Jurnal 3

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

PENGAJUAN JUDUL KIAN

PENERAPAN INTERVENSI RENDAM KAKI AIR HANGAT DENGAN


MENGGUNAKAN GARAM DAN SERAI TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA LANSIA

RESUM JURNAL
JUDUL PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT
DENGAN GARAM DAN SERAI TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI PUSKESMAS TIGO
BALEH BUKITTINGGI TAHUN 2021
TAHUN 2022
PENULIS Yossi Fitrina¹ , Dian Anggraini², Liza Anggraini³

Abstrak Hipertensi sering terjadi pada lansia menyebabkan menderita


stroke,infark miokard,gagal ginjal,kerusakan otak bahkan
kematian.Lansia dengan hipertensi cendrung tidak stabil karena
kurangya memperhatikan gaya hidup dan pengobatan yang tidak
teratur. Rendam kaki dengan air hangat dan serai dengan campuran
garam mengandung Nacl dan minyak atsiri dapat menurunkan
tekanan darah.Tujuan penelitiannya adalah menganalisa pengaruh
pemberian terapi rendam kaki menggunakan air hangat garam dan
serai terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi.Penelitian exsperimental dengan pre-pst test with kontrol
groups design. Teknik penelitian menggunakan Non Probability
Sampling. Jumlah responden sebanyak 32 lansia yang di bagi 2
kelompok. Hasil penelitian di dapat pre test tekanan darah kelompok
intervensi yaitu 157,75 dan tekanan darah kelompok kontrol 155,31
sedangkan post test tekanan darah pada kolompok intervensi146.38
dan kelompok kontrolyaitu tekanan darah 153.63. Hasil analisa
bivariat dengan uji Independen T- Test yaitu p-value tekanan darah
=(0,0000)
Pendahuluan Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
melewati batas normal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan
diastolik 90 mmHg (Try Putra Parmana et al., 2020). Hipertensi
merupakan salah satu masalah kesehatan utama setiap negara dan
dianggap sebagai masalah kesehatan yang serius karena
kedatangannya seringkali tidak disadari. Hipertensi telah
menyebabkan 9,4 juta kematian diseluruh dunia setiap tahunnya
(Handono et al., 2021). Data World Health Organization (WHO)
tahun 2019 mengestimasikan saat ini prevalensi hipertensi secara
global sebesar 22% dari total penduduk dunia dan Asia Tenggara
berada pada posisi ke-3 tertinggi dengan prevalensi sebesar 25%
terhadap total penduduk (Infodatin, 2019).Di Indonesia didapatkan
prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran pada penduduk di usia
>18 tahun sebesar 34,1%, atau sebanyak 63.309.620 kasus orang
terkena hipertensi dengan angka kematian 427.218 kematian
(Kemenkes RI, 2019).
Berdasarkan data diatas hipertensi merupakan salah satu
penyakit yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan lansia.
Hal ini terjadi akibat perubahanfisiologis seperti penurunan respons
imunitastubuh, katup jantung menebal dan menjadi
kaku,berkurangnya elastisitas pembuluh darah,penurunan
kemampuan kontraktilitas jantung, sertakurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untukoksigenasi. Perubahan inilah yang
menyebabkanpeningkatan resistensi vaskuler sehingga
lansiacenderung lebih rentan mengalami hipertensi(Handono et al.,
2021). Tekanan darah yang tinggi pada lansia ini dipengaruhi faktor
usia. Penelian yang dilakukan Ernawati & Maulana (2015) yang
menyatakan usia merupakan salah satu faktor resiko hipertensi,
dimana hipertensi pada usia 60 tahun ke atas yaitu 11,340 kali lebih
besar bila dibandingkan dengan usia kurang dari sama dengan 60
tahun. Dengan keadaan ini 56,25% rata-rata tekanan darah sistolik
lansia yaitu 158,5 mmHg dan tekanan darah diastoliknya yaitu 95
mmHg. Menurut WHO batas normal tekanan darah lansia adalah 140
mmHg tekanan sistolik dan 90 mmHg tekanan diastolik (Ernawati &
Maulana, 2015).
Tekanan darah yang cendrung mengalami peningkatan pada
lansia, apabila tidak melakukan pengecekan tekanan darah, maka
sebagian besar lansia akan memiliki gambaran klinisseperti sakit
kepala kadang disertai mual danmuntah, penglihatan kabur, cara
berjalan yang tidakmantap, nokturia, dan pembengkakan.Apabila
kondisi ini dibiarkan dan tidak segera diatasi akan
menyebabkankomplikasi, seperti stroke, infark miokard, gagalginjal,
kerusakan otak, dan kejang, serta kematian(Try Putra Parmana et al.,
2020).Secara garis besar pengobatan hipertensi dibagi menjadi dua,
yaitu pengobatan farmakologis dan non-farmakologis. Pengobatan
farmakologis adalah pengobatan yang berhubungan dengan obat-
obatan dan penatalaksanaan medis, sedangkan pengobatan non-
farmakologis merupakan pengobatan tradisional atau komplementer
alternatif. Terapi komplementer merupakan bagian dari praktik
keperawatan (Kemenkes, 2014). Terapi komplementer ini bersifat
terapi alamiah diantaranya adalah dengan terapi herbal, terapi nutrisi,
relaksasi progresif, meditasi, akupuntur dan hidroterapi (Sudoyo,
2009).
Salah satu pengobatan terapi komplementeryang dapat
digunakan untukintervensisecara mandiri dan bersifat alami yaitu
hidroterapi kaki (rendam kaki air hangat). Terapi rendam kaki air
hangat memberikan sirkulasi, mengurangi edema, meningkatkan
sirkulasi otot dan menimbulkan respon sistemik terjadi melalui
mekanisme vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) (Perry & Potter,
2010, hal.632). Merendam kaki air hangat akan memberikan respon
lokal terhadap panas melalui stimulasi ini akan mengirimkan implus
dari perifer ke hipotalamus (Perry & Potter, 2010). Terapi rendam
kaki air hangat ditambah campuran garam dan seraisecara alamiah
bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi edema,
meningkatkan relaksasi otot, menyehatkan jantung, mengendorkan
otot- otot, menghilangkan stress, nyeri otot, meringankan rasa sakit,
meningkatkan permeabilitas kapiler, memberikan kehangatan pada
tubuh sehingga sangat bermanfaat untuk terapi penurunan tekanan
darah pada hipertensi, dan prinsip kerja dari terapi ini yaitu terjadi
perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan
menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan dapat menurunkan
ketegangan otot (Ismatul & Ambarwati, 2020).
Metode Pada penelitian ini menggunakan metode non probability sampling
(purposive sampling), yaitu penerapan responden untuk dijadikan
sampel berdasarkan maksud atau tujuan tertentu yang ditentukan
oleh peneliti sesuai kriteria inklusi(Dharma, 2011). Untuk
menentukan ukuran besar sampel pada penelitian ini, peneliti
menggunakan rumus besar sampel penelitian Slovin yang digunakan
yang digunakan untuk menghitung jumlah sampel minimum pada
suatu populasi terbatas (finite population)
Hasil Penelitian Disimpulkan hasil dari penelitian ini bahwa ada pengaruh terapi
rendam kaki air hangat dengan campuran garam dan serai terhadap
tekanan darah pada lansia hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Tigo
Baleh Kota Bukittinggi Tahun 2021. Setelah responden dilakukan
terapi rendam kaki air hangat dengan campuran garam dan serai
dengan suhu 40°C dalam waktu 20 menit selama tiga hari berturut-
turut. Dinyatakan ada perbedaan tekanan darah yang signifikan
setelah dilakukan intervensi, karena setelah pemberian intervensi
dilakukan pengukuran tekanan darah ulang (post test) sehingga
peneliti dapat melihat atau mendapatkan hasil pengukuran tekanan
darah bahwa hasilnya ada penurunan tekanan darah yang signifikan
setelah pemberian terapi rendam kaki air hangat dengan campuran
garam dan serai.
Kesimpulan Distribusi frekuensi karakteristik lansia dengan hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Tigo Baleh adalah 78% lansia hipertensi adalah
perempuan dan 62% dengan riwayat hipertensi lebih dari 5 tahun.
Rerata tekanan darah responden kelompok intervensi sebelum dan
sesudah diberikan terapi rendam kaki air hangat dengan campuran
garam dan serai yaitu sistol 157,75 mmHg dan diastol 96,88 mmHg
dan setelah diberikan terapi rendam kaki air hangat dengan campuran
garam dan serai yaitu 146,38 mmHg dan diastol 92,13 mmHg.
Rerata tekanan darah responden kelompok kontrol tanpa perlakuan
terapi rendam kaki air hangat dengan campuran garam dan serai pada
hari I yaitu sistol 155,31 mmHg dan diastol 92,44 mmHg dan setelah
hari ke-III yaitu tekanan darah sistol 153,63 mmHg dan diastol 90,50
mmHg. Adanya pengaruh terapi rendam kaki air hangat dengan
campuran garam dan serai terhadap tekanan darah ada lansia
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukitinggi
Tahun 2021dengan nilai p-value tekanan darah yaitu (0,000)< (0,50).
Disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi rendam kaki air hangat
dengan campuran garam dan serai terhadap tekanan darah pada
lansia hipertensi, maka secara statistic Ha diterima.

You might also like