File Namesss Good Game
File Namesss Good Game
File Namesss Good Game
, MT
Pertemuan I,II,III
I. Kayu Sebagai Bahan Konstruksi
I‐1
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
A = kulit luar
B = kulit dalam
C = cambium
D = kayu gubal
E = kayu teras
F = hati kayu
G = jari-jari kayu
Bagian luar kayu disebut kulit (bark) merupakan lapisan yang padat dan
cukup kasar, bagian kulit yang paling luar sudah mati dan berfungsi sebagai
pelindung kayu terhadap serangan dari luar (iklim, serangan serangga, dan jamur).
Sedangkan kulit bagian dalam bersifat hidup dan tipis yang berfungsi sebagai
jalan zat yang mengandung gizi dari akar ke daun.
Pada bagian sebelah dalam kulit terdapat lapisan tipis yang disebut lapisan
kambium, lapisan ini merupakan jaringan yang tipis dan bening, berfungsi
sebagai tempat pertumbuhan sel-sel kayu.
Disebelah dalam lapisan kambium terdapat bagian kayu lunak yang
berwarna keputih-putihan disebut kayu gubal (sapwood), bagian ini merupakan
kayu muda yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup, berfungsi sebagai pengantar
zat-zat makanan dari akar menuju daun dan juga sebagai tempat penyimpanan
bahan makanan, mempunyai ketebalan ± 2 cm sampai 10 cm.
Se;anjutnya di sebelah dalam dari lapisan kayu gubal terdapat bagian kayu
yang warnanya lebih gelap disebut dengan kayu teras (heartwood), berfungsi
sebagai penguat pohon karena memiliki dinding sel yang lebih tebal dan kuat.
I‐2
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
Pada bagian ini tidak terdapat zat-zat makanan, sehingga jika dipakai sebagai
bahan konstruksi akan awet.
Pertumbuhan sel-sel kayu disertai dengan munculnya struktur seperti cincin
yang disebut dengan cincin tahunan (annual ring) yang dapat memperkirakan
umur dari pohon kayu. Pohon kayu yang mengalami pertumbuhan cepat akan
memiliki cincin tahunan yang lebih besar bila dibandingkan dengan pohon kayu
yang memiliki pertumbuhan lambat. Pada bagian tengah batang ada inti (pith)
yang dikelilingi oleh sejumlah cincin tahunan.
T R
I‐3
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
I‐4
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
Kondisi kandungan air pada kayu yang tetap ini disebut kadar air seimbang
(equilibrium moisture content) berkisar antara 12% sampai 17%.
c. Cacat kayu
Kerusakan atau cacat pada kayu dapat mengurangi kekuatan dan bahkan
kayu yang cacat tersebut tidak dipakai sebagai bahan konstruksi. Cacat kayu yang
sering terjadi adalah mata kayu, retak/belah, pecah, pingul, serat miring, gubal,
lubang serangga, serta lapuk dan hati rapuh.
Mata kayu sering terdapat pada batang kayu yang merupakan bekas
cabang kayu yang patah. Pada daerah mata kayu terjadi pembengkokkan arah
serat, sehingga kekuatan kayu menjadi berkurang. Menurut Desch dan Dinwoodie
(1981), penurunan kekuatan akibat mata kayu pada kuat geser dan kuat tekan
tegak lurus tegak lurus serat relatif kecil, pada kuat tekan sejajar serat cukup
besar, dan penurunan kekuatan yangpaling besar terjadi pada kuat tarik sejajar
I‐5
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
I‐6
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
kecil biasanya terjadi secara linier-elastik, sedangkan untuk nilai regangan yang
besar terjadi secara nonlinier-nonelastik seperti diperlihatkan pada Gambar 1.3.
σmak
σe Tegangan sebanding
0,2%εe ε
Gambar 1.3 Kurva tegangan-regangan sejajar serat
I‐7
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
baik arah sejajar serat maupun arah tegak lurus serat akan meningkat apabila
kadar air menurun. Untuk kadar air di bawah 30% (titik jenuh serat), penururnan
setiap 1% kandungan air akan meningkatkabn kuat tekan antara 4% sampai 6%.
c. Kuat lentur
Kuat lentur kayu merupakan salah satu sifat mekanik kayu yang tertinggi,
bila dibandingkan dengan sifat mekanik yang lain seperti kuat tartik, kuat tekan,
maupun kuat geser. Akibat kuat lentur yang tinggi dan berat jenis yang kecil
menyebabkan kayu banyak dipakai untuk elemen lentur pada struktur ringan.
Tegangan lentur dari suatu tampang yang memilki momen lembam I dan
M .y
bending momen M dapat dihitung dengan persamaan : σlt = ……… 1.1)
l
,dimana y adalah jarak dari garis netral ketitik yang ditinjau tegangan lenturnya.
Akibat bending momen M, pada sisi atas tampang batang akan mengalami gaya
tekan, sedangkan pada sisi bawah akan mengalami tarik. Seiring dengan
meningkatnya bending momen, maka daerah sisi tekan akan membesar, sehingga
letak garis netral akan bergerak ke bawah. Urutan kegagalan sangat ditentukan
oleh jenis kayu itu sendiri, sebagai contoh untuk kayu-kayu yang tidak diawetkan,
kegagalan diawali pada daerah tekan, kemudian diikuti oleh kegagalan daerah
tarik atau daerah geser. Tegangan lentur maksimum yang terjadi pada saat
keruntuhan dikenal dengan istilah Modulus of Repture (MOR).
I‐8
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
I‐9
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
1. Mata kayu
2. Pingul
3. Serat miring
4. Retak :
a. retak arah radial
I‐10
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
Tabel 1.1 Kuat acuan kayu (MPa) berdasarkan pemilahan secara mekanis
I‐11
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
e. Hitung berat jenis pada kadar air 15% (G15) dengan rumus :
G15 = Gb/(1-0,159Gb) ……………………………………….………… 1.2c)
f. Hitung estimasi kuat acuan kayu dengan rumus-rumus pada Tabel 1.2, dengan
G adalah G15.
Tabel 1.2 Estimasi kuat acuan berdasarkan atas berat jenis pada kadar air 15%
Untuk kayu berserat lurus tanpa cacat
Untuk kayu dengan serat tidak lurus dan/atau mempunyai cacat kayu,
estimasi nilai acuan yang dihitung dengan rumus-rumus pada Tabel 1.2, harus
direduksi dengan mengikuti ketentuan pada SNI 03-3527-1994 UDC 691.11
tentang “Mutu Kayu Bangunan”, yaitu dengan mengalikan nilai acuan pada Tabel
1.2 dengan nilai rasio kekuatan yang ada pada Tabel 1.3 yang bergantung pada
kelas mutu kayu. Kelas mutu kayu ditetapkan dengan mengacu pada Tabel 1.4.
A 0,80
B 0,63
C 0,50
I‐12
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
Pingul 1/10 tebal atau 1/6 tebal atau ¼ tebal atau lebar kayu
lebar kayu lebar kayu
I‐13
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
Beban hidup (L), beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung,
termasuk pengaruh kejut.
Beban hidup di atap (La), beban hidup di atap yang ditimbulkan selama
perawatan oleh pekerja, peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa
oleh orang dan benda bergerak.
Beban hujan (H), beban hujan yang ditimbulkan oleh adanya genangan air hujan.
Beban angin (W), beban angin termasuk dengan memperhitungkan bentuk
aerodinamika bangunan dan peninjauan terhadap pengaruh angin topan, puyuh,
dan tornado, bila diperlukan.
Beban gempa (E), beban gempa yang ditentukan menurut SNI 03-1726-1989,
atau penggantinya.
2. Kombinasi pembebanan
Kecuali apabila ditetapkan lain, struktur, komponen struktur dan
sambungannya harus direncanakan dengan menggunakan kombinasi pembebanan
berikut ini :
1,4D ……………………………... 1)
1,4D + 1,6L + 0,5(La atau H) ……………………………… 2)
1,2D + 1,6(La atau H) + (0,5L atau 0,8W) ……………………………… 3)
1,2D + 1,3W + 0,5L + 0,5(La atau H) ……………………………… 4)
1,2D + 1,0E + 0,5L ……………………………… 5)
0,9D ± (1,3W atau 1,0E) ……………………………… 6)
I‐14
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
3. Beban lain
Pengaruh struktural akibat beban-beban lainnya, termasuk tetapi tidak
terbatas pada berat dan tekanan lateral tanah, pengaruh temperatur, susut dan
kelembaban, rangkak dan beda penurunan tanah harus ditinjau didalam
perencanaan.
Pengaruh strukutral akibat beban yang ditimbulkan oleh fluida (F), tanah
(S), genangan air (P) dan temperatur (T) harus ditinjau dalam perencanaan dengan
menggunakan faktor beban : 1,3F; 1,6S; 1,2P; dan 1,2T.
Penyelesaian :
Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi ringan didasari oleh kesederhanaan
dalam mengerjakan dan juga sesuai dengan lingkungan, disamping kekuatannya
juga didasari oleh segi keindahannya dengan bermacam-macam warna dan bentuk
serat.
I‐15
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
Soal 2. Jelaskan bagian kayu yang paling baik digunakan untuk kayu struktural.
Penyelesaian :
Pada penampang kayu, bagian yang paling baik digunakan untuk kayu struktural
adalah di sebelah dalam dari lapisan kayu, yaitu bagian yang warnanya lebih gelap
disebut dengan kayu teras (heartwood), berfungsi sebagai penguat pohon karena
memiliki dinding sel yang lebih tebal dan kuat. Pada bagian ini tidak terdapat zat-
zat makanan, sehingga jika dipakai sebagai bahan konstruksi akan awet.
Soal 3. Suatu jenis kayu mempunyai kerapatan ρ = 0,7 pada kadar air 12%.
Tentukan nilai-nilai kuat acuan kayu secara visual.
Penyelesaian :
- Kerapatan ρ = 0,7 gr/cm3 = 700 kg/m3, dengan kadar air m = 12%
Gb = Gm/(1+0,265aGm)
= 0,625 (1+0,265.0,6)
= 0,72
G15 = Gb/(1-0,159Gb)
= 0,72 / (1 – 0,159.0,72)
= 0,81
I‐16
Bahan Ajar – Struktur Kayu – Mulyati, ST., MT
- Estimasi kuat acuan berdasarkan atas berat jenis pada kadar air 15%, untuk
kayu berserat lurus tanpa cacat :
Modulus elastisitas lentur : Ew = 16500G0,7 = 16500 . 0,810,7 = 14237 MPa
Lentur : Fb = 17130G1,13 = 17130 . 0,811,13 = 13500 kPa
Tarik sejajar serat = tekan sejajar serat: Ft =, Fc// = 7600G0,89
= 7600 . 0,81 0,89 = 6300 kPa
Geser sejajar serat : Fv = 2190G1,13 = 2190 . 0,811,13 = 1725 kPa
Tekan tegak lurus serat : Fc┴ = 2160G2,09 = 2160 . 0,812,09 = 1390 kPa
I‐17