Translation Academic Text

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Name: Abdul Sikyn M.

Hemeto
Class: A
Student ID: 321422032

Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian Global: Tantangan dan Adaptasi


Strategi

Iklim Telah muncul sebagai salah satu tantangan paling mendesak yang dihadapi pertanian
global saat ini. Pertanian global saat ini. Meningkatnya suhu, pola cuaca yang tidak dapat
diprediksi, dan meningkatnya frekuensi kejadian ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan
gelombang panas Secara signifikan mengganggu praktik pertanian tradisional. Sistem
pertanian, terutama di negara-negara berkembang, rentan terhadap perubahan ini, karena
mereka sering kekurangan infrastruktur dan sumber daya yang dibutuhkan untuk lingkungan
yang berubah dengan cepat. Petani mengalami penurunan hasil panen, degradasi tanah, dan
pergeseran musim tanam, yang pada gilirannya mempengaruhi keamanan pangan dan mata
pencaharian. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, diperlukan pemahaman tentang
bagaimana perubahan iklim berdampak pada produktivitas pertanian dan sistem pangan
secara global.

Salah satu dampak paling langsung dari perubahan iklim terhadap pertanian adalah
pergeseran Viabilitas tanaman di berbagai wilayah. Tanaman yang dulunya tumbuh subur di
iklim tertentu mungkin tidak lagi cocok karena kondisinya berubah. Sebagai contoh,
kenaikan suhu di wilayah yang secara tradisional lebih dingin memungkinkan petani untuk
menanam tanaman seperti anggur dan jagung, sementara daerah tropis mengalami penurunan
kesesuaian untuk tanaman seperti kopi dan kakao. Pergeseran geografis ini memiliki
implikasi ekonomi dan sosial, karena memaksa petani untuk mengadopsi tanaman baru,
berinvestasi dalam teknik pertanian baru, dan, dalam beberapa kasus meninggalkan mata
pencaharian tradisional mereka. Selain itu, kelangkaan air yang disebabkan oleh kekeringan
dan pola curah hujan yang tidak teratur menimbulkan tantangan yang signifikan bagi
pertanian beririgasi.

Untuk mengurangi ampak perubahan iklim terhadap pertanian, para peneliti dan pembuat
kebijakan mengadvokasi strategi adaptasi yang dapat meningkatkan ketahanan. Strategi ini
termasuk mengembangkan tanaman tahan kekeringan, mempromosikan berkelanjutan,
mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan, dan meningkatkan sistem irigasi. Inovasi
dalam bioteknologi telah menghasilkan tanaman hasil rekayasa genetika yang lebih tahan
terhadap tekanan lingkungan seperti panas dan kekurangan air. Selain itu, praktik agroekologi
seperti rotasi tanaman, wanatani, dan teknik konservasi tanah dapat meningkatkan
keberlanjutan pertanian sekaligus mengurangi jejak karbon dari kegiatan pertanian.
Kolaborasi antara pemerintah, lembaga penelitian, dan petani lokal sangat penting untuk
meningkatkan upaya-upaya ini dan memastikan bahwa upaya-upaya tersebut dilaksanakan
secara efektif.

Terlepas dari upaya-upaya ini, tantangan perubahan iklim membutuhkan respons global dan
terkoordinasi. Organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bank Dunia,
bekerja untuk meningkatkan kesadaran tentang perlunya pertanian cerdas-iklim. Mereka
mempromosikan kebijakan yang berfokus pada adaptasi dan mitigasi, termasuk mengurangi
emisi gas rumah kaca dari kegiatan pertanian, termasuk mengurangi emisi gas rumah kaca
dari kegiatan pertanian. Pada saat yang sama, ada pengakuan yang berkembang bahwa
keadilan iklim harus menjadi bagian dari pembicaraan, karena masyarakat yang rentan
khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah sering kali menjadi pihak yang paling
terpukul oleh perubahan iklim, meskipun mereka berkontribusi paling kecil terhadap
penyebabnya. membangun ketahanan iklim di bidang pertanian akan membutuhkan investasi
yang signifikan, Kebijakan yang inovatif, dan komitmen terhadap praktik-praktik
berkelanjutan di tingkat Baik di tingkat lokal maupun global.

You might also like