Kelompok 2 PBL

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJAN

Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Dosen pengampu: Nurrahmah, M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 2

Nurul Ismiati (2022020003)

Farah Fachriza (20220200016)

M Guntur (202202001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

STKIP TAMAN SISWA BIMA


T.A.2023/2024

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang dibuat berdasarkan hasil

rangkuman dari berbagai buku yang telah dibaca dan beberapa sumber dari internet.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar Dan Pembelajaran. Semoga

dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan kita tentang Parabola.

Namun kami menyadari bahwa hasil yang sederhana ini masih banyak kekurangaan.

Kritik dan saran dari semua pembaca yang sifatnya konstruktif sangatlah kami hargai dan

butuhkan, guna kesempurnaan makalah ini. Kami juga mohon maaf apabila makalah ini

terlalu sederhana dan banyak kesalahan dalam menyampaikannya. Akhirnya kami sebagai

penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah

ssedikit pengetahuan yang kita miliki.

Bima,10 Desember 2023

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. Latar belakang................................................................................................................1

B. Rumusan masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan ............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3

1. Definisi Model Pembelajaran Berbasis Masalah ...........................................................3

2. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah....................................................11

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah.............................................12

4. Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Masalah............................................................14

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ............................20

BAB III PENUTUP....................................................................................................................22

A. Kesimpulan ....................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................23

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada saat ini banyak kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam belajar. Hal ini

disebabkan karena proses belajar didalam kelas yang begitu-begitu saja atau cenderung

membosankan bagi peserta didik, dan juga proses pembelajaran di kelas yang masih

memposisikan peserta didik sebagai objek belajar, bukan sebagai individu yang harus

dikembangkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat mematikan potensi peserta didik

atau membuat peserta didik jenuh. Apalagi bila peserta didik hanya mendengarkan guru

di depan kelas menjelaskan, sehingga mudah sekali peserta didik merasa bosan dengan

materi yang diberikan. Akibatnya, peserta didik tidak paham dengan apa yang baru saja

disampaikan oleh guru.

Oleh karena itu, sekarang banyak inovasi dalam pembelajaran yang dilakukan

oleh sekolah-sekolah. Misalnya inovasi Pembelajaran Kuantum, Kompetensi,

Kontekstual, dan Problem Based Learning. Untuk mengatasi kejenuhan dalam proses

belejar-mengajar dan meningkatkan kualitas diri siswa.

Salah satu inovasi dalam pembelajaran yaitu Problem Based Learning, Problem

Based Learning ini merupakan progam student center yang dimana siswa belajar

tentang subjek dalam konteks yang beraneka ragam, dan masalah yang benar-benar

terjadi (nyata). Tujuan dari Problem Based Learning ini sendiri adalah untuk menolong

perkembangan pengetahuan siswa secara fleksibel, efektif, dan terampil dalam

memecahkan masalah.

5
Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model pembelajaran

yang lainnya, dalam model pembelajaran ini, peranan guru adalah menyodorkan

berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog.

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menetapkan topik masalah

yang akan dibahas, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan topik masalah apa

yang harus dibahas. Hal yang paling utama adalah guru menyediakan perancah atau

kerangka pendukung yang dapat meningkatkan kemampuan penyelidikan dan

intelegensi peserta didik dalam berpikir. Proses pembelajaran diarahkan agar peserta

didik mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis. Model pembelajaran

ini dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan jujur,

karena kelas itu sendiri merupakan tempat pertukaran ide-ide peserta didik dalam

menanggapi berbagai masalah.

Jika dilihat dari sudut pandang psikologi belajar, model pembelajaran ini

berdasarkan pada psikologi kognitif yang berakar dari asumsi bahwa belajar adalah

proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Melalui model pembelajaran

ini peserta didik dapat berkembang secara utuh, artinya bukan hanya perkembangan

kognitif, tetapi peserta didik juga akan berkembang dalam bidang affektif dan

psikomotorik secara otomatis melalui masalah yang dihadapi.

Model pembelajaran berbasis masalah mengambil psikologi kognitif sebagai

dukungan teoritisnya. Fokus pembelajaran pada model ini menekankan pada apa yang

peserta didik pikirkan selama mereka terlibat dalam proses pembelajaran, bukan pada

apa yang mereka kerjakan dalam proses pembelajaran.

6
B. Rumusan masalah

a. Apa definisi dari model pembelajaran berbasis masalah ?

b. Bagaimana karakteristik model pembelajaran berbasis masalah ?

c. Apa saja langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah ?

d. Apa saja manfaat dari model pembelajaran berbasis masalah?

e. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran berbasis masalah?

C. Tujuan

a. Dapat mengetahui definisi dari model pembelajaran berbasis masalah.

b. Untuk mengetahui karakteristik dari model pembelajaran berbasis masalah.

c. Dapat mengetahui langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah.

d. Untuk mengetahui manfaat dari model pembelajaran berbasis masalah.

e. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran berbasis

masalah

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Definisi Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Komalasari (2013:58-59) pembelajaran berbasis masalah adalah:

Model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks
bagi siswa utuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran.
Dalam hal ini siswa terlibat dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang
mengintegrasikan keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran.

Wardani (2007:27) mengatakan, “Model pembelajaran berbasis masalah dapat

menyajikan masalah autentik dan bermakna sehingga siswa dapat melakukan penyelidikan

dan menemukan sendiri”. Dan model pembelajaran berbasis masalah menurut Suradijono

(dalam Pitriani, 2014:32) adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah

awal dalam mengumpulkan data dan mengintegrasikan pengetahuan baru”. Adapun pendapat

Bern dan Erickson (dalam Komalasari, 2001:5) pembelajaran berbasis masalah adalah:

Model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan


mengintegrasi berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi
ini meliputi mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan mempresentasikan
penemuan.
Adapun pendapat Riyanto (2010:285) mengatakan, “Pembelajaran berbasis masalah

adalah suatu model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah”. Menurut Arends (dalam Trianto, 2007:68)

pembelajaran berbasis masalah adalah:

Suatu model pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik


dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan
inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan
percaya diri.

8
Beberapa definisi menurut para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa model

pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu strategi pembelajaran yang digunakan oleh

guru dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan masalah sebagai langkah

untuk mengumpulkan pengetahuan, sehingga dapat merangsang siswa untuk berfikir kritis

dan belajar secara individu maupun kelompok kecil sampai menemukan solusi dari masalah

tersebut. Peran guru pada model pembelajaran masalah yaitu sebagai fasilitator dan

membuktikan asumsi juga mendengarkan perspektif yang ada pada siswa sehingga yang

berperan aktif di dalam kelas pada saat pembelajaran adalah siswa.

2. Karakterisktik Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Arends (dalam Hariyanto dan Warsono, 2012:410) ciri yang paling utama dari

model pembelajaran berbasis masalah yaitu:

a. Pengajuan pertanyaan atau masalah


1) Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswa;
2) Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, tidak menimbulkan masalah baru;
3) Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa;
4) Luas dan sesuai tujuan pembelajaran;
5) Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa;
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu
Walaupun pembelajaran berbasis masalah ditujukan pada suatu ilmu bidang
tertentu tetapi dalam pemecahan masalah-masalah aktual, peserta didik dapat
menyelidiki dari berbagai ilmu.
c. Penyelidikan autentik (nyata)
Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah,
mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis
informasi, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan dan menggambarkan
hasil akhir.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya
Siswa bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan
memamerkan hasil karyanya;
e. Kolaboratif
Tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan bersama-sama antar siswa.

Berdasarkan pendapat Arends mengenai karakteristik model pembelajaran berbasis

masalah penulis dapat menarik kesimpulan model pembelajaran berbasis masalah pada

kegiatan proses pembelajaran dimulai dengan memberikan masalah yang jelas pada siswa

9
yang berakar pada kehidupan dunia nyata, kemudian siswa harus mengumpulkan data,

mengumpulkan informasi, melakukan eksperimen dan menarik kesimpulan secara

berkelompok, sehingga siswa sangat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan guru

sebagai fasilitator juga memperhatikan keterampilan bertanya siswa.

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

Arends (dalam Hariyanto dan Warsono, 2012, h. 401) mengemukakan sintaks

pembelajaran berbasis masalah yaitu:

a. Orientasi siswa pada masalah


Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik (bahan dan alat)
apa yang diperlukan bagi penyelesaian masalah serta memberikan motivasi
kepada siswa agar menaruh perhatian terhadap aktivitas penyelesaian masalah.
b. Mengorganisasi siswa.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan pembelajaran agar
relevan dengan penyelesaian masalah.
c. Membimbing penyelidikan indvidu maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mencari informasi yang sesuai, melakukan
eksperimen, dan mencari penjelasan dan pemecahan masalah.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil.
Guru membantu siswa dalam perencanaan dan perwujudan hasil yang sesuai
dengan tugas yang diberikan;
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap hasil penyelidikannya
serta proses-proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Kesimpulan yang diambil dari pendapat Arends mengenai langkah-langkah

pembelajaran berbasis masalah menurut penulis yaitu pada langkah awal pembelajaran siswa

harus mampu merumuskan masalah yang akan dipecahkan dan dipelajari, dan guru bertugas

untuk membimbing siswa, selanjutnya siswa harus mampu menganalisis masalah dari

berbagai sudut pandang, setelah itu siswa menentukan sebab akibat yang akan dipecahkan

atau diselesaikan, untuk memecahkan masalah yang ada siswa harus mengumpulakan

informasi atau data dari berbagai sumber yang relevan, kemudian siswa berhipotesis untuk

mengahasilkan data yang dibutuhkan dan menarik kesimpulan.

4. Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Smith (dalam Amir, 2013:27), manfaat pembelajaran berbasis masalah adalah:

10
1) Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi ajar.
Kedua hal ini ada kaitannya, kalau pengetahuan itu didapatkan lebih dekat
dengan konteks praktiknya, maka kita akan lebih ingat. Pemahamanan juga
demikian, dengan konteks yang dekat dan sekaligus melakukan banyak
mengajukan pertanyaan menyelidiki bukan sekedar hafal saja maka
pembelajaran akan lebih memahami materi.
2) Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan.
Dengan kemampuan pendidik membanguan masalah yang sarat dengan konteks
praktik, pembelajaran bisa merasakan lebih baik konteks operasinya di
lapangan.
3) Mendorong untuk berfikir
Dengan proses yang mendorong pembelajaran untuk mempertanyakan, kritis,
reflektif maka mafaat ini berpeluang terjadi. Pembelajaran dianjurkan untuk
tidak terburu-buru menyipulkan, mencoba menemukan landasan argumennya
dan fakta-fakta yang mendukung alasan. Nalar pembelajaran dilatih dan
kemampuan berfikir ditingkatkan. Tidak sekedar tahu, tapi juga dipikirkan.
4) Membangun kerja tim, kepemimpinan dan keterampilan sosial
Pembelajaran diharapkan memahami perannya dalam kelompok, menerima
pandangan orang lain, bisa memberikan pengertian bahkan untuk orang-orang
yang barangkali tidak mereka senangi. Keterampilan yang sering disebut bagian
dari soft skills ini, seperti juga hubungan interpersonal dapat mereka
kembangkan. Dalam hal tertentu, pengalaman kepemimpinan juga dapat
dirasakan. Mereka mempertimbangkan strategi memutuskan dan persuasif
dengan orang lain.
5) Membangun kecakapan belajar
Pembelajaran perlu dibiasakan untuk mampu belajar terus meneru. Ilmu
keterampilan yang mereka butuhkan nanti akan terus berkembang, apapun
bidang pekerjaannya. Jadi mereka harus mengembangkan bagaimana
kemampuan untuk belajar.
6) Memotivasi pembelajaran
Motivasi belajar pembelajaran, terlepas dari apapun metode yang kita gunakan,
selalu menjadi tantangan. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, kita
punya peluang untuk membangkitkan minat dari dalam diri, karena kita
menciptakan masalah dengan konteks pekerjaan.

Berdasarkan pendapat Smith mengenai manfaat pembelajaran berbasis masalah penulis

menyimpulkan model pembelajaran berbasis masalah ini memiliki berbagai macam manfaat

sehingga menimbulkan efek positif bagi siswa, dan dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah ini berharap dapat meningkatkan motivasi, percaya diri dan

yang terpenting adalah hasil belajar siswa atau hasil belajar siswa sehingga nilai yang

dihasilkan siswa bisa melibihi dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan.

11
5. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Hariyanto dan Warsono (2012:52), kelebihan dari penerapan model

pembelajaran berbasis masalah antara lain:

1) Siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang


untuk menyelesaikan masalah, yang ada dalam kehidupan sehari-hari;
2) Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-
teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya;
3) Semakin mengakrabkan guru dengan siswa;
4) Karena ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan siswa melalui
eksperimen hal ini juga akan membiasakan siswa dalam menerapkan metedo
eksperimen.

6. Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Hariyanto dan Warsono (2012:152), kekurangan dari model

pembelajaran berbasis masalah antara lain:

a. Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada


pemecahan masalah;
b. Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang:
c. Aktivitas siswa yang dilaksanakan diluar sekolah sulit dipantau guru.

Kesimpulan penulis, dalam setiap model pembelajaran pasti ada kelebihan dan

kekurangannya, maka dari itu penulis menyimpulkan bahwa guru ataupun calon guru

harus pandai memilih model pembelajaran dan harus mampu menutupi kekurangan dari

model pembelajaran yang akan digunakan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M., Chamalah, E., & Wardani, O. P. (2013). Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah.
Semarang: Unissula Pres.

Hasanah, Z. (2021). Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Menumbuhkan Keaktifan Belajar


Siswa. Jurnal Studi Kemahasiswaan .

Sudarsana, K. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Peningkatan Mutu Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Penjamin Mutu .

Sulistio, A., & Haryanti, N. (2022). Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning Model).
Jawa Tengah: Eureka Media Aksara.

You might also like