemimpinan mereka, tetapi menemukan yang tepat dapat menjadi
tantangan tersendiri. Memilih gaya kepemimpinan yang tepat untuk tim adalah
cara terbaik untuk menantang praktik lama, mengurangi risiko, menskalakan
organisasi dan berkomunikasi secara efektif. Di situlah kepemimpinan strategis
berperan penting.
Kepemimpinan strategis merupakan kemampuan pemimpin untuk
memvisualisasikan, merencanakan, mengarahkan, dan mengoptimalkan
penggunaan sumber daya untuk menjalankan strategi organisasi secara efisien
dan sukses. Pemimpin strategis harus memiliki perspektif yang luas untuk
menerapkan visi jangka panjang secara menyeluruh di sini dan saat ini.
Produktivitas dan pola pikir manajemen memainkan peran utama,
bagaimana para pemimpin berpikir sama dengan bagaimana mereka memimpin.
Pola pikir strategis mencerminkan sesuatu yang kita sebut strategic agility:
kemampuan untuk melihat bagaimana gambaran besar berhubungan dengan di
sini dan sekarang.
Dari berbagai teori tersebut, kepemimpinan strategis adalah teori yang
patut dipahami oleh seorang pemimpin. Kata kunci dari kepemimpinan strategis
adalah seorang pemimpin dapat memahami visi, misi, dan tujuan organisasi, dan
dari pemahaman tersebut seorang pemimpin akan dapat merancang sebuah
program strategis, sehingga program tersebut diharapkan mampu berkontribusi
positif terhadap upaya pencapaian tujuan organisasi.
Maka seorang pemimpin mempunyai peran yang sangat penting dan
tanggung jawab penuh dalam keberlangsungan suatu organisasi. Kepemimpinan
yang tidak efektif akan berpengaruh terhadap organisasi dan kinerja anggotanya,
juga keberhasilan organisasi atau perusahaan terletak pada peranan seorang
pemimpin dan strategi kepemimpinannya.
Kepemimpinan Stratejik “Untuk bisa bersaing di dalam pasar persaingan
yang global, organisasi membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan efektif”
(Dess et al., 2008). Kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu
4
mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum Northouse dalam
Thoyib (2012). Pengertian ini dipertajam bahwa kepemimpinan itu adalah
kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari
anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi Dubrin, A. J. Dalam
Thoyib (2012). Sedangkan menurut Dess dkk (2008) kepemimpin adalah agen
perubahan yang sukses dalam meyakinkan bagaimana mereka
mengimplementasikan strategi untuk mencapai visi dan misi mereka. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa keemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain atau anggota dalam mencapai tujuan organisasi.
Selanjutnya Yulk (2010) kemampuan pemimpin melakukan tindakan
strategisnya bergantung pada faktor historis organisasi (budaya organisasi) yang
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan eksternal (hadirnya kompetitor baru,
perkembangan teknologi, menurunnya permintaan jasa/produk, iklim
politik/peraturan yang berbeda), penguatan strategi dan peningkatan konsistensi
antara strategi, struktur organisasi, budaya dan sumber daya manusia. Bianco
dan Schermerhorn dalam Winerungan dan Thoyib (2012), berpendapat bahwa
ciri atau karakteristik kepemimpinan strategis yakni: terlibat dalam perubahan,
lebih proaktif dalam mengkomunikasikan perubahan, tidak bersedia mengubah
kepemimpinan menjadi konsultan eksternal serta tidak sekedar memiliki visi
perubahan namun disertai kapasitas berkelanjutan untuk implementasi
perubahan, selalu mendorong terciptanya perubahan perilaku secara positif,
mandiri dan memungkinkan orang lain melakukan hal yang sama serta berani
mengambil resiko.
Rothaerment (2015) mengatakan bahwa “Strategy Leadership is the
behaviour and styles of executives that influence others to achieve the
organization” . Sedangkan menurut Ireland and Hitt (2008) mendefinisikan
kepemimpinan strategis sebagai“the ability to anticipate, envision, maintain
flexibility and empower others to create strategic change as necessary.
Sedangkan, Sachin and Bansidhar (2013) mendefinisikan kepemimpinan
strategis sebagai “the ability to influence others to voluntarily make day-to-day
decisions that enhance the long-term viability of the organisation, while at the
same time maintaining its short-term financial stability”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kemampuan pemimpinan yang dapat melihat kedepan untuk mempengaruhi
orang lain atau anggotanya untuk bisa mencapai tujuan serta terlibat di dalam
perubahan sehingga perusahaan atau organisai dapat bertahan di dalam
persaingan.
5
Membangun integritas sebagai pemimpin strategis sangat penting untuk
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Berikut adalah
beberapa cara efektif untuk membangun integritas:
1. Jujur dan Transparan
Pemimpin harus selalu bersikap jujur dalam setiap interaksi
dan keputusan. Keterbukaan tentang proses pengambilan keputusan
dan kondisi organisasi membantu membangun kepercayaan di antara
anggota tim. Transparansi menciptakan suasana di mana karyawan
merasa dihargai dan diikutsertakan.
2. Penuhi Komitmen dan Janji
Menepati janji adalah salah satu cara paling sederhana namun
paling kuat untuk menunjukkan integritas. Pemimpin yang konsisten
dalam memenuhi komitmen mereka akan membangun reputasi
sebagai individu yang dapat diandalkan, yang pada gilirannya
meningkatkan kepercayaan tim.
3. Ambil Tanggung Jawab
Pemimpin harus bersedia mengambil tanggung jawab atas
keputusan dan tindakan mereka, baik yang berhasil maupun yang
gagal. Mengakui kesalahan dan belajar dari pengalaman menunjukkan
bahwa pemimpin memiliki integritas dan komitmen terhadap
perbaikan berkelanjutan.
4. Perlakukan Rekan Kerja dengan Hormat
Membangun hubungan yang saling menghormati dengan
anggota tim sangat penting. Perlakuan yang adil dan hormat terhadap
semua individu, tanpa memandang posisi atau latar belakang,
menciptakan budaya kerja yang positif dan mendukung integritas.
5.Pertimbangan Etis dalam Pengambilan Keputusan
Pemimpin harus selalu mempertimbangkan aspek etis dalam
setiap keputusan yang diambil. Memastikan bahwa keputusan tidak
hanya menguntungkan secara bisnis tetapi juga sesuai dengan nilai-
nilai moral akan memperkuat integritas pemimpin di mata tim.
6. Keteladanan
Menjadi contoh bagi anggota tim adalah cara efektif untuk
membangun integritas. Pemimpin yang menunjukkan perilaku
6
berintegritas akan mendorong anggota tim untuk mengikuti jejak
tersebut, menciptakan budaya organisasi yang mendukung nilai-nilai
integritas.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini secara konsisten, pemimpin
strategis dapat membangun integritas yang kuat, yang pada gilirannya akan
meningkatkan kepercayaan, kolaborasi, dan kinerja keseluruhan dalam
organisasi.
7
berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Pemimpin strategis harus peka
terhadap perubahan yang terjadi di luar organisasi, seperti regulasi, tren pasar,
atau perubahan sosial. Dengan memahami konteks eksternal, pemimpin dapat
menyesuaikan strategi mereka untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan
peluang, mendorong mereka untuk berpikir holistik dan memahami berbagai
faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi.
Teori pembelajaran organisasi berfokus pada kemampuan organisasi
untuk belajar dari pengalaman dan beradaptasi dengan perubahan. Pemimpin
yang mendukung budaya pembelajaran mendorong anggota tim untuk berbagi
pengetahuan, bereksperimen, dan menerima umpan balik. Dengan menciptakan
lingkungan yang aman untuk belajar, pemimpin dapat memfasilitasi inovasi dan
perbaikan berkelanjutan, yang sangat penting dalam menjaga daya saing
organisasi di pasar yang dinamis.
Terakhir, teori stakeholder menekankan pentingnya mempertimbangkan
kepentingan berbagai pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan
strategis. Pemimpin yang efektif harus mampu menyeimbangkan kepentingan
yang sering berbeda, seperti karyawan, pelanggan, pemegang saham, dan
masyarakat. Dengan melibatkan pemangku kepentingan dalam proses
pengambilan keputusan, pemimpin dapat menciptakan solusi yang lebih holistik
dan berkelanjutan, berkontribusi pada keberhasilan jangka panjang organisasi.
Secara keseluruhan, berbagai teori ini memberikan panduan bagi
pemimpin untuk lebih efektif dalam mengarahkan organisasi menuju tujuan
strategisnya. Fleksibilitas, inspirasi, pelayanan, interaksi dengan lingkungan,
pembelajaran, dan perhatian terhadap pemangku kepentingan adalah elemen-
elemen penting yang dapat memandu pemimpin dalam mencapai keberhasilan.
Teori kepemimpinan strategis didukung oleh beberapa konsep dan teori
kepemimpinan yang berfokus pada pengelolaan strategis dan visi jangka
panjang. Berikut beberapa teori yang mendukung kepemimpinan strategis:
1. Teori Kepemimpinan Transformasional
Menurut teori ini, kepemimpinan transformasional melibatkan cara para
pemimpin mengubah budaya organisasi dan menata struktur organisasi
serta melakukan strategi-strategi yang efektif untuk mencapai tujuan
organisasi
2. Kepemimpinan Berbasis Visi dan Misi:
8
3. Teori ini menekankan pentingnya pemimpin memahami visi, misi, dan
tujuan organisasi, serta merancang program strategis untuk mencapai tujuan
tersebut
4. Kepemimpinan Strategis Berdasarkan Teori Perilaku dan Kontingensi:
Teori perilaku menekankan pentingnya perilaku pemimpin yang efektif
dalam mengarahkan dan memotivasi karyawan, sedangkan teori kontingensi
menekankan bahwa kepemimpinan strategis harus disesuaikan dengan kondisi
dan konteks organisasi
5. Dimensi Kepemimpinan Strategis:
Menurut Hill dan Jones (2013), dimensi kepemimpinan strategis
meliputi visi dan tujuan perusahaan yang selalu disampaikan oleh pemimpin
untuk mengarahkan organisasi menuju tujuan yang diinginkan
6. Karakteristik Kepemimpinan Strategis:
Kepemimpinan strategis memiliki ciri-ciri seperti kemampuan
merencanakan, memimpin, dan mengoptimalkan sumber daya untuk mencapai
tujuan organisasi secara efisien dan efektif
teori-teori tersebut membantu memahami bahwa kepemimpinan strategis
adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan visi, misi, dan tujuan
organisasi, serta pengelolaan strategis yang efektif untuk mencapai kesuksesan
organisasi.
9
2. Kemampuan Mengubah Visi:
Mampu mengubah visi jangka panjang organisasi menjadi tujuan
harian merupakan bagian integral dari kepemimpinan strategis.
3. Kesadaran dan Kepercayaan:
Pemimpin strategis harus memahami bagaimana tindakan dan suasana
hati mereka memengaruhi tim. Mereka harus berpikir sebelum bertindak,
memiliki kecerdasan emosional, dan dapat mengendalikan suasana hati yang
mengganggu atau negative.
4. Eksekusi Strategi:
Pemimpin strategis adalah orang yang ahli dalam implementasi
strategi. Mereka memahami bagaimana mengubah tujuan menjadi tindakan
dan tindakan menjadi hasil.
7. Integritas dan Kolaborasi:
Berpijak pada integritas dan kasih sayang adalah bagian penting dari
kepemimpinan strategis. Pemimpin strategis harus dapat mempertimbangkan
ide, perasaan, dan perspektif tim mereka sebelum membuat keputusan.
Mereka juga mendorong persatuan dan kolaborasi antar departemen.
6. Fleksibilitas dan Adaptasi:
Pemimpin strategis harus memiliki perspektif yang luas untuk dapat
menerapkan visi secara menyeluruh dan adaptif terhadap perubahan
lingkungan
kepemimpinan strategis tidak hanya tentang merumuskan strategi, tetapi juga
tentang mengimplementasikan dan mengadaptasi strategi tersebut dalam
dinamika organisasi yang terus berubah.
Aplikasi dan fungsi peran kepemimpinan dalam manajemen strategis meliputi
beberapa hal penting:
1. Penyusunan Strategi yang Tepat: Kepemimpinan yang baik membantu dalam
menyusun strategi yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Strategi
ini melibatkan pengembangan visi dan misi yang jelas, serta penetapan target
dan sasaran strategis.
2. Merancang Taktik: Kepemimpinan memudahkan dalam merancang taktik
yang tepat untuk menghadapi peluang baru dan mengendalikan risiko. Ini
10
membutuhkan analisis yang mendalam terhadap lingkungan internal dan
eksternal Perusahaan.
3. Penyelesaian Masalah (Problem Solving): Kepemimpinan berperan dalam
menyelesaikan masalah yang timbul dalam organisasi. Hal ini melibatkan solusi
yang cepat dan tepat untuk mempertahankan kinerja Perusahaan
4. Pengambilan Keputusan yang Tepat: Kepemimpinan memberikan pengaruh
yang kuat kepada anggota tim dan menularkan motivasi yang kuat. Hal ini
membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat dan strategis
5. Pengawasan dan Evaluasi: Kepemimpinan bertanggung jawab dalam
melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap strategi yang telah diterapkan. Hal
ini mencakup peninjauan kinerja perusahaan dan melakukan penyesuaian
strategi jika diperlukan.
6. Membantu Mengembangkan Orang Lain: Kepemimpinan berperan dalam
membentuk dan menerapkan kemampuan karyawan. Hal ini melibatkan
pengembangan sumber daya manusia agar sesuai dengan kebutuhan dan prioritas
strategis Perusahaan.
7. Mengarahkan Waktu dengan Baik: Kepemimpinan membantu dalam
memanfaatkan waktu dengan sebijak mungkin. Hal ini melibatkan
pengarahannya pada tugas-tugas yang menjadi prioritas, sehingga meningkatkan
produktivitas.
Dengan demikian, kepemimpinan memiliki peran yang sangat penting
dalam proses manajemen strategis, membantu perusahaan dalam mencapai
tujuan-tujuan strategis dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
Di Ulik dari Sejarah Strategic Management Strategic management
terbentuk setelah melewati jangka waktu yang panjang, disebut juga sebagai
Evolution of Planing, ini dilewati dengan beberapa fase, secara singkat fase
tersebut antara lain: Budget & Financial Control (Fase I) pada waktu itu, sekitar
tahun 1930-an, dalam membuat sebuah perencanaan (planning), orang lebih
banyak mengandalkan pada kondisi internal dibanding eksternal, bentuk dan
model yang masih sederhana dan mudah. Model yang mereka gunakan hanyalah
menggunakan bentuk laporan keuangan biasa, seperti: laporan keuangan dalam
akuntansi, income statement –pemasukan, biaya dan profit/loss- yang kita kenal
sekarang ditambah juga rasio-rasio keuangan. Mereka tidak memasukan unsur
eksternal dalam planning yang dibuat. Jangka waktu planning hanya satu tahun.
Dari sini kita bisa paham mengapa periode akuntansi hanya satu tahun.
11
Long-term plan (Fase II) Jangka waktu satu tahun pada era Budget &
Financial Control, terlalu singkat bagi mereka. Maka dari itu mereka mulai
memasukan unsur proyeksi dalam planingnya. Jangka waktunya ditambah
menjadi antara 3 s/d 5 tahun. Kedua era tersebut, berada dalam situasi dimana
lingkungan dalam kondisi predictable (dapat diprediksi), ekonomi yang masih
membaik, bisnis yang masih menguntungkan. Sampai akhirnya, mereka berada
dalam kondisi yang bertolak belakang dengan harapan dan kondisi tersebut tidak
pernah mereka bayangkan dan antisipasi sebelumnya dalam planing yang telah
dibuat.
Sudah terjadi perubahan lingkungan terutama lingkungan eksternal.
Perubahan itu ditandai dengan perekonomian yang menurun (resesi), kemajuan
teknologi (ditemukannya transistor), konsumen yang semakin kritis dan rewel,
masuknya produk-produk buatan Jepang. Karena perubahan tersebut tidak
pernah diantisipasi dalam planing yang telah dibuat, maka mereka melihat
bahwa model Long-term plan sudah tidak cocok lagi dengan situasi kondisi yang
terjadi saat itu. Mereka harus modifikasi planingnya dengan memasukan unsur-
unsur perubahan tersebut dan mulailah fase baru
Business Strategic Planing (Fase III), dalam model planing seperti ini,
mereka telah memasukan semua unsur perubahaan yang terjadi pada lingkungan
baik eksternal dan internal. Dan di jaman Business Strategic Planing inilah
banyak muncul istilah-istilah yang kita kenal sekarang di strategic management,
seperti: mission, SBU (strategic business unit), analisis eksternal dan internal,
analisis SWOT (pertama kali dikenalkan oleh Ken Andrews), Boston Consulting
Group (BCG) dan General Electric (GE), Grand strategi, 5 forces Porter, dan
lain-lain. Disinilah pertama kali dikenal istilah ‘mission’ (what business are we),
karena pada waktu itu banyak konglomerat di Amerika yang memiliki bisnis-
bisnis (SBU) yang berbeda dengan misi yang berbeda pula antar masing-masing
SBU. Misal: misi SBU rumah sakit pasti beda dengan misi SBU perbankan.
Masing-masing SBU tersebut punya strategi, pasar, autonomi sendiri, mereka
berdiri sendiri, terpisah dengan SBU lainnya.Lantas apakah model business
trategic planing ini telah mencakup semua? Ternyata belum, ada masalah baru
yaitu alokasi sumber daya. Kita semua tahu, bahwa sumber daya itu sangat
terbatas (limited resources) tapi yang membutuhkannya sangat banyak, yaitu
bisnis-bisnis (SBU) itu tadi.
Bagaimana bisa meng-alokasikan sumber daya yang terbatas tersebut ke
semua bisnis sehingga bisnis bisa berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Untuk itulah model business strategic planing itu harus
12
dilengkapi lagi dengan unsur yang mengatur masalah alokasi dari pada sumber-
sumber daya.
Corporate Strategic Planing (Fase IV) Di fase ini, mereka sudah
memasukan bagaimana caranya meng-alokasikan sumber-sumber daya tersebut
ke masing-masin bisnis, siapa yang mengelola sumber daya, sehingga tidak
terjadi perebutan sumber daya. Ibarat orang tua (corporate) yang punya gaji dan
mereka meng-alokasikan sebagian dari gaji mereka untuk diri mereka sendiri
dan untuk uang jajan bulanan anak-anak (business), bagi anak yang sudah kuliah
pasti dapat jatah uang jajan yang lebih besar dibanding anak yang masih sekolah
di SMU. Dan di era inilah muncul istilah vision (what do we want to become).
Jadi untuk masingmasing bisnis bisa memiliki misi yang berbeda tapi tidak
boleh bertentangan dengan visi dari korporasi (induk).
Dari sini kita sudah bisa melihat, mengapa di manajemen strategi
terdapat jenis strategi di level: corporate dan business. Mulai dari fase yang
pertama sampai dengan corporate strategic planing, kita baru berada dalam tahap
perumusan (strategi formulasi) planing seperti pada kedua gambar diatas dan
proses formulasi tersebut masih didominasi oleh mereka yang berada di level
atas (manajemen puncak).
Di fase ini belum membahas bagaimana implementasi dan evaluasi dari
planing tersebut. Itulah yang akan menjadi pertanyaan selanjutnya: bagaimana
kita implementasikan planing yang telah dibuat dan siapa yang akan
menjalankannya, bagaimana koordinasinya dll. Hal ini tidak dimasukan dalam
corporate strategic planing jadi mereka harus melengkapinya lagi dan munculah
manajemen strategi (strategic management).
Strategic Management (Fase V) Pada fase ini, planing yang dibuat tidak
hanya membahas formulasi (perumusan) dari planing itu sendiri, tapi juga sudah
memasukan unsur-unsur leadership (kepemimpinan), motivasi, empowerment,
reward, punishment, sehingga perencanaan yang sudah dibuat bisa
diimplementasi dengan baik dan sesuai harapan. Di mana perencanaan bisa
berjalan dengan baik dan akhirnya tujuan bisa tercapai.
Disinilah kita sudah bisa melihat bagaimana hubungan antara manajemen
strategi dengan kepemimpinan. Peran seorang pemimpin (leader) yang memiliki
suatu bentuk perilaku tertentu adalah sangat penting. Dia harus berperilaku
dimana harus bisa mengajak semua orang yang berada di semua level, bukan
cuma manejemen puncak saja, untuk terlibat dalam manajemen strategi
perusahaan, untuk memonitor semua perubahan yang terjadi dalam perusahaan
13
sehingga bisa memberikan alternatif saran untuk perubahan strategi dan
meningkatkan metode kerja, kinerja dan evaluasi.
Tugas seorang pemimpin harus bisa menjembatani antara planing dengan
implementasinya karena kalau tidak diimplementasikan maka planing yang
sudah dibuat menjadi percuma saja. Agar bisa menjalankan implementasi
tersebut, seorang pembuat strategi harus mempertimbangkan pertanyaan berikut:
(1) siapakah orang-orang yang akan melaksanakan rencana strategis tersebut; (2)
apa yang harus dilakukan untuk menyelaraskan kegiatan operasional perusahaan
seseuai dengan arah yang diinginkan; (3) bagaimana setiap orang akan bekerja
sama untuk melakukan apa yang dibutuhkan Dari sejarah manajemen strategi
diatas dapat kita simpulkan beberapa hal, yaitu (1) lahirnya perencanaan dengan
model manajemen strategi karena adanya perubahan lingkungan; (2) dalam
menjalankan proses manajemen strategi biasanya selalu diawali dengan analisis
lingkungan karena lingkungan memang selalu berubah-ubah; (3) menjadi tugas
dan tanggung jawab semua orang di semua level dalam organisasi, baik leader
dan follower untuk selalu memonitor semua perubahan yang terjadi pada
lingkungan baik eksternal dan internal karena perubahan tersebut pasti akan
berpengaruh pada proses pencapaian tujuan organisasi.
Dalam lingkungan yang berubah begitu cepatnya, seorang pemimpin
dituntut untuk selalu bisa memonitor dan melihat semua perubahan tersebut.
Perubahan apapun yang terjadi pasti akan mempengaruhi proses pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kita tidak bisa menolak perubahan,
kita hanya bisa mengantisipasi dan mengikuti perubahan tersebut. Seorang
pemimpin tidak hanya dituntut untuk bisa melihat masa depan, membuat
perencanaan (road map) dari organisasi tapi juga harus bisa berperilaku yang
mendukung pencapaian rencana tersebut.
Ciri-ciri pemimpin strategis yang sukses mencakup berbagai
karakteristik dan keterampilan yang memungkinkan mereka untuk memimpin
tim dan organisasi secara efektif. Berikut adalah beberapa ciri utama dari
pemimpin strategis yang sukses:
1. Visi yang Jelas
Pemimpin strategis memiliki kemampuan untuk mengembangkan
dan mengkomunikasikan visi yang jelas untuk masa depan
organisasi. Mereka mampu melihat tren dan perubahan di pasar,
serta merumuskan strategi yang sesuai untuk mencapai tujuan jangka
panjang.
14
2. Kemampuan Beradaptasi
Pemimpin ini mampu beradaptasi dengan cepat terhadap
perubahan lingkungan bisnis. Mereka tidak hanya merespons
perubahan tetapi juga proaktif dalam mencari peluang baru dan
mengatasi tantangan yang muncul.
3. Komunikasi Efektif
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif sangat
penting bagi pemimpin strategis. Mereka harus dapat menyampaikan
ide, tujuan, dan strategi kepada tim serta mendengarkan umpan balik
dari anggota tim.
4. Integritas
Pemimpin strategis menunjukkan integritas dalam semua
tindakan dan keputusan mereka. Mereka bertindak sesuai dengan
nilai-nilai etika dan prinsip yang kuat, sehingga membangun
kepercayaan di antara anggota tim.
5. Kemampuan Menginspirasi
Pemimpin yang sukses mampu menginspirasi dan memotivasi
anggota tim mereka untuk mencapai tujuan bersama. Mereka
menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung, di mana
setiap individu merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi.
6. Keterampilan Analitis
Kemampuan untuk menganalisis data dan informasi secara
mendalam adalah ciri penting dari pemimpin strategis. Mereka
menggunakan keterampilan ini untuk membuat keputusan yang
berbasis bukti dan merumuskan strategi yang efektif.
7. Pemberdayaan Tim
Pemimpin strategis memberdayakan anggota tim mereka dengan
memberikan otonomi dalam pengambilan keputusan dan tanggung
jawab atas tugas mereka. Ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan
tetapi juga membantu mengembangkan keterampilan anggota tim.
8. Fokus pada Hasil
Pemimpin ini memiliki orientasi hasil yang kuat, selalu berusaha untuk
mencapai tujuan organisasi dengan efisiensi tinggi. Mereka menetapkan standar
tinggi dan mendorong tim untuk mencapai hasil yang optimal.
15
Dengan memiliki ciri-ciri ini, pemimpin strategis dapat memimpin
organisasi mereka menuju kesuksesan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif
dan terus berubah.
16
organisasi yang sejalan dengan visi dan nilai-nilai strategis sangat penting untuk
menjaga motivasi dan kinerja tim.
Terakhir, setelah strategi diterapkan, pemimpin bertanggung jawab untuk
secara rutin mengevaluasi hasil dan dampak dari strategi tersebut. Proses
evaluasi ini penting untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan
melakukan penyesuaian strategis jika diperlukan. Dengan cara ini, organisasi
dapat tetap relevan dan kompetitif di pasar yang selalu berubah, memastikan
keberhasilan jangka panjang yang berkelanjutan.
Sebelum di implementasikan atau di aplikasikan ada beberapa Tahap-
tahap Strategi.
Tahap-tahap Strategi menurut Crown strategi pada prinsipnya
dibagi dalam dua tahapan, yaitu:
a. Formulasi Strategi
Formulasi strategi adalah penentuan aktivitas yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan. Pada tahap ini lebih
difokuskan pada aktivitas yang utama antara lain:
a.) Menyiapkan strategi alternatif
b) Pemilihan strategi
c) Menetapkan strategi yang akan digunakan
Untuk dapat menetapkan formulasi strategi dengan baik,
maka ada memerlukan data dan informasi yang jelas dari analisa
lingkungan.
Aplikasi atau Implementasi Strategi pada tahap ini dimana strategi yang
telah diformulasikan akan diimplementasikan. Dalam tahap ini terdapat
beberapa aktivitas yang memperoleh penekanan antara lain: menetapkan tujuan
tahunan, menetapkan kebijakan, memotivasi karyawan, mengembangkan budaya
yang mendukung, menetapkan struktur organisasi yang efektif, menyiapkan
budget, mendayagunakan sistem informasi, dan menghubungkan kompensasi
karyawan dengan performance organisasi. Namun ada hal perlu diperhatikan
ketika menyusun strategi, suatu strategi yang telah diformulasikan dengan baik
belum bisa menjamin keberhasilan dalam implementasinya sesuai dengan yang
sudah diinginkan. Karena hal tersebut tergantung dari komitmen organisasi atau
perusahaan dalam menjalankan strategi tersebut.
Fungsi Kepemimpinan yang dimiliki suatu organisasi bedasarkan pada
posisi yang sudah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi adalah
kepemimpinan yang ditetapkan. Contoh kepemimpinan yang ditetapkan adalah
17
direktur, kepala departemen, manager pabrik, administrator, dan lainnya.Dalam
teori identitas sosial tentang perspektif kepemimpinan.
Menurut Hongg, kepemimpinan merupakan tingkatan seseorang yang
sesuai pada identitas kelompok sebagai suatu kesatuan. Dimana ketika suatu
organisasi atau kelompok semakin berkembang, bentuk dasar dari organisasi
atau kelompok juga ikut berkembang. Maka akan muncul individu sebagai
pemimpin dalam organisasi atau kelompok tersebut.
Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial dan haru diwujudkan
dalam interaksi antara karyawan dan pimpinan dalam perusahaan atau
organisasi. Terdapat tiga fungsi kepemimpinan yaitu:
1) Fungsi Tugas (Task Functions)
a. Mencapai tujuan dari kerja karyawan
b. Merencanakan kerja
c. Mendefinisikan tugas-tugas karyawan
d. Mengalokasikan sumber
e. Mengorganisasikan tugas dan tanggung jawab
f. Mengontrol kualitas
g. Mengecek kinerja dan meninjau kemajuan
2) Fungsi Tim (Team Functions)
a. Memelihara moral dan membangun semangat tim
b. Kohesif antar individu sebagai unit kerja
c. Menentukan standar dan bersikap disiplin
d. Komunikasi yang baik antara karyawan
e. Melatih karyawan
3) Fungsi Individual (Individual Functions)
a. Mempertemukan kebutuhan individu antara karyawan
b. Menyelesaikan masalah pribadi maupun konflik antara kebutuhan
individu dengan kebutuhan karyawan
18
ditetapkan; pemimpin juga bertanggung jawab dalam pengembangan dan
implementasi strategi, pengawasan pelaksanaan serta evaluasi hasilnya, sambil
memotivasi dan menginspirasi tim, mendorong perubahan dan inovasi,
membangun tim yang solid, serta bertindak sebagai role model, sehingga
memastikan semua elemen organisasi bergerak secara harmonis menuju tujuan
jangka panjang dengan efektivitas dan efisiensi maksimal.
Untuk mengukur efektivitas kepemimpinan dalam manajemen strategis,
indikator kunci seperti kinerja tim, tingkat kepuasan karyawan, kemampuan
komunikasi, kemampuan memotivasi dan menginspirasi, serta pengambilan
keputusan perlu diperhatikan, dengan metode pengukuran termasuk survei dan
kuesioner untuk umpan balik, penilaian kinerja melalui KPI, observasi langsung
terhadap interaksi dan proses pengambilan keputusan, serta umpan balik 360
derajat dari berbagai sumber; penerapan metode dan indikator ini secara
sistematis memungkinkan organisasi untuk menilai dan meningkatkan kualitas
kepemimpinan secara efektif.
Kepemimpinan strategis meningkatkan fleksibilitas perusahaan dengan
beberapa cara utama: pertama, pemimpin yang efektif melakukan analisis
mendalam dan pengambilan keputusan responsif berdasarkan alat seperti analisis
SWOT, memungkinkan adaptasi cepat terhadap perubahan pasar. Kedua,
penerapan kepemimpinan situasional memungkinkan pemimpin untuk
menyesuaikan gaya kepemimpinan sesuai kebutuhan tim dan situasi,
meningkatkan kemampuan untuk merespons tantangan baru. Ketiga, pemimpin
strategis mendorong budaya inovasi, menciptakan lingkungan yang mendukung
kreativitas untuk menemukan solusi baru dan mengubah strategi sesuai
kebutuhan. Keempat, komunikasi yang jelas dan terbuka antara pemimpin dan
tim meningkatkan pemahaman tentang tujuan strategis serta tantangan,
memungkinkan tim beradaptasi dengan cepat.
Kelima, pemberdayaan tim untuk mengambil keputusan dalam lingkup
tertentu menciptakan struktur organisasi yang lebih fleksibel, di mana anggota
tim merasa lebih bertanggung jawab dan terlibat. Terakhir, manajemen risiko
yang baik memungkinkan perusahaan mengidentifikasi ancaman dan
mempersiapkan strategi mitigasi, membantu perusahaan tetap fleksibel
menghadapi ketidakpastian. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini,
kepemimpinan strategis memperkuat kemampuan perusahaan untuk beradaptasi
dan memperkuat posisi kompetitif dalam pasar yang terus berubah.
Kepemimpinan strategis memainkan peran kunci dalam meningkatkan
kemampuan perusahaan untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan
dengan beberapa cara penting. Pertama, pemimpin strategis harus memiliki
19
sensitivitas tinggi terhadap perubahan di lingkungan bisnis, seperti tren pasar
dan perilaku konsumen, sehingga mereka dapat merumuskan strategi yang
efektif untuk merespons perubahan tersebut.
Kedua, pengambilan keputusan yang fleksibel menjadi esensial;
pemimpin yang mampu menyesuaikan strategi dengan cepat berdasarkan
informasi terbaru akan membantu organisasi tetap relevan dan kompetitif.
Ketiga, budaya inovasi yang didorong oleh pemimpin strategis
memungkinkan organisasi beradaptasi dengan perubahan teknologi dan pasar
melalui dukungan terhadap kreativitas dan eksperimen.
Keempat, pemberdayaan tim yang melibatkan karyawan dalam
mengambil inisiatif dan keputusan memfasilitasi adaptasi mereka terhadap
perubahan dan pencarian solusi baru.
Kelima, pendekatan pembelajaran berkelanjutan yang diterapkan oleh
pemimpin strategis memungkinkan organisasi untuk terus mencari umpan balik,
belajar dari pengalaman, dan menerapkan pelajaran untuk meningkatkan proses
dan strategi. Terakhir, manajemen perubahan yang efektif, termasuk
perencanaan dan komunikasi yang jelas mengenai perubahan, memastikan
seluruh anggota tim memahami peran mereka dalam proses adaptasi. Dengan
menerapkan prinsip-prinsip ini, kepemimpinan strategis tidak hanya
meningkatkan kemampuan perusahaan untuk beradaptasi tetapi juga
memperkuat daya saingnya dalam menghadapi tantangan lingkungan bisnis yang
terus berubah.
Menerapkan komunikasi efektif sebagai pemimpin melibatkan
menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi keberhasilan
interaksi antara pemimpin dan tim. Salah satu tantangan utama adalah perbedaan
budaya dan latar belakang. Tim yang terdiri dari anggota dengan latar belakang
budaya yang beragam dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam komunikasi.
Oleh karena itu, pemimpin harus mampu menyesuaikan gaya komunikasi dan
mempertimbangkan konteks budaya untuk mencegah konflik dan memastikan
pesan diterima dengan baik.
20
baik, dan kurangnya kemampuan dalam menyampaikan pesan secara jelas dan
mendengarkan dengan efektif dapat menyebabkan kebingungan dan frustrasi di
antara anggota tim. Dalam hal ini, pelatihan komunikasi mungkin diperlukan
untuk meningkatkan keterampilan tersebut.
Resistensi terhadap perubahan juga merupakan tantangan yang sering
dihadapi. Ketika pemimpin mencoba menerapkan metode komunikasi baru atau
memperbaiki cara berkomunikasi, anggota tim mungkin menunjukkan resistensi
karena kebiasaan lama atau ketidakpastian tentang perubahan tersebut.
Pemimpin perlu mengatasi resistensi ini dengan pendekatan yang tepat dan
menjelaskan manfaat dari perubahan tersebut.
Komunikasi satu arah seringkali menjadi masalah, di mana komunikasi
dalam organisasi bersifat top-down, dan pemimpin hanya menyampaikan
informasi tanpa memberikan ruang bagi umpan balik dari anggota tim. Ini dapat
mengurangi keterlibatan dan motivasi karyawan, serta menciptakan iklim kerja
yang kurang kolaboratif.
Terakhir, manajemen waktu menjadi tantangan, terutama dalam
lingkungan kerja yang sibuk. Pemimpin mungkin kesulitan untuk meluangkan
waktu untuk berkomunikasi secara efektif dengan tim mereka, yang dapat
mengakibatkan komunikasi yang tergesa-gesa atau tidak memadai, sehingga
informasi penting mungkin terlewatkan.
Dengan memahami tantangan-tantangan ini, pemimpin dapat mengambil
langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan komunikasi efektif dalam
organisasi, menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan kolaboratif.
Untuk menyeimbangkan antara masa kini dan masa depan, ada beberapa
metode yang dapat diterapkan. Berikut adalah beberapa strategi yang efektif:
1. Perencanaan Keuangan yang Matang
Membuat rencana keuangan yang terukur memungkinkan Anda untuk
mengelola pengeluaran saat ini sambil menabung untuk masa depan.
Pertimbangkan untuk menggunakan metode alokasi anggaran, seperti 70/20/10,
di mana 70% dari pendapatan digunakan untuk kebutuhan hidup, 20% untuk
tabungan, dan 10% untuk investasi.
2. Pengembangan Keterampilan dan Pendidikan
Investasi dalam pendidikan dan pengembangan keterampilan sangat
penting untuk mempersiapkan masa depan. Dengan terus meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan, Anda dapat membuka peluang baru dan
meningkatkan daya saing di pasar kerja.
3. Membangun Dana Darurat
21
Mempersiapkan dana darurat membantu Anda mengatasi pengeluaran tak
terduga tanpa mengganggu rencana jangka panjang. Menyisihkan sebagian dari
pendapatan bulanan untuk dana darurat dapat memberikan ketenangan pikiran
dan stabilitas finansial.
4. Menetapkan Tujuan Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Menetapkan tujuan yang jelas baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang membantu Anda tetap fokus. Tujuan jangka pendek memberikan
pencapaian yang dapat dirayakan, sementara tujuan jangka panjang memberikan
arah yang jelas untuk masa depan.
5. Evaluasi dan Penyesuaian Rutin
Secara berkala mengevaluasi kemajuan terhadap tujuan yang telah
ditetapkan sangat penting. Jika diperlukan, lakukan penyesuaian pada rencana
Anda agar tetap relevan dengan kondisi saat ini dan aspirasi masa depan.
6.Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan
Jika Anda bekerja dalam tim atau organisasi, penting untuk
berkomunikasi dengan anggota tim atau pemangku kepentingan lainnya
tentang visi dan rencana masa depan. Hal ini menciptakan kesepahaman dan
dukungan yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan menerapkan metode-metode ini, Anda dapat menciptakan
keseimbangan antara fokus pada kebutuhan saat ini dan perencanaan untuk
masa depan yang lebih baik.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan strategis adalah pendekatan kepemimpinan yang
berfokus pada visi jangka panjang, perencanaan strategis, dan pengambilan
keputusan yang berorientasi pada tujuan akhir organisasi. Konsep dasarnya
melibatkan kemampuan untuk mengarahkan dan memotivasi tim menuju
pencapaian tujuan strategis yang kompleks. Teori-teori yang mendukung konsep
ini termasuk teori kepemimpinan transformasional, yang menekankan pada
inspirasi dan inovasi, serta teori kepemimpinan situasional, yang menyesuaikan
gaya kepemimpinan dengan kebutuhan dan konteks spesifik. Dalam manajemen
strategis, peran kepemimpinan meliputi pengembangan visi strategis, pembuatan
keputusan yang kritis, pengelolaan perubahan, dan menginspirasi tim untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Aplikasi dan fungsi dari kepemimpinan
strategis meliputi perencanaan strategis, pengembangan dan implementasi
strategi, pengelolaan perubahan, serta motivasi dan pengembangan tim untuk
mencapai tujuan strategis.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Katz, D., & Kahn, R. L. (1978). Psikologi Sosial Organisasi. John Wiley & Sons.
24
Kotter, J. P. (1996). Memimpin Perubahan. Harvard Business Review Press.
Wheelen, T. L., & Hunger, J. D. (2010). Strategic management and business policy:
Achieving sustainability (12th ed.). Prentice Hall.
25
26