Kebakaran Hutan

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

KEBAKARAN HUTAN

Kebakaran hutan, kebakaran liar, atau kebakaran pedesaan adalah api yang tidak
terkendali di daerah memiliki vegetasi yang mudah terbakar dan terjadi di daerah pedesaan.
Kebakaran hutan terjadi disebabkan oleh bersatunya ketiga unsur pembentuk api, yaitu bahan
bakar, oksigen dan panas. Musim kemarau yang kering dan panas. kondisi alam serta prilaku
manusia dalam menggunakan api menyebabkan kebakaran hutan menjadi lebih mudah.

Adapun beberapa faktor yang menjadi penyebab kebakaran hutan antara lain adalah
sebagai berikut:

1. Sengaja dibakar manusia


2. Cuaca panas atau terik matahari
3. Aktivitas gunung berapi
4. Sambaran petir
5. Kebakaran di bawah tanah
6. Aktivitas yang tidak disengaja
 Proses Terjadinya Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan diawali dari tersulutnya api dengan intensitas kecil hingga menjadi besar
dan dapat disebut sebagai kebakaran. Tentu saja hal ini melalui beberapa proses atau durasi
waktu. Namun selain faktor waktu, ada pula beberapa faktor pendukung yang dapat
mensukseskan proses pembakaran hutan. adapun beberapa faktor tersebut antara lain
adalah:

 Sumber api

Faktor pertama yang menjadi pemicu kebakaran adalah sumber api itu sendiri. sumber api
disini maksudnya adalah penyebab kebakaran itu sendiri, seperti yang sudah disebutkan di
atas yakni ada bahan bakar (minyak dan korek api), cuaca panas atau paparan sinar
matahari yang begitu terik, percikan material- material vulkanik yang dilontarkan oleh
gunung api, kebakaran yang terjadi di bawah tanah, atau aktivitas yang tidak disengaja
seperti pembuangan puntung rokok.

 Bahan bakar

Selanjutnya adalah bahan bakar. Tanpa bahan bakar tidak akan terjadi kebakaran itu
sendiri. bahan bakar merupakan benda- benda yang dibakar setelah adanya sumber api. Di
hutan, bahan bakar yang dimaksud adalah ranting dan dedaunan kering yang mudah
terbakar sehingga memudahkan terjadinya kebakaran hutan.

 Oksigen atau angin

Sedikit banyak udara atau oksigen menyumbang terjadinya kebakaran. Hal ini karena tanpa
adanya oksigen, api tidak akan mudah hidup dalam waktu yang lama. Terlebih apabila
oksigen atau udara yang tersedia dalam jumlah banyak dan memiliki energi (angin) maka
kebakaran hutan akan semakin besar dan dapat menyebar dari satu tempat ke tempat
lainnya.

Nah itulah beberapa faktor yang menjadi penentu kebakaran hutan. Jadi kebakaran
hutan ini dimulai dari api kecil yang kemudian bertemu dengan bahan membakar serta
oksigen sehingga menyebabkannya semakin besar dan semakin besar hingga meliputi
wilayah yang luas. Itulah beberapa hal yang dapat kami sampaikan mengenai proses
terjadinya kebakaran hutan.
 Adapun tanda-tanda sebelum terjadinya kebakaran hutan ini adalah sebagai berikut:
Suhu udara di sekitar hutan meningkat menjadi lebih panas. Kelembaban udara di
kawasan hutan sangat rendah karena musim kemarau yang berkepanjangan. Hewan-
hewan yang menghuni hutan migrasi atau keluar dari kawasan hutan.

 Dampak adanya kebakaran hutan mengakibatkan flora dan fauna kehilangan habitatnya.
Akibatnya mereka akan kekurangan tempat perlindungan dan makanan. Sehingga sering
kali hewan-hewan akan berpindah tempat ke daerah yang lebih aman

a) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Pasal 49 UU Kehutanan menyatakan bahwa, Pemegang hak atau izin bertanggung jawab
atas terjadinya kebakaran hutan di areal kerjanya. Dan Pasal 50 ayat (3) huruf d menyatakan
setiap orang dilarang membakar hutan. Namun sayangnya dalam undang-undang tersebut
tidak menjelaskan ketentuan pidana mengenai Pasal 49. Ketentuan pidana sebagaimana diatur
pada Pasal 50 ayat (3) huruf d diatur pada Pasal 78 ayat (3) yang menyatakan Barang siapa
dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) huruf d,
diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp.
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Sementara itu apabila pelakunya merupakan badan usaha maka Pasal 50 ayat (14)
menyatakan bahwa Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) apabila dilakukan oleh dan atau atas nama badan hukum atau badan usaha, tuntutan
dan sanksi pidananya dijatuhkan terhadap pengurusnya, baik sendiri-sendiri maupun
bersamasama, dikenakan pidana sesuai dengan ancaman pidana masing-masing ditambah
dengan 1/3 (sepertiga) dari pidana yang dijatuhkan.

 Data-Data Kebakaran Hutan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, luas kebakaran hutan
dan lahan (karhutla) di Indonesia sebanyak 358.867 hektare (ha) pada 2021. Jumlah tersebut
meningkat 20,85% dibandingkan pada 2020 yang seluas 296.942 ha. Karhutla pada tahun lalu
banyak terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni 137.343 ha. Ini terjadi karena terbakarnya
lahan padang rumput, semak belukar, dan pertanian lahan kering campur semak.

Posisinya diikuti oleh Nusa Tenggara Barat dengan luasan karhutla mencapai 101.173
ha. Di provinsi ini, kebakaran didominasi oleh pertanian lahan kering, savanna/padang rumput,
dan semak belukar. Karhutla yang terjadi di Kalimantan Barat tercatat sebanyak 20.590 ha. Ada
pula karhutla di Papua dan Jawa Timur masing-masing seluas 15.979 ha dan 15.458 ha. Melihat
trennya, karhutla di Indonesia cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Sepanjang 2016-2021,
karhutla paling parah terjadi pada 2019 sebanyak 1.649.258 ha atau naik 311% secara tahunan.

 Cara mencegah terjadinya kebakaran hutan

Berikut beberapa cara yang harus dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan:

1. Tidak Sembarangan Membakar

Kita harus berhati-hati jangan sampai membakar benda apapun di dekat hutan atau di
dalam hutan saat berwisata.

Karena api bisa merembet dengan cepat bila terkena rumput kering yang ada di dalam
hutan.

2. Memberikan Jarak Pembakaran

Bila ingin membakar sesuatu atau membuat api unggun di dekat hutan, sebaiknya berikan
jarak yang tepat.

Untuk membuat api unggun, sebaiknya memberikan jarak minimal 50 kaki atau sekitar 1,5
meter dari hutan.

Cara itu diharapkan bisa mengurangi potensi hutan terbakar.

3. Memastikan Api Benar-benar Mati

Setelah membuat api, selalu pastikan api sudah benar-benar padam.

Jangan sisakan satu pun bara api di tanah. Karena bara itu nantinya bisa menjadi pemicu
terjadinya kebakaran hutan.

Minta bantuan orang dewasa untuk mematikan api dengan benar.

4. Mengawasi Titik Rawan

Bukan hanya dari masyarakat, pemerintah juga memberikan langkah-langkah


penanggulangan kebakaran hutan.

Salah satu langkah yang dilakukan dengan pengawasan pada titik-titik rawan terjadinya
kebakaran hutan.

Kebakaran hutan bisa juga disebabkan karena cuaca yang panas di musim kemarau.
Sehingga ada beberapa titik rawan kebakaran yang disebabkan lahan kering dan tingkat
panas yang lebih tinggi dari wilayah lain.

Polisi hutan akan berpatroli di setiap titik rawan kebakaran.

5. Melakukan Patroli

Bukan hanya mengawasi titik rawan, polisi hutan juga akan melakukan pengawasan
menyeluruh pada bagian yang mungkin mengalami kebakaran.

Bahkan pengawasan juga dilakukan di wilayah yang sering dilewati warga.

Hal itu untuk mencegah kemungkinan, adanya bara api dari warga yang menyulut
kebakaran.

6. Membuat Tampungan Air

Selain melakukan patroli, pemerintah juga membangun penampungan air di sekitar titik
rawan kebakaran.

Cara itu dilakukan untuk mengantisipasi munculnya api

Dengan adanya tampungan air, api akan lebih cepat dipadamkan dan tidak menyebar ke
seluruh bagian hutan.

You might also like