Laporan Magang Alfiano Perikanan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 29

LAPORAN MAGANG

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN LELE (clarias sp) SECARA SEMI


BUATAN
DI P2MKP AQUACULTURE FARM RIMBO BUJANG

OLEH :
ALFIANO FALENDIO
E1E021090

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2024
RINGKASAN
Alfiano Falendio (E1E021090), Teknik Pemijahan Ikan Lele Secara Semi
Buatan Di Aquaculture Farm Rimbo Bujang.

Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 2 bulan dimulai dari tanggal 01


juli – 01 September 2024 di Aquaculture Farm Rimbo Bujang yang berada di desa
Perintis, Rimbo Bujang, Kab. Tebo Provinsi Jambi. Tujuan pelaksanaan magang
ini adalah untuk mengetahui teknik pemijahan ikan lele secara semi buatan,
mengetahui proses pengeluaran sel telur oleh induk dan sperma oleh induk jantan.
Manfaat yang diperoleh selama pelaksaan magang adalah mengetahui secara
langsung teknik pemijahan ikan lele secara semi buatan dengan bantuan suntik
hormon ovaprim, mengetahui Teknik pemijahan ikan lele secara alami dengan
baik dan benar serta kendala yamg dihadapi dalam proses pemijahan.

Metode pelaksaan magang yang digunakan yaitu menggunakan data


primer berupa wawancara, observasi serta dokumentasi sebagai alat dalam
menyusun laporan mengenai teknik pemijahan ikan lele secara semi buatan di
aquaculture farm Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Melaksanakan magang di Aquaculture Farm Rimbo Bujang yang berada di


desa Perintis, Rimbo Bujang, Kab. Tebo Provinsi Jambi sangat memberikan
Pengalaman serta wawasan yang sangat bermanfaat. Melakukan praktik secara
langsung teknik pemijahan ikan lele secara semi buatan dengan bantuan suntik
hormon ovaprim merupakan sebuah wawasan yang perlu di ketahui dan di
praktikkan oleh mahasiswa perikanan. Aquaculture Farm Rimbo Bujang
merupakan perusahaan swasta yang sangat mumpuni di bidang budidaya
perikanan khususnya pada ikan jenis tawar yaitu ikan lele.
LEMBAR PENGESAHAN

TEKNIK PEMIJAHAN IKAN LELE SECARA SEMI BUATAN


DI AQUACULTURE FARM RIMBO BUJANG

OLEH :
ALFIANO FALENDIO
E1E021090

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Lisna, S.Pi., M.Si. Bs Monica ArfianaS.Tr.Pi,.M.Si


NIP. 197408202006042001 NIP. 199501022022032021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan magang
yang berjudul “Teknik pemijahan ikan lele secara semi buatan di aquaculture
farm rimbo bujang” pada waktu yang telah ditentukan. Laporan magang ini
dibuat sebagai hasil dari melaksanakan praktik magang di P2MKP Aquaqulture
Farm, kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan magang ini


masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, penulis telah berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan dengan baik. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulisan laporan magang
ini menjadi lebih baik lagi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-


orang yang telah membimbing dan membantu dalam pelaksanaan magang serta
memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan
magang ini, antara lain sebagai berikut:

1. Kedua orang tua dan keluarga atas dukungan serta doa yang selalu
menyertai.
2. Ibu Lisna, S.Pi.,M.Si. Ketua Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan.
3. Ibu Bs Monica Arfiana S.Tr.Pi,.M.Si. Selaku dosen pembimbing yang
selalu mengarahkan selama kegiatan magang hingga pembuatan laporan.
4. Bapak Refdi Elyusmin S.Pi. selaku koordinator Aquaculture Farm Rimbo
Bujang sekaligus pembimbing lapangan yang memberikan penulis
keluasaan dalam pengambilan data.
5. Kepada Nuruwildani dan Dinda Destiani selaku rekan perjuangan saya
saat magang di P2MKP Aquaculture Farm Rimbo Bujang.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budidaya perikanan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan produksi perikanan pada masa kini dan masa mendatang.
Menurut Mulyadi et al. (2010), budidaya perikanan sudah menunjukkan
perkembangan yang pesat, baik usaha perikanan air tawar, air payau dan air
laut. Tujuan yang ingin dicapai dalam usaha budidaya perikanan adalah
memperoleh ikan dengan ukuran panjang serta berat tertentu dalam jumlah
banyak dan biaya efisien.
Ikan lele merupakan jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara
komersial oleh masyarakat indonesia. Lele memiliki nilai jual tinggi dan cara
budidaya yang tidak sulit. Ikan lele menjadi komoditas unggulan masyarakat
indonesia karena mudah dibudidayakan, dapat dipijahkan sepanjang tahun,
kandungan gizinya cukup tinggi serta dapat dipelihara dengan padat tebar
yang tinggi dalam lahan terbatas (Subandiyono, 2012).
Salah satu Kabupaten yang ada di provinsi jambi yang membudidayakan
ikan lele adalah Kabupaten tebo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten
Bungo di sebelah utara, Kabupaten Merangin di sebelah barat, Kabupaten
Sarolangun di sebelah selatan, dan Kabupaten Muaro Jambi di sebelah timur.
Kabupaten Tebo memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar,
khususnya di sektor perikanan. Banyak masyarakat di Kabupaten Tebo yang
menggantungkan mata pencaharian mereka pada sektor perikanan, salah
satunya pembenihan ikan lele (clarias sp). Pemerintah daerah Kabupaten Tebo
telah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan potensi perikanan di
wilayah tersebut, termasuk pemberdayaan masyarakat, pembangunan
infrastruktur, dan dukungan terhadap pelaku usaha di bidang perikanan. Selain
itu, terdapat juga upaya dari pihak swasta dalam mendukung pengembangan
sektor perikanan di wilayah ini.
P2MKP Atau singkatan dari pusat pelatihan mandiri kelautan dan
perikanan merupakan salah satu pemberdayaan masyarakat kelautan dan
perikanan di nusantara. P2MKP Aquaculture Farm merupakan sebuah fasilitas
pelatihan ya yang terletak di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo. Tujuan utama
didirikannya P2MKP adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kemahiran
masyarakat Kabupaten Tebo dalam pengelolaan usaha pembenihan ikan
secara profesional. Selain itu, keberadaan P2MKP Aquaculture Farm juga
terlibat dalam kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D) untuk
meningkatkan produktivitas dan kualitas ikan. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat yang bergantung
pada industri perikanan.
Kegiatan utama di P2MKP Aquaqulture Farm Desa Perintis, Rimbo
Bujang adalah pembenihan ikan, khususnya ikan lele. Pembenihan merupakan
suatu kegiatan pemeliharaan dan penanganan ikan lele mulai dari telur hingga
menghasilkan benih ikan lele secara semi buatan. Tujuan dari pembenihan
ikan lele adalah untuk menghasilkan benih ikan lele yang sehat dan
berkualitas tinggi yang memenuhi permintaan para petani ikan lele (Fatimah,
2015).
Ikan lele sangkuriang (clarias sp) merupakan jenis ikan yang banyak di
budidayakan dan memiliki nilai ikan ekonomis yang cukup menguntungkan.
Ikan lele sangkuriang (clarias sp) merupakan hasil rekayasa genetic
menggunakan perkawinan silang antara lele dumbo betina dan lele dumbo
jantan yang bertujuan meningkatkan perbaikan mutu ikan lele dumbo
(Nasrudin, 2010). Ikan lele sangkuriang memiliki keunggulan yaitu dapat
bertahan hidup pada posisi padat tebar tinggi, tahan terhadap penyakit
pertumbuhan dan waktu panen yang cepat ( Suraya et al,. 2016 ) .
Menurut Khairuman dan Amri (2002), kualitas air yang layak untuk ikan
Lele Sangkuriang yaitu dengan suhu 20-27ºC, oksigen terlarut (DO) kurang
dari 2 ppm, kandungan karbondioksida (CO2) lebih dari 15 ppm, kandungan
NO2 (Nitrit) sebesar 0,25 ppm, kandungan NO3 (Nitrat) sebesar 250 ppm dan
pH sebesar 6,5-8.
Langkah awal dalam proses Pemijahan buatan dilakukan untuk
memudahkan dalam pengontrolan terhadap proses perkembangbiakan ikan
dan menghasilkan benih yang berkualitas (Rachimi. et al., 2017). Pemijahan
ikan secara buatan adalah suatu proses pemijahan yang dibantu oleh manusia
dengan cara menyuntikkan hormon ovaprim (Montchowui et al., 2011) dan
pengurutan (stripping) di bagian perut indukan. Ovaprim merupakan suatu
bahan yang berasal dari campuran analog salmon Gonadotropihin Releasing
Hormon (sGnRH-a) dan anti dopamine. Ovaprim adalah hormon yang
berfungsi untuk merangsang dan memacu hormon gonadothropin pada tubuh
ikan sehingga dapat mempercepat proses ovulasi dan pemijahan, yaitu pada
proses pematangan gonad dan dapat memberikan daya rangsang yang lebih
tinggi, menghasilkan telur dengan kualitas yang baik serta menghasilkan
waktu laten yang relatif singkat juga dapat menekan angka mortalitas (Satyani
et al., 2007; Montchowui et al., 2011). Pemijahan ikan secara buatan telah
banyak dilakukan oleh para peneliti dan pembudidaya ikan untuk
mempercepat kematangan gonad ikan diantaranya Sinjal et al., 2014 tentang
kombinasi pakan dan estradiol 17β pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus);
Rachmini. et al., 2017 tentang penggunaan hormone HCG dan ovaprim pada
ikan kelabau (Osteochilus melanopleura Blkr.) dan Maulianawati et al., 2020
tentang kombinasi pakan yang mengandung kunyit dan hormone ovaprim
pada ikan lele.
Ketersediaan benih yang berkualitas dan dalam jumlah yang cukup sesuai
permintaan merupakan salah satu kendala dalam pengembangan budidaya ikan
lele. Oleh karena itu, dalam rangka mempertahankan agar benih ikan lele tetap
tersedia maka perlu dilakukan kegiatan pembenihan. Pembenihan adalah usaha
yang 2 dilakukan untuk mendapatkan benih yang berkualitas dan kuantitas yang
cukup dalam mendukung kegiatan budidaya (Valdi, 2018).
Berdasarkan latar belakang di atas melalui laporan magang ini, penulis akan
memberikan sebuah informasi mengenai Teknik pemijahan ikan lele secara semi
buatan di aquaculture farm rimbo bujang.
1.2 Maksud dan Tujuan Magang
Adapun maksud dan tujuan kegiatan magang ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Teknik pemijahan ikan lele dengan baik dan benar.
2. Untuk mengetahui Teknik pemijahan ikan lele secara semi buatan dengan
bantuan suntik hormon ovaprim

3.1 Kegunaan Magang

Manfaat Magang adalah untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan


dan menambah wawasan mengenai teknik pembenihan ikan lele (clarias sp)
di P2MKP Aquaculture Farm Rimbo Bujang.

1.4 Tempat Magang


Kegiatan magang ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juli - 1 September 2024,
di P2MKP Aquaqulture Farm, Kecamatan Rimbo Bujang, Desa Perintis Jaya,
unit 1 jalan 32, Kab. Tebo, Provinsi Jambi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Lele


Klasifikasi ikan lele sangkuriang (clarias sp) memiliki ciri-ciri identik
dengan lele dumbo sehingga sulit untuk di beda kan. Secara umum, ikan lele
sangkuriang di kenal sebagai ikan berkumis atau coffish. tubuh ikan lele
sangkuriang ini berlendir dan tidak bersisik serta memiliki mulut yang relatif
lebar.

Klasifikasi ikan lele sangkuriang (clarias sp) menurut kordi (2010) adalah
sebagai berikut.

1. Phylum : Chordata
2. Kelas : Pisces
3. Subkelas : Teleostei
4. Ordo : Ostariophysi
5. Subordo : Siluroidae
6. Famili : Claridae
7. Genus : Clarias
8. Spesies : Clarias sp

Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) dilengkapi sirip tunggal dan sirip
berpasangan, sirip tunggal adalah sirip punggung dan sirip ekor. Sedangkan sirip
berpasangan adalah sirip perut dan sirip dada. Sirip dada yang keras disebut patil
(Khairuman dan Amri, 2009). Menurut Djoko (2006) ikan lele sangkuriang
mempunyai bentuk badan yang berbeda dengan jenis ikan lainya. Seperti ikan
mas, gurami dan tawes. Alat pernafasan lele sangkuriang berupa insang yang
berukuran kecil sehingga lele sangkuriang sering mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan oksigen. Ikan lele sangkuriang mengalami kesulitan dan
memenuhi kebutuhan oksigen, akibatnya lele sangkuriang sering mengambil
oksigen dengan muncul ke permukaan. Alat pernafasan tambahan terletak di
rongga insang bagian atas, alat berwarna kemerahan penuh kapiler darah dan
mempunyai tujuk pohon rimbun yang biasa disebut “arborescent organ”.

2.2 Habitat Ikan Lele


Habitat atau lingkungan hidup lele sangkuriang adalah air tawar, meskipun
air yang terbaik untuk memelihara lele sangkuriang adalah air sungai, air saluran
irigasi, air tanah dari mata air, maupun air sumur, tetapi lele sangkuriang relatif
tahan terhadap kondisi air yang menurut ukuran kehidupan ikan dinilai kurang
baik. Ikan lele sangkuriang juga dapat hidup dengan padat penebaran tinggi
maupun dalam kolam yang kadar oksigennya rendah, karena ikan lele
sangkuriang mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut arborescent yang
memungkinkan lele sangkuriang mengambil oksigen langsung dari udara untuk
pernapasan (Himawan, 2008).

Menurut Djoko (2006), faktor-faktor yang berhubungan dengan


lingkungan hidup ikan senantiasa harus dijaga dan diperhatikan. Faktor-faktor
tersebut antara lain adalah suhu berkisar antara 24°C – 30ºC, pH 6,5 – 7,5,
oksigen terlarut 5–6 mg/l. Dengan kondisi perairan tersebut di atas ikan lele dapat
hidup dengan baik mengenai kepesatan tubuhnya maupun kemampuan dalam
menghasilkan benih ikan.

2.2. Pemijahan ikan secara semi buatan


Menurut Sunarma (2004), Pemijahan ikan lele Sangkuriang dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu : pemijahan alami (natural spawning), pemijahan
semi buatan (induced spawing) dan pemijahan buatan (induced/artificial
breeding). Pemijahan alami yaitu dilakukaannya pemilihan induk jantan dan
betina yang sudah matang gonad kemudian dipijahkan secara alami di bak atau
wadah pemijahan dengan pemberian kakaban sebagai substrat. Pemijahan semi
alami atau semi buatan adalah dilakukan cara perangsangan pada induk betina
dengan penyuntikan hormon perangsang kemudian dipijahkan secara alami.
Pemijahan buatan dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan
penyuntikan hormone perangsang kemudian dipijahkan secara buatan.
Kelebihan pemijahan secara buatan yaitu dapat menghasilkan penetasan telur lebih tinggi
yaitu 90% (Laila, 2013), hal tersebut dipengaruhi karena secara langsung telur
dicampurkan dengan sperma sampai homogen sebelum ditebar ke kolam. Selain itu, telur
yang dihasilkan dari pemijahan buatan dapat menetas dalam waktu yang cukup singkat
karena adanya penyuntikan hormon ovaprim yang dapat merangsang terjadinya proses
ovulasi.

Budidaya ikan lele diperlukan upaya untuk memperoleh hasil yang


memuaskan. Pada kegiatan pembenihan ikan diawali dengan pengelolaan induk.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan induk yaitu persiapan kolam,
pemilihan indukan, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, kontrol parasit.
Induk lele yang dipijahkan adalah hasil sampling dari beberapa calon induk yaitu
memiliki organ tubuh lengkap, pergerakan aktif, umur induk betina mencapai 1,5
tahun sedangkan induk jantan mencapai 1 tahun dan bobot induk minimal 1 kg.
Ciri-ciri induk betina yang telah matang gonad yaitu bagian perut besar
pergerakan lamban dan memiliki organ sex berwarna kemerahan, sedangkan
induk jantan yang telah matang gonad yaitu aktif bergerak, bagian tubuh memerah
dan lebih cerah organ sex agak kemerahan, membengkak dan berbintik putih.
Induk yang telah matang gonad ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui dosis
hormon ovaprim yang akan disuntikkan hal tersebut untuk menghasilkan benih
yang berkualitas (pertumbuhannya cepat dan mampu bertahan terhadap kondisi
lingkungan yang kurang baik) (Hastuti et al., 2015).

Pemijahan yang berhasil dilakukan, salah satunya dipengaruhi oleh tingkat


kematangan telur. Upaya mempercepat kematangan gonad pada ikan yaitu dengan
penyuntikan hormon ovaprim. Pemberian hormone ovaprim bertujuan untuk
merangsang ovulasi, sperma dan memaksimalkan potensi reproduksi (Sinjal,
2014).

Induk ikan lele yang berkualitas dapat ditentukan melalui ciri fisik dan faktor
genetik. Induk yang bagus memiliki struktur organ yang lengkap dan proporsional
sesuai dengan umur ikan. Sedangkan untuk ciri genetik dapat ditunjukkan dengan
adanya sertifikat induk unggul dari unit produksi induk yang sudah melalui tahap uji.
Induk ikan lele yang unggul akan memiliki keturunan dengan Feed Convertion Ratio
(FCR) rendah sehingga akan meningkatkan penghasilan pendapatan bagi
pembudidaya.

Adapun ciri-ciri induk ikan lele yang baik Menurut SNI 01-6448.1-2000
adalah sebagai berikut :
1. Organ tubuh lengkap dan normal

2. Umur induk betina mencapai 1,5 tahun

3. Umur induk jantan mencapai 1 tahun

4. Bobot induk minimal 1 kg

5. Betina tubuh gemuk tidak berlemak

6. Jantan bertubuh langsing dan rongga perut tidak berlemak

7. Alat kelamin normal dan kemerah-merahan

8. Selama perawatan FCR rendah


BAB III
KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK
3.1 Sejarah Perusahaan

AQUACULTURE FARM perubahan dari UPR carrasius auratus yang


terdiri pada 2006 yang dulunnya bergerak dibidang ikan hias dengan alamat Jalan
32 perumahan griya printis indah desa Perintis Kecamatan Rimbo Bujang
Kabupaten Provinsi Jambi.Seiring pertambahan minat masyarakat akan konsumsi
ikan maka carrasius 2010 berganti nama menjadi AQUACULTURE FARM.

Nama Intansi :AQUACULTURE FARM

Alamat :Jln 32 Perumahan Griya Perintis Indah, Desa Perintis


Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Provinsi
Jambi

Tahun Berdiri : 2010

Dasar Hukum :-

Luas Area : 720m2

Jumlah Pegawai : 4 orang

Pimpinan : 1 orang

Bendahara : 1 orang

Seksi Pemasaran : 1 orang

Seksi Produksi : 1 orang


3.2 Struktur Organisasi Perusahaan
PIMPINAN
REFDI ELYUSMIN S.Pi

BENDAHARA
SRI YATIKA VERA S.Pi

SEKSI PEMASARAN SEKSI PRODUKSI


REFDI ELYUSMIN S.Pi Muhammad Fahri Delfi

3.3 Kegiatan Umum Perusahaan

Kegiatan magang di P2MKP aquaqulture farm melibatkan berbagai


aktivitas, Berikut adalah beberapa contoh kegiatan magang yang mungkin
dilakukan:

1. Membersihkan kolam dari sisa makanan dan kotoran ikan.


2. Memberikan pakan saat pagi hari pukul 07-30 WIB.
3. Mengamati respons ikan terhadap pakan yang di berikan
4. Melakukan greading selama 2 minggu sekali.
5. Melakukan pemackingan ikan ketika ada pemesanan.
6. Melakukan pemijahan ikan lele secara semi buatan Di Aquaculture Farm
Rimbo Bujang.

Kegiatan di atas merupakan serangkaian kegiatan umum yang dilakukan Di


P2MKP Aquaculture Farm Rimbo Bujang. Setiap kegiatan ini memberikan
pengalaman praktis yang berharga dalam dunia industri perikanan.
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
4.1. Jadwal Waktu Magang
Serangkaian kegiatan magang di P2MKP Aquaqulture Farm Rimbo
Bujang di laksanakan dari bulan juli – agustus. Berikut jadwal kegiatan selama
magang di P2MKP aquaqulture farm rimbo bujang.

NO Kegiatan Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengenalan lingkungan
2. Proses sterilisasi kolam
pemijahan
3. Proses pemijahan
4. Pemberian pakan larva
dengan cacing tubifex
5. Penyortiran

4.2. Bidang atau Unit Kerja


Bidang magang di P2MKP Aquaqulture Farm Di Rimbo Bujang
sebagai berikut :

1. Unit Pemeliharaan Induk: Bertanggung jawab untuk memelihara induk


lele jantan dan betina, memastikan kondisi kesehatan mereka optimal
sebelum proses pemijahan.
2. Unit Pemijahan: Fokus pada pelaksanaan proses pemijahan, termasuk
pemilihan induk yang siap dipijahkan, penanganan telur, dan pemantauan
proses pembuahan.
3. Unit Pemeliharaan Larva: Setelah telur menetas, unit ini bertanggung
jawab untuk merawat larva lele, termasuk memberikan pakan yang sesuai
dan memantau pertumbuhan awal.
4. Unit Pengelolaan Air: Bertugas untuk menjaga kualitas air dalam semua
tahap pemijahan, termasuk mengatur suhu, pH, dan oksigen terlarut, yang
semuanya penting untuk keberhasilan pemijahan dan pertumbuhan larva.
5. Unit Pemberian Pakan: Menentukan jenis dan jumlah pakan yang
diberikan pada larva, dan benih lele, serta memastikan pakan yang
digunakan berkualitas tinggi.
6. Unit Pemasaran dan Distribusi: Jika operasi pemijahan juga mencakup
penjualan benih lele, unit ini akan menangani aspek pemasaran, distribusi,
dan penjualan hasil pemijahan.

Di Aquaculture Farm pekerjaan dilakukan secara berkelompok adanya


pembagian kelompok dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan yang di
perintahkan.

4.3. Metode Kerja Magang


Metode kerja magang yang dilakukan dalam kegiatan magang yaitu

1. Persiapan wadah pemijahan

Gambar 1 persiapan wadah pemijahan

Proses persiapan wadah pemijahan meliputi pembersihan lumut pada


kolam pemijahan dengan cara menyikat kolam dengan sabun lalu membilas
hingga bersih
2. Pengisian air

gambar 2.pengisian air

3. Menyiapkan indukan yang matang gonad

Figure 3.menyiapakan indukan

Langkah selanjutnya yaitu menyiapkan idukan yang matang gonad atau induk
yang siap di pijahkan. Berikut ciri ciri Indukan yang matang :

Lele jantan
1. Warna tubuh relative gelap
2. Gerakan lincah
3. Perut ramping tidak terlihat besar daripada punggung
4. Alat kelamin berbentuk runcing dan bewarna merah merata
5. Alat kelamin terlihat menonjol jika di tekan

Lele betina
1. Tulang kepala berbentuk cembung
2. Gerakan lambat
3. Perut mengembang (gendut) lebih besar dari pada punggung
4. Alat kelamin berbentuk bulat
5. Alat kelamin bewarna merah tua atau hitam dan tidak terlihat
menonjol saat di tekan
6. Jika perut di urut ke arah kelamin, akan keluar telur bewarna
kuning coklat

4. Menyiapkan kakaban

Gambar 4.menyiapkan kakaban

Kakaban adalah alat yang di gunakan dalam pemijahan ikan, fungsi


kakaban untuk menampung telur telur yang telah terbuahi. Kakaban
biasanya terbuat dari ijuk atau bahan lain yang berbulu dan diletakan di
dalam kolam pemijahan.
5. Persiapan bahan untuk penyutikkan induk lele berupa: hormon ovaprim,
alkohol 70%, suntikan, stabilizer, infus natrium klorida 0,9%, kapas.

Gambar 5.bahan bahan

Bahan bahan yang di perlukan dalam pemijahan semi buatan adalah:


1. Homon ovaprim
Hormone ovaprim digunakan untuk merangsang indukan ikan lele.
2. Alcohol 70%
Alcohol digunakan untuk sterilisasi alat yang akan di gunakan.
3. Suntikan
Suntikan di gunakan untuk menyuntikan hormone ovaprim pada ikan lele
jantan maupun ikan lele betina.
4. Stabilizer
Stabilizer di gunakan untuk membius ikan agar ikan tenang pada saat
dilakukan proses penyuntikan.
5. Infus natrium klorida 0,9%
Infus natrium klorida di gunakan untuk mengencer kan hormon ovaprim
sebelum di lakukan proses penyuntikan.
6. Kapas
Kegunaan kapas dalam proses penyuntikan ikan yaitu untuk
membersihkan area tubuh ikan yang akan di suntik dan menutup bekas
suntikan pada tubuh ikan.
6. Menyuntikkan hormon ovaprim dengan dosis 0,5 ml

Gambar 6.menyutikan hormon ovaprim

Penyuntikan hormone ovaprim pada ikan lele yang akan di pijah bertujuan
untuk merangsang proses pematangan gonad (indusi pemijahan) sehingga
akan lebih cepat mengalammi ovulasi dan menghasilkan telur dalam
jumlah yang lebih banyak.
7. Memasukkan indukan yang telah di suntik kedalam wadah pemijahan

Gambar 7.memasukan indukan

Memasukan induk jantan dan betina kedalam kolam pemijahan agar induk jantan
dan betina melakukan proses perkawinan

8. Pengangkatan indukan setelah di lakukan pemijahan dalam kurun waktu


24 jam

Gambar 8.pengangkatan induk

Tujan pengangkatan induk lele setelah di pijahkan adalah mencegah kanibalisme


dikarenakan induk lele jantan maupun betina, dapat memakan telur yang sudah
di keluar kan atau larva yang baru menetas selain itu untuk menghindari
pergerakan lele yang dapat merusak telur yang terdapat pada kakaban.
4.4. Permasalahan yang Dihadapi
Adanya faktor cuaca juga berpengaruh terhadap proses pemijahan dan
pembenihan ikan lele. Banyak telur lele yang tidak menetas diakibatkan adanya
faktor cuaca yang kurang baik dan akibat cuaca yang panas juga menjadi salah
satu faktor matinya benih lele. Serta faktor lain adanya hama seperti katak dan
burung yang menjadi predator dalam budidaya ikan lele.

4.5. Solusi yang Ditawarkan

Dari permasalahan di atas terdapat beberapa solusi yang dapat di berikan yaitu
Menutup kolam dengan menggunakan jaring pelindung sinar yaitu jaring paranet,
Memagari pinggiran kolam.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kegiatan magang yang telah dilaksanakan di P2MKP Aquaqulture Farm


Rimbo Bujang. Kegiatan magang yang berlangsung selama 01 juli - 09 september
2024 telah memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman praktis yang sangat
berharga, terutama dalam bidang, budidaya ikan lele. Penulis mendapatkan
Pemahaman Mendalam menegenai Proses Operasional di P2MKP Aquaqulture
Farm . Ini meliputi berbagai aspek, mulai dari pembibitan, pemberian pakan,
pengelolaan kualitas air, hingga teknik pemackingan. Selain itu penulis juga
mendapatkan keterampilan teknis dalam bidang manajemen kolam, analisis
kualitas air, penggunaan alat-alat produksi, yang sangat penting untuk diterapkan
dalam kegiatan budidaya yang berkelanjutan dan produktif.

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, E. N., & Sari, M. (2015). Kiat sukses budidaya ikan lele. Bibit Publisher.
Khairuman dan K. Amri. 2009. Peluang Usaha dan Teknik Budidaya lele
Sangkuriang. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Djoko. 2006. Lele sangkuriang alternatif kualitas di tanah priangan. Jakarta

Suyanto S.R. 2006. Budidaya ikan lele. Jakarta : penebar swadaya. Schneider,
O.V.

Sereti,. M.A.M. Macieles, E.H. Eding, and J.A.J. Verreth. 2006

Sunarma. A. 2004. Peningkatan produktifitas usaha lele sangkuriang (Clarias sp).


Makalah di sampaikan dalam temu usaha Direktorat Jendral Perikanan
Budidaya Dinas Kelautan Perikanan. 4-7 Oktober 2004. Bandung. Hal.13

You might also like