Aswar A Ushul Fiqh

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 17

TUGAS MAKALAH

“Latar Belakang Ushul Fiqh, Pengertian Ushul Fiqh, Ruang Lingkupnya,


Perbedaannya dengan Fiqh dan Tujuan (Khumayroh)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah ushul fiqh

Dosen Pengampuh: Ahmad Tri Muslim,HD,S.Ag.,M.ag

Disusun oleh :

Aswar Alimuddin

0239210051

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUD DA’WAH WAL IRSYAD


SIDENRENG RAPPANG FAKULAS TARBIYAH DAN PENDIDIKAN
KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Tahun Ajaran 2024/2025


Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
tema "Ushul Fiqh". Makalah ini disusun untuk memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang Ushul Fiqh, baik dari segi etimologis, terminologi, ruang
lingkup, serta relevansinya dalam konteks hukum Islam saat ini.

Ushul Fiqh memiliki peranan yang sangat penting dalam pengambilan


keputusan hukum Islam, memberikan dasar-dasar dan metodologi yang diperlukan
untuk memahami dan menerapkan syariat dengan tepat. Dalam era modern yang
penuh dengan tantangan, pemahaman tentang Ushul Fiqh sangat relevan untuk
menjawab berbagai isu kontemporer yang dihadapi umat Islam.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.


Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif
dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya dalam meningkatkan pemahaman tentang Ushul Fiqh dan aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini.

Ahad ,22 September 2024

Hormat Saya .

Aswar Alimuddin
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumus Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Latar belakang Ushul Fiqh 3

2.2 Pengertian Ushul Fiqh 5

2.3. Ruang Lingkup Ushul Figh 7

2.4 Perbedaan Ushul Figh dan Figh 8

2.5 Tujuan Ushul Figh 10

Bab III 12

Kesimpulan 12

Daftar Pustaka 13
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Ushul Fiqh merupakan salah satu disiplin ilmu yang memiliki peran
penting dalam pemahaman dan pengembangan hukum Islam. Dalam konteks
masyarakat yang terus berkembang, pemahaman yang mendalam tentang Ushul
Fiqh menjadi sangat penting untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan
hukum yang muncul.

Pertama-tama, penting untuk menjelaskan pengertian Ushul Fiqh, yang


secara harfiah berarti "kaidah-kaidah fiqh." Ilmu ini berfungsi sebagai landasan
dalam memahami fiqh itu sendiri, serta memberikan pedoman dalam menetapkan
hukum berdasarkan sumber-sumber hukum Islam, yaitu Al-Qur'an, hadis, ijma',
dan qiyas.

Ruang lingkup Ushul Fiqh mencakup berbagai aspek, mulai dari prinsip-
prinsip dasar hukum, metodologi pengambilan keputusan hukum, hingga analisis
kritis terhadap sumber-sumber hukum. Hal ini membuatnya berbeda dari fiqh,
yang lebih fokus pada aplikasi hukum dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan ini
penting untuk dipahami agar dapat mengidentifikasi peran masing-masing disiplin
dalam sistem hukum Islam.

Selain itu, tujuan dari pembelajaran Ushul Fiqh adalah untuk


mengembangkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang hukum Islam dan
aplikasinya dalam konteks kontemporer. Konsep khumayrah, misalnya,
menunjukkan bahwa pemahaman hukum tidak hanya sebatas tekstual, tetapi juga
harus mempertimbangkan konteks sosial dan budaya.

Historisitas Ushul Fiqh dan aliran-alirannya juga perlu diperhatikan.


Seiring waktu, Ushul Fiqh telah berkembang melalui berbagai aliran, masing-
masing dengan pendekatan dan metodologi yang berbeda. Ini menunjukkan
dinamika pemikiran hukum dalam Islam yang tetap relevan dengan tantangan
zaman.

Dengan memahami Ushul Fiqh secara menyeluruh, kita dapat lebih baik
dalam menafsirkan dan menerapkan hukum Islam dalam berbagai aspek
kehidupan, serta menjawab tantangan yang dihadapi oleh umat Islam di era
modern ini.

Rumusan Masalah

1. Jelaskan Latar Belakang Ushul Fiqh


2. Apa Pengertian Ushul Fiqh ?
3. Apa Saja yang menjadi ruang Lingkup Ushul Fiqh
4. Jelaskan Perbedan Ushul Fiqh dengan Fiqh
5. Jelaskan Tujuan Ushul Fiqh
Bab II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Ushul Fiqh

Latar belakang lahirnya usul fiqh berhubungan erat dengan perkembangan hukum
Islam pada masa awal setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Pada masa
kehidupan Rasulullah, segala permasalahan hukum dijawab langsung oleh beliau
melalui wahyu (Al-Qur'an) atau melalui contoh perbuatannya (Hadis). Namun,
setelah beliau wafat, muncul tantangan besar dalam mengelola dan memahami
hukum Islam untuk diterapkan dalam kehidupan yang semakin kompleks.

Beberapa faktor yang menjadi latar belakang lahirnya usul fiqh adalah:

1. Perluasan Wilayah Islam

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, kekuasaan Islam meluas ke berbagai wilayah


dengan beragam budaya, tradisi, dan situasi sosial. Umat Islam yang tersebar di
berbagai wilayah seperti Persia, Mesir, dan Syam menghadapi situasi yang
berbeda dari masyarakat Arab di Madinah dan Makkah. Hal ini menimbulkan
permasalahan-permasalahan baru yang tidak secara langsung diatur dalam Al-
Qur'an maupun Hadis. Oleh karena itu, diperlukan metode yang sistematis untuk
memahami dan menafsirkan nash (teks Al-Qur'an dan Hadis) agar hukum dapat
diterapkan dengan relevan dalam berbagai konteks baru ini.

2. Perbedaan Pendapat di Kalangan Sahabat

Setelah wafatnya Nabi, para sahabat Rasul yang tersebar di berbagai wilaya
`h sering kali memberikan fatwa yang berbeda terkait satu masalah. Hal ini
terjadi karena perbedaan penafsiran dan pemahaman terhadap Al-Qur'an dan
Hadis. Misalnya, sahabat yang tinggal di Madinah mungkin menghadapi
permasalahan hukum yang berbeda dengan sahabat yang tinggal di Irak atau
Syam. Perbedaan ini menimbulkan kebutuhan untuk memiliki prinsip-prinsip
dasar yang menjadi pedoman dalam menetapkan hukum Islam, sehingga muncul
gagasan untuk menyusun ilmu usul fiqh.

3. Keinginan untuk Menjaga Keotentikan Syariat

Seiring dengan perkembangan waktu, umat Islam semakin sadar akan pentingnya
menjaga keotentikan ajaran syariat agar tidak terdistorsi oleh budaya atau tradisi
lokal. Hal ini mendorong lahirnya metode yang lebih ketat dan ilmiah untuk
memahami, menggali, dan menafsirkan hukum dari sumber-sumber utama (Al-
Qur'an dan Hadis). Ilmu usul fiqh bertujuan untuk menjaga agar proses penetapan
hukum tetap sesuai dengan ajaran Islam yang murni.

4. Perkembangan Intelektual dan Pemikiran Islam

Pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah (abad ke-8 hingga ke-9), ilmu
pengetahuan dan pemikiran Islam mengalami perkembangan pesat. Banyak ulama
besar mulai menyusun kitab-kitab yang membahas metode istinbath (pengambilan
hukum). Salah satu ulama terkemuka, Imam Syafi'i, menyusun kitab Ar-Risalah
yang dianggap sebagai fondasi awal ilmu usul fiqh. Melalui kitab ini, beliau
menyusun dasar-dasar ilmu yang bertujuan untuk memahami hukum dari sumber-
sumber Islam.

5. Keinginan Menyusun Metode Istinbath (Pengambilan Hukum) yang Sistematis

Pada masa-masa awal, metode pengambilan hukum sering kali belum sistematis
dan berbeda-beda di setiap wilayah. Usul fiqh lahir untuk menyediakan pedoman
yang jelas dan terstruktur dalam melakukan istinbath. Dengan adanya usul fiqh,
proses pengambilan hukum dari sumber-sumber Islam menjadi lebih konsisten
dan terorganisir.

6. Kebutuhan untuk Menyelaraskan Hukum dengan Realitas Kehidupan

Realitas kehidupan umat Islam yang terus berkembang menuntut fleksibilitas


dalam penerapan hukum. Ilmu usul fiqh memberikan kerangka kerja yang
memungkinkan ulama untuk menyesuaikan hukum dengan realitas baru tanpa
meninggalkan prinsip-prinsip dasar syariat Islam.

2.2 Pengertian Ushul Fiqh

1. Secara Etimologis

Ushul Fiqh terdiri dari dua kata:

 Ushul (‫)أصول‬: Dalam bahasa Arab, "ushul" berarti "dasar," "pokok," atau
"fondasi." Kata ini menunjukkan aspek fundamental dari sesuatu yang
menjadi pijakan dalam membangun pemahaman atau pengetahuan.
 Fiqh (‫)فقه‬: "Fiqh" berarti "pemahaman" atau "pengetahuan" tentang
hukum. Dalam konteks Islam, fiqh merujuk pada pemahaman tentang
hukum syariat yang diambil dari sumber-sumbernya, yaitu Al-Qur'an dan
Hadis.

Secara keseluruhan, Ushul Fiqh berarti "kaidah-kaidah dasar yang menjadi


landasan dalam memahami dan merumuskan hukum Islam."

2. Secara Terminologi

Secara terminologi, Ushul Fiqh didefinisikan sebagai ilmu yang mengkaji


prinsip-prinsip, metode, dan kaidah dalam pengambilan keputusan hukum Islam.
Ini mencakup analisis dan penafsiran terhadap sumber-sumber hukum serta
penerapan metodologi seperti:

Al-Qur'an: Sumber utama hukum Islam.

Hadis: Ucapan dan tindakan Nabi Muhammad yang menjadi pedoman.

Ijma': Konsensus ulama mengenai suatu hukum.

Qiyas: Analogi yang digunakan untuk menarik kesimpulan hukum dari situasi
yang serupa.
Ushul Fiqh bertujuan untuk memberikan kerangka kerja yang sistematis dalam
memahami dan mengimplementasikan hukum Islam.

3.Pendapat Ahli

 Imam Shafi'i: Dalam karyanya Al-Risalah, Imam Shafi'i menyatakan


bahwa Ushul Fiqh adalah "ilmu yang membahas cara mengetahui hukum-
hukum syariat dari sumber-sumbernya." Beliau menggarisbawahi
pentingnya metode dalam penetapan hukum.
 M. H. Kamali: Dalam bukunya Principles of Islamic Jurisprudence,
Kamali mendefinisikan Ushul Fiqh sebagai "metodologi untuk mencapai
pemahaman yang benar tentang hukum Islam melalui analisis terhadap
sumber-sumber hukum." Dia menekankan pentingnya metodologi dalam
memastikan keabsahan dan kesesuaian hukum dengan konteks yang ada.
 Abdur Rahman al-Jaziri: Dalam Ushul Fiqh: Dasar-dasar Metodologi
Hukum Islam, al-Jaziri menjelaskan bahwa Ushul Fiqh memberikan
kerangka kerja bagi para ulama untuk menarik hukum dari Al-Qur'an dan
Hadis secara sistematis. Ia juga menyatakan bahwa Ushul Fiqh berperan
penting dalam adaptasi hukum Islam terhadap perubahan sosial dan
tantangan zaman.
2.3 Ruang Lingkup Ushul Fiqh

Ushul Fiqh mencakup berbagai aspek yang penting dalam pemahaman dan
penerapan hukum Islam. Berikut adalah beberapa ruang lingkup Ushul Fiqh
menurut ahli:

1. Sumber Hukum Islam:

Al-Qur'an dan Hadis: Ushul Fiqh menekankan pentingnya memahami dan


menafsirkan Al-Qur'an dan Hadis sebagai sumber utama hukum. Menurut M. H.
Kamali dalam Principles of Islamic Jurisprudence, pemahaman yang mendalam
tentang teks-teks ini adalah fundamental untuk pengambilan keputusan hukum
yang tepat.

Ijma' (Konsensus): Ijma' sebagai sumber hukum juga dibahas dalam Ushul Fiqh.
Ulama sepakat bahwa konsensus ulama pada suatu masalah memiliki kekuatan
hukum, seperti yang dijelaskan oleh Abdur Rahman al-Jaziri dalam Ushul Fiqh:
Dasar-dasar Metodologi Hukum Islam.

Qiyas (Analogi): Ushul Fiqh menggunakan qiyas untuk menarik kesimpulan


hukum dari situasi yang serupa. Ini membantu ulama dalam menghadapi isu-isu
baru yang tidak secara eksplisit diatur dalam teks.

2. Metodologi Pengambilan Hukum:

Ushul Fiqh mempelajari metode yang digunakan untuk menganalisis dan


menginterpretasikan sumber-sumber hukum. Menurut Imam Shafi'i dalam Al-
Risalah, metodologi ini sangat penting untuk memastikan bahwa hukum yang
ditetapkan sesuai dengan ajaran Islam dan relevan dengan konteks masyarakat.
3. Kaidah-kaidah Hukum:

Ushul Fiqh menetapkan kaidah-kaidah dasar yang dapat digunakan untuk


merumuskan hukum. Contohnya adalah kaidah-kaidah yang berkaitan dengan
hukum wajib, sunnah, haram, dan mubah. Menurut Zafar Iqbal dalam Theories of
Islamic Jurisprudence, kaidah-kaidah ini menjadi panduan bagi ulama dalam
menetapkan hukum berdasarkan konteks yang ada.

4. Analisis dan Penelitian Hukum:

Ruang lingkup Ushul Fiqh juga mencakup analisis terhadap berbagai pendapat
dan pandangan ulama. Dalam Islamic Jurisprudence: An Introduction,
Muhammad Khalid Masud menjelaskan bahwa Ushul Fiqh menyediakan
kerangka untuk membandingkan dan menganalisis perbedaan pandangan di antara
berbagai mazhab.

5. Penerapan Hukum dalam Konteks Sosial:

Ushul Fiqh berfungsi untuk menyesuaikan hukum Islam dengan perubahan sosial
dan budaya yang terjadi. Dalam konteks ini, Ushul Fiqh memungkinkan ulama
untuk melakukan ijtihad (penalaran) dalam menghadapi isu-isu kontemporer,
sehingga hukum tetap relevan.

2.4 Perbedaan Ushul Fiqh dan Fiqh

1. Pengertian Ushul Fiqh

Ushul figh adalah ilmu yang membahas tentang kaidah-kaidah dan metode
yang digunakan untuk mengeluarkan hukum-hukum syariat dari dalil-dalilnya
yang terperinci. Ilmu ini menkaji bagaimana dalil-dalil syariat digunakan dan
diambil untuk menentukan hukum-hukum yang berlaku dalam figh. Dengan kata
lain, Ushul Figh berperan sebagai pondasi atau dasar dalam pengambilan
Keputusan hukum lain. Ibn Khaldun Muqaddimah menjelaskan bahwaUshul Figh
adalah ilmu yang mengatur prinsip-prinsip dasar dari fiqh dan mengaitkan dalil-
dalil hukum syariah dengan hukum-hukum cabang (figh)
2. Pengertian Fiqh

Figh adalah ilmu yang membahas tentang hukum yang bersifat praktis
yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci (tafsili). Dengan kata lain, fiqh yaitu
pengetahuan tentang hukum-hukum syariat yang mengatur perbuatan seorang
mukallaf (orang yang sudah wajib mematuhi hukum syariat) seperti sholat, puasa,
zakat muammlah dll.

Agar kita dapat lebih mudah memahami perbedaan mendasar antara ushul fiqh
dengan fiqh, bis akita perhatikan table berikut dibawah ini ;

ASPEK Ushul Fiqh Fiqh

Definisi Ilmu yang mempelajari Ilmu yang membahas tentan


kaidah kaidah dasar hukum hukum syar’i yang
pengambilan hukum diambil dari dalil terperinci
dari dalil syariat
Fokus Teori dan metodologi Praktik dan penerapan hukum
untuk sampai pada berdasarkan dalil
Kesimpulan hukum
Tujuan Menyusun kaidah Menghasilkan hukum hukum
kaidah yang digunakan praktis yang mengaur
dalam memahami dan kehidupan seorang muslim
menyimpulkan hukum
syariat
Contoh Membahas cara Membahas hukum hukum
instinbath hukum, cara tentang
memahami teks Al ibadah,muamalah,jinayah,dll.
Qur’an atau
hadis,kaidah Qiyas dll
Bidang kajian Berhubungan dengan Berhubungan dengan
sumber sumber hukum penerapan hukum sehari hari
ummat islam
Ruang lingkup teori Teori yang lebih umum Hukum hukum spesifik yang
dan mencakup seluruh terfokus pada perbuatan
jenis hukum. manusia (seorang muslim)
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa Ushul Fiqh adalah ilmu yang
mengatur bagaimana hukum ditarik dari dalil, sedangkan Fiqh adalah hasil dari
proses tersebut, yaitu hukum-hukum praktis yang mengatur kehidupan sehari-hari
seorang Muslim. Ushul Fiqh lebih bersifat umum dan teoritis, sementara Fiqh
lebih spesifik dan aplikatif.

2.5 Tujuan Ushul Fiqh

Ushul Fiqh memiliki beberapa tujuan yang sangat penting dalam pengembangan
dan penerapan hukum Islam. Berikut adalah beberapa tujuan Ushul Fiqh menurut
para ahli:

1. Menetapkan Metodologi Hukum:

Ushul Fiqh bertujuan untuk menyediakan metodologi yang jelas dalam


pengambilan keputusan hukum. Menurut M. H. Kamali dalam Principles of
Islamic Jurisprudence, metodologi ini memastikan bahwa setiap keputusan hukum
diambil berdasarkan prinsip yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Memahami Sumber Hukum:

Salah satu tujuan utama Ushul Fiqh adalah untuk memahami dan
menginterpretasikan sumber-sumber hukum Islam, yaitu Al-Qur'an, Hadis, ijma',
dan qiyas. Ini membantu ulama untuk merumuskan hukum yang sesuai dengan
syariat. Abu Hamid Al-Ghazali, dalam Al-Mustasfa, menekankan bahwa
pemahaman yang mendalam tentang sumber-sumber hukum sangat penting untuk
mencapai keputusan yang adil.

3. Menyelesaikan Perbedaan Pendapat:

Ushul Fiqh juga bertujuan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat di


antara para ulama mengenai masalah hukum. Dengan menyediakan kaidah dan
prinsip yang jelas, Ushul Fiqh membantu dalam menciptakan konsensus dan
mengurangi perpecahan dalam masyarakat Islam.

4. Adaptasi terhadap Perubahan:

Ushul Fiqh berfungsi untuk menyesuaikan hukum Islam dengan


perkembangan zaman dan konteks sosial yang berubah. Menurut Fazlur Rahman
dalam Islam and Modernity, Ushul Fiqh memungkinkan ulama untuk melakukan
ijtihad yang relevan dalam menghadapi isu-isu kontemporer.

5. Mendorong Keadilan dan Kebaikan:

Salah satu tujuan akhir Ushul Fiqh adalah untuk mendorong keadilan dan
kebaikan dalam masyarakat. Dengan merumuskan hukum yang berdasarkan pada
prinsip-prinsip yang adil, Ushul Fiqh berkontribusi pada kesejahteraan umat.
Bab III

Kesimpulan

Ushul Fiqh merupakan disiplin ilmu yang fundamental dalam pemahaman dan
penerapan hukum Islam. Secara etimologis, Ushul Fiqh berarti kaidah dasar yang
menjadi landasan untuk memahami hukum. Secara terminologis, Ushul Fiqh
adalah ilmu yang mengkaji prinsip-prinsip dan metodologi dalam pengambilan
keputusan hukum Islam.

Ruang lingkup Ushul Fiqh meliputi sumber hukum Islam seperti Al-
Qur'an, Hadis, ijma', dan qiyas. Selain itu, Ushul Fiqh menyediakan metodologi
yang sistematis untuk menganalisis dan menafsirkan sumber-sumber hukum.
Kaidah-kaidah hukum yang ditetapkan dalam Ushul Fiqh berfungsi sebagai
panduan bagi ulama dalam menetapkan hukum yang relevan dengan konteks
sosial dan budaya.

Dengan memahami Ushul Fiqh, kita dapat menghargai pentingnya


metodologi dan prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan hukum Islam, serta
relevansinya dalam menghadapi tantangan zaman dan isu-isu kontemporer. Ushul
Fiqh bukan hanya berfungsi sebagai teori, tetapi juga sebagai alat praktis untuk
menyesuaikan hukum Islam dengan kebutuhan masyarakat yang terus berubah
Daftar Pustaka

1. Kamali, M. H. Principles of Islamic Jurisprudence. Islamic Texts Society, 1991.

2. al-Jaziri, Abdur Rahman. Ushul Fiqh: Dasar-dasar Metodologi Hukum Islam.


Pustaka al-Kautsar, 2009.

3. Iqbal, Zafar. Theories of Islamic Jurisprudence. Ilmiah Publishing House, 2008.

4. Masud, Muhammad Khalid. Islamic Jurisprudence: An Introduction. Kluwer


Law International, 2004.

5. Shafi'i, Muhammad. Al-Risalah. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1997.

6. Al-Ghazali, Abu Hamid. Al-Mustasfa min Ilm al-Ushul. Dar al-Kutub al-
Ilmiyyah, 2001.

7. Al-Azmeh, Aziz. Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual


Tradition. Verso, 1993.

8. Zain, A. M. Ushul Fiqh: Dasar-dasar dan Aplikasinya. Prenadamedia Group,


2018.

9. Rahman, Fazlur. Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual


Tradition. University of Chicago Press, 1982.

10. Al-Amidi, Abu al-Hasan Ali ibn Abi Ali. Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam. Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1980.

11. Al-Juwayni, Abdul Malik. Al-Burhan fi Ushul al-Fiqh. Beirut: Dar al-Kutub
al-Ilmiyah, 1996.
12. Al-Syafi'i, Muhammad ibn Idris. Ar-Risalah (Risalah Ushul Fiqh Imam
Syafi’i). Terj. Jakarta: Pustaka Azzam, 2011.

You might also like