Full Proposal III
Full Proposal III
Full Proposal III
OLEH :
AYU ROSMITA
175310206
PENDAHULUAN
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan
Penyelenggara pemerintahan desa dipimpin oleh kepala desa dan dibantu oleh
Perangkat desa.
guna mendukung pembangunan desa yang lebih meningkat dan tingkat kehidupan
masyarakat desa yang jauh dari kemiskinan. Berbagai permasalahan yang ada di
desa sangat kompleks, menjadikan alasan bagi desa untuk berkembang. Kemajuan
desa harus mencerminkan sikap gotong royong dan kebersamaan sebagai wujud
pengamalan sila-sila dalam Pancasila demi mewujudkan masyarakat desa yang adil
1
2
untuk mengawasi pembangunan dan kemajuan pada setiap desa. Kemendes PDTT
diperlukan banyak biaya yang harus dikeluarkan. Maka pihak kepemerintahan saat
mengalokasikan dana desa dalam anggaran pendapatan dan belanja negara. Setiap
tahun anggaran yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui anggaran
1) Dana Desa
2) Pendapatan Asli Desa (PADesa)
3) Alokasi Dana Desa(ADD)
4) Dana Bagian dari Pajak dan Retribusi Daerah
3
kesatuan. Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa juga telah
mengatur terkait keuangan dan aset desa dalam rangka memberikan pelayanan pada
masyarakat antara lain yang bersumber dari pendapatan asli daearah, adanya
kewajiban pemerintah bagi pemerintah dari pusat sampai dengan Kabupaten atau
Kota sampai dengan memberikan transfer dana bagi desa, Hibah atau Donasi. Salah
setiap desa meningkat. Tetapi dengan adanya dana desa juga memunculkan
menyebutkan bahwa kondisi perangkat desa yang dianggap masih rendah dan
belum kritisnya masyarakat atas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja desa
dapat maksimal.
4
rangkaian siklus yang terpadu dan terintegrasi antara satu tahapan dengan tahapan
desa, dan pemberdayaan masyarakat desa dapat berjalan sesuai dengan rencana,
Siklus pengelolaan keuangan desa tidak akan berjalan tanpa adanya tata
pemerintahan desa yang baik (Good Governance). Salah satu unsur utama dari
hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa
uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.
Hak dan kewajiban desa sendiri diatur dalam UU 6/2014 pasal 67, dimana desa
pasal 2 ayat 2, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) merupakan dasar
pengelolaan keuangan desa yang memiliki fungsi dalam masa 1 tahun anggaran
mencapai hasil yang telah ditetapkan sebelumnya dan dilaksanakan secara berkala.
pihak-pihak yang memiliki kepentingan, dalam hal ini yaitu masyarakat luas
adanya transparansi menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
(BPD), tetapi juga harus bersifat vertikal antara kepala desa dengan masyarakat
6
desa dan atasan kepala desa. Dokumen publik tentang pengelolaan keuangan desa
harus dapat diakses oleh masyarakat desa, serta tidak diskriminasi terhadap satu
dalam APBDes dengan alokasi dana desa (ADD) sebagai salah satu komponen
didalamnya. Fungsi akuntabilitas lebih luas bukan hanya sekedar ketaatan kepada
(Wulandari, 2019)
Pada Desa Sei Suka Deras Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara.
dalam pengelolaan alokasi dana desa dalam pembangunan desa, kemudian masih
desa dikatakan sudah cukup baik namun masih terdapat kekurangan yaitu dimana
pihak pemerintah desa hanya melibatkan masyarakat ketika tahap perencanaan saja
tahap selanjutnya hanya pihak pemerintah desa saja yang tahu. Sedangkan
pengalokasian dana desa yang harusnya sesuai dengan tujuan Alokasi Dana Desa
(ADD) adalah disebabkan karena minimnya sumber daya yang ada dan kontrol dari
pemerintah dan masyarakat yang kurang terhadap kinerja kepala desa dalam
mengelola dana desa tersebut. Oleh karena itu perlu diketahui sejauh mana
Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa dan sejauh mana peran dari Alokasi
Dana Desa dalam program desa sehingga tujuan pemerintah mengalokasikan dana
Pada konsep dasanya jika laporan keuangan desa dapat dilaksanakan dengan
baik, maka kinerja pemerintahan desa akan meningkat. Sedangkan kenyataan yang
terjadi saat ini terkait Laporan Keuangan Desa, secara prinsip masih banyak desa
yang memiliki permasalahan terkait laporan keuangan desa, antara lain : (1) sering
tahun 2004, (3) Masih lemahnya skill (ketrampilan) terkait kreativitas laporan
(5) Dalam laporan keuangan yang dibuat oleh kepala desa selama ini masih bersifat
konvensional (tradisional).
mulai pada tahun 2015 akan mendapatkan kucuran dana sebesar 10% dari APBN.
Dana tersebut diberikan secara langsung kepada kepala desa tanpa melalui
perantara seperti sebelumnya. Alokasi APBN sebesar 10% yang di terima oleh desa
akan menyebabkan penerimaan desa yang meningkat sehingga adanya hal tersebut
maka diperlukan adanya akuntansi dan manajemen keuangan yang baik di tiap-tiap
desa.
Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir hal tersebut didasarkan karena
kondisi eksisting dan sosial Desa Bantayan tersebut dimana masih tergolong
sarana dan prasarana. Pada dasarnya Desa Bantayan mengelolah dana yang
bersumber dari pemerintah pusat maupun dari pendapatan asli desa. Desa Bantayan
keuangan. Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dari kepemerintahan desa
maka di ketahui bahwa total pendapatan Desa Bantayan pada tahun 2019 adalah
Rp. 1.963.420.917.00 dengan rincian yaitu : Pendapatan Transfer terdiri yang terdiri
Dana Desa sebanyak Rp. 715.572.000.00, Alokasi Dana Desa Rp. 1.174.848.817.00
belum dilaksanakan sepenuhnya, karena dalam tahap ini belum ada informasi di
berdasarkan Permendagri No. 113 Tahun 2014 Pasal 40 menjelaskan bahwa laporan
diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang
mudah diakses oleh masyarakat, seperti papan pengumuman, radio komunitas dan
permasalahan lainnya yaitu keterlambatan anggaran dari pusat yang sering terjadi
perangkat desa, listrik dan biaya operasional mengalami keterlambatan. Selain itu,
program yang telah direncanakan oleh Pemerintah Desa tidak dapat berjalan sesuai
yang telah di uraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
a. Bagi Penulis
b. Bagi Pemerintah
Untuk bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian terhadap
membaginya dalam 5 bab, untuk lebih lengkapnya penulisan ini dapat dikemukakan
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang uraian teoritis mengenai definisi Definisi
Desa,
Pengelolaan Keuangan Desa, Permendagri No. 113 Tahun 2014,
Pada Bab tiga dalam penelitian ini, maka menggambarkan terkait jenis
penelitian ini.
dalam pasal 1 (satu) menjelaskan bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
vhukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
Pemerintah desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
Indonesia (Permendagri No. 113 Tahun 2014). Pemerintah desa berfungsi sebagai
2.1.1.1 Pendapatan
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dan lancar dalam
periode tahunan anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan Desa meliputi semua
penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu)
tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Desa. Pendapatan Desa
kas umum Negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam period tahun
oleh pemerintah.
Belanja pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap Belanja
Desa sebagaimana dimaksud meliputi semiua pengeluaran dari rekening desa yang
merupakan kewajiban desa dalam satu tahunan anggaran yang tidak akan diperoleh
keuangan desa adalah siklus yang terpadu dan terintegrasi antara satu tahapan
akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Kepala
desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan dibantu oleh
keuangan desa”.
Didalam Permendagri No. 113 Tahun 2014 Permendagri No. 113 tahun
2014 Bab V Pasal 20 s/d 42, disebutkan bahwa Pengelolaan Keuangan Desa adalah
pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi
kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta cara-
cara yang digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian (control) sebagai
bagian penting dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang
dengan akuntabilitas. Dengan kata lain pengendalian tidak dapat berjalan efisien
dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik dan juga
sebaliknya”.
akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
terutama informasi keuangan dan fiskal harus dilakukan dalam bentuk yang relevan
dan mudah dipahami. Transparansi dapat dilakukan apabila ada kejelasan tugas dan
terbuka, dan jaminan integritas dari pihak independen mengenai prakiraan fiskal,
dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik.
Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh penyelenggara harus dapat diakses secara
terbuka dengan memberi ruang yang cukup bagi masyarakat untuk berpartisipasi
merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat,
pengendalian yang mudah diakses oleh semua pihak yang membutuhkan informasi
tersebut.
informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada
merupakan prinsip good governance yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor
informasi yang aktual dan faktual, sehingga mereka dapat menggunakan informasi
tersebut untuk :
telah dijabarkan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik simpulan hipotesis dari
(ADD) di Desa Bantayan Kecamatan Batu Hampar Kabupaten Rokan Hilir belum
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian deskriptif kualitatif yaitu jenis penelitian yang dilakukan secara
Berikut merupakan jenis dan sumber data yang diperlukan dalam proses
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak Desa
Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak, Buku Bank Desa, Laporan
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah
a. Dokumentasi
disimpan atau didokumentasikan seperti dokumen, data soft file dan arsip
digunakan sebagai data pelengkap dari data yang diperoleh dalam kegiatan
wawancara.
b. Wawancara
saat analisis terdapat data, keterangan atau informasi yang tidak sama antara
deskriptif kualitatif. Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan
dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan
menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari
Data penelitian kualitatif, adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, penelitian harus
memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan
mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih luas. Penelitian ini lebih
menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika
masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami