Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 4
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 4
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 4
Dalam Refleksi Dwimingguan 4 ini, saya menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh
Dr. Roger Greenaway yaitu model 4F meliputi (1) Facts (Peristiwa), (2) Feelings (Perasaan), (3)
Findings (Pembelajaran), dan (4) Future (Penerapan). Disini saya akan memaparkan refleksi
Dwimingguan pada modul 1.4 Budaya Positif:
A. Facts (Peristiwa)
Setelah mempelajari Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional “Ki
Hadjar Dewantara” dan Modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, Modul 1.3. Visi
Guru Penggerak, dan kemudian dilanjutkan dengan Modul 1.4 Budaya Positif. Modul ini, saya
pelajari dari mulai tanggal 31 Juli 2024 dengan menggunakan alur Merdeka, yaitu Mulai dari
Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demontrasi Kontekstual, Elaborasi, Koneksi Antar
Materi, dan Aksi Nyata.
Pada Kegiatan Mulai dari Diri yang dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2024, Saya
mulai mempelajari modul 1.4. tentang Budaya Positif dengan membuka tautan mulai dari diri.
Tahapan ini, saya menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti "Apa pentingnya menciptakan
suasana positif di lingkungan Anda?, "Sebagai seorang pendidik dan/atau pimpinan sekolah,
bagaimana Anda dapat menciptakan suasana positif di lingkungan Anda selama ini?".
"Apakah hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses
pembelajaran yang berpihak pada murid?," bagaimana penerapan disiplin saat ini di sekolah
Anda, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang menurut Anda masih perlu
diperbaiki dan dikembangkan?".
Kemudian Refleksi visi murid impian yang dikaitkan dengan lingkungan posiitf di
sekolah dan Harapan dari diri sendiri setelah mempelajari modul ini yaitu" Harapan saya yang
berkembang pada diri setelah mempelajaran modul 1.4 tentang budaya positif adalah menjadi
seorang pendidik yang bisa memimpin diri sendiri dan menggerakkan komunitas praktisi di
sekolah dalam menuntun dan membimbing murid agar murid tumbuh dan berkembang sesuai
dengan kodratnya, membuat murid menjadi bersemangat dalam menjadi pembelajaran,
membuat murid memiliki akhlak yang mulia, membuat murid terampil dalam pengguanaan IT,
membuat murid lebih kreatif dalam pembelajaran sehingga terwujudnya murid cerdas yang
berakhlak dan berwawasan global".
Pada Kegiatan Eksplorasi Konsep yang dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus sampai
dengan 5 Agustus 2024. Tahapan ini, saya mempelajari enam (6) materi secara mandiri seperti
(1) Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan, (2) Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan,
Restitusi, (3) Keyakinan Kelas, (4) Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas, (5)
Restitusi - Lima Posisi Kontrol, dan (6) Restitusi - Segitiga Restitusi. Selain mempelajari secara
mandiri, saya juga berdiskusi dengan rekan guru pada LMS terkait materi-materi yang disajikan
pada LMS dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari setiap materi, dan ada beberapa materi
disertai dengan video penerapan dalam membimbing murid jika mengalami masalah seperti
lima posisi control dan penerapan segitiga restitusi untuk menegaskan pemahaman kita dalam
modul 1.4 tentang Budaya Positif.
Pada Kegiatan Ruang Kolaborasi yang dilaksanakan pada tanggal 6 dan 7 Agustus
2024 berlangsung secara tatap maya melalui google meet pada LMS. Ruang kolaborasi dibagi
menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok yang dipandu
oleh fasilitator yaitu Bapak Tarusup. dan yang kedua adalah bagian presentasi hasil diskusi
kelompok. Pada ruang kolaborasi ini, kami dibagi menjadi 3 kelompok dan saya berada
dikelompok 3 bersama Pak Nanang Anwar dan Ibu Latifatul Baroroh.
Tahapan pertama pada sesi diskusi, kami mendiskusikan analisis mendalam terhadap
kasus-kasus yang disediakan dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di tiap kasus yang disajikan.
Kemudian di tahap kedua, kami melaksankan presentasi dan diskusi dengan kelompok lain
untuk membahas hasil analisis kasus pada Ruang Kolaborasi.
Gambar 1. Kegiatan Ruang Kolaborasi, Menyatukan Pikiran Tentang Budaya Positif
Gambar 4. Hasil diskusi kelompok dalam mengubah peraturan kelas menjadi kalimat positif
B. Feelings (Perasaan)
Selama saya mempelajari Modul 1.4. Budaya Positif, saya merasakan perasaan yang
semangat, bangga, senang, dan tentunya tertantang. Saya semangat karena di modul 1.4. ini
saya bisa mempelajari materi tentang Budaya Positif yang cukup mencerahkan bagi saya dan
tentunya menambah semangat saya sebagai guru dalam mengahadapi situasi dan kondisi murid
yang memiliki karakteristik yang berbeda dan kebutuhan dasar yang berbeda-beda. Selain itu,
saya bisa lebih paham tentang apa itu Keyakinan Kelas, Lima Posisi Kontrol, dan Segitiga
Restitusi, serta bagaimana menerapkan keyakinan kelas dan segitiga restitusi dalam
menghadapi murid yang bermasalah dalam pembelajaran di kelas maupun di sekolah.
C. Findings (Pembelajaran)
Di Modul 1.4. saya mendapatkan materi tentang (1) Disiplin Positif dan Nilai-nilai
Kebajikan, (2) Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi, (3) Keyakinan Kelas,
(4) Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas, (5) Restitusi - Lima Posisi Kontrol, dan
(6) Restitusi - Segitiga Restitusi. Seorang guru yang baik harus memiliki kemampuan dalam
mewujudkan budaya positif di sekolah sehingga Budaya positif tersebut dapat dijalankan
dengan menerapkan seperti Disiplin positif, motivasi prilaku manusia berkaitan dengan
hukuman dan penghargaan, posisi kontrol seorang guru, kenyakinan kelas dan penerapan
segitiga restitusi dalam menyelesaikan masalah. Dalam lima posisi control, hendaknya guru
berada dalam posisi kontrol manajer karena Guru berbuat sesuatu bersama murid,
mempersilahkan murid bertanggung jawab atas prilakunya dan mendukung murid agar
menemukan solusi atas permasalahannya dan Posisi manajer mengacu pada restitusi yang
dapat menjadikan murid sebagai manajer dirinya sendiri sehingga tercipta identitas positif
pada diri murid.
Dalam Keyakinan kelas/sekolah, dimana Guru berperan dalam mewujudkan
terbentuknya keyakinan sekolah/kelas dengan adanya kesepakatan antara guru dan murid dan
Keyakinan sekolah/kelas berupa pernyataan universal yang mudah diingat, dipahami, dan
diterapkan dalam lingkungan sekolah/kelas. Kemudian, dalam menangani murid yang
bermasalah di sekolah, kita seorang guru menerpakan segitiga restotusi yaitu Guru berperan
sebagai posisi manajer menggunakan segitiga restitusi melalui 3 tahapan, yaitu Menstabilkan
identitas, Validasi tindakan yang salah, dan Menanyakan keyakinan kelas sehingga tujuannya
menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggungjawab
D. Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif, saya termotivasi untuk menjadi
bagian dari perubahan dan mencoba mulai dari diri sendiri untuk melakukan hal terbaik dalam
menerapkan budaya positif di sekolah guna mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada
murid agar tujuan pendidikan dapat tercapai sejalan dengan pemikiran filosofis Ki Hajar
Dewantara yaitu mewujudkan murid agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Saya akan
menerapkan apa yang sudah pelajari di modul ini kepada murid, kelas, dan sekolah dengan
melaksanakan memberikan contoh dan keteladanan yang posiitf bagi murid, membuat
kegiatan yang peduli dengan lingkungan seperti pengolahan sampah dan pemilihan sampah,
melaksanakan keyakinan kelas sebagai kesepakatan guru dengan murid untuk menciptakan
kelas impiannya, dan menangani murid yang bermasalah dengan menerapkan segitiga
restitusi.
Selain diterapkan untuk saya, dimana materi ini saya imbaskan kepada rekan guru di
sekolah agar setiap guru memahami bahwa pentingnya menanamkan budaya positif di sekolah
dan bagaimana caranya untuk mewujudkan lingkungan positif di sekolah agar murid merasa
aman, nyaman, dan senang belajar di sekolah.