Full Proposal I
Full Proposal I
Full Proposal I
OLEH :
AYU ROSMITA
175310206
PENDAHULUAN
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan
Penyelenggara pemerintahan desa dipimpin oleh kepala desa dan dibantu oleh
Perangkat desa.
guna mendukung pembangunan desa yang lebih meningkat dan tingkat kehidupan
masyarakat desa yang jauh dari kemiskinan. Berbagai permasalahan yang ada di
desa sangat kompleks, menjadikan alasan bagi desa untuk berkembang. Kemajuan
desa harus mencerminkan sikap gotong royong dan kebersamaan sebagai wujud
pengamalan sila-sila dalam Pancasila demi mewujudkan masyarakat desa yang adil
1
2
dan memajukan desa dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas
pendapatan dan belanja negara. Setiap tahun anggaran yang diperuntukkan bagi
mengatur keuangan desa dan aset desa dalam rangka memberikan pelayanan pada
masyarakat antara lain yang bersumber dari pendapatan asli daearah, adanya
kewajiban pemerintah bagi pemerintah dari pusat sampai dengan Kabupaten atau
Kota sampai dengan memberikan transfer dana bagi desa, Hibah atau Donasi. Salah
adalah Alokasi Dana Desa (ADD). Pada dasarnya Alokasi Dana Desa adalah dana
3
yang diberikan dari desa yang berasal dari dana perimbangan Pemerintahan Pusat
dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten atau Kota (Karimayuni, 2020).
sebesar 10% dari APBN, tetapi jumlah nominal yang akan diberikan ke masing-
masing desa berbeda tergantung dari geografis desa, Jumlah penduduk, dan angka
peningkatan pada Tahun 2015 alokasi dana desa yang dialokasikan oleh pemerintah
sebesar Rp. 20, 67 Triliun. Tahun 2016 sebesar Rp. 46, 98 Triliun. Tahun 2017 dan
2018 sebesar Rp. 60 Triliun. Sedangkan pada Tahun 2019 sebesar Rp. 70 Triliun.
Alokasi dana desa yang di anggarkan oleh pemerintah akan langsung di transfer ke
rekening setiap desa yang ada di Indonesia. Oleh karena itu dalam bentuk
pengelolaan keuangan desa maka pemerintah desa dalam hal ini Kepala desa yang
memiliki hak dan kekuasaan dalam mengelolah Keuangan desa sebagaimana diatur
dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
adanya dana desa juga memunculkan permasalahan yang baru dalam pengelolaan,
undangan secara efisien, ekonomis, efektif serta transparan dan bertanggung jawab
4
pemerintah untuk membangun desa agar menjadi mandiri dan demokratis, sehingga
Desa. Widagdo (2016) menyebutkan kondisi perangkat desa yang dianggap masih
rendah, dan belum kritisnya masyarakat atas pengelolaan anggaran pendapatan dan
Siklus pengelolaan keuangan desa tidak akan berjalan tanpa adanya tata
pemerintahan desa yang baik (Good Governance). Salah satu unsur utama dari
berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 Pasal 2 ayat 1 Tentang Pengelolaan
anggaran yakni mulai tanggal 1 januari sampai dengan tanggal 31 Desember (Azni
Utami, 2019).
mencapai hasil yang telah ditetapkan sebelumnya dan dilaksanakan secara berkala.
pihak-pihak yang memiliki kepentingan, dalam hal ini yaitu masyarakat luas
adanya transparansi menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
(BPD), tetapi juga harus bersifat vertikal antara kepala desa dengan masyarakat
desa dan atasan kepala desa. Dokumen publik tentang pengelolaan keuangan desa
harus dapat diakses oleh masyarakat desa, serta tidak diskriminasi terhadap satu
dalam APBDes dengan alokasi dana desa (ADD) sebagai salah satu komponen
didalamnya. Fungsi akuntabilitas lebih luas bukan hanya sekedar ketaatan kepada
(Wulandari, 2019)
Pada Desa Sei Suka Deras Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara.
dalam pengelolaan alokasi dana desa dalam pembangunan desa, kemudian masih
7
desa dikatakan sudah cukup baik namun masih terdapat kekurangan yaitu dimana
pihak pemerintah desa hanya melibatkan masyarakat ketika tahap perencanaan saja
tahap selanjutnya hanya pihak pemerintah desa saja yang tahu. Sedangkan
pengalokasian dana desa yang harusnya sesuai dengan tujuan Alokasi Dana Desa
(ADD) adalah disebabkan karena minimnya sumber daya yang ada dan kontrol dari
pemerintah dan masyarakat yang kurang terhadap kinerja kepala desa dalam
mengelola dana desa tersebut. Oleh karena itu perlu diketahui sejauh mana
Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa dan sejauh mana peran dari Alokasi
Dana Desa dalam program desa sehingga tujuan pemerintah mengalokasikan dana
Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir hal tersebut didasarkan karena
kondisi eksisting dan sosial Desa Bantayan tersebut dimana masih tergolong
8
sarana dan prasarana. Pada dasarnya Desa Bantayan mengelolah dana yang
bersumber dari pemerintah pusat maupun dari pendapatan asli desa. Desa Bantayan
keuangan.
belum dilaksanakan sepenuhnya, karena dalam tahap ini belum ada informasi di
berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 Pasal 40 menjelaskan bahwa laporan
diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang
mudah diakses oleh masyarakat, seperti papan pengumuman, radio komunitas dan
permasalahan lainnya yaitu keterlambatan anggaran dari pusat yang sering terjadi
perangkat desa, listrik dan biaya operasional mengalami keterlambatan. Selain itu,
9
program yang telah direncanakan oleh Pemerintah Desa tidak dapat berjalan sesuai
yang telah di uraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
Dana Desa (ADD) di Desa Bantayan Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan
a. Bagi Penulis
b. Bagi Pemerintah
Untuk bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian terhadap
membaginya dalam 5 bab, untuk lebih lengkapnya penulisan ini dapat dikemukakan
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang uraian teoritis mengenai definisi Definisi
Desa,
Pengelolaan Keuangan Desa, Permendagri No. 113 Tahun 2014,
Pada Bab tiga dalam penelitian ini, maka menggambarkan terkait jenis
penelitian ini.
dalam pasal 1 (satu) menjelaskan bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
vhukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
Pemerintah desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
Indonesia (Permendagri No. 113 Tahun 2014). Pemerintah desa berfungsi sebagai
2.1.1.1 Pendapatan
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dan lancar dalam
periode tahunan anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan Desa meliputi semua
penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu)
tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Desa. Pendapatan Desa
kas umum Negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam period tahun
oleh pemerintah.
Belanja pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap Belanja
Desa sebagaimana dimaksud meliputi semiua pengeluaran dari rekening desa yang
merupakan kewajiban desa dalam satu tahunan anggaran yang tidak akan diperoleh
keuangan desa adalah siklus yang terpadu dan terintegrasi antara satu tahapan
akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Kepala
desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan dibantu oleh
keuangan desa”.
Didalam Permendagri No. 113 Tahun 2014 Permendagri No. 113 tahun
2014 Bab V Pasal 20 s/d 42, disebutkan bahwa Pengelolaan Keuangan Desa adalah
pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi
kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta cara-
cara yang digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian (control) sebagai
bagian penting dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang
dengan akuntabilitas. Dengan kata lain pengendalian tidak dapat berjalan efisien
dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik dan juga
sebaliknya”.
akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
terutama informasi keuangan dan fiskal harus dilakukan dalam bentuk yang relevan
dan mudah dipahami. Transparansi dapat dilakukan apabila ada kejelasan tugas dan
terbuka, dan jaminan integritas dari pihak independen mengenai prakiraan fiskal,
dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik.
Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh penyelenggara harus dapat diakses secara
terbuka dengan memberi ruang yang cukup bagi masyarakat untuk berpartisipasi
merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat,
pengendalian yang mudah diakses oleh semua pihak yang membutuhkan informasi
tersebut.
informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada
merupakan prinsip good governance yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor
informasi yang aktual dan faktual, sehingga mereka dapat menggunakan informasi
tersebut untuk :
telah dijabarkan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik simpulan hipotesis dari
(ADD) di Desa Bantayan Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir belum
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang dilakukan secara
Berikut merupakan jenis dan sumber data yang diperlukan dalam proses
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak Desa
Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak, Buku Bank Desa, Laporan
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah
a. Dokumentasi
disimpan atau didokumentasikan seperti dokumen, data soft file dan arsip
digunakan sebagai data pelengkap dari data yang diperoleh dalam kegiatan
wawancara.
b. Wawancara
saat analisis terdapat data, keterangan atau informasi yang tidak sama antara
deskriptif kualitatif. Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari
Data penelitian kualitatif, adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, penelitian harus
memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan
mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih luas. Penelitian ini lebih
menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika
masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami