Ma 1
Ma 1
Komptensi Awal Peserta didik dapat menjelaskan secara kronologis sejarah lahirnya
Pancasila; memahami fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi negara; serta mengkaji
implementasi Pancasila dalam kehidupan bernegara dari masa ke masa.
Kata Kunci
Berbangsa Nasionalisme
Toleransi dan intoleransi Separatisme
Bullyng Mufakat
Diskriminasi Ketidakadilan Gender
Ujaran kebencian
Pemahaman bermakna
1. Sebagai mahluk sosial kita harus dapat menghormati perbedaan cara pandang
2. Dengan melakukan musywarah kita akan dapat menghasilkan keputusan yang terbaik
3. Mampu mengidentiikasi hal-hal penting dan berharga yang dapat diberikan kepada orang-
orang yang membutuhkan
Pertanyaan pemantik
1. Bagaimana keadaan Indonesia jika saat ini kita tidak memiliki Pancasila ?
2. Bagaimana penerapan Pancasila pada saat ini ?
3. Sudahkah kita menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
4. Apa yang membuat Pancasila sulit kamu terapkan ?
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 1
Pendahuluan (10 menit)
a. Pendidik memeriksa kesiapan kelas untuk mengikuti proses pembelajaran (berdoa,
kerapihan penampilan peserta didik, kebersihan kelas, absensi, kesiapan buku dan sumber
belajar)
b. Pendidik memotivasi peserta didik melalui permainan pemacu semangat
c. Pendidik melakukan penjajakan kesiapan belajar peserta didik dengan melalui tanya jawab
pertanyaan pemantik
d. Pendidik menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e. Guru mengajak peserta didik mengisi graik TIK tentang Pancasila untuk mengetahui apa
yang telah dipelajari di kelas sebelumnya (pada jenjang SMP) serta apa yang hendak
diketahui lebih mendalam. (Terlampir)
f. Pendidik memberikan penjelasan materi dan kegiatan pembelajaran secara umum yang
akan dilakukan peserta didik
Kegiatan inti (70 menit)
a. Pendidik membagi peserta didik dalam menjadi 6 kelompok.
b. Pendidik meminta peserta didik mengamati video simulasi sidang BPUPKI
c. Pendidik meminta peserta didik secara kelompok menyusun sebuah simpulan megenai
pendapat/ide dasar negara dari para pendiri negara pada sidang BPUPKI II
d. Setiap kelompok memaparkan hasil analisisnya mengenai pendapat/ide dasar negara dari
para pendiri negara pada sidang BPUPKI II
e. Pendidik memberi motivasi dan penghargaan bagi kelompok yang berdiskusi
f. Pendidik mengamati keterampilan peserta didik secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan.
g. Pendidik membimbing peserta didik untuk mendiskusikan perbedaan usulan dasar negara
dari para pendiri negara pada sidang BPUPKI II
h. Pendidik membimbing peserta didik secara kelompok untuk menyimpulkan perbedaan
usulan dasar negara dari para pendiri negara pada sidang BPUPKI II
i. Pendidik memberikan konfirmasi terhadap jawaban peserta didik dalam diskusi, dengan
meluruskan jawaban yang kurang tepat dan memberikan penghargaan bila jawaban benar
dengan pujian atau tepuk tangan bersama.
Kegaiatan penutup (10 menit)
a. Peserta didik dibimbing Pendidik menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya jawab
secara klasikal sambil mengisi lembar graik TIK tentang Pancasila
b. Peserta didik melakukan refleksi atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan
c. Pendidik memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil telaah
d. Tindak lanjut dengan memberi tugas peserta didik
e. Peserta didik bersama-sama berdoa atau memberi salam kepada Pendidik
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 2
Pendahuluan
a. Pendidik memeriksa kesiapan kelas untuk mengikuti proses pembelajaran (berdoa,
kerapihan penampilan peserta didik, kebersihan kelas, absensi, kesiapan buku dan sumber
belajar)
b. Pendidik memotivasi peserta didik melalui permainan pemacu semangat
c. Pendidik melakukan penjajakan kesiapan belajar peserta didik dengan melalui tanya jawab
atau problem solving
d. Pendidik menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e. Guru mengajak peserta didik mengingat kembali topik pembahasan pada pertemuan
sebelumnya dengan mengulang kembali pertanyaan kunci pada unit ini.
f. Pendidik memberikan penjelasan materi dan kegiatan pembelajaran secara umum yang
akan dilakukan peserta didik
Kegiatan Inti
a. Guru meminta peserta didik membaca materi yang berjudul “Panitia Sembilan dan
Mukaddimah Dasar Negara”
b. Pada tahap ini, guru meminta peserta didik mencatat informasi penting terkait topik bacaan.
Beberapa pertanyaan kunci yang diberikan kepada peserta didik adalah:
1) Bagaimana proses perancangan dasar negara yang bernama Mukaddimah Hukum
Dasar atau yang juga dikenal Piagam Jakarta?
2) Apa yang menjadi inti dari isi Piagam Jakarta?
3) Apa pandangan para pendiri bangsa terkait isi Mukaddimah, terutama frase
“Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya”
4) Apa saja peristiwa penting saat penyusunan Mukaddimah Hukum Dasar?
c. Setelah peserta didik selesai mencari informasi, dilanjutkan dengan membuat infograis peta
pemikiran salah satu pendiri bangsa tentang rumusan Pancasila dan rancangan pembukaan
hukum dasar. Tugas ini dapat dilakukan secara individual atau berpasangan. Media yang
digunakan dapat berupa digital photoshop, canva, coreldraw atau ilustrasi manual
d. Pendidik meminta peserta didik menyusun sebuah simpulan megenai tugas yang diberikan
e. Pendidik memberikan konfirmasi terhadap jawaban peserta didik dalam diskusi, dengan
meluruskan jawaban yang kurang tepat dan memberikan penghargaan bila jawaban benar
dengan pujian atau tepuk tangan bersama
Kegiatan Penutup
a. Peserta didik dibimbing Pendidik menyimpulkan materi pembelajaran
b. Peserta didik melakukan refleksi atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan
c. Pendidik memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil telaah
d. Post tes menggunakan permainan
e. Tindak lanjut dengan memberi tugas peserta didik
f. Peserta didik bersama-sama berdoa atau memberi salam kepada Pendidik
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 3
Pendahuluan
a. Pendidik memeriksa kesiapan kelas untuk mengikuti proses pembelajaran (berdoa,
kerapihan penampilan peserta didik, kebersihan kelas, absensi, kesiapan buku dan sumber
belajar)
b. Pendidik memotivasi peserta didik melalui permainan pemacu semangat
c. Pendidik melakukan penjajakan kesiapan belajar peserta didik dengan melalui tanya jawab
atau problem solving
d. Pendidik menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e. Guru mengajak peserta didik mengingat kembali topik pembahasan pada pertemuan
sebelumnya dengan mengulang kembali pertanyaan kunci pada unit ini.
f. Pendidik memberikan penjelasan materi dan kegiatan pembelajaran secara umum yang
akan dilakukan peserta didik
Kegiatan Inti
a. Pendidik membagi peserta didik dalam menjadi 6 kelompok.
b. Pendidik meminta peserta didik membaca topik bahasan Unit 2 dan membaca berita yang
menunjukan tantangan Kehidupan Berbangsa
c. Pendidik meminta peserta didik untuk melakukan diskusi untuk penerapan Pancasila pada
kehidupan Berbangsa pada saat ini
d. Pada tahap ini, guru meminta peserta didik mencatat informasi penting terkait topik bacaan.
e. Pendidik meminta peserta didik menyusun sebuah simpulan megenai tugas yang diberikan
f. Pendidik memberikan konfirmasi terhadap jawaban peserta didik dalam diskusi, dengan
meluruskan jawaban yang kurang tepat dan memberikan penghargaan bila jawaban benar
dengan pujian atau tepuk tangan bersama
Kegiatan Penutup
a. Peserta didik melakukan refleksi atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan
b. Pendidik memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil telaah
c. Post tes menggunakan permainan
d. Tindak lanjut dengan memberi tugas peserta didik
e. Peserta didik bersama-sama berdoa atau memberi salam kepada Pendidik.
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 4
Pendahuluan
a. Pendidik memeriksa kesiapan kelas untuk mengikuti proses pembelajaran (berdoa,
kerapihan penampilan peserta didik, kebersihan kelas, absensi, kesiapan buku dan
sumber belajar)
b. Pendidik memotivasi peserta didik melalui permainan pemacu semangat
c. Pendidik melakukan penjajakan kesiapan belajar peserta didik dengan melalui tanya
jawab atau problem solving
d. Pendidik menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e. Pendidik meminta peserta didik secara sukarela berbagi contoh implementasi Pancasila
f. yang dilakukan pada hari tersebut.
g. Pendidik memberikan penjelasan materi dan kegiatan pembelajaran secara umum yang
akan dilakukan peserta didik
Kegiatan Inti
a. Pendidik membuka diskusi kelas dengan memberikan pertanyaan “Pada era digitalini,
seperti apa contoh penerapan Pancasila yang kalian lakukan hari ini?”
b. Pendidik bersama peserta didik mendiskusikan topik bacaan pada unit ini.
c. Pendidik memberikan contoh berita yang dapat memprovokasi peserta didik untuk
berdiskusi. Berikut contoh-contoh berita yang dapat digunakan :
d. Pendidik kemudian meminta peserta didik mendiskusikan apa saja yang menjadi tantangan
sekaligus peluang penerapan Pancasila di era digital.
e. Pendidik memberikan pertanyaan untuk ditanggapi peserta didik saat diskusi kelompok
besar
f. Peserta didik diminta menganalisis berita dengan menjawab pertanyaan, seperti:
1) isi berita/masalah;
2) tokoh dalam berita;
3) alasan terjadi masalah;
4) bentuk pelanggaran terhadap Pancasila; dan kaitan masalah dengan kemajuan teknologi
(era digital).
g. Peserta didik diminta menuangkan hasil diskusi melalui poster
Kegiatan Penutup
a. Peserta didik melakukan refleksi atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan
b. Pendidik memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil telaah
c. Tindak lanjut dengan memberi tugas peserta didik
d. Peserta didik bersama-sama berdoa atau memberi salam kepada Pendidik.
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 5
Pendahuluan
a. Pendidik memeriksa kesiapan kelas untuk mengikuti proses pembelajaran (berdoa,
kerapihan penampilan peserta didik, kebersihan kelas, absensi, kesiapan buku dan sumber
belajar)
b. Pendidik memotivasi peserta didik melalui permainan pemacu semangat
c. Pendidik melakukan penjajakan kesiapan belajar peserta didik dengan melalui tanya jawab
atau problem solving
d. Pendidik menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e. Pendidik mengajak peserta didik mengingat kembali topik pembahasan pada pertemuan
sebelumnya dengan mengulang kembali pertanyaan kunci pada unit ini.
f. Pendidik memberikan penjelasan materi dan kegiatan pembelajaran secara umum yang
akan dilakukan peserta didik.
Kegiatan Inti
a. Pendidik membagi peserta didik menjadi tiga kelompok besar.
b. Pendidik menugaskan masing-masing kelompok untuk mendiskusikan satu sub bab materi
(konsep gotong royong, makna penting gotong royong, dan contoh praktik gotong royong
yang ada di lingkungan sekitar).
c. Pendidik meminta masing-masing kelompok mengirimkan perwakilannya untuk
mempresentasikan hasil diskusinya ke kelompok lain.
LAMPIRAN
INSTRUMEN ASESMEN
1. Asesmen Diagnostik Non Kognitif
Tabel Diagnostik
Skala Curhatan
No Pertanyaan
1 2 3 4 5
1 Hari ini saya sangat bersemangat
Pemelajaran hari ini membuat saya
2
tertarik
3 Saya siap mulai belajar
Saya Tahu ... Saya Ingin Tahu … Saya Telah Ketahui ...
2. Asesmen Formatif:
1. Teknik Penilaian
a. Teknik penilaian kompetensi sikap spiritual : Observasi guru
b. Teknik penilaian kompetensi sikap sosial : Observasi siswa
c. Teknik penilaian kompetensi pengetahuan : Tes tertulis uraian
d. Teknik penilaian kompetensi keterampilan : Observasi presentasi
2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Penilaian Sikap Spiritual
Pedoman Observasi Sikap Spritual
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Materi Pokok : ………………….
Skor Keterangan
No Aspek pengamatan
1 2 3 4
Mengucap rasa syukur atas makna
1
yang terkandung dalam Dasar Negara
Berdo’a sebelum dan sesudah
melakukan sesuatu sebagai wujud
2
perilaku sesuai dengan makna dalam
Pancasila sebagai Dasar Negara
Berdoa dengan sungguh-sungguh dan
3 tertib saat memulai/mengakhiri
pembelajaran
Meyakini ajaran agamanya sesuai
4
keyakinan masing-masing
Skor 4, apabila selalu melakukan sesuai aspek pengamatan
Skor 3, apabila sering melakukan sesuai aspek pengamatan
Skor 2, apabila kadang-kadang melakukan sesuai aspek pengamatan
Skor 1, apabila tidak pernah melakukan sesuai aspek pengamatan
Skor Maksimal : 16
Skor yang didapat
Penskoran: ×100=¿
Skor maksimum
d. Keterampilan
1. Pengayaan
Bagi peserta didik yang telah mencapaian nilai yang tinggi agar mereka dapat
mengembangkan potensinya secara mereka diminta untuk memperdalam nilai-nilai yang
terkandung dalam usulan dasar negaraoptimal.
2. Remedial
Peserta didik akan diberikan pembelajaran ulang dan secara bersama –sama menguraikan
perbedaan dan persamaan usualan dasar negara dari para pendiri negara
Perjuangan bangsa Indonesia untuk keluar dari penjajahan melewati fase panjang.
Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa kekalahan Belanda atas Jepang dalamperang Asia Timur Raya
menyebabkan bangsa Indonesia terlepas dari penjajahanBelanda menuju ke penjajahan Jepang. Jepang
dapat menguasai wilayah Indonesiasetelah Belanda menyerah di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 8
Maret 1942. Jepangmenggunakan sejumlah semboyan, seperti “Jepang Pelindung Asia”, “Jepang
CahayaAsia”, “Jepang Saudara Tua”, untuk menarik simpati bangsa Indonesia.
Namun, kemenangan Jepang ini tidak bertahan lama, karena pihak Sekutu (Inggris,
Amerika Serikat, dan Belanda) melakukan serangan balasan kepada Jepang untukmerebut kembali
Indonesia. Sekutu berhasil menguasai sejumlah daerah. Mencermatisituasi yang semakin terdesak
tersebut, pada peringatan Pembangunan Djawa Baroepada 1 Maret 1945, Jepang mengumumkan
rencananya untuk membentuk DokuritsuZyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan/BPUPK).Jepang pun mewujudkan janjinya denganmembentuk Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai (BadanPenyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPK) pada 29 April 1945
bersamaan denganhari ulang tahun Kaisar Hirohito, atas izinPanglima Letnan Jenderal Kumakichi
Harada.Di dalam BPUPK, terdapat dua badan; 1) BadanPerundingan atau Badan Persidangan, 2)
KantorTata Usaha atau sekretariat. Badan Perundingandiisi oleh seorang kaico (ketua), dua orang
fukukaico (ketua muda atau wakil ketua) dan 62 orangiin atau anggota. Termasuk juga dalam BPUPKini
adalah 7 orang Jepang berstatus sebagaipengurus istimewa yang bertugas mengawasi.BPUPK sendiri
diketuai oleh KRT Radjiman Wedyodiningrat dengan WakilKetua Ichibangase Yosio dan Raden Pandji
Soeroso. BPUPK ini melaksanakan 2 kalisidang; 1) 29 Mei-1 Juni 1945 membahas tentang Dasar Negara,
2) 10-17 Juli 1945membahas tentang Rancangan Undang-Undang Dasar.Berdasarkan sejumlah naskah,
ada sejumlah tokoh yang turut menyampaikanpidato pada sidang pertama BPUPK, 29 Mei-1 Juni 1945.
Beberapa sumber menyebutkanbahwa pada sidang pertama BPUPK selama empat hari, terdapat 32
anggotaBPUPK yang menyampaikan pidato, yaitu: 11 orang pada 29 Mei, 10 orang pada 30Mei, 6 orang
pada 31 Mei, serta 5 orang pada 1 Juni 1945.
Koleksi Pringgodigdo menyebutkan beberapa nama yang berpidato pada 29 Mei 1945, yaitu: Margono,
Sosrodiningrat, Soemitro, Wiranatakoesoema, Woerjaningrat, Soerjo, Soesanto, Soedirman, Dasaad,
Rooseno, dan Aris. Sementara itu, pada 30 Mei 1945, ada sembilan tokoh yang berpidato pada sidang
BPUPK, yaitu: M. Hatta, H. Agoes Salim, Samsoedin, Wongsonagoro, Soerachman, Soewandi, A.
Rachim, Soekiman, dan Soetardjo. Adapun pada sidang BPUPK tanggal 31 Mei 1945, ada empat belas
tokoh yang menyampaikan pidato, yaitu: Soepomo, Abdul Kadir, Hendromartono, Mohammad Yamin,
Sanoesi, Liem Koen Hian, Moenandar, Dahler, Soekarno, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Koesoema Atmaja,
Oei Tjong Hauw, Parada Harahap, dan Boentaran. Sementara pada tanggal 1 Juni, anggotaBPUPK yang
menyampaikan pidato di antaranya Baswedan, Mudzakkir, Otto Iskandardinata, dan Soekarno. Sekurang-
kurangnya terdapat tiga pokok bahasan dalam sidang BPUPK berkenaan dengan dasar negara, yaitu: 1),
apakah Indonesia akan dijadikan sebagai negara kesatuan atau negara federal (bondstaat) atau negara
perserikatan (statenbond), 2), masalah hubungan agama dan negara, dan 3), apakah negara akan menjadi
republik atau kerajaan. Selain mendiskusikanz secara lisan (pidato), para anggota BPUPK juga diminta
memberikan usulan secara tertulis untuk kemudian diserahkan ke sekretariat atau Kantor Tata Usaha.
Untuk menampung berbagai usulan pemikiran para pendiri bangsa, dibentuklah panitia kecil yang
berjumlah delapan orang.
“… rakyat Indonesia mesti mendapat dasar negara yang berasal daripada peradaban kebangsaan
Indonesia; orang timur pulang kepada kebudayaan timur.”
“… kita tidak berniat, lalu akan meniru sesuatu susunan tata negara negeri luaran. Kita bangsa
Indonesia masuk yang beradab dan kebudayaan kita beribu-ribu tahun umurnya.” Mr. Mohammad
Yamin mengusulkan lima asas dan dasar bagi negara Indonesia merdeka yang akan didirikan, yaitu:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Sosial.
Setelah selesai berpidato, Mr. Mohammad Yamin menyampaikan konsep mengenai asas
dasar dan negara Indonesia merdeka secara tertulis kepada Ketua Sidang, yang berbeda dengan isi
pidato sebelumnya. Asas dan dasar Indonesia merdeka secara tertulis menurut Mr. Mohammad
Yamin adalah sebagai berikut.
a. Persatuan
b. Kekeluargaan
c. Keseimbangan Lahir dan Batin
d. Musyawarah
e. Keadilan Rakyat
Mr. Soepomo juga menekankan bahwa negara Indonesia merdeka bukan negara yang
mempersa tukan dirinya dengan golongan terbesar dalam masyarakat dan tidak mempersatukan
dirinya dengan golongan yang paling kuat (golongan politik atau ekonomi yang paling kuat). Akan
tetapi, negara mempersatukan diri dengan segala lapisan rakyat yang berbeda golongan dan paham.
Ir. Soekarno berpidato pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidatonya, Ir. Soekarno
mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Dasar negara, menurut Ir. Soekarno, berbentuk
Philosophische Grondslag atau Weltanschauung. Dasar negara Indonesia merdeka menurut Ir.
Soekarno adalah sebagai berikut.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Ir. Soekarno dalam sidang itu pun menyampaikan bahwa kelima dasar negara tersebut
dinamakan Panca Dharma. Kemudian, atas saran seorang ahli bahasa, Ir. Soekarno mengubahnya
menjadi Pancasila. Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengemukakan pemikirannya tentang
Pancasila, yaitu nama dari lima dasar negara Indonesia. Dengan berdasar pada peristiwa tersebut maka
tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai “Hari Lahirnya Pancasila”.
Upaya untuk menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang paling
menantang dari materi Pancasila, terlebih di era Revolusi Industri 4.0 sekarang, di mana laju
perkembangan teknologi begitu cepat. Tentu saja, tantangan dan peluang mengimplementasikan Pancasila
pada 30 tahun yang lalu berbeda dengan hari ini, karena perubahan zaman dan alam. Pada era sekarang,
berkat perkembangan teknologi informasi, dunia seolah tak berjarak. Kita dapat terhubung dengan
siapapun dan dari manapun. Batas wilayah, negara, bahkan dunia dengan mudah kita lipat. Misalnya,
kalian yang berada di desa, cukup terhubung dengan internet baik melalui handphone, laptop ataupun
komputer maka kalian dapat berkomunikasi dengan teman atau orang lain meskipun lokasi kalian
berbeda. Kita yang berada di Indonesia dapat melihat dan membaca peristiwa yang terjadi di negara lain.
Ini tentu berbeda dengan era awal kemerdekaan, di mana kemajuan teknologi informasi tidak sepesat saat
ini. Perkembangan teknologi informasi ini tentu memberikan peluang dan sekaligus tantangan dalam
menerapkan Pancasila. Dengan bantuan teknologi informasi, kita dapat mengkampanyekan nilai-nilai
Pancasila ke seantero dunia dengan mudah dan cepat. Tak hanya itu, praktik kehidupan kita yang
berlandaskan Pancasila juga dapat menjadi inspirasi bagi bangsa-bagsa di dunia.
Menurut data yang dirilis We Are Social tahun 2019, pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150
juta atau sebesar 56% dari total populasi rakyat Indonesia. Dan setiap tahunnya pengguna internet terus
mengalami peningkatan signiikan. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa media sosial menjadi tempat
penyebaran hoaks yang sangat masif. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), hingga 5 Mei
2020, mencatat sebanyak 1.401 konten hoaks dan disinformasi terkait Covid-19 beredar di masyarakat.
Riset Dailysocial.id melaporkan bahwa informasi hoaks paling banyak ditemukan di platform Facebook
(82,25%), WhatsApp (56,55%), dan Instagram (29,48%). Sebagian besar responden (44,19%) yang
ditelitinya tidak yakin mememiliki kepiawaian dalam mendeteksi berita hoaks. Selain hoaks, media sosial
juga digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian, pemikiran intoleransi dan radikalisme. Sejumlah
lembaga penelitian telah menunjukkan betapa masifnya penyebaran hoaks, ujaran kebencian, intoleransi
dan radikalisme yang dilakukan melalui media sosial.
Tahun 2020 ditandai dengan munculnya virus Covid-19. Ia tak hanya menjangkiti satu negara, melainkan
telah menjadi wabah dunia (pandemi). Penyebaran virus ini begitu masif. Sebagai pandemi, tentu saja
penanganan terhadap penyebaran Covid-19 tidak bisa hanya dilakukan oleh satu orang, satu kelompok
ataupun satu negara. Penanganannya menuntut komitmen dan kerjasama lintas negara, yang melibatkan
seluruh warga negara dunia. Jika ada satu atau beberapa negara yang “bandel” atau tidak memiliki
komitmen untuk menyudahi penyebaran Covid-19 ini, maka ia akan terus menyebar ke negara-negara
lain. Penyebabnya, lalu lintas orang terjadi begitu masif, sehingga ia bisa menjadi “media” penyebaran
virus baru ini.
Pernahkah kalian mendengar kata gotong royong? Ataukah kalian pernah ikut gotong royong? Gotong
royong merupakan identitas dan kekayaan budaya Indonesia. Ada pepatah menyebutkan bahwa “Berat
sama dipikul ringan sama dijinjing”. Pepatah ini bermakna, pekerjaan berat jika dilakukan bersama-sama
akan terasa ringan. Pepatah ini dapat menggambarkan makna gotong royong. Lalu, apa yang dimaksud
gotongroyong itu? Mari kita diskusikan bersama-sama! Sebagai makluk sosial, manusia tidak dapat hidup
sendiri. Manusia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain. Hal ini menjadi itrah manusia. Oleh karena
itu, dalam kehidupan masyarakat diperlukan adanya kerja sama, gotong royong, dan sikap saling
membantu untuk menyelesaikan berbagai permasalahan hidup. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), kata gotong royong bermakna bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu). Kata
gotong royong sendiri berasal dari bahasa Jawa, yaitu gotong dan royong. Gotong artinya pikul atau
angkat. Sedangkan royong artinya bersama-sama. Dengan demikian, secara hariah gotong royong dapat
diartikan mengangkat beban secara bersama-sama agar beban menjadi ringan. Koentjaraningrat membagi
dua jenis gotong royong yang dikenal oleh masyarakat Indonesia yaitu gotong royong tolong-menolong
dan gotong royong kerja bakti. Kegiatan gotong royong tolong-menolong bersifat individual, misalnya
menolong tetangga kita yang sedang mengadakan pesta pernikahan, upacara kematian, membangun
rumah, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan gotong royong kerja bakti biasanya dilakukan untuk
mengerjakan suatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum, seperti bersih-bersih desa/kampung,
memperbaiki jalan, membuat tanggul,
GLOSARIUM
Pendiri Negara : Adalah para pahlwan yang berjuangan untuk mendirikan negara
Indonesia
Dasar Negara : Aturan tertulis yang mendaja dasar penyelenggaraan Negara
Ketuhanan : Mempercayai dan meyakini adanya Tuhan
Kemanusiaan : Memperlakukan manusia layaknya manusia
Persatuan : Beratunya perbedaan
Musyawarah : Diskusi dengan mengutamakan diskusi
Toleransi : Saling menghormati perbedaan
Bullying : Tindakan mengejek atau merendahkan orang lain
Diskriminasi : Membedakan orang lain dan menanggapnya lebih rendah
Nasionalisme : Perasaan cinta tanah air
Mufakat : Kesepakatan hasil musyawarah
Gender : Perbedaan jenis kelamin
Hoaks : Berita bohong
Invididualisme : Mementingkan diri sendiri
Media Sosial : Media komunikasi/interaksi di ruang maya
Daftar Pustaka
Gazali, Hatim., dkk.(2021). Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
untuk SMA/SMK Kelas X. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi: Jakarta