Judul Proposal Penelitian

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 22

A.

Judul
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Motivasi Belajar Siswa
pada Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Metode Quantun
Teaching pada Siswa Kelas V SD

B. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat

peristiwa, fakta, konsep, dan generelasi yang berkaitan dengan unsur-unsur

sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan

keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara Indonesia

(Depdiknas, 2004).

Salah satu pakar penelitian di Indonesia, yaitu Sapriya, dkk (2009: 15),

Menyatakan bahwa pembelajaran IPS yang diajarkan di sekolah masih

memperlihatkan suatu kondisi yang memperhatinkan. Akibatnya pelajaran IPS

terkesan membosankan selain itu pelajaran IPS tidak inovatif memberikan suatu

kecakatan hidup (life skill) bagi siswa dalam menghadapinya.

Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial, para ahli sering mengaitkan

dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan

tersebut. Gross (1978:48) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah

untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan

di masyarakat, secara tegas ia mengatakan “To prepare students to be well

funcitioning citizens in a democratic society”.

Pembelajaran IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan

permasalahan-permasalahan yang dihadapi, sehingga akan menjadikannya

semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Cleaf,

1991:32). Ilmu pengetahuan sosial dibelajarkan di sekolah dasar, dimaksudkan


agar siswa menjadi manusia dan warga negara yang baik, seperti yang

diharapkan oleh dirinya, orang tua, masyarakat, dan agama (Somantri, 2004:23).

Kosasih (Waterworth, 2007:45) dengan penekanan yang agak berbeda

mengatakan bahwa pembelajaran IPS di sekolah dasar pada dasarnya

dimaksudkan untuk pengembangan pengetahuan, sikap, nilai-moral, dan

keterampilan siswa agar menjadi manusia yang mampu memasyarakat (civic-

community). Hasil belajar IPS pada siswa SD dapat ditingkatkan melalui

peningkatan motivasi siswa dan berpikir kritis secara sendiri-sendiri maupun

sama-sama

Menurut Sardiman (2006:73) “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului denagan tanggapan

terhadap adanya tujuan, sedangkan belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang”. Perubahan dalam diri seseorang

dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya,

pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya,

daya reaksinya, daya penerimaanya, dan lain-lain aspek yang ada dalam individu

(Sudjana, 2002:280). Jadi motivasi belajar adalah suatu keadaan yang terdapat

pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan suatu

guna untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor

intrinsic, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belarar,

hasrat dan cita-cita. Sedangkan factor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,

lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan yang menarik.


Berpikir kritis adalah kemampuan menganalisis fakta yang ada kemudian

membuat beberapa gagasan dan mempertahankan gagasan tersebut kemudian

membuat perbandingan. Dengan beberapa perbandingan kita mampu menarik

kesimpulan dan membuat sebuah solusi atas masalah yang ada (Chance : 1986)

Tetapi kenyataannya pada anak sekolah dasar dalam kemampuan berpikir

keritis masih sangat kurang, beberapa sekolah masih menggunakan metode

ceramah dan kurang memotivasi belajar siswa dan proses berpikir siswa kurang

berkembang maka dari itu siswa tidak mampu melatih kemampuan berpikir

secara maksimal dan membuat siswa menjadi tidak masksimal dalam proses

belajar mengajar.

Model pembelajaran Quantum Teaching sebagai pengembangan dari

Quantum Learning adalah sebuah pilihan yang tepat bagi guru SD guna

menumbuhkan berpikir kritis dan motivasi siswa dalam belajar IPS. Lebih dari

itu, model pembelajaran ini menjadikan pengajaran dan pembelajaran lebih

menggairahkan. Lingkungan yang mendukung dan proses pembelajaran yang

menyenangkan, menggairahkan serta memicu siswa untuk berpikir kritis dapat

menciptakan serta meningkatkan motivasi siswa belajar IPS. Sehingga keluhan-

keluhan seperti bosan, jenuh, kurang bergairah, tidak menarik, dan kurangnya

berpikir kritis pada siswa dalam proses pembelajaran IPS dapat teratasi melalui

model pembelajaran ini.

Pembelajaran Quantum Teaching merupakan suatu model pembelajaran

yang memiliki keunggulan. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Deporter

(2000:34) banwa Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam


interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar. Interaksi yang mencakup

unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.

Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi

cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.

Faktor penentu dari keberhasilan proses belajar mengajar antara lain,

menggunakan metode yang tepat, pemilihan materi pembelajaran yang sesuai

dengan kematangan siswa dan penggunaan alat praga yang cocok akan

menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

Bedasarkan paparan latar belakang diatas, peneliti mengangkat judul

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dan Kemampuan berpikir Kritis pada Mata

Pelajaran IPS dengan Menggunakan Metode Quantun Teaching pada Siswa Kelas

V SD, pada materi peninggalan sejarah pada masa Hindu, Budha dan Islam di

Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

permasalahan dalam penelitian ini di identifikasi sebagai berikut:

1. Apakah pencapaian dan peningkatan kemampuan berpikir kritis

menggunakan metode Quantum Teaching pada pembelajaran IPS dengan

materi peninggalan sejarah pada masa Hindu, Budha dan Islam di

Indonesia pada siswa kelas V SD?

2. Bagaimana pelaksanaan rencana pembelajaran menggunakan metode

Quantum Teaching pada pembelajaran IPS dengan materi peninggalan


sejarah pada maasa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia pada siswa kelas

V SD?

3. Seberapa besar peningkatan berpikir kreatif dan motivasi belajar siswa

pada pembelajaran IPS pada materi peninggalan sejarah pada maasa

Hindu, Budha dan Islam di Indonesia dengan menggunakan metode

Quantum teaching pada siswa kelas V SD?

4. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dan motivasi

siswa terhadap pembelajaran materi peninggalan sejarah pada masa Hindu,

Budha dan Islam di Indonesia?

D. Tujuan Penelitian

1. Pencapaian dan peningkatan kemampuan berpikir kritis

menggunakan metode Quantum Teaching pada pembelajaran IPS

dengan materi peninggalan sejarah pada masa Hindu, Budha dan

Islam di Indonesia pada siswa kelas V SD.

2. Untuk menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

menggunakan metode Quantum Teaching pada pembelajaran IPS

dengan materi peninggalan sejarah pada maasa Hindu, Budha dan

Islam di Indonesia pada siswa kelas V SD.

3. Untuk mengetahui Seberapa besar peningkatan kemampuan

berpikir kritis dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS

pada materi peninggalan sejarah pada maasa Hindu, Budha dan

Islam di Indonesia dengan menggunakan metode Quantum

teaching pada siswa kelas V SD.


4. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan

motivasi siswa terhadap pembelajaran materi peninggalan sejarah

pada masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia dengan

menggunakan metode Quantin teaching di kelas V SD.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan :

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPS khususnya terhadap pembelajaran materi

peninggalan sejarah pada masa Hindu, Budha dan Islam di

Indonesia.

b. Memberikan sarana pada siswa untuk mengembangkan pikiran

wawasan siswa menjadi lebih luas.

c. Menumbuhkan minat siswa dalam belajar IPS.

2. Bagi Guru

a. Guru diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran IPS

pada materi peninggalan sejarah pada masa Hindu, Budha dan

Islam di Indonesia menjadi lebih inovatif dan kreatif.

b. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan

guru tentang pemilihan metode pembelajaran yang menarik

perhatian siswa.

F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda, maka beberapa istilah perlu

didefinisikan secara oprasional. Istilah-istilah tersebut sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan menganalisis fakta

yang ada kemudian membuat beberapa gagasan dan mempertahankan

gagasan tersebut kemudian membuat perbandingan.

2. Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul daru dalam siswa

(intrinsik) dan dari luar diri siswa (ekstrinsik).

3. Pembelajaran Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-

macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar.

G. Kajian Pustaka

1. Kemampuan Berpikir Kritis


1) Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir merupakan sebuah aktivitas yang selalu dilakukan manusia,
bahkan ketika sedang tertidur. Bagi otak, berpikir dan menyelesaikan
masalah merupakan pekerjaan paling penting, bahkan dengan
kemampuan yang tidak terbatas. Berpikir merupakan salah satu daya
paling utama dan menjadi ciri khas yang membedakan manusia dari
hewan.
Menurut Sardiman (1996:45), berpikir merupakan aktivitas mental
untuk dapat merumuskan pengertian, mensintesis, dan menarik
kesimpulan. Ngalim Purwanto (2007: 43) berpendapat bahwa berpikir
adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan
terarah kepada suatu tujuan. Manusia berpikir untuk menemukan
pemahaman/pengertian yang dikehendakinya. Santrock (2011: 357) juga
mengemukakan pendapatnya bahwa berpikir adalah memanipulasi atau
mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Berpikir sering
dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan bepikir secara kritis,
membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Jika berpikir merupakan bagian dari kegiatan yang selalu dilakukan
otak untuk mengorganisasi informasi guna mencapai suatu tujuan, maka
berpikir kritis merupakan bagian dari kegiatan berpikir yang juga
dilakukan otak. Menurut Santrock (2011: 359), pemikiran kritis adalah
pemikiran reflektif dan produktif, serta melibatkan evaluasi bukti. Jensen
(2011: 195) berpendapat bahwa berpikir kritis berarti proses mental yang
efektif dan handal, digunakan dalam mengejar pengetahuan yang relevan
dan benar tentang dunia. Cece Wijaya (2010: 72) juga mengungkapkan
gagasannya mengenai kemampuan berpikir kritis, yaitu kegiatan
menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik,
membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan
mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna. Berdasarkan beberapa
pendapat ahli tersebut, dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian
kemampuan berpikir kritis yaitu sebuah kemampuan yang dimiliki setiap
orang untuk menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik
untuk mengejar pengetahuan yang relevan tentang dunia dengan
melibatkan evaluasi bukti. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan
untuk menganalisis suatu permasalahan hingga pada tahap pencarian
solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Orang-orang yang
memiliki kemampuan berpikir kritis tidak hanya mengenal sebuah
jawaban. Mereka akan mencoba mengembangkankemungkinan-
kemungkinan jawaban lain berdasarkan analisis dan informasi yang telah
didapat dari suatu permasalahan. Berpikir kritis berarti melakukan proses
penalaran terhadap suatu masalah sampai pada tahap kompleks tentang
“mengapa” dan “bagaimana” proses pemecahannya.
2) Tujuan Berpikir Kritis
Menurut Sapriya (2011: 87), tujuan berpikir kritis ialah untuk menguji
suatu pendapat atau ide, termasuk di dalamnya melakukan pertimbangan
atau pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang diajukan.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut biasanya didukung oleh kriteria
yang dapat dipertanggungjawabkan. Kemampuan berpikir kritis dapat
mendorong siswa memunculkan ide-ide atau pemikiran baru mengenai
permasalahan tentang dunia. Siswa akan dilatih bagaimana menyeleksi
berbagai pendapat, sehingga dapat membedakan mana pendapat yang
relevan dan tidak relevan, mana pendapat yang benar dan tidak benar.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat membantu
siswa membuat kesimpulan dengan mempertimbangkan data dan fakta
yang terjadi di lapangan.
3) Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis
Jensen (2011: 199) dalam bukunya yang berjudul “pemelajaran
berbasis otak”, berpendapat bahwa pemikiran intelejen tidak hanya dapat
diajarkan, melainkan juga merupakan bagian fundamental
darikemampuan berpikir kritis seseorang.
Berikut ini ciri-ciri berpikir kritis menurut Cece Wijaya (2010: 72-73).
‟1) Mengenal secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan; 2) Pandai
mendeteksi permasalahan; 3) Mampu membedakan ide yang relevan
dengan yang tidak relevan; 4) Mampu membedakan fakta dengan diksi
atau pendapat; 5) Mampu mengidentifikasi perbedaanperbedaan atau
kesenjangan-kesenjangan informasi; 6) Dapat membedakan argumentasi
logis dan tidak logis; 7) Mampu mengembangkan kriteria atau standar
penilaian data; 8) Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual; 9)
Dapat membedakan diantara kritik membangun dan merusak; 10)
Mampu mengidentifikasi pandangan perspektif yang bersifat ganda yang
berkaitan dengan data; 11) Mampu mengetes asumsi dengan cerrmat; 12)
Mampu mengkaji ide yang bertentangan dengan peristiwa dalam
lingkungan; 13) Mampu mengidentifikasi atributatribut manusia, tempat
dan benda, seperti dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain-lain; 14) Mampu
mendaftar segala akibat yang mungkin terjadi atau alternatif pemecahan
terhadap masalah, ide, dan situasi; 15) Mampu membuat hubungan yang
berurutan antara satu masalah dengan masalah lainnya; 16) Mampu
menarik kesimpulan generalisasi dari data yang telah tersedia dengan
data yang diperoleh dari lapangan; 17) Mampu menggambarkan konklusi
dengan cermat dari data yang tersedia; 18) Mampu membuat prediksi
dari informasi yang tersedia; 19) Dapat membedakan konklusi yang salah
dan tepat terhadap informasi yang diterimanya; 20) Mampu menarik
kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi; ...”
Secara garis besar, peneliti membagi ciri-ciri berpikir kritis tersebut ke
dalam 6 pokok indikator. Pemilihan 6 ciri berpikir kritis ini didasarkan
pada langkah-langkah pendekatan SAVI model pembelajaran berbasis
masalah, sehingga dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengamati
kemampuan berpikir kritis siswa. Ciri-ciri berpikir kritis tersebut antara
lain: 1) Pandai mendeteksi permasalahan; 2) Suka mengumpulkan data
untuk pembuktian faktual; 3) Mampu menginterpretasi gambar atau
kartun; 4) Mampu membuat interpretasi pengertian, definisi, reasoning,
dan isu kontroversi; 5) Mampu 17 mendaftar segala akibat yang mungkin
terjadi atau alternatif pemecahan terhadap masalah, ide, dan situasi; 6)
Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.
2. Motivasi Belajar
1) Pengertian Motivasi Belajar
Istilah motivasi belajar berasal dari kata motif yang berarti kekuatan
yang terdapat dalam individu yang menyebabkan individu tersebut
bertindak ataubetbuat. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat
dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah
laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Hamjah B. Uno,
2010:3).
Motivasi dalam kegiatan belajar adalah keseluruhan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai (Sadirman, 2007:175). Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat
diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Jadi motivasi
belajar adalah dorongan yang berasal dari diri siswa untik melakukan
kegiatan belajar sehingga tujuan belajar dapat tercapai.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah
aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang
menyenangkan intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar
dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut.
2) Jenis-jenis Motivasi Belajar

Jenis motivasi dalam belajar dibedakan menjadi dua yaitu motivasi


intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi intrinsik
Menurut syiful bahri (2002:155)
Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri
individu. Dorongan ini muncul secara sadar dan terarah untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Motivasi yang berasal dalam
diri individu, tumbuh dari kebutuhan yang hendak dibutuhi sehingga
menyebabkan indivudu tersebut melakukan sesuatu. Jadi, jika motivasi
belajar tumbuh dari individu yang ingin belajar, maka kegiatan belajar
yang dilaksanakan akan berjalan dengan baik.

b. Motivasi ekstrinsik..
Berbeda dari motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang datang dari luar atau dari orang lain. Motivasi memang terlihat
mudah namun seseorang akan bangkit dnegan motivasi dari orang lain
yang lebih pandai atau lebih tua dari mereka. Namun motivasi juga bisa
muncul dari orang yang lebih muda atau sebaya dengan orang tersebut.
Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar
atau rangsangan yang didapatkan seseorang dari luar. Motivasi ini
muncul karena seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu karena
perintah orang lain. Misalnya saja seorang siswa harus belajar lebih
giat untuk mendapatkan nilai bagus karena akan mengikuti ujian.
Mereka terdorong untuk belajar bukan karena keinginan mendapatkan
ilmu namun karena keinginan untuk mendapatkan nilai yang bagus.
Keinginan untuk mendapatkan nilai yang bagus, keinginan untuk mendapatkan
pujian dari orang lain atau keinginan untuk mendapatkan hadiah merupakan
motivasi yang bersifat ekstrinsik. Dorongan dari luar tersebut akan memotivasi
seseorang agar kenginan mereka tercapai sekalipun dalam diri mereka tidak begitu
antusias dengan apa yang dilakukan. Motivasi dari luar lebih banyak hasilnya
untuk mengubah seseorang.
Kata Motivasi semangat hidup..Tak ada manusia yang sempurna di dunia
ini, jadi anda tidak boleh pasrah dengan keadaan. Motivasi sangat diperlukan
untuk menjadikan seseorang lebih baik dan lebih mudah dalam mencapai apa
yang diinginkan. Melalui kata-kata motivasi yang diucapkan orang lain, seseorang
akan tergerak untuk bangkit dari keterpurukan mereka. Motivasi juga bisa timbul
ketika ada membaca buku atau anda sedang menyaksikan acar di televisi.
Motivasi manusia memang menjadi penyemangat dalam hidup bahkan tanpa
motivasi seseorang akan menjadi orang yang lemah. Kata-kata motivasi memiliki
kekuatan yang mendalam bukan hanya sekedar tulisan hitam diatas putih yang
dibaca lalu ditutup lagi.
Motivasi menjadi penyemangat dalam hidup, dengan kata akan memberikan
dorongan yang sangat besar. Motivasi dengan kata-kata akan memberikan
dorongan yang sangat kuat bagi seseorang untuk mewujudkan apa yang
diinginkan. Mereka akan mulai bangkit dari keterpurukan, kesedihan maupun
keputus asaan yang dihadapi saat itu.
Berikut beberapa kata motivasi yang bisa memberikan dorongan untuk hidup
lebih baik lagi:
Senyuman adalah kekuatan yang hebat untuk mengalahkan kesedihan
Semua orang pasti pernah mengalami kesedihan, bahkan mereka terpuruk dengan
keadaan yang cukup lama. Namun cobalah untuk tersenyum sekalipun itu sangat
pahit dan sulit dilakukan. Ketahuilah bahwa senyuman akan meringankan beban
anda, cobalah untuk membuka mulut sekalipun hanya sedikit. Senyuman akan
menjadi kekuatan untuk menjauhkan anda dari kesedihan. Semua yang ada di
dunia ini bukanlah abadi, Tuhan yang abadi, jadi ketika sedih datang, maka
kesedihan tersebut tidaklah abadi. Kesedihan akan hilang dengan mudah ketika
anda mulai membuka diri, tersenyum dan melihat apa yang terjadi pada diri anda.
Cobalah untuk melihat bagaimana orang lain merasakan kesedihannya. Apakah
kesedihan yang anda rasakan saat ini lebih parah dari mereka, ataukah hanya
kesedihan yang sangat kecil dibadingkan dengan apa yang mereka rasakan. Inilah
saatnya anda tersenyum dan bangkit dari semua masalah. Senyuman adalah cara
yang mudah untuk mendapatkan kebahagiaan. Cobalah tersenyum tersenyum dan
bukalah hati untuk memperbaiki semua yang anda alami.
Hal tersulit dalam hidup adalah mengalahkan diri sendiri bukan mengalahkan
orang lain. Setiap manusia yang ingin sukses , mereka harus mengalahkan diri
mereka sendiri sebelum mengalahkan orang lain atau pesaingnya. Apa yang anda
kalahkan dari diri anda? Emosi, rasa takut dan tidak percaya diri adalah bagian
yang paling sulit dikalahkan dalam diri manusia. Hal yang kecil yang anda
lakukan belum tentu terlihat oleh ada sendiri namun hal ini bisa berdampak besar
bagi orang lain. Ketika emosi dan kurang percaya diri ada dalam diri anda, sangat
sulit keberhasilan diraih. Seorang tidak dilahirkan sukses, namun mereka akan
sukses bila berjuang dari titik terendah menuju titik yang lebih tinggi.
Keberhasilan tersebut didapat karena mereka bisa mengalahkan diri sendiri.
Sesungguhnya mengalahkan emosi sendiri, menghilangkan rasa tidak percaya diri
dan rasa takut adalah kunci untuk mencapai kesuksesan anda sendiri.

Tidak ada manusia yang dirancang gagal, namun mereka yang gagal untuk
merancang kesuksesan.Dari kalimat tersebut tentu anda yakin bahwa setiap orang
itu bisa mendapatkan kesuksesan karena semua orang diciptakan untuk sukses.
Bila mereka gagal maka mereka yang gagal untuk merancang kesuksesan.
Kesuksesan itu adalah manusia yang merancangnya, membuat rencana dan
menjalankan rencana tersebut agar bisa meraih kesuksesan. Bila rencana yang
dibuat tersebut tidak tepat maka mereka akan mengalami kegagalan. Tuhan tidak
merancang kegagalan pada manusia, mereka lah yang menciptakan kegagaln
tersebut karena tidak memiliki kekuatan dalam diri sendiri untuk mengubah nasib
menjadi lebih baik. Banyak orang yang menyesali hal yang belum dicapai,
padahal mereka telah mendapatkan apa yang diminta. Taukah anda bahwa banyak
orang yang tidak bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini dan selalu mengeluh
dengan apa yang mereka belum dapatkan.
Padahal mereka telah mendapatkan lebih dari yang mereka minta, itulah
manusia yang selalu menginginkan hal yang lebih dari hal yang telah lebih
mereka miliki. Tuhan memberikan kita semua yang kita inginkan,hanya waktu
dan tempat serta bagaimana cara Tuhan untuk memberikan keinginan tersebut
yang belum kita ketahui. Beberapa kalimat motivasi tersebut adalah gambaran
bagaimana sebuah kata akan menggugah seseorang untuk lebih baik lagi. Motivasi
adalah power bagi siapa saja agar mereka lebih memaknai arti hidup, tidak mudah
menyerah dan lebih optimis. Bila motivasi dalam diri masih kurang, motivasi dari
luar adalah rangsangan yang luar biasa untuk mendapatkan kesuksesan.
Motivasi manusia adalah untuk kesuksesan mereka, bukan untuk
kesuksesan orang lain. Seberapa jauh anda memaknai motivasi tersebut maka
anda akan mengetahui bagaimana kekuatan yang ada dalam motivasi yang anda
dapatkan. Kekuatan dalam diri sendiri akan lebih besar ketika motivasi dalam diri
muncul dengan sendirinya. Motivasi adalah dorongan untuk sukses, hidup tanpa
motivasi adalah kosong. Kekosongan inilah yang menyebabkan seseorang
menjadi hancur dan menjadi manusia yang tidak bersyukur.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Yusuf (2009:23) menyatakan terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Diuraikan sebagai berikut :
a) Faktor Internal (yang berasal dari diri siswa sendiri)
1) Faktor Fisik
Faktor fisik yang dimaksud meliputi : nutrisi (gizi), kesehatan, dan fungsi- fungsi
fisik (terutama panca indera). Kekurangan gizi atau kadar makanan akan
mengakibatkan kelesuan, cepat mengantuk, cepat lelah, dan sebagainya. Kondisi
fisik yang seperti itu sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa di sekolah.
Dengan kekurangan gizi, siswa akan rentan terhadap penyakit, yang menyebabkan
menurunnya kemampuan belajar, berfikir atau berkonsentrasi. Keadaan fungsi-
fungsi jasmani seperti panca indera (mata dan telinga) dipandang sebagai faktor
yang mempengaruhi proses belajar. Panca indera yang baik akan mempermudah
siswa dalam mengiti proses belajar di sekolah.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau
menghambat aktivitas belajar pada siswa. Faktor yang mendorong aktivitas
belajar menurut Arden N. Frandsen (Farozin, 2011 :48) adalah sebagai berikut :
1) Rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia (lingkungan) yang lebih luas,
2) Sifat kreatif dan keinginan untuk selalu maju,
3) Keinginan untuk mendapat simpati dari orang tua, guru, dan teman-
teman,
4) Keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang baru,
5) Keinginan untuk mendapat rasa aman apabila menguasai pelajaran,
6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari proses belajar.
Sedangkan faktor psikis yang menghambat adalah sebgai berikut :
1) Tingkat kecerdasan yang lemah
2) Gangguan emosional, seperti : merasa tidak aman, tercekam rasa takut,
cemas, dan gelisah.
3) Sikap dan kebiasaan belajar yang buruk, seperti : tidak menyenangi mata
pelajaran tertentu, malas belajar, tidak memiliki waktu belajar yang
teratur, dan kurang terbiasa membaca buku mata pelajaran. Kedua faktor
yang telah dipaparkan merupakan faktor dari dalam diri siswa yang dapat
mempengaruhi motivasi belajar.
b) Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan)
1) Faktor Non-Sosial
Faktor non-sosial yang dimaksud, seperti : keadaan udara (cuaca panas atau
dingin), waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah
tempat belajar), sarana dan prasarana atau fasilitas belajar. Ketika semua faktor
dapat saling mendukung maka proses belajar akan berjalan dengan baik.
2) Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik yang
hadir secara langsung maupun tidak langsung (foto atau suara). Proses belajar
akan berlangsung dengan baik, apabila guru mengajar dengan cara yang
menyenangkan, seperti bersikap ramah, memberi perhatian pada semua siswa,
serta selalu membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pada saat dirumah
siswa tetap mendapat perhatian dari orang tua, baik perhatian material dengan
menyediakan sarana dan prasarana belajar guna membantu dan mempermudah
siswa belajar di rumah.
Motivasi belajar memiliki peranan yang penting dalam mendorong kesuksesan
belajar pada siswa. Pendidik dan konselor perlu melakukan upaya untuk
mendorong semangat siswa dalam belajar. Terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa. Tidak semua siswa memiliki motivasi
belajar tinggi.
Beberapa rumusan tentang faktor penyebab motivasi belajar dapat ditemukan
dalam berbagai data jurnal penelitian. Menurut Grolnick dan Ryan, 1989: Rigby
et al., 1992 (Farozin, 2011 :48) dukungan pribadi dari orang tua merupakan aspek
praktis, dimana orang tua membantu anak untuk belajar menyelesaikan masalah
(problem solving), membicarakan tentang kepercayaan diri yang mereka miliki
tentang kemampuannya, serta mendorong anak untuk mengembangkan ide dan
opini mereka.
Pada proses pendidikan, motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan dengan
adanya : guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling/konselor, pimpinan
sekolah, dan semua komponen sekolah yang akomodatif, orang tua dan anggota
keluarga yang mendukung kegiatan belajar siswa, metode pembelajaran yang
sesuai, materi pelajaran yang diberikan sesuai dengan seharusnya dipelajari dan
dikuasai siswa, dan penggunaan media pembelajaran.
Konselor atau Guru BK memiliki tanggung jawab yang sama seperti guru
mata pelajaran dan semua personil sekolah yang terkait dengan peningkatan
motivasi belajar siswa. Konselor dapat dengan rutin mengadakan pertemuan
dengan orang tua, guna sharing mengenai perkembangan anak pada saat di rumah,
mengingat motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan
ekternal, maka orang tua/keluarga menjadi bagian terkait yang tidak dapat
dipisahkan dalam motivasi belajar siswa di sekolah. Sehingga orang tua memiliki
andil yang sama seperti semua personel sekolah dalam peningkatan motivasi
belajar.
3. Quantum Teaching
Model pembelajaran Quantum Teaching muncul dalam sebuah program
percepatan yang dilakukan Learning Forum. Learning Forum adalah sebuah
perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan
keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (De Porter, 2005: 4). Dalam
Perkembanganya model Quantum Teachingbanyak menjadi sumber kajian
tentang pengembangan pembelajaran baru yang menyenangkan. Menurut
Sriudin (2010) Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan
metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian dan fasilitasi Super
Camp.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa model
pembelajaran Quantum Teachingbersumber pada Quantum Learning yaitu
penggabungan teori-teori pendidikan terkemuka yang kemudian diuji cobakan
kepada siswa-siswa melalui program Super Camp. Hasil dari uji coba tersebut
ternyataQuantum Teaching meningkatkan kemampuan mereka dalam
menguasai segala hal dalam kehidupan.
1. Pengertian Quantum Teaching
Quantum Teaching merupakan pengubahan belajar yang meriah, dengan
segala nuansanya. Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan,
interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.
Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan
kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar (De
Porter, 2005:3).
Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi
cahaya. Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang
ada didalam dan sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup
unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.
Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi
lebih baik yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain (De Porter,
2005: 5).
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan
bahwa Quantum Teaching adalah usaha maksimal yang dilakukan oleh warga
belajar untuk meningkatkan pengalaman dan hasil belajar dengan
menyertakan segala potensi yang ada pada dalam diri dan lingkungan.

2. Prinsip Quantum Teaching


Pembelajaran Quantum Teaching memiliki prinsip-prinsip yang
perlu diterapkan agar tujuan pembelajaran tercapai. Menurut De Porter
(dalam Riyanto, 2010: 201) prinsip prinsip Quantum Teaching adalah
sebagai struktur dasar dari belajar. Prinsip-prinsip ini adalah :
a. Segalanya berbicara
Segalanya yang berada dilingkungan memberikan makna tentang
belajar. Bahasa tubuh yang ada pada seseorang sesungguhnya mengirimi
pesan tentang belajar.
b. Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam pengubahan, semuanya mempunyai
tujuan.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks
yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar
paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum
mereka memperoleh nama untuk apa mereka pelajari.
d. Akui setiap usaha
Pada saat siswa mengambil langkah mereka patut mendapat
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
e. Jika layak dipelajari layak pula dirayakan
Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan asposiasi emosi positif dalam belajar.

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Quantum Teaching

Model Quantum Teaching memiliki kelebihan dan kekurangan


sebagaimana berikut:
Menurut Sunandar (2012) menyatakan kelebihan dan kekurangan
model Quantum Teaching sebagai berikut:

a. Kelebihan Quantum Teaching.

1. Selalu berpusat pada apa yang masuk akal bagi siswa.

2. Menumbuhkan dan menimbulkan antusiasme siswa.

3. Adanya kerjasama.

4. Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang enak dipahami
siswa.

5. Menciptakan tingkah laku dan sikap kepercayaan dalam diri sendiri.

6. Belajar terasa menyenangkan.

7. Ketenangan psikologi.

8. Adanya kebebasan dalam berekspresi.

b. Kekurangan Quantum Teaching

1. Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan yang


mendukung.
2. Memerlukan fasilitas yang memadai.

3. Model ini banyak dilakukan di luar negeri sehingga kurang beradaptasi


dengan kehidupan di Indonesia.

4. Kurang dapat mengontrol siswa.

5. Langkah-langkah Pembelajaran Quantum Teaching


Langkah-langkah pembelajaran kuantum terdiri dari tanamkan,
alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan atau dikenal dengan singkatan
TANDUR:
a. Tumbuhkan
Konsep tumbuhkan ini sebagai konsep operasional dari prinsip “bawalah dunia
mereka ke dunia kita”. Dengan usaha menyertakan siswa dalam pikiran dan
emosinya, sehingga tercipta jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan
saling memahami.
Secara umum konsep tumbuhkan adalah sertakan diri mereka, pikat mereka,
puaskan keingintahuan, buatlah siswa tertarik atau penasaraan tentang materi yang
akan diajarkan. Dari hal tersebut tersirat, bahwa dalam pendahuluan (persiapan)
pembelajaran dimulai guru seyogyanya menumbuhkan sikap positif dengan
menciptakan lingkungan yang positif, lingkungan sosial (komunitas belajar),
sarana belajar, serta tujuan yang jelas dan memberikan makna pada siswa,
sehingga menimbulkan rasa ingin tahu.

b. Alami

Tahap ini jika kita tulis pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada
kegiatan inti. Konsep “alami” mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran
guru harus memberi pengalaman dan manfaat terhadap pengetahuan yang
dibangun siswa sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah.

Pada konsep alami guru memberikan cara terbaik agar siswa memahami
informasi, memberikan permainan atau kegiatan yang memanfaatkan pengetahuan
yang sudah mereka miliki, sehingga dapat memfasilitasi siswa untuk memperoleh
pengetahuan yang melekat.

c. Namai

Konsep ini berada pada kegiatan inti, yang “namai” mengandung maksud bahwa
penamaan memuaskan hasrat alami otak (membuat siswa penasaran, penuh
pertanyaan mengenai pengalaman) untuk memberikan identitas, menguatkan dan
mendefinisikan. Penamaan dalam hal ini adalah mengajarkan konsep, melatih
keterampilan berpikir dan strategi belajar. Pertanyaan yang dapat memandu guru
dalam memahami konsep “namai” yaitu perbedaan yang perlu dibuat dalam
belajar, apa yang harus guru tambahkan pada pengertian siswa, strategi kiat jitu,
alat berpikir yang digunakan untuk siswa ketahui atau siswa gunakan.

d. Demonstrasikan

Tahap ini masih pada kegiatan inti, pada tahap ini adalah memberi kesempatan
siswa untuk menunjukkan bahwa siswa tahu. Hal ini sekaligus memberi
kesempatan siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang
dipelajari.

Strategi yang dapat digunakan adalah mempraktekkan, melakukan percobaan,


menyusun laporan, menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan
tubuh bersama secara harmonis, dan lain-lain.

e. Ulangi

Tahap ini jika kita tuangkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat
pada penutup. Tahap ini dilaksanakan untuk memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Kegiatan ini dilakukan secara
multimodalitas dan multikecerdasan.
Guru memberikan ulangan tentang apa yang sudah dipelajari, strategi untuk
mengimplementasikan yaitu bisa dengan membuat isian “aku tahu bahwa aku tahu
ini” hal ini merupakan kesempatan siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru
kepada orang lain (kelompok lain), atau dapat melakukan pertanyaan pertanyaan
post tes.
f. Rayakan

Tahap ini dituangkan pada penutup pembelajaran. Dengan maksud


memberikan rasa puas, untuk menghormati usaha, ketekunan, dan kesusksesan
yang akhirnya memberikan rasa kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi akhir
siswa yang senang maka akan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lebih
lanjut.

Panduan pertanyaan dalam diri guru untuk melaksanakan adalah untuk


pelajaran ini, cara yang paling sesuai untuk merayakannya, bagaimana dapat
mengakui setiap orang atas prestasi mereka. Strategi yang dapat digunakan adalah
dengan pujian bernyanyi bersama, pesta kelas, memberikan reward berupa
tepukan (De Porter, 2005: 10).
H. Hipotesis
1. Pencapaian kemampuan berpikir kritis menggunakan metode Quantum
teaching pada pembelajaran IPS bedasarkan standar proses dapat
meningkatan pembelajaran dikelas V SD
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Quantun
Teaching pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan pembelajaran
dikelas V SD
3. Tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode Quantun Teaching
pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan pembelajaran dikelas V SD
4. Motivasi belajar siswa meningkat dengan menggunakan metode Quantun
Teaching pada pembelajaran IPS dan meningkatkan pembelajaran dikelas
V SD

You might also like