Jurnal Refleksi Dwi Mingguan
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan
MODUL 1.3
1. Facts (Peristiwa)
Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional –
Ki Hadjar Dewantara, dan modul 1.2. tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak.
Setelah iu, saya beserta CGP Angkatan 7 kabupaten Wonogirimulai mempelajari
modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak, secara daring menggunakan LMS
Pendidikan Guru Penggerak, kegiatan ini menggunakan alur yang disebut dengan
alur MERDEKA yaitu:
Saya mulai mempelajari modul 1.3. dengan membuka tautan mulai dari diri. Di sini
saya mendapat tugas untuk membuat gambaran imajiku tentang murid di masa
depan. Jadi, saya harus membuat satu gambar mengenai murid yang saya
dambakan 5-10 tahun mendatang. Saya juga menjelaskan situasi murid, peran guru,
juga suasana sekolah sesuai dengan cita-cita saya. Pada tugas ini impian murid saya
adalah murid yang unggul dan religius, yang tentunya juga gambaran dari profil
Pelajar Pancasila. Mengimajinasikan sosok murid impian adalah hal yang selama ini
tidak terpikirkan, saya baru baru tersadar bahwa seharusnya seorang guru memiliki
impian indah tentang murid-muridnya di masa depan dan memotivasi diri untuk
mewujudkannya.
Ruang kolaborasi dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan
anggota kelompok yang dipandu oleh fasilitator yaitu Ibu Nurhasnah. dan yang kedua
adalah bagian presentasi hasil diskusi kelompok. Semua itu dilakukan melalui
GMeet. Pada ruang kolaborasi ini, kami dibagi menjadi 4 kelompok. Di dalam
kelompok ini, kami diminta membuat atau menyusun rencana BAGJA dari kalimat
Prakarsa perubahan.
Bagian ini adalah pengaitan antar materi yang sudah saya pelajari mulai dari modul
1.1, 1.2, dan 1.3. Tugas di bagian ini adalah menjawab kaitan peran pendidik dalam
mewujudkan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, dan Profil pelajar Pancasila
pada murid-murid dengan paradigma inkuiri apresiatif. Selain itu, saya juga harus
membuat revisi dan merumuskan dengan penuh keyakinan visi yang telah dibuat
berdasarkan jawaban pertanyaan di atas, ke dalam sebuah visi yang membuat saya
bersemangat ketika membacanya, dan menggerakkan hati setiap orang yang
membacanya.
Aksi nyata berisi pemahaman saya tentang modul 1.3. yang diterapkan secara nyata.
Di aksi nyata ini saya melakukan Prakarsa Perubahan dengan membuat kegiatan
pembelajaran yang meningkatkan keaktifan siswa melalui media classpoint.
2. Feelings (Perasaan)
Selama saya mempelajari Modul 1.3., saya merasakan perasaan yang semangat,
bangga, senang, dan tentunya tertantang. Saya semangat karena di modul 1.3. ini
saya bisa mempelajari materi tentang visi guru penggerak yang cukup mencerahkan
bagi saya dan tentunya menambah semangat saya sebagai guru. Saya bisa lebih
paham tentang apa itu inkuiri apresiatif, Prakarsa perubahan, dan tahapan BAGJA.
Saya bangga karena saya memiliki kesempatan untuk mempelajari materi yang
sangat luar biasa dan sangat bermanfaat ini. Saya senang karena bisa berkolaborasi
dengan teman CGP lain untuk membuat presentasi tentang pembuatan prakarsa
perubahan dengan tahapan BAGJA. Saya juga sangat tertantang dengan tugas-
tugas yang diberikan di sela kesibukan saya sebagai guru di sekolah.
3. Findings (Pembelajaran)
Di Modul 1.3. saya mendapatkan materi tentang paradigma inkuiri apresiatif (IA),
yakni pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA
menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi dan pendidikan positif. Pendekatan IA
percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi
pada keberhasilan. Pendekatan IA dimulai dengan menggali hal-hal positif,
keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi. Saya juga
mempelajari tahapan BAGJA sebagai salah satu kegiatan dalam manajemen
perubahan. Adapun tahapan dalam BAGJA adalah
- Buat pertanyaan utama,
- Ambil pelajaran,
- Gali mimpu,
- Jabarkan rencana,
- Atur eksekusi.
4. Future (Penerapan)
saya termotivasi untuk menjadi bagian dari perubahan dan mencoba mulai dari diri
sendiri untuk melakukan hal terbaik dalam menentukan prakarsa perubahan guna
mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid agar tujuan pendidikan dapat
tercapai sejalan dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara yaitu mewujudkan
murid agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
MODUL 1.4
1. Facts (Peristiwa)
Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional –
Ki Hadjar Dewantara, modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan modul
1.3 Visi Guru Penggerak. Setelah iu, saya beserta CGP Angkatan 7 kabupaten
Wonogiri mulai mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif, secara daring
menggunakan LMS Pendidikan Guru Penggerak, kegiatan ini menggunakan alur
yang disebut dengan alur MERDEKA yaitu:
Saya mulai mempelajari modul 1.4. dengan membuka tautan mulai dari diri. Di sini
saya mendapat tugas untuk menjawab empat pertanyaan, yakni 1) pentingnya
menciptakan suasana positif di lingkungan; 2) bagaimana saya menciptakan suasana
positif di lingkungan saya; 3) hubungan antara menciptakan suasana positif dengan
proses pembelajaran yang berpihak kepada murid; 4) penerapan disiplin saat ini di
sekolah saya, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang masih
perlu diperbaiki dan dikembangkan.
Selain empat pertanyaan itu, saya juga menjawab pertanyaan yang isinya tentang
refleksi diri, harapan untuk diri sendiri, harapan kepada siswa, dan ekspektasi.
(2) Eksplorasi konsep
Di bagian eksplorasi konsep, saya belajar enam materi esensial di modul 1.4. Budaya
Positif. Enam materi itu adalah:
bahwa sebagai guru kita harus bisa menempatkan diri dan waktu yang tepat dalam
menerapkan motivasi termasuk didalamnya penghargaan dan hukuman. Motivasi
instrinsik adalah focus utama yang harus dibangun karena sifatnya lestari.
3) Keyakinan Kelas
Keyakinan kelas, merupakan sebuah gagasan yang diyakini oleh kelas dengan
penuh kepercayaan yang berasal dari hati dan sukarela atau senang hati
melaksanakan keyakinan yang dibuat.
Kebutuhan dasar manusia ada lima, kesenangan, penguasaan, kasih sayang dan
diterima, kebebasan, dan bertahan hidup. Tolok ukur bahagia seseorang ketika
kelima kebutuhan dasarnya telah terpenuhi dengan baik.
Posisi kontrol guru, ada lima posisi dalam kontrol budaya positif yaitu posisi
penguhukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, manajer. Dari kelima
posisi kontrol guru posisi manajer adalah paling ideal, karena ketika guru sudah di
posisi ini, ia sudah bisa menempatkan diri sebagai teman dan pemantau untuk
mewujudkan identitas yang berhasil.
Ruang kolaborasi dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan
anggota kelompok, dan yang kedua adalah bagian presentasi hasil diskusi kelompok.
Semua itu dilakukan melalui GMeet yang dipandu oleh fasilitator yaitu Ibu
Nurhasnah. Pada ruang kolaborasi ini, kami dibagi menjadi 4 kelompok dan saya
berada dikelompok 1.
Saya juga melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur melalui Gmeet pada
Seni tanggal 19 Desember 2022 pukul 13.00 – 14.30 WIB. Instruktur yang memandu
kegaiatan elaborasi adalah Ibu Dyah Sulistyowati.
Bagian ini adalah pengaitan antar materi yang sudah saya pelajari mulai dari modul
1.1, 1.2, 1.3, dan 1.4. Tugas di bagian ini adalah menjelaskan pemahaman saya
tentang konsep-konsep inti yang telah saya pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif,
teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru,
kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Saya juga diminta
untuk menjelaskan hal yang menarik dan di luar dugaan saya. Saya juga membuat
rancangan aksi
Aksi nyata berisi pemahaman saya tentang modul 1.4. yang diterapkan secara nyata.
Di aksi nyata ini saya akan melaksanakan Sosialisasi Penerapan budaya Positif
Menumbuhkan budaya Bersih dan Membuat Suasana Nyaman di Kelas.
2. Feelings (Perasaan)
Selama saya mempelajari Modul 1.4. Budaya Positif, Persaaan yang bercampur
aduk. Hal paling menarik dalam pelaksanaan budaya positif sebelum mempelajari
modul ini adalah meyakini bahwa penghargaan (reward) adalah salah satu hal yang
dapat memicu motivasi. Tapi ternyata penghargaan sama nilainya dengan hukuman.
semangat karena di modul 1.4. ini saya bisa mempelajari materi tentang budaya
positif yang memberikan pencerahan saya tentang penerapan budaya positif di
sekolah. Saya bisa lebih paham tentang nilai-nilai kebajikan, posisi kontrol guru, teori
motivasi, keyakinan kelas, segitiga restitusi, dan lain-lain. Saya bangga karena saya
memiliki kesempatan untuk mempelajari materi yang sangat luar biasa dan sangat
bermanfaat ini. Saya senang karena bisa berkolaborasi dengan teman CGP lain
untuk membuat presentasi tentang analisis kasus berdasarkan konsep budaya
positif.
3. Findings (Pembelajaran)
Saya akan terus belajar dan memberikan keteladanan dalam proses menumbuhkan
budaya positif di lingkungan sekolah. Terus menanamkan pemahaman pribadi bahwa
budaya positif akan hadir ketika pikiran kita sudah positif.
Jika kita menabur karakter maka kita akan menuai dan menciptakan takdir kita.”
Betapa besarnya kekuatan dari sebuah pikiran. Maka berangkat dari sebuah teori,
mudah-mudahan saya pribadi bisa bersama-sama dengan seluruh unsur sekolah
mewujudkan karakter-karakter positif di lingkungan sekolah yang bisa membudaya.
3) Keyakinan Kelas
6) Segitiga Restitusi
Saya juga bisa membuat contoh penerapan segitiga restitusi bersama siswa yang
bisa digunakan untuk contoh bagi guru lain yang belum mengetahui tentang segitiga
restitusi untuk membangun budaya positif di sekolah.
4. Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif, saya akan terus melakukan
perbaikan diri dan memberikan keteladanan pada murid-murid agar budaya positif
bisa tercapai dan terus dilaksanakan secara kontinyu dalam proses pembelajaran di
sekolah.
Melakukan terus pendekatan dari hati ke hati dengan murid-murid saya, berusaha
menyelami dunia mereka agar lebih memahami kebutuhan yang diperlukan mereka
dalam mencapai merdeka belajar sehingga tujuan akhir agar mereka bisa memaknai
proses pendidikan ini dengan menyenangkan dan menyadari betapa pentingnya
pendidikan untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka kelak, dengan demikian
akan terwujud murid dengan profil pelajar Pancasila.
Modul 2.1
1. Peristiwa. (Facts)
Setelah melakukan pre test, dilanjutkan mulai dari diri sendiri. CGP diharapkan
mampu belajar menggali ilmu pengetahuan terkait pembelajaran berdeferensiasi
yang ada di LMS. Untuk mendapatkan pembelajaran yang baik dan menyenangkan,
seorang guru harus mampu memetakan kebutuhan belajar siswa berdasarkan
minat murid.
2. Perasaan (Feelings)
Selanjutnya saya merasa senang dan bahagia dan merasa tercerahkan setelah
berdiskusi bersama teman-teman di forum. Ternyata murid-murid itu sangatlah
beragam dan memerlukan kebutuhan yang beragam pula, dan tugas kita adalah
mengakomodir keragaman itu melalui, konten, proses dan produk pembelajaran.
3. Pembelajaran (Findings )
4. Penerapan (Future )
Dari sini saya akan lebih memperhatikan siswa dalam memilih kegiatan main
disesuaikan dengan gaya belajar yang dimiliki dan juga memberikan pembelajaran
yang menyenangkan dan berpihak pada anak tentunya. Hal ini akan mewujudkan
pembelajaran berdeferensiasi.
Saya juga akan membangun komunitas yang baik terhadap guru-guru dan teman
sejawat dilingkungan sekolah agar bisa saling sering dan bertukar pik iran dalam
mengaplikasikan pembelajaran berdeferensiasi di sekolah kami.
Modul 2.2
Facts (Peristiwa):
Setelah sebelumnya belajar modul 2.1 tentang bagaimana mendesain pengalaman
belajar dan lingkungan belajar dengan menanggapi atau merespon kebutuhan
belajar murid agar murid dapat mencapai tujuan pembelajarannya. Dalam modul 2.2
ini, saya belajar bagaimana menciptakan pengalaman dan lingkungan belajar yang
memperhatikan kebutuhan sosial dan emosional murid. Saya belajar bagaimana
mengelola emosi dalam memiliki kesadaran diri, memanajemen diri dengan strategi
STOP bagaimana saya membuat keputusan dengan POOCH.
Dalam Elaborasi pemahaman saya melakukanG_meet pada hari Senin, 6 Maret
2023 pukul 15.30 – 17.00 dengan instruktur Bapak Drajat Mulyawan. Dalam
Demonstrasi Kontekstual ada tugas membuat RPP yang memuat KSE. Saya
membuat RPP yang mengintegrasikan KSE. Sebagai acuan juga dalam melakukan
Aksi Nyata RPP tersebut saya buat lengkap dengan Pembelajaran Berdiferensiasi
yang juga didalam RPP tersebut dilengkapi Sintaks-sintaks Model Pembelajaran.
Awalnya saya merasa kesulitan menyusun RPP tersebut, karena selama ini belum
melengkapi RPP dengan sintaks-sintaks model pembelajaran. Setelah saya
konsultasikan kepada Pengajar Praktik akhirnya saya selesai membuat RPP secara
lengkap.
Feelings (Perasaan)
Banyak hal yang saya tidak sadari sebelumnya bahwa ternyata saya sudah
melakukan pembelajaran social emosial ini. Perasaan saya setelah mempelajari
modul ini adalah senang dan termotivasi, dan percaya bahwa saya akan mampu
menerapkan Pembelajaran Sosial dan Emosional dengan mengintegrasikan 5
Kompetensi Sosial Emosional.
Findings (Pembelajaran)
Saya memahami serta menyadari pentingnya perkembangan murid secara holistik,
bukan hanya intelektual, tetapi juga fisik, emosional, sosial, dan karakter. Lemahnya
perkembangan sosial emosional para murid terlihat dengan meningkatnya perilaku
negatif murid, performa akademik murid menurun, terjadi kasus perundungan,
tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, murid dengan gangguan emosional
seperti stres, kecemasan, depresi, bahkan kasus bunuh diri pada usia remaja.
Oleh karenanya penting sekali pembelajaran yang dapat menumbuhkan kompetensi
sosial dan emosional murid. Sudah sepatutnya sebagai guru saya memikirkan
bagaimana menuntun mereka untuk mencapai kodratnya, bagaimana membimbing
mereka agar dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam
dirinya setinggi- tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat, hingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaannya. Ini
merupakan sebuah tantangan besar, namun dengan semangat dan tindakan yang
nyata tentunya akan terlaksana dengan baik.
Materi yang luar biasa yang saya dapatkan di modul 2.2 ini. Pembelajaran Sosial
dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh
seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional berupaya
menciptakan lingkungan dan pengalaman belajar yang menumbuhkan 5 kompetensi
sosial dan emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Pembelajaran 5 KSE tersebut akan dapat menghasilkan murid-murid yang
berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, responsif, proaktif, mendorong anak untuk
memiliki rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan humaniora.
Semua ini selaras dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi dalam
Standar Nasional Pendidikan
Future (Penerapan):
Setelah mempelajari modu1 2.2. saya bertekad untuk untuk menciptakan
lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat
meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-
being)secara optimal.
Saya akan berusaha menerapkan konsep pembelajaran sosial dan emosional
berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and
Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) kompetensi
sosial dan emosional (KSE), yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Saya akan mempraktikkan konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar
pengembangan 5 (lima) kompetensi sosial dan emosional (KSE) Dan saya akan
berusaha mengimplementasikan Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis
kesadaran penuh (mindfulness) melalui pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek
mengajar dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan
penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan
(pendidik dan tenaga kependidikan) di sekolah.
Modul 2.3
Facts (Peristiwa)
Dalam mempelajari modul ini dilakukan dengan eksplorasi konsep yang terbagi
kedalam 4 Sub Pembelajaran yakni : Sub Pembelajaran 2.1: Konsep Coaching
secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan, Sub Pembelajaran
2.2: Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching, Sub Pembelajaran 2.3: Kompetensi
Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching, Sub Pembelajaran 2.4:
Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching.
Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada
solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi
peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan
pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Coaching lebih kepada membantu
seseorang untuk belajar daripada mengajarinya.
Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, International Coach Federation
mendefinisikan coaching sebagai”bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk
memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses
yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.” Berbagai
tugas dalam Sub Pembelajaran memberikan pengalaman yang berharga bagi saya
dalam memahami coaching. Tugas Ruang Kolaborasi yang terdiri dari latihan dan
praktik coaching memberikan pengalaman yang menarik bagi saya dalam
melakukan coaching. Memberikan pengalaman kepada saya bagaimana berperan
sebagai coach dan juga bagaimana saya berperan sebagai coachee. Dalam
Elaborasi pemahaman saya melakukan G-meet pada hari Sabtu, 25 Maret 2023
pukul 15.30 – 17.00 dengan instruktur Ibu LISZA MEGASARI.
Feelings (Perasaan)
Setelah mempelajari Modul 2.3 ini saya merasa senang, lega dan termotivasi untuk
melakukan coaching ini untuk perencanaan, untuk mencari solusi dalam berbagai
permasalahan yang saya hadapi mauapun yang dihadapai rekan sejawat di sekolah,
untuk berefleksi, dan untuk kalibrasi.
Findings (Pembelajaran)
Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari materi di Modul 2.3 ini. Supervisi
akademik dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid dan
untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah. Dalam relasi
guru dengan guru, seorang coach dapat membantu seorang coachee untuk
menemukan kekuatan dirinya dalam pembelajaran. Pendekatan komunikasi dengan
proses coaching merupakan sebuah dialog antara seorang coach dan coachee yang
terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan
persaudaraan.
Paradigma berpikir coaching terdiri dari fokus pada coachee/rekan yang akan
dikembangkan, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat,
mampu melihat peluang baru dan masa depan. Prinsip coaching yaitu “kemitraan,
proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”. Kompetensi Inti Coaching meliputi
kehadiran penuh/Presence, mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan berbobot.
Percakapan Berbasis Coaching dengan Alur TIRTA : Percakapan untuk
perencanaan, Percakapan untuk pemecahan masalah, Percakapan untuk berefleksi,
Percakapan untuk kalibrasi.
Umpan Balik berbasis Coaching terdiri dari Umpan Balik dengan Pertanyaan
Reflektif, Umpan Balik menggunakan data yang valid.
Supervisi akademik merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk
memberikan dampak secara langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran
mereka di kelas. Dalam pelaksanaannya ada dua paradigma utama yang menjadi
landasan kita menjalankan proses supervisi akademik yang memberdayakan, yakni
paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi
setiap individu
Future (Penerapan):
Setelah mempelajari modu1 2.3. saya bertekad untuk mempraktikkan tiga
kompetensi inti coaching, presence, mendengarkan aktif, dan mengajukan
pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching. Membuat rencana, melakukan
refleksi, memecahkan masalah, dan melakukan kalibrasi. Memberikan umpan balik
dengan paradigma berpikir dan prinsip coaching. Mempraktikkan rangkaian supervisi
akademik yang berdasarkan paradigma berpikir coaching. Selalu berusaha
mingkatkan kemampuan diri dalam melakukan coaching dengan berlatih dan sering
malakukan praktik coaching dengan rekan sejawat dan murid.
Modul 3.1
1. Facts/Peristiwa
Kegiatan Modul 3.1 ini diawali dengan kegiatan Pre Test untuk modul 3 yang
dilaksanakan tanggal 31 Maret 2023. Setelah mengerjakan Pre Test kegiatan
dilanjutkan ke alur MERDEKA. Alur yang pertama mulai dari diri yang dilaksanakan
bersamaan dengan Pre Test yaitu tanggal 31 Maret 2023. Pada alur ini, saya
menjawab pertanyaan pemantik mengenai maksud dari kutipan Bapak Mentri
Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi mengenai beban dan amanah
kepemimpinan. Kegiatan selanjutnya pada alur MERDEKA yaitu alur eksplorasi
konsep. Alur eksplorasi konsep ini dibagi menjadi dua kegiatan. Kegiatan yang
pertama saya mengeksplorasi sendiri pengetahuan saya melalui kegiatan membaca,
mengomentari, menjawab pertanyaan, dan menganalisis kasus mengenai 4
paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Pada
alur eksplorasi konsep yang kedua saya melakukan diskusi dengan memilih salah
satu kasus dari 4 kasus yang tersedia mengenai dilema etika dan bujukan moral.
Saya juga mengomentari hasil analisis rekan CGP yang lain. Kegiatan selanjutnya
yaitu alur ruang kolaborasi yang pertama. Pada kegiatan ini saya mendapatkan
pemahaman dan ilmu mengenai pengambilan keputusan dari fasilitator. Kemudian
fasilitator juga memfasilitasi saya bersama CGP yang lain untuk berkelompok
menganalisis kasus. Saya bersama 2 rekan CGP lainnya menganalisis bersama-
sama sebuah kasus dilema etika yang pernah dialami oleh saya. Kemudian kami
bersama-sama menyusun hasil analisisnya untuk dipresentasikan pada pertemuan
selanjutnya. Kegiatan selanjutnya masih pada ruang kolaborasi. Pada ruang
kolaborasi yang kedua saya bersama rekan-rekan saya mempresentasikan hasil
diskusi saya. Kegiatan dilanjutkan pada demonstrasi kontekstual. Pada alur ini saya
dituntut untuk membuat sebuah wawancara bersama 2-3 kepala sekolah mengenai
pengambilan keputusan. Saya mewawancarai 2 kepala sekolah yaitu Ibu G.
Sulistyorini, S.Pd selaku kepala sekolah di SDN 3 Kopen, dan Ibu Era Setyawati,
M.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Gendunga. Hasil wawancara tersebut saya
analisis dan buat laporan. Tahapan selanjutnya yaitu tahapan Elaborasi Pemahaman
pada hari Kamis, 13 April 2023 pukul 13.00-14.30 dengan instruktur Bapak MUHARI,
S.PD., M.PD. Pada tahapan ini saya mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai pengambilan keputusan yang dibimbing oleh instruktur Ibu
Desi Andriani pada tahap 2. Kegiatan selanjutnya yaitu koneksi antar materi. Pada
kegiatan ini, saya membuat hubungan antar materi yang sudah dipelajari mulai dari
modul 1 sampai modul 3.1 dengan cara menjawab 14 pertanyaan. Kegiatan yang
terakhir adalah aksi nyata. Saya membuat rancangan aksi nyata pada modul 3.1 ini
yaitu dengan melakukan desiminasi, membantu menyelesaikan masalah dengan
membuat keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, serta 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan.
2. Feelings/Perasaan
Perasaan saya ketika mempelajari modul 3.1 ini adalah saya merasa senang,
tertantang, dan penasaran. Saya merasa senang karena mendapatkan ilmu dan
pengalaman dalam menganalisis sebuah kasus serta membuat keputusan pada
permasalahan yang dihadapi. Saya merasa penasaran karena biasanya saya
membuat keputusan tanpa melaksanakan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Saya juga merasa tertantang untuk melakukan praktik baik mengenai
modul 3.1 ini.
3. Findings/Pembelajaran
Hal yang bermanfaat yang saya dapatkan pada modul ini adalah mengenai 4
paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Pembelajaran yang saya dapatkan bahwa dalam pengambilan keputusan harus
didasarkan pada nilai-nilai kebajikan, membawa dampak positif, dan harus
menganalisis terlebih dahulu masalah tersebut masuk ke dalam dilema etika atau
bujukan moral.
4. Future/Penerapan
Penerapan di masa mendatang, sebagai pemimpin pembelajaran saya akan
melaksanakan kegiatan diseminasi mengenai modul ini di sekolah kepada kepala
sekolah beserta dewan guru. Kemudian saya akan mencoba membuat keputusan
dalam sebuah permasalahan dengan menggunakan 9 langkah dan berdasarkan
paradigma serta prinsip pengambilan keputusan.
Modul 3.2
1. Facts/Peristiwa
Kegiatan modul 3.2 diawali dengan alur Mulai dari diri pada tanggal 2 Mei 2023.
Pada kegiatan mulai dari diri ini saya menjawab beberapa pertanyaan di LMS
mengenai ekosistem dan sumber daya sekolah serta merefleksikan sosok pemimpin
dalam mengelola sumber daya di sekolah. Kegiatan selanjutnya yaitu pada alur
eksplorasi konsep. Alur eksplorasi konsep ini dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2023.
Pada kegiatan eksplorasi konsep saya mengeksplor sendiri materi-materi mengenai
penglolaan sumber daya di sekolah yaitu tentang faktor biotik dan abitotik,
pendekatan berbasis aset dan kekurangan, pendekatan ABCD, dan aset-aset dalam
komunitas. Kemudian dalam kegiatan ini saya menonton sebuah video mengenai
situasi rapat dimana ada dua situasi yang berbeda. Saya menganalisis video
tersebut mengenai pendekatan yang digunakannya dalam mengelola sumber daya.
Kegiatan selanjutnya pada forum diskusi eksplorasi konsep saya menganalisis dua
buah kasus kemudian saya mengomentari hasil analisis rekan CGP saya. Tahapan
MERDEKA selanjutnya yaitu ruang kolaborasi yang pertama. Pada kegiatan ini saya
bersama rekan CGP melakukan Meet bersama Ibu Fasilitator dan mendapatkan ilmu
dari Fasilitator mengenai pengelolaan sumber daya di sekolah. Selanjutnya saya
masuk ke room kelompok di sana saya berdiskusi untuk mengidentifikasi aset yang
dimiliki oleh daerah yang bisa dimanfaaatkan untuk merancang kegiatan
pembelajaran yang berpihak pada murid. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan
eksplorasi konsep yang kedua yaitu saya beserta rekan CGP lainnya melakukan
presentasi hasil diskusi mengenai identifikasi aset yang dimiliki daerah. Kegiatan
presentasi disertai dengan sesi tanggapan dan tenya jawab. Dari sesi ini saya
mendapat tambahan ilmu dan pengalaman mengenai materi pengelolaan sumber
daya. Kegiatan selanjutnya yaitu Demonstrasi kontekstual. Pada kegiatan
demonstrasi kontekstual, saya menonton video praktik baik yang menggambarkan
pemanfaatan sumber daya. Kemudian saya menganalisis video tersebut dan
mengaitkan pemahaman saya dengan materi sebelumnya yaitu visi serta prakarsa
perubahan. Hasil analisis dituangkan dalam sebuah video dengan merujuk pada
pertanyaan pemantik yang ada di LMS. Kegiatan selanjutnya yaitu elaborasi
pemahaman bersama Instruktur. Sebelum itu, saya membuat sebuah pertanyaan
dan dikirimkan pada LMS mengenai pengelolaan sumber daya. Pada kegiatan
elaborasi pemahaman bersama intruktur saya mendapatkan banyak pemahaman
baru mengenai materi ini.Elaborsi pemahaman dilaksanakan pada hari Jumat 26 Mei
2023 dengan instruktur Ibu DOES ICHNATUN DWI S. Tahapan merdeka selanjutnya
yaitu koneksi antar materi. Pada kegiatan ini, saya membuat sebuah video yang isi
videonya dibuat berdasarkan pertanyaan pemantik mengenai pemahaman saya
mengenai peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Saya juga mengaitkan
pemahaman saya pada modul ini dengan modul-modul sebelumnya. Kegiatan yang
terakhir pada alur merdeka adalah aksi nyata. Pada kegiatan ini saya membuat
sebuah kegiatan untuk mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki sekolah dan
pemafaatannya. Saya melakukan diskusi dengan murid dan rekan guru. Kegiatan
MERDEKA pada modul ini sangat menantang dan juga menyenangkan bagi saya.
2. Feelings/Perasaan
Perasaan saya ketika mempelajari modul 3.2 ini adalah saya merasa senang,
tertantang, dan penasaran. Saya merasa senang karena mendapatkan ilmu dan
pengalaman dalam mengelola sumber daya yang ada di sekolah dan bisa bertindak
serta berpikir berbasis aset. Saya merasa penasaran karena sebelum mempelajari
modul ini saya selalu bertindak dan berpikir berrdasarkan kekurangan yang dimiliki
oleh sekolah. Namun ternyata setelah mempelajari modul ini saya menjadi lebih
tertantang untuk menaambah ilmu dan mengidentifikasi aset yang dimiliki sekolah.
3. Findings/Pembelajaran
Hal yang bermanfaat yang saya dapatkan adalah mengenai bagaimana cara
seorang pemimpin pembelajaran mengelola sumber daya berdasarkan aset. Pada
modul ini saya mendapatkan pembelajaran bahwa sebagai seorang pemimpin
pembelajaran harus bisa mengeidentifikasi aset yang dimiliki sekolah dan bisa
memanfaatkannya untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang berpihak pada
murid. Pembelajaran selanjutnya adalah kita harus selalu berpikir positif dan selalu
berpikir berdasarkan aset yang dimiliki sehingga kreativitas dan ide kita bisa
berkembang.
4. Future/Penerapan
Penerapan di masa mendatang, sebagai pemimpin pembelajaran saya akan
melaksanakan kegiatan diseminasi mengenai modul ini di sekolah kepada kepala
sekolah beserta dewan guru. Kemudian saya akan berdiskusi bersama warga
sekolah untuk mengidentifikasi aset-aset yang dimiliki oleh sekolah. Dalam setiap
kegiatan dan tindakan saya akan mencoba untuk selalu menggunakan pendekatan
berbasis aset di sekolah.
Modul 3.3 (1)
1. Facts/Peristiwa
Modul 3.3 ini merupakan modul terakhir yang saya pelajari pada Pendidikan Guru
Penggerak Angkatan 7. Kegiatan Modul 3.3 dilakukan dengan melaksanakan alur
MERDEKA. Alur MERDEKA diawali dengan mempelajari alur mulai dari diri. Saya
mulai mempelajari alur mulai dari diri ini yaitu dengan membuat sebuah refleksi
terhadap pengalaman belajar di masa lalu untuk menyimpulkan apa yang dimaksud
dengan program yang berdampak pada murid. Saya membuat refleksi dengan
dituntun oleh tujuh pertanyaan pemantik mengenai program yang pernah saya ikuti
dan berdampak pada diri saya. Setelah selesai pada alur mulai dari diri, saya lanjut
ke alur eksplorasi konsep. Pada alur ini, saya mengkonstruk pemahaman saya
sendiri mengenai program yang berdampak pada murid. Sebelum saya membaca
materi tentang program yang berdampak positif pada murid, saya menjawab
beberapa pertanyaan pemantik. Setelah itu saya mempelajari materi mengenai
kepemimpinan murid, menumbuhkembangkan kepemimpinan murid (suara, pilihan,
dan kepemilikan), kepemimpinan murid dan profil pelajar pancasila, lingkungan yang
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, serta peran keterlibatan komunitas
dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.Materi-materi tersbut coba
saya pahami supaya saya bisa menerapkannya dalam tugas saya sebagai guru
untuk menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Selanjutnya kegiatan
eksplorasi konsep forum diskusi. Pada kegiatan ini, saya membaca beberapa situasi
dimana situasi tersebut merupakan contoh kegiatan yang menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid. Saya juga menganalisis dan memberikan komentar mengenai
situasi tersebut. Setelah itu, kami secara berkelompok memilih satu program untuk
di masukkan ke forum diskusi. Kegiatan MERDEKA pada alur mulai dari diri dan
eksplorasi konsep bagi saya sangat bermanfaat karena saya mendapatkan banyak
pemahaman dan ilmu dalam pengelolaan sekolah.
2. Feelings/Perasaan
Perasaan saya dalam mempelajari modul 3.3 khususnya pada alur mulai dari diri
dan eksplorasi konsep ini yaitu saya merasa sangat senang. Saya merasa senang
karena saya mendapatkan ilmu yang baru mengenai pengelolaan sekolah dalam hal
ini khusunya program sekolah yang berdampak positif bagi murid. Selain senang,
saya juga merasa penasaran. Saya merasa penasaran karena saya harus
mempelajari alur MERDEKA lainnya dan juga penasaran untuk membuat program-
program kegiatan yang berdampak positif pada murid.
3. Findings/Pembelajaran
Hal yang bermanfaat yang saya dapatkan pada modul ini adalah saya mendapatkan
ilmu mengenai kepemimpinan murid, menumbuhkembangkan kepemimpinan murid
(suara, pilihan, dan kepemilikan), kepemimpinan murid dan profil pelajar pancasila,
lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, serta peran
keterlibatan komunitas dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Dalam
modul ini saya mendapatkan pembelajaran bagaimana saya sebagai seorang
pemimpin pembelajaran harus bisa menumbuhkembangkan kepemimpinan murid
dengan membuat program yang mendukung hal tersebut.
4. Future/Penerapan
Penerapan di masa mendatang, sebagai pemimpin pembelajaran saya akan
melaksanakan kegiatan diseminasi mengenai modul ini di sekolah kepada kepala
sekolah beserta dewan guru. Kemudian saya akan mencoba membuat program-
program berdampak pada murid yang bisa menumbuhkembangkan kepemimpinan
murid.
Modul 3.3 (2)
1. Facts/Peristiwa
Modul 3.3 ini merupakan modul terakhir yang saya pelajari pada Pendidikan Guru
Penggerak Angkatan 7. Kegiatan Modul 3.3 pada alur MERDEKA dilanjutkan dengan
tahap ruang kolaborasi. Pada tahapan ruang kolaborasi yang kesatu ini saya
bersama rekan CGP saya mengikuti kegiatan Gmeet bersama fasilitator Ibu
Nurhasnah. Pada tahap ini, ibu fasilitator menguatkan lagi pengetahuan yang telah
saya eksplor pada tahap eksplorasi konsep. Setelah itu, saya bersama teman CGP
dikelompokkan dan berdikusi kelompok untuk membuat sebuah program yang
berdampak pada murid. Saya bersama tiga orang rekan kelompok saya berdiskusi
membuat sebuah program. Setelah berdiskusi kelompok dilanjutkan kembali ke
room utama dan melaksanakan refleksi kegiatan ruang kolaborasi. Ruang kolaborasi
yang kedua ini, saya bersama teman-teman CGP mempresentasikan hasil diskusi
kami. Selain itu, kami juga saling memberikan umpan balik dan pertanyaan terhadap
hasil diskusi setiap kelompok. Setelah itu, dilanjut dengan tahapan demonstrasi
kontekstual. Pada kegiatan DK ini, saya membuat kerangka BAGJA untuk
perencanaan program ko kurikuler yang direncanakan. Saya merancang sebuah
program yang berdampak positif dan dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan
murid yaitu Program SAMI SARAT (Satu Minggu Satu Surat). Kegiatan ini dirancang
untuk meningkatkan keterampilan hafalan surat-surat pendek pada siswa. Program
tersebut. Kegiatan selanjutnya saya memasuki alur elaborasi pemahaman. Pada
kegiatan ini, saya membuat pertanyaan terlebih dahulu untuk instruktur di LMS.
Kemudian keesokan harinya lanjut kegiatan elaborasi pemahaman bersama
instruktur Ibu Afriani melalui media Gmeet. Pada tahapan ini, saya mendapatkan
banyak pemahaman baru mengenai pengelolaan program yang berdampak pada
murid. Kegiatan selanjutnya yaitu koneksi antar materi. Saya mengaitkan intisari
materi pada modul 3.3 ini dengan modul-modul sebelumnya. Pemahaman saya
menjadi lebih bertambah setelah melakukan koneksi antar materi ini. Kegiatan
selanjutnya adalah aksi nyata. Saya melakukan aksi nyata dengan
mengimplementasikan tahapan BAGJA yaitu B dan A (Buat pertanyaan dan Ambil
Pelajaran). Saya melakukan diskusi bersama kepala sekolah, guru, murid, dan
orang tua dalam melaksanakan tahapan buat pertanyaan dan ambil pelajaran.
Kegiatan selanjutnya yaitu lokakarya 5. Saya mengikuti kegiatan Lokakarya 5 pada
tanggal 4 Juni 2023 di SMAN 2 Wonogiri. Kegiatan lokakarya ini sangat bermakna
dan bermanfaat. Pada kegiatan ini saya mendapatkan banyak pengetahuan baru
dan pengalaman dalam implementasi tahapan BAGJA khususnya buat pertanyaan,
ambil pelajaran, dan gali mimpi. Kegiatan dilaksanakan sampai pukul 16.00.
Kegiatan lokakarya ini saya bersama teman-teman CGP melakukan diskusi
kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi mengenai implementasi tahapan
BAGJA.
2. Feelings/Perasaan
Perasaan saya dalam mempelajari modul 3.3 ini yaitu saya merasa sangat senang
dan antusias. Saya merasa senang karena saya mendapatkan ilmu yang baru
mengenai pengelolaan sekolah dalam hal ini khusunya program sekolah yang
berdampak positif bagi murid. Selain senang, saya juga merasa antusias. Saya
merasa antusias untuk segera melaksanakan kegiatan yang berdampak positif bagi
murid dan mengimplementasikan tahapan BAGJA.
3. Findings/Pembelajaran
Hal yang bermanfaat yang saya dapatkan pada modul ini adalah saya mendapatkan
ilmu mengenai kepemimpinan murid, menumbuhkembangkan kepemimpinan murid
(suara, pilihan, dan kepemilikan), kepemimpinan murid dan profil pelajar pancasila,
lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, serta peran
keterlibatan komunitas dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Dalam
modul ini saya mendapatkan pembelajaran bagaimana saya sebagai seorang
pemimpin pembelajaran harus bisa menumbuhkembangkan kepemimpinan murid
dengan membuat program yang mendukung hal tersebut.
4. Future/Penerapan
Penerapan di masa mendatang, sebagai pemimpin pembelajaran saya akan
melaksanakan kegiatan diseminasi mengenai modul ini di sekolah kepada kepala
sekolah beserta dewan guru. Kemudian saya akan mencoba membuat program-
program berdampak pada murid yang bisa menumbuhkembangkan kepemimpinan
murid.