LP HDR

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI PENUGASAN DALAM PRAKTIK PROFESI NERS


STASE KEPERAWATAN JIWA

Oleh:

ANANDA RIZKINA RAHMARDANTI

NIM. 22632250

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa Oleh:

Nama : ANANDA RIZKINA RAHMARDANTI

NIM : 22632250

Institusi : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Untuk memenuhi tugas praktik Program Profesi Ners Stase


Keperawatan Jiwa pada tanggal 13 Juni 2024 - 15 Juni 2024 di
Puskesmas Candirejo Magetan.

Penyusun

(Ananda Rizkina R)

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi


LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

A. KASUS
Harga diri rendah.
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri. Adanya perasaan hilang percaya diri merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan secara ideal diri. Gangguan harga diri rendah merupakan perasaan negatif
kepada diri sendiri, seperti merasa gagal mencapai apa yang diinginkan dan
kehilangan kepercayaan diri serta harga diri. (Keliat, 2011)
Menurut (Yusuf, 2015), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi mental
atau psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri sendiri dan
lingkungan. Hal-hal yang dapat mempengangaruhi perilaku manusia ialah keturunan
dan konstitusi, umur, dan sex, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-
istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan,
kehilangan dan kematian orang yang di cintai, rasa permusuhan, hubungan antara
manusia.
2. Penyebab
a. Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis,
kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis
kelaminnya. Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang
mandiri, kurang obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang
sensitif, kurang hangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai dengan
standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai lazimnya maka
dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
Meliputi ketidakpercayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan
struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan
anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan
dihantui rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu. Control orang yang
berat pada anak remaja akan menimbulkan perasaan benci kepada orang tua.
Teman sebaya merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas. Remaja
ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya,
4) Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon
secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat
mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak
berdaya.
b. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang
dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor dapat
mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian
tubuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi
tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan
stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan
kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola asuh yang
tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara,
kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan
bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan
eksternal:
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi.
3. Tanda dan Gejala
Tanda gejala dari seseorang yang mengalami harga diri rendah yaitu :
a. Mengejek dan mengkritik diri.
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.
c. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat.
d. Menunda keputusan.
e. Sulit bergaul.
f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga dan halusinasi.
h. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup.
i. Merusak atau melukai orang lain.
j. Perasaan tidak mampu.
k. Pandangan hidup yang pesimitis.
l. Tidak menerima pujian.
m. Penurunan produktivitas.
n. Penolakan terhadap kemampuan diri.
o. Kurang memperhatikan perawatan diri.
p. Berpakaian tidak rapi.
q. Berkurang selera makan.
r. Tidak berani menatap lawan bicara.
s. Lebih banyak menunduk.
t. Bicara lambat dengan nada suara lemah.
4. Akibat
Harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial berupa menarik diri.
Isolasi sosial merupakan gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku
yang maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial.

C. POHON MASALAH

Resiko Isolasi Sosial: Resiko perilaku


Waham
menarik diri kekerasan

Gangguan konsep
diri: Harga diri
rendah

Mekanisme koping Berduka


adaptif disfungsoinal
D. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Perubahan isi piker: Waham
E. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmako
a. Cloppromazine (CPZ) Indikasi untuk sindrom psikologis yaitu berat dalam
kemampuan menilai realistis, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi,
gangguan perasaan dan perilaku aneh, Efek samping sedasi, gangguan otonomik
dan endokrin.
b. Haloperidol (HPL) Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realistis
dalam fungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari Efek samping : sedasi,
gangguan otonomik dan endokrin.
c. Trihexypheridyl (THP) Indikasi : Segala jenis penyakit parkinson, termasuk
pascaenchepalitis dan idiopatik Efek samping : hpersensitive terhadap
trihexyphenidyl, psinosis berat, psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna.
2. Psikoterapi
a. Terapi okupasi/ rehabilitasi Terapi terarah bagi pasien, fisik maupun mental
dengan menggunakan aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut berupa
kegiatan yang direncanakan sesuai tujuan.
b. Terapi psikososial Rencana pengobatan skizofrenia harus ditujukan pada
kemampuan dan kekurangan pasien. Selain itu sebagai strategi penurunan stress
dan mengenal masalah dan perlibatan kembali pasien ke dalam aktivitas.
c. Psikoterapi Psikoterapi dapat membantu penderita adalah psikoterapi suportif dan
individual atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan maksud untuk 3.
3. Manipulasi lingkungan
a. Bersikap menerima psien dan negatifismenya
b. Melibatkan pasien dalam aktivitas kelompok dan aktivitas di ruangan
c. Memberi kesempatan pada pasien untuk mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya
sendiri. Misalnya, menata tempat tidur, membersihkan alat makan, dan minum
obat.
d. Memberikan umpan balik positif untuk tugas-tugas yang dilakukan secara mandiri
F. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH
1. Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah
a. Data Subyektif
1) Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna
2) Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu
3) Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk beraktifitas atau bekerja
4) Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri (mandi, berhias,
makan, dan toileting)
b. Data objektif
1) Mengkritik diri sendiri
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimistis
4) Tidak menerima pujian
5) Penurunan produktivitas
6) Penolakan terhadap kemampuan diri
2. Resiko Perilaku Kekerasan
a. Data Subyektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal
pada seseorang, klien suka membentak dan menyerah orang
yang mengusiknya jika kesal, atau marah, melukai/ merusak
barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri.
b. Data Obyektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dan keras,
bicara menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak
dan melempar barang-barang.
3. Perubahan Isi Pikir: Waham
a. Data Suyektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham:
1) Apakah pasien memiliki pikiran/isi piker yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap?
2) Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau
apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau
kesehatannya?
3) Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda
disekitarnya aneh dan tidak nyata?
4) Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar
tubuhnya?
5) Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan orang
lain?
6) Apakah pasien berfikir bahwa pikiran atau tindakannya
dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar?
7) Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik
atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat
membaca pikirannya?
b. Data Obyektif
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panic,
sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/realitas, ekspresi
wajah klien tegang, mudah tersinggung.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN(Basic Course).
Jakarta: EGC

Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

You might also like