Kelompok 2 PBL
Kelompok 2 PBL
Kelompok 2 PBL
Disusun oleh:
Kelompok 2
M Guntur (202202001)
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang dibuat berdasarkan hasil
rangkuman dari berbagai buku yang telah dibaca dan beberapa sumber dari internet.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar Dan Pembelajaran. Semoga
Namun kami menyadari bahwa hasil yang sederhana ini masih banyak kekurangaan.
Kritik dan saran dari semua pembaca yang sifatnya konstruktif sangatlah kami hargai dan
butuhkan, guna kesempurnaan makalah ini. Kami juga mohon maaf apabila makalah ini
terlalu sederhana dan banyak kesalahan dalam menyampaikannya. Akhirnya kami sebagai
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................................................1
B. Rumusan masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan ............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Kesimpulan ....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada saat ini banyak kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam belajar. Hal ini
disebabkan karena proses belajar didalam kelas yang begitu-begitu saja atau cenderung
membosankan bagi peserta didik, dan juga proses pembelajaran di kelas yang masih
memposisikan peserta didik sebagai objek belajar, bukan sebagai individu yang harus
dikembangkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat mematikan potensi peserta didik
atau membuat peserta didik jenuh. Apalagi bila peserta didik hanya mendengarkan guru
di depan kelas menjelaskan, sehingga mudah sekali peserta didik merasa bosan dengan
materi yang diberikan. Akibatnya, peserta didik tidak paham dengan apa yang baru saja
Oleh karena itu, sekarang banyak inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan
Kontekstual, dan Problem Based Learning. Untuk mengatasi kejenuhan dalam proses
Salah satu inovasi dalam pembelajaran yaitu Problem Based Learning, Problem
Based Learning ini merupakan progam student center yang dimana siswa belajar
tentang subjek dalam konteks yang beraneka ragam, dan masalah yang benar-benar
terjadi (nyata). Tujuan dari Problem Based Learning ini sendiri adalah untuk menolong
memecahkan masalah.
5
Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model pembelajaran
yang lainnya, dalam model pembelajaran ini, peranan guru adalah menyodorkan
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menetapkan topik masalah
yang akan dibahas, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan topik masalah apa
yang harus dibahas. Hal yang paling utama adalah guru menyediakan perancah atau
intelegensi peserta didik dalam berpikir. Proses pembelajaran diarahkan agar peserta
didik mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis. Model pembelajaran
ini dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan jujur,
karena kelas itu sendiri merupakan tempat pertukaran ide-ide peserta didik dalam
Jika dilihat dari sudut pandang psikologi belajar, model pembelajaran ini
berdasarkan pada psikologi kognitif yang berakar dari asumsi bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Melalui model pembelajaran
ini peserta didik dapat berkembang secara utuh, artinya bukan hanya perkembangan
kognitif, tetapi peserta didik juga akan berkembang dalam bidang affektif dan
dukungan teoritisnya. Fokus pembelajaran pada model ini menekankan pada apa yang
peserta didik pikirkan selama mereka terlibat dalam proses pembelajaran, bukan pada
6
B. Rumusan masalah
e. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran berbasis masalah?
C. Tujuan
masalah
7
BAB II
PEMBAHASAN
Model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks
bagi siswa utuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran.
Dalam hal ini siswa terlibat dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang
mengintegrasikan keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran.
menyajikan masalah autentik dan bermakna sehingga siswa dapat melakukan penyelidikan
dan menemukan sendiri”. Dan model pembelajaran berbasis masalah menurut Suradijono
(dalam Pitriani, 2014:32) adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan data dan mengintegrasikan pengetahuan baru”. Adapun pendapat
Bern dan Erickson (dalam Komalasari, 2001:5) pembelajaran berbasis masalah adalah:
adalah suatu model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah”. Menurut Arends (dalam Trianto, 2007:68)
8
Beberapa definisi menurut para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa model
pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu strategi pembelajaran yang digunakan oleh
guru dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan masalah sebagai langkah
untuk mengumpulkan pengetahuan, sehingga dapat merangsang siswa untuk berfikir kritis
dan belajar secara individu maupun kelompok kecil sampai menemukan solusi dari masalah
tersebut. Peran guru pada model pembelajaran masalah yaitu sebagai fasilitator dan
membuktikan asumsi juga mendengarkan perspektif yang ada pada siswa sehingga yang
Menurut Arends (dalam Hariyanto dan Warsono, 2012:410) ciri yang paling utama dari
masalah penulis dapat menarik kesimpulan model pembelajaran berbasis masalah pada
kegiatan proses pembelajaran dimulai dengan memberikan masalah yang jelas pada siswa
9
yang berakar pada kehidupan dunia nyata, kemudian siswa harus mengumpulkan data,
berkelompok, sehingga siswa sangat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan guru
pembelajaran berbasis masalah menurut penulis yaitu pada langkah awal pembelajaran siswa
harus mampu merumuskan masalah yang akan dipecahkan dan dipelajari, dan guru bertugas
untuk membimbing siswa, selanjutnya siswa harus mampu menganalisis masalah dari
berbagai sudut pandang, setelah itu siswa menentukan sebab akibat yang akan dipecahkan
atau diselesaikan, untuk memecahkan masalah yang ada siswa harus mengumpulakan
informasi atau data dari berbagai sumber yang relevan, kemudian siswa berhipotesis untuk
Menurut Smith (dalam Amir, 2013:27), manfaat pembelajaran berbasis masalah adalah:
10
1) Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi ajar.
Kedua hal ini ada kaitannya, kalau pengetahuan itu didapatkan lebih dekat
dengan konteks praktiknya, maka kita akan lebih ingat. Pemahamanan juga
demikian, dengan konteks yang dekat dan sekaligus melakukan banyak
mengajukan pertanyaan menyelidiki bukan sekedar hafal saja maka
pembelajaran akan lebih memahami materi.
2) Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan.
Dengan kemampuan pendidik membanguan masalah yang sarat dengan konteks
praktik, pembelajaran bisa merasakan lebih baik konteks operasinya di
lapangan.
3) Mendorong untuk berfikir
Dengan proses yang mendorong pembelajaran untuk mempertanyakan, kritis,
reflektif maka mafaat ini berpeluang terjadi. Pembelajaran dianjurkan untuk
tidak terburu-buru menyipulkan, mencoba menemukan landasan argumennya
dan fakta-fakta yang mendukung alasan. Nalar pembelajaran dilatih dan
kemampuan berfikir ditingkatkan. Tidak sekedar tahu, tapi juga dipikirkan.
4) Membangun kerja tim, kepemimpinan dan keterampilan sosial
Pembelajaran diharapkan memahami perannya dalam kelompok, menerima
pandangan orang lain, bisa memberikan pengertian bahkan untuk orang-orang
yang barangkali tidak mereka senangi. Keterampilan yang sering disebut bagian
dari soft skills ini, seperti juga hubungan interpersonal dapat mereka
kembangkan. Dalam hal tertentu, pengalaman kepemimpinan juga dapat
dirasakan. Mereka mempertimbangkan strategi memutuskan dan persuasif
dengan orang lain.
5) Membangun kecakapan belajar
Pembelajaran perlu dibiasakan untuk mampu belajar terus meneru. Ilmu
keterampilan yang mereka butuhkan nanti akan terus berkembang, apapun
bidang pekerjaannya. Jadi mereka harus mengembangkan bagaimana
kemampuan untuk belajar.
6) Memotivasi pembelajaran
Motivasi belajar pembelajaran, terlepas dari apapun metode yang kita gunakan,
selalu menjadi tantangan. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, kita
punya peluang untuk membangkitkan minat dari dalam diri, karena kita
menciptakan masalah dengan konteks pekerjaan.
menyimpulkan model pembelajaran berbasis masalah ini memiliki berbagai macam manfaat
sehingga menimbulkan efek positif bagi siswa, dan dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah ini berharap dapat meningkatkan motivasi, percaya diri dan
yang terpenting adalah hasil belajar siswa atau hasil belajar siswa sehingga nilai yang
dihasilkan siswa bisa melibihi dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan.
11
5. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Kesimpulan penulis, dalam setiap model pembelajaran pasti ada kelebihan dan
kekurangannya, maka dari itu penulis menyimpulkan bahwa guru ataupun calon guru
harus pandai memilih model pembelajaran dan harus mampu menutupi kekurangan dari
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, M., Chamalah, E., & Wardani, O. P. (2013). Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah.
Semarang: Unissula Pres.
Sudarsana, K. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Peningkatan Mutu Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Penjamin Mutu .
Sulistio, A., & Haryanti, N. (2022). Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning Model).
Jawa Tengah: Eureka Media Aksara.