Modul Mapaba Vi

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 49

MODUL MAPABA VI

RAYON FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


KOMISARIAT IAI SYARIFUDDIN

“MEMBANGUN JIWA LEADERSHIP DENGAN NAFAS KEINDONESIAAN DAN KEISLAMAN”

“Sekali bendera dikibarkan, hentikan ratapan dan tangisan, tangan terkepal dan maju kemuka,

mundur satu langkah adalah sebuah bentuk pengkhianatan.”

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 1


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

SALAM PERGERAKAN !!

Alhamdulillah wa syukurillah, terpanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena


berkat rahmat dan hidayah-Nya kita dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan baik dan
lancer. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW, karena berkat petunjuknya kita dapat membedakan antara hak dan bathil.
Mengawali modul mapaba ini, kami ingin menyampaikan bahwa kaderisasi merupakan hal
yang sangat penting dalam sebuah organisasi khususnya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia yang berada di lingkungan kampus. Kualitas seorang kader dapat terjamin ketika benar-
benar telah melalui proses kaderisasi yang baik, sehingga otak seorang kader harus benar-benar
terasah dengan pengetahuan-pengetahuan umum maupun agama. Oleh karena itu, modul mapaba
sangat perlu untuk di jadikan pegangan oleh anggota maupun kader PMII.
Masa penerimaan anggota baru atau sering disebut dengan Mapaba merupakan tahap awal
seorang mahasiswa untuk bergabung di PMII, sehingga dalam tahapan ini harus benar-benar
matang dalam memberikan materi yang berkaitan dengan PMII supaya mampu memberikan
rangsangan positif terhadap para anggota maupun kader.
Dalam modul mapaba ini telah kami sajikan materi-materi wajib yang harus diberikan
kepada anggota PMII sesuai dengan hasil Muspimnas PMII tahun 2019, diantaranya ialah
Keorganisasian PMII, Nilai Dasar Pergerakan (NDP), Aswaja, Kopri, Sejarah Perjuangan Bangsa
Indonesia, PMII Lokal, Ansos 1, dan Geneologi Gerakan Faham Islam di Indonesia.
Demikian pengantar dari kami, semoga modul ini dapat bermanfaat dengan baik bagi
seluruh anggota dan kader PMII. Kami selalu menunggu eksistensi Gerakan dari para sahabat
untuk selalu berjuang demi bangsa dan agama.

“Sekali bendera dikibarkan, hentikan ratapan dan tangisan, tangan terkepal dan maju kemuka,
mundur satu langkah adalah sebuah bentuk pengkhianatan.”

MARI BERDZIKIR, BERFIKIR DAN AMAL SHOLEH.

Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwamith Thariq


Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 2


MATERI 1

PMII LOKAL

A. Sejarah PMII Syarifuddin

Dari waktu ke waktu kederasi PMII sampai ke seluruh kampus di Indonesia , termasuk di
lumajang. Dan dari sinilah PMII masuk ke Institut Agama Islam Syarifuddin. Dari beberapa upaya
dan usaha harus dilakukan agar tidak menjadikan buta sejarah kader PMII. Sama halnya di kampus
Syarifuddin organisasi PMII masuk ke kawasan kapus pada tahun 2005. Pada saat itu di promotori
oleh 5 orang sahabat diantaranya 1.Sahabar Ikhwanul Muttaqin , 2.Sahabat Ahmad Barizi,
3.Sahabat Khoirul Anam, 4.Sahabat Rahman, 5.Sahabat Husnan, yang pada awalnya merupakan
sebuah kelompok kajian yaitu KKPK (Kelompok Kajian Pengembangan Keilmuan) dan sekarang
menjadi KKPF (Kelompok Kajian Pojok Freetalk). Tahun demi tahun bertambah PMII Syarifuddin
semakin menunjukan eksistensinya , ini terbukti dari semakin banyaknya minat mahasiswa IAIS
ikut berproses didalamnya.

Dari sana terbentuk komisariat IAI Syarifuddin dan diangkatlah sahabat Ikhwanul Muttaqin
sebagai ketua komisariat pertama. Sejarah mencatat bahwa pada masanya PMII/Organisasi ekstra
kampus tidak memiliki rekomendasi dari rektor IAI Syarifuddin. Akan tetapi kader PMII
Syarifuddin masa itu membuktikan bahwa PMII adalah oragnisasi mapan dan sebagaimana
ditunjukan bahwa organisasi PMII adalah organisasi yang berpedoman intelektualitas dan gerakan
untuk menopang inspirasi masyarakat dan tetap berhaluan kepada aswaja annahdhiah yang
dikarenakan PMII lahir dari NU meskipun pada masa sekarang PMII menyatakan sikap
interpedensi terhadap NU.

Dari masa kemasa PMII Syarifuddin melahirkan beberapa ketua komasiriat sebagai mana
disebutkan berikut:

1. Ahmad Ikhwanul Muttaqin.S.Pd.i


(Fakultas Tarbiyah periode 2005-2006)
2. Sudi S.Pd.i
(Fakultas Tarbiyah periode 2006-2007)
3. Ainun Najib S.Pd.i
(Fakultas Tarbiyah periode 2007-2008)
4. Dwi Arisandi S.Pd.i
(Fakultas Tarbiyah periode 2008-2009)
5. Ahmad Taufik S.Pd.i
(Fakultas Tarbiyah periode 2009-2010)
6. Ismail Marzuki S.Pd.i
(Fakultas Tarbiyah periode 2010-2011)
7. Fathullah S.Pd.i
(Fakultas Tarbiyah periode 2011-2012)
8. Ahmad Malihan S.E.Sy
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam periode 2012-2013)
Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 3
9. Imam Ghazali S.E.Sy
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam periode 2013-2014)
10. Faisol Ahmad S.Pd
(Fakultas Tarbiyah periode 2015-2016)
11. H. Syaiful Anwar S.Pd
(Fakultas Tarbiyah periode 2017-2018)
12. Nuril Huda S.Sos
(Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam periode 2017-2018)
13. Muhammad Nur Efendi S.Pd
(Fakultas Tarbiyah periode 2018-2019)

14. Agus Arifin Mustofa, S,E


( Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Periode 2019-2020)
15. Ahmad Aldi
( Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Periode 2020-2021)
16. M.Langgeng Prayoga
(Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam periode 2021-2022)

Dengan bertambahnya tahun maka PMII Syarifuddin sudah membuktikan kekokohanya untuk
mencetak kader-kader yang mapan. Dibuktikan dengan kaderisasi yang terus berjalan dan tidak
ada hentinya menanamkan bahwa organisasi PMII adalah organisasi yang berasaskan Ahlu
Sunnah Waljamaah.

Sampai saat ini PMII Syarifuddin sudah membuktikan bahwa organisasi PMII adalah
organisasi kaderisasi dengan terbentuknya 3 rayon di PMII Syarifuddin yang akan dibahas dalam
kutipan sejarah berikut

B. Kilas Sejarah 3 Rayon PMII Syarifuddin Lumajang

Rayon adalah salah satu lembaga dalam hirarki struktur PMII secara umum pada wilayah
fakultas diperguruan tinggi. Rayon sebagai ujung tombak kaderisasi PMII yang berfungsi untuk
merekrut anggota baru melalui jenjang kaderisasi MAPABA serta sebagai ruang akulturasi diri
dalam mengembangkan petensi skill seorang kader dan anggota. Sebagai mana Anggaran dasar/
Anggaran Dasar Rumah Tangga (AD/ART) PMII BAB IV Pasal 4 tentang tujuan PMII yaitu
“Terbentuknya Pribadi Muslim Indonesia yang Bertakwa Kepada Allah SWT. Berbudi
Luhur, Berilmu, Cakap dan Bertanggung Jawab dalam Mengamalkan Ilmunya dan
Komitmen Memperjuangkan Cita-cita Kemerdekaan Indonesia.” Maka berdasarkan tujuan
tersebut rayon sangat menentukan dan dipandang perlu dalam proses keberlanjutan organisasi.
Karena sangat bersentuhan langsung dengan anggota atau kader dalam proses kderisasi seutuhnya.

Pembentukan Rayon di PMII Syarifuddin merupakan hal yang diinginkan oleh pengurus
Komisariat terdahulu karena kaderisasi dalam tubuh PMII semakin sistematis dan lebih terstruktur
serta yang paling menjadi pokok utama adalah mewujudkan cita-cita PMII menjadi sebuah
organisasi yang unggul dalam mencetak kader-kader atau generasi penerus bangsa sebagai Agent
Of Control , Agent Of Social , Agent Of Change.
Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 4
C. Kronologi Pra Terbentuknya Rayon

Keinginan pengurus komisariat untuk mendirikan Rayon di Komisariat PMII Syarifuddin


telah lama terfikirkan, bahkan sejak kepengurusan Komisariat periode 2011-2012 yang pada saat
itu ketua Komisariatnya adalah Sahabat Fathullah. Pembentukan rayon tersebut sangat diinginkan
karena memang sudah semakin banyaknya kuantitas anggota dan kader di setiap fakultas yang
pada saat itu sudah berdiri dua fakultas di kampus Institut Agama Islam Syarifuddin (IAIS) , maka
wadah atau lembaga kaderisasi disetiap fakultas sangat menjadi kebutuhan, tetapi pembentukan
rayon sendiri masih belum terealisasikan sampai akhir kepengurusan dikarenakan beberapa hal.

Semangat pengurus Komisariat PMII Syarifuddin untuk mendirikan rayon terus mengalir
disetiap periode selanjutnya. Mulai dari periode 2012-2013 yang di nahkodai oleh Sahabat
Malihan , Sahabat Imam Ghozali pada periode 2013-2014. Hingga pada masa periode
kepengurusan 2015-2016 yang diketahui oleh Sahabat Faisol Ahmad, pada masa inilah usaha
untuk mendirikan rayon mulai dilakukan dan juga di dukung oleh status perguruan tinggi yang
sudah resmi menjadi IAI Syarifuddin pada tahun 2014-2015. Setalah beralih menjadi IAIS ,
lahirlah juga fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, yang mana sebelumnya hanya terdapat dua
fakultas yaitu Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Pemilihan ketua rayon pada masa itu tidak melalui Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR)
sebagaimana semestinya , dikarenakan masih tahap awal pembentukan juga untuk meminimalisir
konflik internal, alhasil pemilihan ketua rayon pada masa itu menggunakan hasil musyawaroh
pengurus komisariat dan kader-kader dari setiap fakultas. Dan ditunjuklah Sahabat Setiyoso
Lastanto sebagai Ketua Rayon Fakultas Tarbiyah , Sahabat Mahmud Bashori sebagai Ketua Rayon
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dan Sahabat M.Zakaria Husni sebagai Ketua Rayon Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Islam.

Setelah terpilih masing-masing ketua dari tiga rayon diajukanlah SK (Surat Keputusan) ke
PMII Cabang Lumajang. Pada tanggal 15 Februari 2017 di kantor KEMENAG Lumajang ketiga
rayon persiapan resmi dideklarasikan secara formal bersamaan dengan pelatikan pengurus
komisariat periode 2017-2018 yaitu pada masa ketua terpilih Sahabat Syaiful Anwar.

Dalam perjalannanya, untuk meuwujudkan kemandirian disetiap rayon tidaklah mudah dan
butuh komitmen serta semangat juang dala tubuh rayon itu sendiri, sekaligus pengawalan penuh
oleh pengurus komisariat pada masa itu.

Setelah ketiga rayon persiapan dideklarasikan sekaligus kepengurusannya terbentuk periode 2017-
2018, nama ketua rayon persiapan diantaranya :

1. Rayon Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) diketuai oleh Sahabat M.Zakaria
Husni
2. Rayon Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) diketuai oleh Sahabat Mahmud Bashori
3. Rayon Fakultas Tarbiyah diketuai oleh Sahabat Setiyoso Lastanto
Berikut struktur kepengurusan ketiga Rayon PMII Syarifuddin periode 2017-2018 yang tercantum
dalam SK pengurus Rayon Persiapan.

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 5


 Struktur Pengurus Rayon Persiapan FDKI
Badan Pengurus Harian
Ketua : M.Zakaria Husni
Sekertaris : Nur Kholis
Bendahara : Mahfud
Biro-Biro
Biro Kaderisasi : Nuril Huda (Koordinator)
Mahmudi
Merry Zulfitria Nimgsih
Biro Keilmuan : Rahima (Koordinator)
Zainur Rosikin
Qurrotul Ayun
Samsul Huda
M.Lukmanul Hakim
Biro Advoger : Firdaus Akhasanul Wahid (koordinator)
M.Rohim
Irfan Ainur Rofiq
Abu Hasan
 Struktur Pengurus Rayon Persiapan FEBI
Badan Pengurus Harian
Ketua : Mahmud Bashori
Sekertaris : M.Syaifil Ikrom
Bendahara : Annisa’ Bukaillah
Biro-biro
Biro Kaderisasi : Silvya Amanatul Khoiriyah (koordinator)
Rahmat Hidayat
Iis Susanti
Ismawati Ningsih
Linda Ayu Anggraini
Biro Keilmuan :Kiki Aminatur Riskiyah (Koordinator)
Zahrotul Aini
Junaidi
Lailatul Sa’adah
Vivi Agustin W
Elmira miftahul R
Arif Hermawan
Fatimatus Zahro
Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 6
Biro Geranat : Abdul Wafi (Koordinator)
Rizkiatul Khasanah
Khiftarul Ulum
Robi Wahyu Dianto
Nuril Hasanah
Ita Nur Fadilah
Biro Minat & Bakat : M.Toha (Koordinator)
Syai’an Adzim
Abdurrahman
Eva Yulianti
Kholifatul Laili
 Struktur Pengurus Rayon Persiapan Tarbiyah
Badan Pengurus Harian
Ketua : Setiyoso Lastanto
Sekertaris : Qurrotul A’yun
Bendahara : Siti Fatimah
Biro- Biro
Biro Kaderisasi : Halimatus Sholehah (Koordinator)
Fathur Rosi
Yogi Pratama
Indah Tri Utami
Ria Susanti
Biro Keilmuan : Yusrolana (Koordinator)
Canda Ayu Pitara
Nur Sikin
Nuril Hasanah
Biro Geranat : Slamet (Koordinator)
Abdul Ghoni
Nailul Ni’am
Ismatul Izzah M
Lembaga Semi Otonom Olah Raga dan Kesehatan
M.Ribhan Sidiq
Anidatur Rohmah
Abdullah

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 7


MATERI 2

Ke-PMII-an

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Berdiri tanggal 17 April 1960 yang
Merupakan suatu organisasi pergerakan yang mewadahi mahasiswa dengan Tujuan PMII yaitu : “
Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur,
berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen
memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia ”. Secara totalitas PMII sebagai organisasi
merupakan suatu gerakan yang bertujuan melahirkan kader-kader bangsa yang mempunyai
integritas diri sebagai hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT dan atas dasar ketaqwaannya
berkiprah mewujudkan peran ketuhanannya membangun masyarakat bangsa dan negara Indonesia
menuju suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam ampunan dan ridlo Allah SWT .
A. Cikal Bakal PMII
Ide dasar berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bermula dari adanya
hasrat kuat para mahasiswa Nahdliyin untuk membentuk suatu wadah (organisasi) mahasiswa yang
berediologi Ahlussunnah Waljama’ah (Aswaja). Ide ini tak dapat dipisahkan dari eksistensi IPNU-
IPPNU ( Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama ). Berikut beberapa faktor yang melatar belakangi
berdirinya PMII
1. Carut-marut situasi politik Bangsa Indonesia tahun 1950-an
2. Peraturan berjalan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Pisahnya NU dengan MASYUMI
4. Gelisahnya Mahasiswa NU yang bergabung dengan HMI karena tidak terakomodir dan
terpinggirkannya Mahasiswa NU.
B. Sejarah Berdirinya PMII
Secara historis, PMII merupakan mata rantai dari departemen perguruan tinggi IPNU yang
dibentuk dalam muktamar III PNU di Cirebon Jawa Barat pada tanggal 27 - 31 Desember 1958. Di
dalam wadah IPNU-IPPNU ini banyak terdapat mahasiswa yang menjadi anggotanya, bahkan
mayoritas fungsionaris pengurus pusat IPNU-IPPNU berpredikat sebagai mahasiswa.Itulah
sebabnya, keinginan dikalangan mereka untuk membentuk suatu wadah khusus yang menghimpun
para mahasiswa nahdliyin. Pemikiran ini sempat terlontar pada muktamar II IPNU tanggal 1-5
Januari di Pekalongan Jawa Tengah, tetapi para pucuk pimpinan IPNU sendiri tidak menanggapi
secara serius. Hal ini mungkin dikarenakan kondisi di dalam IPNU sendiri masih perlu
pembenahan, yakni banyaknya fungsionaris IPNU yang telah berstatus mahasiswa, sehingga
dikhawatirkan bila wadah khusus untuk mahasiswa ini berdiri akan mempengaruhi perjalanan.
IPNU yang baru saja terbentuk, Tetapi aspirasi kalangan mahasiswa yang tergabung dalam
IPNU ini makin kuat untuk mendirikan suatu wadah khusus Mahasiswa Nahdliyin, hal ini terbukti
pada muktamar III IPNU di Cirebon Jawa Barat, pucuk pimpinan IPNU didesak oleh para peserta
muktamar membentuk suatu wadah khusus yang akan menampung para mahasiswa nahdliyin,
namun secara fungsional dan struktur organisatoris masih tetap dalam naungan IPNU, yakni dalam
wadah departemen perguruan tinggi IPNU. Namun langkah yang diambil oleh IPNU untuk
menampung aspirasi para mahasiswa nahdliyin dengan membentuk departemen perguruan tinggi
IPNU pada kenyataannya tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Terbukti pada Konfrensi
Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 8
Besar IPNU di Kaliurang Yogjakarta pada tanggal 14 - 16 Maret 1960, Forum konprensi besar
memutuskan terbentuknya suatu wadah/organisasi mahasiswa nahdliyin yang terpisah secara
struktural maupun fungsional dari IPNU-IPPNU.
Upaya Dibalik Kelahiran PMII Usaha untuk mendirikan suatu wadah yang khusus
menghimpun mahasiswa nahdliyin sebenarnya sudah lama ada, hal ini dapat dilihat dengan adanya
kegiatan sekelompok mahasiswa NU yang di Jakarta. Patut dicatat disini: Pertama, Berdirinya
IMANU (ikatan mahasiswa NU) pada bulan Desember tahun 1955 di Jakarta. Namun
kehadirannya belum bisa diterima oleh banyak pihak, terutama oleh kalangan sesepuh NU sendiri.
Sebab disamping kelahiran IPNU itu sendiri masih baru (didirikan pada tanggal 24 Februari 1954)
yang notabene mayoritas pengurusnya mahasiswa, sehingga dikhawatirkan justru akan
melumpuhkan IPNU. Kedua, sekelompok mahasiswa nahdliyin yang berdomisili di kota Surakarta
Jawa Tengah yang diprakarsai oleh H. Mustahal Ahmad, juga sempat mendirikan suatu organisasi
yang diberi nama “Keluarga Mahasiswa NU” (KMNU) Surakarta, juga pada tahun 1955. Bahkan
KMNU ini merupakan organisasi mahasiswa.yang NU yang mampu bertahan sampai lahirnya
PMII pada tahun 1960. Ketiga, di Bandung ada usaha serupa dengan nama PMNU (persatuan
mahasiswa NU) dan masih banyak lagi di kota-kota lain dimana ada perguruan tinggi yang
mempunyai gejala yang sama, tetapi ternyata pimpinan IPNU tetap membendung usaha-usaha
tersebut dengan suatu pemikiran bahwa pimpinan pusat IPNU akan lebih mengintensifkan pada
usaha-usaha mengadakan penelitian pada dua permasalahan pokok :
1) Seberapa besar potensi mahasiswa NU
2) Sampai seberapa jauh kemampuan untuk berdiri sebagai organisasi mahasiswa
Upaya yang dilakukan oleh IPNU dengan membentuk departemen perguruan tinggi untuk
menampung aspirasi mahasiswa nahdliyin, tidak banyak berarti bagi kemajuan dan perkembangan
mahasiswa nahdliyin, hal tersebut disebabkan beberapa hal :
1) Kondisi obyektif menunjukkan bahwa keinginan para pelajar sangat berbeda denga keinginan,
dinamika dan perilaku mahasiswa.
2) Kenyataan gerak dari departemen perguruan tinggi IPNU itu sangat terbatas sekali. Terbukti
untuk duduk sebagai anggota PPMI persatuan perhimpunan mahasiswa indonesia), suatu
konfederasi organisasi mahasiswa ekstra universitas tidak mungkin bisa, sebab PPMI merupakan
organisasi yang hanya menampung ormas-ormas mahasiswa. Apalagi dalam MMI (majlis
mahasiswa indonesia), suatu federasi dari dewan/senat mahasiswa, juga tak mungkin dilakukan 5)
Kesimpulan dari perdebatan mengenai hasil pengamatan ketua IPNU waktu itu ternyata
tidak berbeda jauh. Para anggota pimpinan pusat IPNU lebih condong untuk merintis pembentukan
wadah khusus bagi mahasiswa nahdliyin. Pertimbangan yang menyertai kwsimpulan ini juga lebih
kompleks. Sebab di penghujung dasa warsa 1950 itu situasi politik dan keamanan di tanah sir kita
sedang bergolak. Dengan demikian, pertimbangan-pertimbangan yang diperdebatkan dalam rapat
piminan pusat IPNU itu :
Pertama, wadah departemen perguruan tinggi IPNU dianggap tidak lagi memadai, tidak cukup
kuat untuk mewadahi gerakan kemahasiswaan. Kedua, perkembangan poltik dan keamanan dalam
negeri menuntut pengamatan yang ekstra hati-hati, khususnya bagi para mahasiswa Islam. Ketiga,
satu-satunya wadah kemahasiswaan Islam yang ada pada waktu itu ialah HMI (himpunan

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 9


mahasiswa Islam), yang tokoh-tokohnya dinilai terlalu dekat dengan partai Masyumi, sedangkan
tokoh masyumi telah melibatkan diri dalam pemberontakan PRRI (Pemberontakan Revolusioner
Republik Indonesia).
Puncaknya ketika IPNU mengadakan konfrensi besar pada tanggal 14-17 Maret 1960,
setelah sahabat Isma’il Makky (selaku ketua departemen perguruan tinggi IPNU) dan sahabat
Moh. Hartono BA (mantan wakil pimpinan Usaha Harian Pelita Jakarta) berbicara di depan peserta
konfrensi besar IPNU tersebut di Kaliurang Yogjakarta. Dari sinilah akhirnya lahir suatu
keputusan “ Perlunya didirikan suatu organisasi mahasiswa secara khusus bagi mahasiswa
nahdliyin yang lepas baik secara struktural organisatoris maupun adminstratif” . Untuk
mempersiapkan musyawarah pembentukan suatu wadah/organisasi mahasiswa tersebut
dibentuklah 13 orang panitia pendiri organisasi mahasiswa nahdliyin dengan limit waktu kerja satu
bulan, yang diirencanakan dilaksanakan di Surabaya. 13 orang panitia pendiri organisasi
mahasiswa nahdliyin tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sahabat Cholid Mawardi (Jakarta)
2. Sahabat Said Budairy (Jakarta)
3. Sahabat M. Sobich Ubaid (Jakarta)
4. Sahabat M. Makmun Syukri BA (Bandung)
5. Sahabat Hilman (Bandung)
6. Sahabat H. Isma’il Makky (Yogyakarta)
7. Sahabat Munsif Nahrawi (Yogyakarta)
8. Sahabat Nuril Huda Suaidy HA (Surakarta)
9. Sahabat Laily Mansur (Surakarta)
10. Sahabat Abd. Wahab Jailani (Semarang)
11. Sahabat Hisbullah Huda (Surabaya)
12. Sahabat M. Cholid Narbuko (Malang)
13. Sahabat Ahmad Husain (Makasar)
Mengenai nama PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) itu sendiri, adalah usulan
dari delegasi Bandung dan Surabaya yang mendapatkan dukungan dari utusan Surakarta.
Sementara delegasi dari Yogjakarta mengusulkan nama “Perhimpunan/Persatuan Mahasiswa
Ahlussunnah Waljama’ah” dan nama “Perhimpunan Mahasiswa Sunny”. Sedangkan utusan dari
Jakarta mengusulkan nama “IMANU” (ikatan mahasiswa nahdlatul Ulama). Akhirnya, forum
menyetujui nama “PMII”, singkatan dari “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”, setelah
melalui beberapa perdebatan , Apakah PMII itu singkatan dari “Persatuan Mahasiswa Islam
Indonesia”, atau “Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia?”. Ternyata permasalahannya
mengerucut pada haruf “P”. Kemudian atas dasar pemikiran bahwa sifat mahasiswa itu diantaranya
harus aktif, dinamis atau bergerak (movement). Selanjutnya mendapat awalan “Per” dan akhiran
“an”, maka disepakati huruf “P” kependekan dari “Pergerakan”.
Hasil musyawarah mahasiswa nahdliyin di kota Surabaya pada tanggal 14-16 April 1960
Surabaya memutuskan hal-hal sebagai berikut :
1) Berdirinya organisasi mahasiswa nahdliyin, dan organisasi tersebut diberi nama Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 10


2) Penyusunan peraturan Dasar PMII yang di dalam Mukadimahnya jelas dinyatakan bahwa PMII
merupakan kelanjutan/mata rantai dari departemen perguruan tinggi IPNU-IPPNU.
3) Persidangan dalam musyawarah mahasiswa nahdliyin itu (bertempat di Gedung madrasah
Muallimin NU Wonokromo Surabaya) dimulai tanggal 14-16 April 1960. Sedangkan peraturan
dasar PMII dinyatakan berlaku mulai 21 Syawal 1379 Hijriyah atau bertepatan dengan tanggal 17
April 1960. Maka mulai dari itulah PMII dinyatakan berdiri dan tanggal 17 April 1960 dinyatakan
sebagai hari jadi PMII yang akan diperingati setiap tahun dengan istilah “Hari lahir Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia” (Harlah PMII).
4) Musyawarah juga memutuskan membentuk 3 orang formatur Yakni H. Mahbub Junaidi, sebagai
Ketua Umum, A. Chalid Mawardi sebagai Ketua Satu, dan M. Said Budairi sebagai Sekretaris
Umum PP. PMII .
Kelahiran PMII ini kemudian diproklamirkan di Balai Pemuda Surabaya dalam suatu
resepsi yang mendapatkan perhatian besar dari massa mahasiswa , organisasi-organisasi ekstra dan
intra universitas di Surabaya serta dihadiri juga oleh wakil-wakil partai politik.
C. Filosofi nama PMII
Mengapa organisasi yang baru dibentuk itu menggunakan nama “PMII” ?, karena
dikalangan peserta musyawarah mahasiswa terlontar beberapa pemikiran yaitu : Pertama, Seperti
pola pemikiran kalangan mahasiswa pada umumnya yang diliputi oleh pemikiran bebas. Kedua,
Berfikir taktis demi masa depan organisasi yang akan dibentuk, karenanya untuk merekrut anggota
harus memakai pendekatan ideologi Aswaja. Ketiga, Inisial NU tidak perlu dicantumkan dalam
nama organisasi yang akan didirikan itu. Keempat, Manivestasi nasionalisme sebagai semangat
kebangsaan, karenanya Indonesia harus jelas dicantumkan.
Biarpun dikalangan peserta musyawarah tidak menampakkan persaingan yang tajam soal
nama organisasi yang kan dibentuk itu, tetapi ditetapkannya nama PMII harus melalui proses
seleksi di dalam musyawarah tersebut. Kendati mereka menyadari bahwa organisasi yang akan
mereka lahirkan itu adalah sebagai organisasi kader Partai NU, namun mereka pada umumnya
menghendaki bahwa nama “NU” tidak perlu dicantumkan. Mereka menyepakati bahwa nama
organisasi yang akan dibentuk itu tidak terlepas dari Unsur-unsur pemikiran sebagai berikut:
1. Menunjukkan adanya kedinamisan sebagai organisasi mahasiswa, terutama suasana pada saat itu
sedang diliputi oleh isu Nasional, yaitu semangat revolusi.
2. Menampakkan identitas keislaman, sekaligus sebagai penerus paham Islam Ahluss Sunnah Wal
Jama’ah
3. Memanifestasikan Nasionalisme sebagai semangat kebangsaan, karenanya nama “Indonesia”
harus jelas tercantum.
Makna “Pergerakan” yang terkandung dalam PMII adalah Dinamika dari hamba
(makhluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan rahmat bagi alam
sekitarnya. Dalam konteks individual, komunitas maupun organisatoris, kiprah PMII harus
senantiasa mencerminkan pergerakannya menuju kondisi yang labih baik sebagai perwujudan
tanggung jawabnya memberi rahmat pada lingkungannya. “Pergerakan” dalam hubungannya
dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 11


ketuhanan dan potensi kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada didalam
kualitas ke khalifahannya.
Pengertian “Mahasiswa” yang terkandung dalam PMII adalah golongan generasi muda
yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa
terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan akademis, insan sosial dan isan mandiri. Dari
identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, tanggung jawan intelektual,
tanggung jawab sosial kemasyarakatan dan tanggung jawab individu baik sebagai hamba Tuhan
maupun sebagai warga bangsa dan Negara.
Pengertian “Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang
dipahami dengan paradigma ahlussunnah waljama’ah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran
agama Isalam secara proporsional antara Iman. Islam dan Ihsan yang di dalam pola pikir dan pola
perilakunya tercermin sifat-sifat selektif, akomodatif dan integratif. Pengertian “Indonesia”
yang terkandung dalan PMII adalah masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang mempunyai
ffalsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta UUD 1945 dengan kesadaran kesatuan dan
keutuhan bangsa dan negara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke yang di ikat dengan
kesadaran wawasan Nusantara.
D. Indepedensi PMII dengan NU
Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya berada dibawah naungan NU, PMII terikat dengan
segala garis kebijaksanaan partai induknya, baik struktural maupun fungsional. Selanjutnya sejak
dawarsa 70-an, ketika rezim neo-fasis orde baru mulai mengkerdilkan fungsi partai politik,
sekaligus juga menyederhanakan partai politik secara kuantitas, dan issue back in campus serta
organisasi-organisasi profesi kepemudaan mulai diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK,
maka PMII menuntut adanya pemikiran realistis. Tepat tanggal 14 juli 1971 melalui Musyawarah
Besar Murnajati PMII Mencanangkan indepedensi, terlepas dari organisasi manapun (Deklarasi
Murnajati) kemudian Kongres tahun 1973 di Ciloto Jawa Barat lalu diwujudkanlah Manifest
Indepedensi PMII.
Namun, walau PMII independen dari NU, Ideologi PMII tidak lepas dari faham
Ahlussunnah Wal Jama’ah yang merupakan ciri khas NU. Hal ini berarti secara kultural-ideologis,
PMII dan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah Wal Jama’ah merupakan benang merah antara
PMII dan NU. Dengan ASWAJA PMII membedakan diri dengan organisasi lain. Keterpisahan
PMII dengan NU ada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya secara organisatoris formal
saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral kesamaan background, pada hakikat keduanya susah
untuk direnggangkan.
E. Interpedensi PMII dengan NU
Sejarah telah membuktikan bahwa PMII dilahirkan dari pergumulan mahasiswa yang
bernaung di bawah kebesaran NU, dan sejarah juga telah membuktikan bahwa PMII telah
menyatakan independensinya melalui Deklarasi MURNAJATI tahun 1972. Kerangka berpikir,
perwatakan, dan sikap sosial antara PMII dengan NU mempunyai persamaan, karena dibungkus
pemahaman Islam ala Ahlussunnah wal Jama'ah. PMII insaf dan sadar bahwa dalam melakukan
perjuangan diperlukan untuk saling tolong menolong, “ta'āwanū ala-l-birri wattaqwā”, Ukhuwah
Islamiyah (izzul Islam wal muslimin) serta harus mencerminkan “mabādi khoiru ummah” (prinsip-

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 12


prinsip umat yang baik), karena itulah PMII siap melakukan kerjasama. PMII insaf dan sadar
bahwa arena dan lahan perjuangannya adalah sangat banyak dan bervariasi sesuai dengan nuansa
usia, jaman, dan bidang garapannya.

Karena antara PMII dan NU mempunyai persamaan-persamaan di dalam persepsi


keagamaan dari perjuangan, visi sosial dan kemasyarakatan, ikatan historis, maka untuk
menghilangkan keragu-raguan, ketidakmenentuan serta rasa saling curiga, dan sebaliknya untuk
menjalin kerja sama program secara kualitatif dan fungsional, baik secara program nyata maupun
penyiapan sumber daya manusia. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia menyatakan siap untuk
menigkatkan kualitas hubungan dengan NU atas dasar prinsip kedaulatan organisasi penuh,
INTERDEPENDENSI, dan tidak ada intervensi secara struktural-kelembagaan, serta prinsip
mengembangkan masa depan Islam Ahlussunnah wal Jama'ah di Indonesia.

F. Makna Lambang PMII (Oleh H. Said Budairy)

a. Bentuk
- Perisai berarti ketahanan dan kemampuan mahasiswa Islam Indonesia terhadap berbagai
tantangan dan pengaruh dari luar.
- Bintang berarti ketinggian dan semangat cita-cita yang selalu memancar.
- Lima bintang sebelah atas menggambarkan Rosullullah dan sahabatnya.
- Empat bintang sebelah bawah menggambarkan empat madzhab yang berhaluan
ahlussunah wal jama`ah.
- Sembilan bintang sebagai jumlah bintang bermakna ganda : pertama, Rasulullah dan
empat sahabatnya serta empat imam madzhab itu, laksana bintang yang slalu bersinar
cemerlang, mempunyai kedudukan tinggi dan menerangi kehidupan manusia. kedua,
Sembilan orang penyebar Islam di Indonesia yang dikenal dengan Wali Songo.
b. Warna
- Biru sebagaimana dalam tulisan PMII berarti kedalaman ilmu yang harus dimiliki dan
digali oleh kader pergerakan. Biru juga menggambarkan lautan yang mengelilingi
kepulauan Indonesia dan menyatukan antar kepulauan.
- Biru muda sebagai warna dasar perisai sebelah bawah berarti ketinggian ilmu
pengetahuan, budi pekerti dan taqwa.
- Kuning sebagai warna dasar perisai sebelah atas berarti identitas kemahasiswaan yang
bersifat dinamis dan semangat yang selalu menyala serta pengharapan menyongsong masa
depan.

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 13


MATERI 3

(GENEOLOGI GERAKAN FAHAM ISLAM)

A. Sejarah Agama Sebelum Islam Di Indonesia


Agama asli Indonesia merupakan konsep-konsep keruhanian dalam masyarakat suku yang
secara internal tumbuh, berkembang, dan mencapai kesempurnaanya sendiri tanpa imitasi atau
pengaruh eksternal. Para pengikut agama yang juga disebut animisme ini mempercayai adanya
Ruh Tuhan yang mengalir dalam setiap makhluk.
Dalam sejarahnya, agama asli Indonesia itu mengalami pasang surut, terutama dalam
menghadapi persaingan dengan agama-agama baru yang lebih unggul dalam hal kesempurnaan
ajaran-ajaran baik dari segi teologi, tata aturan sosial, maupun ideologi politiknya hampir saja
membuatnya punah, terutama pada masa dominasi Islam (Kesultanan Demak) awal abad ke-
16.
Namun pada masa-masa tertentu, ketika kesultanan Islam mengalami kemunduran dan
hadirnya penjajahan Belanda, ia kembali mendapat angin segar di bawah perlindungan
pemerintahan lokal.
Setelah Indonesia merdeka pada 1945, UUD membatasi agama-agama yang diakui secara
resmi, seperti Hindu, Budha, Kristen, dan Islam—meski sebenarnya di dalam UUD tidak
secara eksplisit membatasi jumlah agama di Indonesia.
Menurut Kuntjaraningrat(1974), istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama
yang diakui resmi oleh negara, seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu.
Sedangkan semua system keyakinan yang tidak mau atau belum diakui secara resmi disebut
religi (agama).
Adapun menurut Parsudi Suparlan (1988), agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan
yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhan, mengatur
hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur manusia dengan lingkungannya.
Secara khusus, agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-
tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan
memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan serta diyakini sebagai yang gaib da suci.

 Agama asli Indonesia


Agama Hindu diyakini masuk pada abad pertama Masehi, tak lama disusul Budha.
Islam sendiri masuk kira-kira seabad setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Di abad ke-7
sudah ada kerajaan Islam Perlak di Aceh. Lalu Agama Kristen masuk bersama orang-orang
Eropa ke Indonesia. Konghucu tentu masuk bersama pada pedagang dan imigran dari
daratan Tiongkok ke Indonesia.
Sebelum kedatangan agama-agama dari luar, dalam buku sejarah di sekolah, hanya
disebutkan aliran kepercayaan seperti Animisme dan Dinamisme saja. Buku pelajaran
sejarah yang beredar di sekolah tak menyebut dengan jelas agama-agama asli Indonesia.
Padahal, ada banyak agama asli Indonesia sebelum masuknya agama-agama dari luar.
Ada Kaharingan sebelum agama Kristen dan Islam masuk ke Kalimantan. Agama ini

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 14


dianut orang-orang Dayak. Sunda Wiwitan dan Buhun juga tumbuh di daerah berlatar
budaya Sunda di sekitar Jawa Barat. Di daerah Banten, orang-orang Badui sebelum Islam
sampai, sudah berkembang Urang Kanekes. Di daerah berbahasa Jawa di Jawa Tengah dan
Jawa Timur setidaknya ada beberapa kepercayaan seperti Kejawen, Purwoduksino, Budi
Luhur. Di zaman kolonial, setelah masuknya Islam, muncul agama Samin (Matanasi,
2016).
Karena itu, agama Hindu dan Budha lebih dulu ada dan berkembang di nusantara
sebelum Islam, yang dibawa oleh pedagang India. Bahkan kerajaan Budha terbesar di Asia
Tenggara, yakni Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan yang wilayah kekuasaannya
meliputi Jawa, Sumatera, dan Melayu.
Agama Hindu dan Budha mengalami perkembangan pesat hingga sejak abad pertama
dan kedua Hijriyah, dan mengalami kemajuan selama kurang lebih 7 abad. Pada periode
inilah berhasil membangun kreasi Candi Borobudur.
Berdirinya kerajaan Majapahit (1293-1478 M) terinspirasi dari sinkretisme ajaran
Hindu dan Budha. Seiring dengan tersebarnya Islam di seluruh Indonesia setelahj berdiri
kesultanan Islam, orang-orang Hindu berhijrah ke Pulau Bali pada kisaran tahun 1932.

B. Kehidupan Masyarakat Di Masa Hindu-Budha


Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat di Nusantara sudah memiliki
kebudayaan yang maju. Kebudayaan asli Nusantara telah tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan
asli tidak serta merta menerima budaya baru. Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia
terjadi karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India.

Dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praakasara, Masa Hindu Budha, dan Masa
Islam (2019) karya Tri Worosetyaningsih, tata kehidupan masyarakat yang diatur melalui
lembaga kesukuan, berubah menjadi lembaga kerajaan atau lembaga negara. Perubahan
tersebut dimotori oleh datangnya pengaruh India selain membawa agama Hindu dan Buddha.

Kemajuan yang menyolok dari sistem kerajaan ini adalah birokrasi yang merupakan alat
menjalankan pemerintahan. Ditambahkan dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, dalam menjalankan pemerintahan terdapat pendelegasian kewenangan
kepala pemerintahan atau raja melalui pimpinan di bawahnya sesuai bidang masing-masing. Di
Indonesia birokrasi yang berlalu sesuai dengan jenis negara atau kerajaannya, sehingga struktur
birokrasinya tampak ditekankan pada pertanian atau maritim. Mataram-Hindu lebih cenderung
kepada pertanian, sedangkan Sriwijaya lebih ke maritim.

C. Strategi Dakwah Islam Era Walisongo


Strategi dakwah yang dilakukan oleh Walisongo itu bisa diartikan menjadi segala cara yang
ditempuh oleh para wali untuk mengajak manusia ke jalan Allah dengan memanfaatkan segala
sumber daya yang dimiliki. Beberapa strategi Walisongo dalam pelaksanaan dakwah dapat
dikemukakan antara lain sebagai berikut:

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 15


Pertama, Pembagian Wilayah Dakwah. Para Walisongo dalam melakukan aktivitas
dakwahnya antara lain sangat memperhitungkan wilayah strategis. Beranjak dari sinilah, para
Walisongo yang dikenal jumlahnya ada sembilan orang tersebut melakukan pemilihan wilayah
dakwahnya tidak sembarangan. Penentuan tempat dakwahnya dipertimbangkan pula dengan
faktor geostrategi yang sesuai dengan kondisi zamannya. Kalau kita perhatikan dari kesembilan
wali dalam pembagian wilayah kerjanya ternyata mempunyai dasar pertimbangan geostrategis
yang mapan sekali. Jawa Timur mendapat perhatian besar dari para Walisongo. Di sini terdapat
5 Wali, dengan pembagian teritorial dakwah yang berbeda. Maulana Malik Ibrahim, sebagai
wali perintis, mengambil wilayah dakwahnya di Gresik. Setelah Malik Ibrahim wafat, wilayah
ini dikuasai oleh Sunan Giri. Sunan Ampel mengambil posisi dakwah wilayahnya di Surabaya,
Sunan Bonang sedikit ke Utara di Tuban. Sedangkan Sunan Drajat di Sedayu. Berkumpulnya
kelima wali ini di Jawa Timur adalah karena kekuasaan politik saat itu berpusat di wilayah ini.
Kerajaan Kediri, di Kediri dan Majapahit di Mojokerto. Di Jawa Tengah para wali mengambil
posisi di Demak, Kudus, dan Muria. Sasaran dakwah para wali yang ada di Jawa Tengah tentu
berbeda dengan yang ada di Jawa Timur. Di Jawa Tengah dapat dikatakan bahwa pusat
kekuasaan politik Hindu dan Budha sudah tidak berperan lagi. Hanya para wali melihat
realiatas masyarakat yang masih dipengaruhi oleh budaya yang bersumber dari ajaran Hidu dan
Budha. Saat itu para Wali mengakui seni sebagai media komunikasi yang mempunyai
pengaruh besar terhadap polapikir masyarakat. Oleh kerana itu, seni dan budaya yang sudah
berakar di tengahtengah masyarakat menurut mereka perlu dimodifikasi, dan akhirnya bisa
dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah. Terakhir yaitu di Jawa Barat, menempatkan seorang
wali yaitu Sunan Gunung Jati.
Kedua, sistem dakwah dilakukan dengan pengenalan ajaran Islam melalui pendekatan
persuasif yang berorientasi pada penaman aqidah Islam yan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang ada. Rangkaian penggunaan sistem dakwah ini, misalnya kita dapati ketika Raden
Rahmat atau Sunan Ampel dan kawankawan berdakwah kepada Adipati Aria Damar dari
Palembang. Berkat keramahan dan kebijaksanaan Raden Rahmat, akhirnya Raden Aria Damar
sudi masuk Islam bersama isrinya, yang diikuti pula oleh hamper seluruh anak negerinya.
Ketiga, adalah melakukan perang ideologi untuk memberantas etos dan nilainilai dogmatis
ang bertentangan dengan aqidah Islam, di mana para ulama harus menciptakan mitos dan nilai-
nilai tandingan baru yang sesuai dengan Islam. Salah satu tugas utama dari para ulama yang
telah dikader oleh Raden Rahmat adalah menyebarkan ajaran Islam, sebagimana telah
dijelaskan di atas, adalah dengan nilai tandingan bagi ajaran Yoga-Tantra yang berazaskan Ma-
Lima.
Keempat, adalah melakukan pendekatan terhadap para tokoh yang dianggap mempunyai
pengaruh di suatu tempat dan berusaha menghindari konflik. Salah satu azas dakwah yang
dicanangkan oleh Walisongo adalah menghindari konflik-konflik dengan cara melakukan
pendekatan kepada para tokoh setempat, diilhami oleh cara dakwah yang dilakukan oleh para
Nabi Muhammad saw, apa yang pernah dirintis oleh para Rasulullah untuk memperkuat
kedudukan Islam di tengah peradaban Jahiliyah dewasa itu, yang kenyataannya relevan juga
untuk diterapkan di Jawa oleh para Wali, meski dengan taktik yang disesuaikan.

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 16


Kelima, berusaha mengguasai kebutuhan-kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, baik kebutuhan yang bersifat materil maupun spiritual. Faktor kebutuhan pokok
amat vital bagi masyarakat dewasa itu adalah menyangkut masalah air, baik air sebagai
kebutuhan keluarga sehari-hari maupun sebagai irigasi pertanian.

D. Peta Penyebaran Islam Pasca Walisongo


Proses penyebaran Islam di Nusantara tidak lepas dari peran aktif para ulama. Melalui
merekalah Islam dapat diterima dengan baik dikalangan masyarakat. Diantara ulama penyebar
ajaran Islam setelah Wali Songo adalah sebagai berikut :
1. Hamzah Fasturi
Hamzah Fasturi hidup pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1590.
Pengembaraan intelektualnya tidak hanya Fansur-Aceh, tetapi juga India,Persia, Mekah,
dan Madinah. Dalam pengembaraan itu mempelajari ilmu fiqih, tauhid, tasawuf dan sastra
Arab. Hamzah Fansuri telah mempelopori metode takwil atau hermeneutika keruhanian.
Sebagai contoh, dalam tulisanya Rahasia AhliMakrifat, Hamzah Fansuri menyampaikan
analisisnya dengan tajam dan dengan landasan pengetahuan yang luas mencakup
metafisika, teologi, logika, epistemology, dan estetika.
2. KH. Ahmad Dahlan
K.H Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1869. Nama kecil K.H Ahmad
Dahlan adalah Muhammad Darwis. Ia merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara yang
keseluruhanya saudara perempuan, kecuali adik bungsunya. K.H Ahmad Dahlan menimba
berbagai ilmu dari banyak kiai, antara lain: K.H Muhammad Saleh Darat di bidang ilmu
fiqih, K.H Muhsin di bidang ilmu Nahwu-Saraf (tata Bahasa arab), K.H Raden Dahlan di
bidang ilmu falak (astronomi), Kiai Mahfuz Tremas, K.H Ayyat di bidang ilmu hadits,
Syekh Amin dan Sayid Bakri Satock di bidang ilmu Al-Qur’an, dan Syekh Hasan di bidang
ilmu pengobatan dan racun binatang.
Pada 18 November 1912 (8 Zulhijjah 1330) K.H Ahmad Dahlan mendirikan
oraganisasi yang diberi nama Muhammadiyah. Organisisi ini bergerak di bidag
kemasyarakatan dan pendidikan. Melalui organisasi inilah beliau berusaha memajukan
pendidikan dan membangun masyarakat Islam. Pada usia 66 tahun, tepatnya tanggal 23
Februari 1923, K.H Ahmad Dahlan Wafat di Yogyakarta. Beliau kemudian dimakamkan di
Karang Kuncen, Yogyakarta. Atas jasa-jasa K.H Ahmad Dahlan maka negara
menganugerahkan beliau gelar kehormatan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
3. KH. Hasyim Asy’ari
K.H Hasyim Asy’ari lahir pada hari Selasa Kliwon, 14 Februari 1871 di Gedang,
sebuah dusun kecil yang terletak di utara Kota Jombang, Jawa Timur. Ia merupakan putra
ke-3 dari 11 bersaudara. Nama lengkapnya adalah Muhammad Hasyim, dengan tambahan
nama Asy’ari yang dinisbatkan kepada ayahnya. Ayahnya adalah seorang ulama di Demak,
Jawa Tengah.
Pada tahun 1926, bersama-sama dengan ulama berpengaruh lainya, seperti Kiai Abdul
Wahab Hasbullah (Tambakberas) dan Kiai Bisri Syamsuri (Denanyar), Hasyim Asy’ari
Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 17
mendirikan organisasi Nahdatul Ulama (NU), sebagai wujud perjuangan para ulama dalam
membimbing umat Islam sekaligus melawan kaum penjajah saat itu. K.H Hasyim Asy’ari
wafat pada 25 Juli 1947 dalam usia 76 tahun. Jenazahnya dimakamkan di komplek
pemakaman pesantren Tebuireng.

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 18


MATERI 4

AHLUSUNNAH WAL JAMAAH

A. Pengertian Ahlusunnah Wal Jamaah


Aswaja versi ocial terdiri dari tiga kata, Ahlu, Al-Sunnah, dan Al-Jama’ah. Kata Ahlu
diartikan sebagai keluarga, kelompok, atau pengikut. Kata Al-Sunnah diartikan sebagai jalan
atau karakter. Sedangkan kata Al-Jamaah diartikan sebagai perkumpulan. Arti Sunnah secara
istilah adalah segala sesuatu yang diajarkan Rasulullah SAW., baik berupa ucapan, ocialk,
maupun ketetapan. Sedangkan Al-Jamaah bermakna sesuatu yang telah disepakati kelompok
sahabat Nabi pada masa Rasulullah SAW. Dan pada era pemerintahan Khulafah Al-Rasyidin
(Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali). Dengan demikian Ahlusssunnah Wal Jamaah adalah
kelompok orang-orang yang selalu berpedoman kepada sunnah Nabi Muhammad SAW.
Menurut Imam Asy’ari, Ahlusssunnah Wal Jamaah adalah golongan yang berpegang teguh
kepada al-Qur’an, hadis, dan apa yang diriwayatkan sahabat, tabi’in, imam-imam hadis, dan
apa yang disampaikan oleh Abu Abdillah Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal.
Secara umum yang paling banyak dikenal orang pemaknaan akan Ahlussunnah wal
jama’ah (Aswaja) adalah madzhab keislaman yang menjadi dasar jam’iyyah Nahdlatul Ulama’
(NU) sebagaimana dirumuskan oleh Hadlratus Syaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari dalam
Qanun Asasi. Yaitu : Dalam ilmu aqidah/teologi mengikuti salah satu dari Abu Hasan Ai-
Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi. Dalam syari’ah/fiqh mengikuti salah satu lmam
empat: Abu Hanifah, Malik bin Anas, Muhammad bin Idris Al-Syafi’I, dan Ahmad bin
Hanbal. Dalam tashawuf/akhlaq mengikuti salah satu dua Imam: Junaid al-Baghdadi dan
Abu Hamid al Ghazali. Terbuka juga jika terdapat pemaknaan lain dari ASWAJA selain dari
yang diatas, (barangkali ada yang berbeda).
Akan tetapi apapun pemaknaan terhadap ASWAJA selama ini, lebih-lebih seperti diatas,
semua itu kurang memadai untuk dijadikan tempat berpijak dalam sebuah pergerakan.Sebab,
pemahaman yang demikian lebih mengarah pada pemahaman yang kaku dan kurang bisa
menyesuaikan terhadap kondisi sosial yang berkembang. Dimana pemahamannya tersendat
pada sebuah pemikiran tokoh (sekalipun terpandang dan terhormat), lingkungan, tempat,
social politik, dan berbagai kondisi social saat itu yang jauh berbeda dengan masa sekarang
bahkan dimasa yang akan datang. Padahal sebuah pergerakan membutuhkan pijakan yang
syarat akan pemaknaan Aswaja yang fleksibel, tidak kaku, dan selalu ada ruang untuk ditafsiri
ulang untuk disesuaikan lagi dengan kondisi social yang sedang berkembang.
Oleh karena itu, PMII memaknai Aswaja sebagai;
1. Manhajul fikr yaitu sebagai sebuah metode berpikir yang digariskan oleh para sahabat Nabi
dan tabi’in yang begitu erat kaitannya dengan situasi politik dan kondisi social yang
meliputi masyarakat muslim waktu itu. Baik cara mereka menyikapi berbagai kemelut
perbedaan antar keyakinan atau dalam memahami keruhnya konstelasi politik, yang
kesemua itu berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan yang terselubung dalam makna
ASWAJA. Dari manhajulfikr ini kemudian lahir pemikiran-pemikiran keislaman baik di
bidang aqidah, syari’ah, maupun akhlaq/tasawuf, yang binneka tunggal ika dalam ruh yang
sama.
Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 19
2. Manhaj taghayyur al-ijtima’I yaitu sebuah pola perubahan social kemasyarakatan yang
sesuai dengan ruh perjuangan rasulullah dan para sahabatnya. Untuk memahami pola
perubahan ini dibutuhkan pemahaman akan perjalanan sejarah kebudayaan islam yang
nantinya terurai dalam materi pendalaman tentang ASWAJA
Dari pemahaman diatas pada pokoknya pemahaman Aswaja baik sebagai metode berpikir
(manhajul fikr) maupun pola perubahan social (manhaj taghayyur al-ijtima’i) adalah sesuai
dengan sabda Rasulullah yang mengatakan bahwa : ma ana ‘alaihi wa ashabi (segala
sesuatu yang datang dari rasul dan para sahabatnya) yaitu metode berpikir dan pola
perubahan ocial yang diusung, yang sebenarnya berlandaskan pada beberapa nilai berikut :
moderat (tawassuth), toleran (tasammuh). Keseimbangan (umum). Dan keadilan (ta ‘adul).
B. Nilai-Nilai Aswaja
1. Nilai-nilai Kemoderatan (Tawassuth)
Khairul umur awsathuha (moderat adalah sebaik-baiknya perbuatan). Tawassuth
dimaknai sebagai berdiri di tengah, moderat, tidak ekstrim, tetapi memiliki sikap dan
pendirian yang teguh dalam menghadapi posisi dilematis antara yang liberal dan
konservatif, kanan dan kiri, jabariyah dan qodariyah dengan mempertimbangkan
kemaslahatan ummat dan garis garis tuntunan al quran dan assunah.
Maka kurang benar jika PMll dikenal terlalu liberal dalam pemikiran. Karena
bertentangan dengan nilai-nilai tawassuth yang menjadi jantung pijakan dari PMll itu
sendiri Tetapi PMII lebih dialektis, lebih terbuka dalam pola berpikir. Tidak terjebak dalam
pemahaman social yang berbuah pada sebuah kebenaran yang arbilrer (benar menurut diri
sendiri). Bersikap tawassuth dalam bidang aqidah adalah di satu sisi tidak terjebak dalam
rasionalitas buta dan terlalu liberal (sehingga menomorduakan al-quran dan sunnah rasul),
di sisi lain tetap menempatkan akal untuk berfikir dan menafsirkan al-quran dan .al-sunnah
yang sesuai dengan kondisi fiqih atau hukum Islam yang tawaesulh adalah seperangkat
konsep hukum yang di dasarkan kepada Al-quran dan hadits. Namun pemahamannya tidak
sekadar bersandar kepada tradisi juga tidak kepada rasionalitas akal belaka.
Tasawuf yang tawassuth adalah spiritualitas ketuhanan yang menolak konsep
pencapaian haqiqah (hakikat Tuhan) dengan meninggalkan syari’ah ataupun sebaliknya
tasawuf yang tawassuth menjadikan taqwa (syari’ah) sebagai jalan utama menuju haqiqah.
2. Nilal-nilal Toleransi (Tasammuh)
Tasamuh adalah toleran, Sebuah pola sikap yang menghargai perbedaan. Tidak
memaksakan kehendak dan merana benar sendiri Nilai yang mengatur bagaimana kita
harus bersikap dalam hidup sehari-hari, khususnya dalam kehidupan beragama dan
bermaayarakat Biarkan semuanya social. Tidak harus seragam dengan kita. Arah dan nilai
toleransi ini adalah kesadaran akan social atau keragaman, baik itu dalam beragama,
budaya. Keyakinan, dan setiap dimensi kehidupan yang harusnya saling bcrkomplemcntcr
(saling melengkapi). Sebagaimana konecp binm’ka tunggal ika (bcrbcda-beda tapi tetap
satu) dan ayat Al-Quran yang berbunyi “lakum dinukum wal-yadin” (bagimu agamamu,
bagiku agamaku) yang dengan perbedaan ini kita mendapat rahmat.

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 20


Dalam arus filsafat yang saat ini berkembang, saatnya menyapu (sweeping) dan
meruntuhkan metafisika kehadiran (konsep tunggal yang kebenarannya adalah satu).
Sebuah konsep yang memaksakan kebenarannya terhadap yang lain. Tanpa menerima
perbedaan dan menolak akan kebenaran yang lain.
3. Nilai-nilai Keseimbangan (Tawazun)
Tawazun berarti keseimbangan dalam pola hubungan atau relasi,baik yang bersifat
antar individu, antar struktur social. Antara Negara dan rakyatnya, maupun antara manusia
dan alam. Keseimbangan di sini adalah bentuk hubungan yang tidak berat sebelah
(menguntungkan pihak tertentu dan merugikan pihak yang lain). Tetapi, masing-maeing
pihak mampu menempatkan dirinya sesuai dengan fungsinya tanpa mengganggu fungsi
dari pihak yang lain. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya kedinamiaan hidup.
Dalam ranah social yang ditekankan adalah calitarianisme (persamaan derajat)
seluruh umat manusia. Tidak ada yang merasa lcbih dari yang lain, yang membedakan
hanyalah tingkat ketakwaannya. Tidak ada dominasi dan eksploitasi seseorang kepada
orang lain, termasuk laki-laki terhadap perempuan.
Dalam wilayah politik, tawazun meniscayakan keseimbangan antara posisi Negara
(penguasa) dan rakyat.Penguasa tidak boleh bertindak sewenang-wcnang. Menutup kran
demokrasi, dan menindas rakyatnya.Sedangkan rakyat harus selalu mematuhi segala
peraturan yang ditujukan untuk kepentingan social, tetapi juga senantiasa mengontrol dan
mengawasi jalannya pemerintahan.
Dalam wilayah ekonomi, tawazun mcniscayakan pembangunan sistem ekonomi yang
seimbang antara posisi Negara, pasar dan maqyarakatlfungsi Negara adalah sebagai
pengatur sirkulasi keuangan. Fungsi maqyarakal (khusuanya konsumen) di satu sisi adalah
menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif. Yang di dalamnya lidak ada monopoli,
dan di sisi lain mengontrol kerja negara dan pasar.
4. . Nilai-nilai Keadilan (Ta’adul )
Yang dimaksud dengan ta’adul adalah keadilan. Yang merupakan pola integral dari
tawassuth. Tasamuh. Dan tawazun. Dengan adanya keseimbangan, toleran. Dan moderat
maka akan mengarah pada sebuah nilai keadilan yang merupakan ajaran universal Aswaja.
Setiap pemikiran, sikap dan relasi, harus selalu diselaraskan dengan nilai ini.Pemaknaan
keadilan yang dimaksud di sini adalah keadilan social Yaitu nilai kebenaran yang mengatur
lolalitas kehidupan politik, ekonomi, budaya. social, dan sebagainya.Sejarah membuktikan
bagaimana Nabi Muhammad mampu mewujudkannya dalam masyarakat Madinah. Bagitu
juga Umar bin Khattab yang telah meletakkan fundamen bagi peradaban Islam yang
agung.Sebenamya keempat nilai inilah yang menjadi metode berpikir dan pola perubahan
social dari Nabi dan para sahabatnya.

MATERI 5
KEINDONESIAAN

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 21


A. Sejarah Bangsa Indonesia
Mengenal perkembangan zaman di Indonesia dimulai dari zaman prasejarah ketika pertama
kali ditemukan fosil yang disebut sebagai “manusia jawa” sejak 1,7 juta tahun yang lalu.
Dimana di zaman itu spesies Homo erectus telah hidup di tanah yang kini kita sebut Nusantara.
Sejarah bangsa Indonesia dibagi menjadi 5 zaman yaitu zaman prasejarah, zaman kerajaan
hingga masuknya kerajaan Islam di Indonesia, zaman kolonial atau penjajahan, orde baru dan
reformasi. Perkembangan sejarah Indonesia memiliki cerita tersendiri disetiap zamannya.
Kebanyakan orang hanya mengetahui jika awal mula sejarah bangsa Indonesia yaitu pada masa
penjajahan belanda yang berlangsung selama 3,5 abad, kemudian masuk ke zaman penjajahan
Jepang hingga akhirnya kita bisa meraih kemerdekaan pada tahun 1945. Kemudian berlanjut
memasuki orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto, lalu masuk ke era reformasi setelah
Soeharto digulingkan oleh mahasiswa setelah demo besar-besaran pada tahun 1998.
1. Zaman Prasejarah
Secara geologi, kepulauan Indonesia mulai terbentuk sejak melelehnya es ketika
berakhirnya zaman es 10.000 tahun yang lalu. Dilihat dari strukturnya, Indonesia
merupakan titik pertemuan 3 lempeng benua yaitu lempeng Eurasia, lempeng pasifik dan
lempeng Indo-Australia. Saat itu Indonesia masih terhubung dengan Asia daratan. Sejarah
bangsa Indonesia pada masa prasejarah dimulai ketika ditemukannya bukti pertama
berupa fosil Homo erectus yang diperkiran berasal dari masa 500.000 – 2 juta tahun yang
lalu. Selain itu, di Pulau flores juga ditemukan fosil lainnya yang diberi nama homo
floresiensis, hal ini menjelaskan bahwa spesies Homo erectus masih tetap bertahan sampai
berakhirnya zaman es. Indonesia modern atau yang disebut nusantara mulai dimasuki
jenis homo sapiens sekitar 100.000 tahun yang lalu.
Mereka masuk lewat jalur lewat pantai Asia dan Asia Bara, kemudian diperkirakan
mereka sampai ke Pulau Papua dan Australia yang waktu itu masih sangat berdekatan
sekitar 50.000 tahun yang lalu. Ciri-ciri homo sapiens tersebut yaitu memiliki kulit yang
gelap dengan rambut ikal seperti orang negro, kelak akan menadi nenek moyang
penduduk asli Papua. Seiring berjalannya waktu, mulai masuk para pendatang yang
menggunakan bahasa Austronesia sejak tahun 3000 SM yang berasal dari Cina Selatan
melalui jalur Filiphina dan Formosa. Proses masuknya pendatang ini merupakan
pendudukan wilayah pasifik. Penduduk yang datang memiliki ciri mongolodi dan mereka
menikahi penduduk setempat dan keturunannya memiliki ciri fisik penduduk Nusa
Tenggara saat ini. Awal mula sejarah masyarakat Indonesia mengenal teknik pertanian
dan mengolah hasil alam yaitu pada abad ke 8 SM. Ketika itu para pendatang
mengajarkan banyak hal tentang cara bertani, bercocok tanam yang baik, mengolah besi
dan perunggu, serta berternak kerbau
2. Zaman Kerajaan

Zaman ini dimulai dengan masuknya 2 kerajaan besar di Indonesia yaitu Kerajaan
Kutai di pesisir Sungai Mahakam dan Kerajaan Tarumanegara yang berhasil menguasai
wilayah Jawa Barat. Sejarah kerajaan di Indonesia mulai berlanjut ketika bangsa Eropa

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 22


masuk ke wilayah Nusantara dan berhadapan dengan 2 kerajaan besar lainnya yaitu
Kerajaan Majapahit di Pulau Jawa dan Kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatera. Kerajaan
Islam mulai masuk ke Indonesia sejak abad ke 7 SM, ketika itu para pedagang Arab
masuk ke pemukiman penduduk dan mulai menyebarkan agama Islam. Tidak berhenti
disitu saja, Islam mulai memberikan pengaruh pada berbagai sektor pemerintahan di
Indonesia pada masa itu.
Hingga pada tahun 100 H Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman tertarik
untuk mengenal Islam dan ingin mempelajari Islam lebih lanjut.
Srindravarmanmemberikan perintah untuk mengirim surat kepada Umar Bin Abdul Aziz
pada masa kekhalifahan Bani Umayyah. Beliau meminta untuk dikirimkan ulama dari
Bani Umayyah ke Nusantara untuk mengajarkan Islam. Islam terus berkembang dan
menjadi semakin kokoh, hal ini terbukti dengan dibentuknya kesultanan Islam yang diberi
nama Kesultanan Peureulak yang didirikan tepat pada 1 Muharram 225 H atau 12
November 1839 M. Selain itu, Islam juga masuk ke Pulau Maluku pada tahun 1440 H
rajanya bernama Bayanullah yang seorang muslim
3. Zaman Penjajahan
a) Masa Bangsa Portugis
Sebelum negara ini merdeka, Indonesia harus mencicipi kejambya
penjajahan oleh beberapa negara asing. Diawali dari Portugis yang pertama kali
datang ke Malaka pada 1509. dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque Portugis dapat
menguasai Malaka pada 10 Agustus 1511. Setelah mendapatkan Malaka, portugis
mulai bergerak dari Madura sampai ke Ternate. Sejatinya Bangsa Indonesia
meluncurkan berbagai perlawanan kepada Portugis. Salah satu perlawan yang
terkenal ialah perlawan Fatahillah yang berasal dari Demak di Sunda Kelapa
(Jakarta). kala itu Fatahillah dapat menyapu bangsa Portugis dan merebut
kembali Sunda Kelapa. Kemudian oleh Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti
menjadi Jayakarta.
b) Masa Bangsa Spanyol
Keberhasilan Portugis mendorong bangsa Eropa yang lain untuk ikut
mencari untung. Kalau Portugis lebih memusatkan perhatian di Ternate, Spanyol
lebih tertarik bersekutu dengan Tidore. Terjadilah persaingan antara Portugis dan
Spanyol di kawasan Maluku.
Spanyol kemudian membangun benteng di Tidore. Pembangunan benteng ini
semakin memperuncing persaingan persekutuan Portugis dan Ternate dengan
Spanyol dan Tidore. Akhirnya pada tahun 1527 terjadilah pertempuran antara Ternate
dengan bantuan Portugis melawan Tidore yang dibantu oleh Spanyol. Benteng yang
dibangun Spanyol di Tidore dapat direbut oleh persekutuan Ternate dan Portugis.
c) Masa Pemerintahan penjajah Belanda
Masuknya belanda ke indonesia juga sebagai akhir dari masa penjajahan
bangsa Portugis (Penjajahan Portugis Berakhir pada 1602). Cornelius de Houtman
memimpin Belanda masuk ke Indonesia melalui Banten. Pada tahun 1602 Belanda

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 23


mendirikan Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Banten karena ingin
menguasai pasar rempah-rempah di Indonesia. kemudian lantaran pasar di Banten
mendapat saingan dari pedagang inggris dan tionghoa maka kantor VOC pindah ke
Sulawesi Selatan. Di Sulawesi Selatan, VOC mendapat perlawanan dari Sultan
Hasanuddin.
Setelah berpindah-pindah tempat, akhirnya sampailah VOC di Yogyakarta.
Di Yogyakarta, VOC menyepakati perjanjian Giyanti yang isinya ialah Belanda
mengakui mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwono 1. Perjanjian Giyanti juga
membagi kerajaan Mataram menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunan Surakarta.
kemudian pada tanggal 1 Januari 1800 VOC dibubarkan setelah Perancis
mengalahkan Belanda. Penjajahan Belanda tidak berhenti Semenjak VOC
dibubarkan. Belanda kemudian memilih Daendels sebagai gubernur jenderal hindia
belanda. Saat masa Deandels, rakyat Indonesia dipaksa untuk membuat jalan raya
dari Anyer hingga Panarukan. Namun masa pemerintahan Daendels berlangsung
singkat yang kemudian diganti Johannes van den Bosch. Johannes Van den Bosch
menerapkan cultuur stelsel (sistem tanam paksa). Dalam sistem tanam paksa, tiap
desa wajib menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditi ekspor seperti
tebu, kopi, nila dll. Hasil tanam paksa ini harus dijual kepada pemerintah kolonial
dengan harga yang telah ditetapkan.
d) Masa Pemerintahan penjajah Jepang
Setelah 3,5 abad Belanda menjajah Indonesia, kemudian Jepang
menggantikan Penjajahan Belanda di Indonesia. kala itu melalui perjanjian Kalijati
pada tanggal 8 maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada jepang. Masa
pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17 agustus 1945.
Saat melakuakn penjajahan di NKRI Jepang membentuk beberapa
organisasi. Organisasi yang dibentuk Jepang antara lain ialah Putera, Heiho (pasukan
Indonesia buatan Jepang), PETA (Pembela Tanah Air), Jawa Hokokai (pengganti
Putera).Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan ramah oleh
bangsa Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan
Belanda.
4. Era Orde Baru
Setelah Presiden Soekarno lengser, digantikan oleh Soeharto yang sebelumnya
dikabarkan ikut memberantas gerakan PKI. Presiden Soeharto resmi dilantik pada tahun
1968 dan terus berlanjut hingga tahun 1998.
Hingga terjadilah krisis moneter dimana inflasi meningkat drastis, jatuhnya nilai
rupiah sehingga harga kebutuhan pokok semakin melonjak. Keadaan ini membuat semua
orang marah termasuk kalangan mahasiswa, mereka melakukan demonstrasi besar-besaran
sepanjang sejarah bangsa Indonesia hingga jatuh banyak korban jiwa. Namun, pada
akhirnya ribuan mahasiswa ini berhasil menduduki gedung DPR/MPR dan akhirnya pada
tanggal 21 Mei 1998, Soeharto resmi mengundurkan diri dari kursi Presiden.

5. Era Reformasi
Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 24
Kursi Presiden ditempati oleh BJ. Habibie. Beliau mulai membentuk kabinet
pemerintahan. Namun, pada masa pemerintahannya Provinsi Timor-Timor melepaskan diri
dari Negara Indonesia. Kemudian pada 7 Jun 1999 diadakan pemilu secara serentak dan
terpilihlah Abdurahman Wahid sebagai Presiden
Selanjutnya. Pada tanggal 29 Januari 2001 gedung MPR kembali diserbu oleh para
demonstran, mereka meminta agar Abdurahman Wahid turun dari jabatannya karena
diduga terlibat korupsi. Dengan adanya tekanan dari MPR akhirnya Abdurahman Wahhid
menyerahkan tugas sebagai presiden kepada wakilnya Megawati Soekarno Putri. Kemudian
pada tahun 2004 diadakan pemilu terbesar di Indonesia dan Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) terpilih menjadi Presiden.

B. Sejarah Gerakan Aktifis Kemahasiswaan dalam mengawal kemerdekaan

Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam


maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan,
intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya. Dalam
sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal
perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa.

1908

Boedi Oetomo, adalah suatu wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur
pengorganisasian modern. Didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh pemuda-pelajar-mahasiswa
dari lembaga pendidikan STOVIA, wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan
intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya.

Pada konggres yang pertama di Yogyakarta, tanggal 5 Oktober 1908 menetapkan


tujuan perkumpulan : Kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa, terutama dengan
memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, serta
kebudayaan.

Dalam 5 tahun permulaan Budi Oetomo sebagai perkumpulan, tempat keinginan-


keinginan bergerak maju dapat dikeluarkan, tempat kebaktian terhadap bangsa dinyatakan,
mempunyai kedudukan monopoli dan oleh karena itu BU maju pesat, tercatat akhir tahun 1909
telah mempunyai 40 cabang dengan lk.10.000 anggota.

Disamping itu, para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Belanda, salah
satunya Mohammad Hatta yang saat itu sedang belajar di Nederland Handelshogeschool di
Rotterdam mendirikan Indische Vereeninging yang kemudian berubah nama menjadi
Indonesische Vereeninging tahun 1922, disesuaikan dengan perkembangan dari pusat kegiatan
diskusi menjadi wadah yang berorientasi politik dengan jelas. Dan terakhir untuk lebih
mempertegas identitas nasionalisme yang diperjuangkan, organisasi ini kembali berganti nama
baru menjadi Perhimpunan Indonesia, tahun 1925.

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 25


Berdirinya Indische Vereeninging dan organisasi-organisasi lain,seperti: Indische Partij
yang melontarkan propaganda kemerdekaan Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah
yang beraliran nasionalis demokratis dengan dasar agama, Indische Sociaal Democratische
Vereeninging (ISDV) yang berhaluan Marxisme, menambah jumlah haluan dan cita-cita
terutama ke arah politik. Hal ini di satu sisi membantu perjuangan rakyat Indonesia, tetapi di
sisi lain sangat melemahkan BU karena banyak orang kemudian memandang BU terlalu
lembek oleh karena hanya menuju "kemajuan yang selaras" dan terlalu sempit keanggotaannya
(hanya untuk daerah yang berkebudayaan Jawa) meninggalkan BU. Oleh karena cita-cita dan
pemandangan umum berubah ke arah politik, BU juga akhirnya terpaksa terjun ke lapangan
politik.

Kehadiran Boedi Oetomo,Indische Vereeninging, dll pada masa itu merupakan suatu
episode sejarah yang menandai munculnya sebuah angkatan pembaharu dengan kaum
terpelajar dan mahasiswa sebagai aktor terdepannya, yang pertama dalam sejarah Indonesia :
generasi 1908, dengan misi utamanya menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak
kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan, dan mendorong
semangat rakyat melalui penerangan-penerangan pendidikan yang mereka berikan, untuk
berjuang membebaskan diri dari penindasan kolonialisme.

1928

Pada pertengahan 1923, serombongan mahasiswa yang bergabung dalam Indonesische


Vereeninging (nantinya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia) kembali ke tanah air.
Kecewa dengan perkembangan kekuatan-kekuatan perjuangan di Indonesia, dan melihat
situasi politik yang di hadapi, mereka membentuk kelompok studi yang dikenal amat
berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus kebangsaan saat itu. Pertama, adalah
Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studie-club) yang dibentuk di Surabaya pada tanggal
29 Oktober 1924 oleh Soetomo. Kedua, Kelompok Studi Umum (Algemeene Studie-club)
direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik di Bandung yang
dimotori oleh Soekarno pada tanggal 11 Juli 1925.

Diinspirasi oleh pembentukan Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, menyusul


kemudian Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), prototipe organisasi yang
menghimpun seluruh elemen gerakan mahasiswa yang bersifat kebangsaan tahun 1926,
Kelompok Studi St. Bellarmius yang menjadi wadah mahasiswa Katolik, Cristelijke Studenten
Vereninging (CSV) bagi mahasiswa Kristen, dan Studenten Islam Studie-club (SIS) bagi
mahasiswa Islam pada tahun 1930-an.

Dari kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah,
munculnya generasi baru pemuda Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda dicetuskan melalui Konggres Pemuda II yang
berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928, dimotori oleh PPPI.

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 26


1945

Dalam perkembangan berikutnya, dari dinamika pergerakan nasional yang ditandai


dengan kehadiran kelompok-kelompok studi, dan akibat pengaruh sikap penguasa Belanda
yang menjadi Liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi partai politik, terutama dengan
tujuan memperoleh basis massa yang luas. Kelompok Studi Indonesia berubah menjadi Partai
Bangsa Indonesia (PBI), sedangkan Kelompok Studi Umum menjadi Perserikatan Nasional
Indonesia (PNI).

Secara umum kondisi pendidikan maupun kehidupan politik pada zaman pemerintahan
Jepang jauh lebih represif dibandingkan dengan kolonial Belanda, antara lain dengan
melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau politik; dan hal ini ditindak
lanjuti dengan membubarkan segala organisasi pelajar dan mahasiswa, termasuk partai politik,
serta insiden kecil di Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta yang mengakibatkan mahasiswa
dipecat dan dipenjarakan.

Praktis, akibat kondisi yang vacuum tersebut, maka mahasiswa kebanyakan akhirnya
memilih untuk lebih mengarahkan kegiatan dengan berkumpul dan berdiskusi, bersama para
pemuda lainnya terutama di asrama-asrama. Tiga asrama yang terkenal dalam sejarah,
berperan besar dalam melahirkan sejumlah tokoh, adalah Asrama Menteng Raya, Asrama
Cikini, dan Asrama Kebon Sirih. Tokoh-tokoh inilah yang nantinya menjadi cikal bakal
generasi 1945, yang menentukan kehidupan bangsa.

Salah satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok
bawah tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa
menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan,
peristiwa ini dikenal kemudian dengan peristiwa Rengasdengklok.

1966

Sejak kemerdekaan, muncul kebutuhan akan aliansi antara kelompok-kelompok


mahasiswa, di antaranya Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI), yang
dibentuk melalui Kongres Mahasiswa yang pertama di Malang tahun 1947.

Selanjutnya, dalam masa Demokrasi Liberal (1950-1959), seiring dengan penerapan


sistem kepartaian yang majemuk saat itu, organisasi mahasiswa ekstra kampus kebanyakan
merupakan organisasi dibawah partai-partai politik. Misalnya, GMKI Gerakan Mahasiswa
kristen Indonesia, PMKRI Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia dengan
Partai Katholik,Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dekat dengan PNI,
Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) dekat dengan PKI, Gerakan Mahasiswa
Sosialis Indonesia (Gemsos) dengan PSI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
berafiliasi dengan Partai NU, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan Masyumi, dan lain-
lain.

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 27


Di antara organisasi mahasiswa pada masa itu, CGMI lebih menonjol setelah PKI
tampil sebagai salah satu partai kuat hasil Pemilu 1955. CGMI secara berani menjalankan
politik konfrontasi dengan organisasi mahasiswa lainnya, bahkan lebih jauh berusaha
memengaruhi PPMI, kenyataan ini menyebabkan perseteruan sengit antara CGMI dengan
HMI dan, terutama dipicu karena banyaknya jabatan kepengurusan dalam PPMI yang direbut
dan diduduki oleh CGMI dan juga GMNI-khususnya setelah Konggres V tahun 1961.

Mahasiswa membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tanggal 25


Oktober 1966 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil
dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP) Mayjen dr. Syarief
Thayeb, yakni PMKRI, HMI,PMII,Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI),
Sekretariat Bersama Organisasi-organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa Pancasila
(Mapancas), dan Ikatan Pers Mahasiswa (IPMI). Tujuan pendiriannya, terutama agar para
aktivis mahasiswa dalam melancarkan perlawanan terhadap PKI menjadi lebih terkoordinasi
dan memiliki kepemimpinan. Munculnya KAMI diikuti berbagai aksi lainnya, seperti
Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI),
Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), dan lain-lain.

Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam
perjuangan yang ikut mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66,
yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya
gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu
adalah mereka yang kemudian berada pada lingkar kekuasaan Orde Baru, di antaranya
Cosmas Batubara (Eks Ketua Presidium KAMI Pusat), Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi
ketiganya dari PMKRI,Akbar Tanjung dari HMI dll. Angkatan '66 mengangkat isu Komunis
sebagai bahaya laten negara. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk
mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis
Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun mendapat hadiah yaitu
dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan
Orde Baru.

1974

Realitas berbeda yang dihadapi antara gerakan mahasiswa 1966 dan 1974, adalah
bahwa jika generasi 1966 memiliki hubungan yang erat dengan kekuatan militer, untuk
generasi 1974 yang dialami adalah konfrontasi dengan militer.

Sebelum gerakan mahasiswa 1974 meledak, bahkan sebelum menginjak awal 1970-an,
sebenarnya para mahasiswa telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktik
kekuasaan rezim Orde Baru, seperti:

Golput yang menentang pelaksanaan pemilu pertama pada masa Orde Baru pada 1972
karena Golkar dinilai curang.

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 28


Gerakan menentang pembangunan Taman Mini Indonesia Indah pada 1972 yang
menggusur banyak rakyat kecil yang tinggal di lokasi tersebut.

Diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), aksi
protes lainnya yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa adalah tuntutan pemberantasan
korupsi. Lahirlah, selanjutnya apa yang disebut gerakan "Mahasiswa Menggugat" yang
dimotori Arif Budiman yang progaram utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan
BBM, dan korupsi.

Menyusul aksi-aksi lain dalam skala yang lebih luas, pada 1970 pemuda dan
mahasiswa kemudian mengambil inisiatif dengan membentuk Komite Anti Korupsi (KAK)
yang diketuai oleh Wilopo. Terbentuknya KAK ini dapat dilihat merupakan reaksi
kekecewaan mahasiswa terhadap tim-tim khusus yang disponsori pemerintah, mulai dari Tim
Pemberantasan Korupsi (TPK), Task Force UI sampai Komisi Empat.

Berbagai borok pembangunan dan demoralisasi perilaku kekuasaan rezim Orde Baru
terus mencuat. Menjelang Pemilu 1971, pemerintah Orde Baru telah melakukan berbagai cara
dalam bentuk rekayasa politik, untuk mempertahankan dan memapankan status quo dengan
mengkooptasi kekuatan-kekuatan politik masyarakat antara lain melalui bentuk perundang-
undangan. Misalnya, melalui undang-undang yang mengatur tentang pemilu, partai politik,
dan MPR/DPR/DPRD.

Muncul berbagai pernyataan sikap ketidakpercayaan dari kalangan masyarakat maupun


mahasiswa terhadap sembilan partai politik dan Golongan Karya sebagai pembawa aspirasi
rakyat. Sebagai bentuk protes akibat kekecewaan, mereka mendorang munculnya Deklarasi
Golongan Putih (Golput) pada tanggal 28 Mei 1971 yang dimotori oleh Arif Budiman, Adnan
Buyung Nasution, Asmara Nababan.

Dalam tahun 1972, mahasiswa jtyang bernama aji uga telah melancarkan berbagai
protes terhadap pemborosan anggaran negara yang digunakan untuk proyek-proyek eksklusif
yang dinilai tidak mendesak dalam pembangunan,misalnya terhadap proyek pembangunan
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di saat Indonesia haus akan bantuan luar negeri.

Protes terus berlanjut. Tahun 1972, dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973
selalu diwarnai dengan isu korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM
Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari 1974.
Gerakan mahasiswa di Jakarta meneriakan isu "ganyang korupsi" sebagai salah satu tuntutan
"Tritura Baru" disamping dua tuntutan lainnya Bubarkan Asisten Pribadi dan Turunkan Harga;
sebuah versi terakhir Tritura yang muncul setelah versi koran Mahasiswa Indonesia di
Bandung sebelumnya. Gerakan ini berbuntut dihapuskannya jabatan Asisten Pribadi Presiden.

1977-1978

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 29


Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975 dan 1976, berita tentang aksi protes
mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping
kuliah sebagain kegiatan rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata
(KKN), Dies Natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Meskipun
disana-sini aksi protes kecil tetap ada.

Menjelang dan terutama saat-saat antara sebelum dan setelah Pemilu 1977, barulah
muncul kembali pergolakan mahasiswa yang berskala masif. Berbagai masalah penyimpangan
politik diangkat sebagai isu, misalnya soal pemilu mulai dari pelaksanaan kampanye, sampai
penusukan tanda gambar, pola rekruitmen anggota legislatif, pemilihan gubernur dan bupati di
daerah-daerah, strategi dan hakikat pembangunan, sampai dengan tema-tema kecil lainnya
yang bersifat lokal. Gerakan ini juga mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan
nasional.

Awalnya, pemerintah berusaha untuk melakukan pendekatan terhadap mahasiswa,


maka pada tanggal 24 Juli 1977 dibentuklah Tim Dialog Pemerintah yang akan berkampanye
di berbagai perguruan tinggi. Namun, upaya tim ini ditolak oleh mahasiswa. Pada periode ini
terjadinya pendudukan militer atas kampus-kampus karena mahasiswa dianggap telah
melakukan pembangkangan politik, penyebab lain adalah karena gerakan mahasiswa 1978
lebih banyak berkonsentrasi dalam melakukan aksi diwilayah kampus. Karena gerakan
mahasiswa tidak terpancing keluar kampus untuk menghindari peristiwa tahun 1974, maka
akhirnya mereka diserbu militer dengan cara yang brutal. Hal ini kemudian diikuti oleh
dihapuskannya Dewan Mahasiswa dan diterapkannya kebijakan NKK/BKK di seluruh
Indonesia.

Soeharto terpilih untuk ketiga kalinya dan tuntutan mahasiswa pun tidak membuahkan
hasil. Meski demikian, perjuangan gerakan mahasiswa 1978 telah meletakkan sebuah dasar
sejarah, yakni tumbuhnya keberanian mahasiswa untuk menyatakan sikap terbuka untuk
menggugat bahkan menolak kepemimpinan nasional.

Gerakan bersifat nasional namun tertutup dalam kampus, Oktober 1977

Gerakan mahasiswa tahun 1977/1978 ini tidak hanya berporos di Jakarta dan Bandung
saja namun meluas secara nasional meliputi kampus-kampus di kota Surabaya, Medan, Bogor,
[1]
Ujungpandang (sekarang Makassar), dan Palembang. 28 Oktober 1977, delapan ribu anak
muda menyemut di depan kampus ITB. Mereka berikrar satu suara, "Turunkan Suharto!".
Besoknya, semua yang berteriak, raib ditelan terali besi. Kampus segera berstatus darurat
perang. Namun, sekejap kembali tentram.[2]

Peringatan Hari Pahlawan 10 November 1977, berkumpulnya mahasiswa kembali

10 November 1977, di Surabaya dipenuhi tiga ribu jiwa muda. Setelah peristiwa di ITB
pada Oktober 1977, giliran Kampus ITS Baliwerti beraksi. Dengan semangat pahlawan,

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 30


berbagai pimpinan mahasiswa se-Jawa hadir memperingati hari Pahlawan 1977. Seribu
mahasiswa berkumpul, kemudian berjalan kaki dari Baliwerti menuju Tugu Pahlawan.

Sejak pertemuan 28 Oktober di Bandung, ITS didaulat menjadi pusat konsentrasi


gerakan di front timur. Hari pahlawan dianggap cocok membangkitkan nurani yang hilang.
Kemudian disepakati pusat pertemuan nasional pimpinan mahasiswa di Surabaya.

Sementara di kota-kota lain, peringatan hari Pahlawan juga semarak. Di Jakarta, 6000
mahasiswa berjalan kaki lima kilometer dari Rawamangun (kampus IKIP) menuju Salemba
(kampus UI), membentangkan spanduk,"Padamu Pahlawan Kami Mengadu". Juga dengan
pengawalan ketat tentara.

Acara hari itu, berwarna sajak puisi serta hentak orasi. Suasana haru-biru, mulai
membuat gerah. Beberapa batalyon tempur sudah ditempatkan mengitari kampus-kampus
Surabaya. Sepanjang jalan ditutup, mahasiswa tak boleh merapat pada rakyat. Aksi mereka
dibungkam dengan cerdik.

Konsolidasi berlangsung terus. Tuntutan agar Soeharto turun masih menggema jelas,
menggegerkan semua pihak. Banyak korban akhirnya jatuh. Termasuk media-media nasional
yang ikut mengabarkan, dibubarkan paksa.

Pimpinan Dewan Mahasiswa (DM) ITS rutin berkontribusi pada tiap pernyataan sikap
secara nasional. Senat mahasiswa fakultas tak henti mendorong dinamisasi ini. Mereka
bergerak satu suara. Termasuk mendukung Ikrar Mahasiswa 1977. Isinya hanya tiga poin
namun berarti. "Kembali pada Pancasila dan UUD 45, meminta pertanggungjawaban presiden,
dan bersumpah setia bersama rakyat menegakan kebenaran dan keadilan".[2]

Peringatan Tritura 10 Januari 1978, dihentikannya gerakan oleh penguasa

Peringatan 12 tahun Tritura, 10 Januari 1978, peringatan 12 tahun Tritura itu jadi awal
sekaligus akhir. Penguasa menganggap mahasiswa sudah di luar toleransi. Dimulailah
penyebaran benih-benih teror dan pengekangan.

Sejak awal 1978, 200 aktivis mahasiswa ditahan tanpa sebab. Bukan hanya dikurung,
sebagian mereka diintimidasi lewat interogasi. Banyak yang dipaksa mengaku pemberontak
negara.
Tentara pun tidak sungkan lagi masuk kampus. Berikutnya, ITB kedatangan pria
loreng bersenjata. Rumah rektornya secara misterius ditembaki orang tak dikenal.
Di UI, panser juga masuk kampus. Wajah mereka garang, lembaga pendidikan sudah
menjadi medan perang. Kemudian hari, dua rektor kampus besar itu secara semena-mena
dicopot dari jabatannya. Alasannya, terlalu melindungi anak didiknya yang keras kepala.
Di ITS, delapan fungsionaris DM masuk "daftar dicari" Detasemen Polisi Militer.
Sepulang aksi dari Jakarta, di depan kos mereka sudah ditunggui sekompi tentara. Rektor ITS
waktu itu, Prof Mahmud Zaki, ditekan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 31


untuk segera membubarkan aksi dan men-drop out para pelakunya. Sikap rektor seragam,
sebisa mungkin ia melindungi anak-anaknya.

Beberapa berhasil tertangkap, sisanya bergerilya dari satu rumah ke rumah lain. Dalam
proses tersebut, mahasiswa tetap "bergerak". Selama masih ada wajah yang aman dari daftar,
mereka tetap konsolidasi, sembunyi-sembunyi. Pergolakan kampus masih panas, walau Para
Rektor berusaha menutupi, intelejen masih bisa membaca jelas.

1990

Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan


NKK/BKK dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan
(PUOK). Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra kampus yang
diakui adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat
Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Dikalangan mahasiswa secara kelembagaan dan personal terjadi pro kontra,


menamggapi SK tersebut. Oleh mereka yang menerima, diakui konsep ini memiliki sejumlah
kelemahan namun dipercaya dapat menjadi basis konsolidasi kekuatan gerakan mahasiswa.
Argumen mahasiswa yang menolak mengatakan, bahwa konsep SMPT tidak lain hanya
semacam hiden agenda untuk menarik mahasiswa ke kampus dan memotong kemungkinan
aliansi mahasiswa dengan kekuatan di luar kampus.

Dalam perkembangan kemudian, banyak timbul kekecewaan di berbagai perguruan


tinggi karena kegagalan konsep ini. Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri,
bebas dari pengaruh korporatisasi negara termasuk birokrasi kampus. Sehingga, tidaklah
mengherankan bila akhirnya berdiri Dewan Mahasiswa di UGM tahun 1994 yang kemudian
diikuti oleh berbagai perguruan tinggi di tanah air sebagai landasan bagi pendirian model
organisasi kemahasiswaan alternatif yang independen.

Dengan dihidupkannya model-model kelembagaan yang lebih independen, meski tidak


persis serupa dengan Dewan Mahasiswa yang pernah berjaya sebelumnya upaya perjuangan
mahasiswa untuk membangun kemandirian melalui SMPT, menjadi awal kebangkitan kembali
mahasiswa pada tahun 1990-an.

Gerakan yang menuntut kebebasan berpendapat dalam bentuk kebebasan akademik


dan kebebasan mimbar akademik di dalam kampus pada 1987 - 1990 sehingga akhirnya
demonstrasi bisa dilakukan mahasiswa di dalam kampus perguruan tinggi. Saat itu
demonstrasi di luar kampus termasuk menyampaikan aspirasi dengan longmarch ke
DPR/DPRD tetap terlarang.

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 32


MATERI 6
Nilai Dasar Pergerakan (NDP)

1. Arti :
Secara esensial Nilai Dasar Pergerakan ini adalah suatu sublimasi nilai ke-Islaman dan ke-
Indonesiaan dengan kerangka pemahaman keagamaan Ahlussunnah wal jama’ah yang menjiwai
berbagai aturan, memberi arah dan mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII.
Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari dan menginspirasi Nilai
Dasar Pergerakan ini meliputi cakupan aqidah, syari’ah dan akhlak dalam upaya kita
memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Dalam upaya memahami, menghayati
dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan Ahlussunnah wal jama’ah sebagai
pemahaman keagamaan yang paling benar.

2. Fungsi :
i. Landasan berpijak:
Bahwa NDP menjadi landasan setiap gerak langkah dan kebijakan yang harus dilakukan.

ii. Landasan berpikir :


Bahwa NDP menjadi landasan pendapat yang dikemukakan terhadap persoalan-persoalan
yang dihadapi.

iii. Sumber motivasi :


Bahwa NDP menjadi pendorong kepada anggota untuk berbuat dan bergerak sesuai dengan
nilai yang terkandung di dalamnya.

3. Kedudukan :
i. Rumusan nilai-nilai yang seharusnya dimuat dan menjadi aspek ideal dalam berbagai
aturan dan kegiatan PMII.
ii. Landasan dan dasar pembenar dalam berpikir, bersikap, dan berprilaku.

RUMUSAN NILAI DASAR PERGERAKAN


1. TAUHID :

Meng-Esakan Allah SWT, merupakan nilai paling asasi yang dalam sejarah agama samawi
telah terkandung sejak awal keberadaan manusia.

Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat-sifat, dan perbutan-perbuatan-Nya. Allah
adalah dzat yang fungsional. Allah menciptakan, memberi petunjuk, memerintah, dan memelihara
alam semesta ini. Allah juga menanamkan pengetahuan, membimbing dan menolong manusia.
Allah Maha Mengetahui, Maha Menolong, Maha Bijaksana, Hakim, Maha Adil, dan Maha
Tunggal. Allah Maha Mendahului dan Maha Menerima segala bentuk pujaan dan penghambaan.

Keyakina seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari pada alam
semesta, serta merupakan kesadaran dan keyakinan kepada yang ghaib. Oleh karena itu, tauhid
merupakan titik puncak, melandasi, memadu, dan menjadi sasaran keimanan yang mencakup
keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan, dan perwujudan dalam perbuatan. Maka

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 33


konsekuensinya Pergerakan harus mampu melarutkan nilai-nilai Tauhid dalam berbagai kehidupan
serta terkomunikasikan dan merambah ke sekelilingnya. Dalam memahami dan mewujudkan itu,
Pergerakan telah memiliki Ahlussunnah wal jama'ah sebagai metode pemahaman dan penghayatan
keyakinan itu.

2. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH.

Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baik
kejadian dan menganugerahkan kedudukan terhormat kepada manusia di hadapan ciptaan-Nya
yang lain.

Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian daya fikir, kemampuan berkreasi dan
kesadaran moral. Potensi itulah yang memungkinkan manusia memerankan fungsi sebagai khalifah
dan hamba Allah. Dalam kehidupan sebagai khalifah, manusia memberanikan diri untuk
mengemban amanat berat yang oleh Allah ditawarkan kepada makhluk-Nya. Sebagai hamba Allah,
manusia harus melaksanakan ketentuan-ketentauan-Nya. Untuk itu, manusia dilengkapi dengan
kesadaran moral yang selalu harus dirawat, jika manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan
yang rendah.

Dengan demikian, dalam kehidupan manusia sebagai ciptaan Allah, terdapat dua pola hubungan
manusia dengan Allah, yaitu pola yang didasarkan pada kedudukan manusia sebagai khalifah
Allah dan sebagai hamba Allah. Kedua pola ini dijalani secara seimbang, lurus dan teguh, dengan
tidak menjalani yang satu sambil mengabaikan yang lain. Sebab memilih salah satu pola saja akan
membawa manusia kepada kedudukan dan fungsi kemanusiaan yang tidak sempurna. Sebagai
akibatnya manusia tidak akan dapat mengejawentahkan prinsip tauhid secara maksimal.

Pola hubungan dengan Allah juga harus dijalani dengan ikhlas, artinya pola ini dijalani dengan
mengharapkan keridloan Allah. Sehingga pusat perhatian dalam menjalani dua pola ini adalah
ikhtiar yang sungguh-sungguh. Sedangkan hasil optimal sepenuhnya kehendak Allah. Dengan
demikian, berarti diberikan penekanan menjadi insan yang mengembangkan dua pola hubungan
dengan Allah. Dengan menyadari arti niat dan ikhtiar, sehingga muncul manusia-manusia yang
berkesadaran tinggi, kreatif dan dinamik dalam berhubungan dengan Allah, namun tetap taqwa dan
tidak pongah Kepada Allah.

Dengan karunia akal, manusia berfikir, merenungkan dan berfikir tentang ke-Maha-anNya,
yakni ke-Mahaan yang tidak tertandingi oleh siapapun. Akan tetapi manusia yang dilengkapi
dengan potensi-potensi positif memungkinkan dirinyas untuk menirukan fungsi ke-Maha-anNya
itu, sebab dalam diri manusia terdapat fitrah uluhiyah - fitrah suci yang selalu memproyeksikan
tentang kebaikan dan keindahan, sehingga tidak mustahil ketika manusia melakukan sujud dan
dzikir kepadaNya, Manusia berarti tengah menjalankan fungsi Al Quddus. Ketika manusia
berbelas kasih dan berbuat baik kepada tetangga dan sesamanya, maka ia telah memerankan fungsi
Arrahman dan Arrahim. Ketika manusia bekerja dengan kesungguhan dan ketabahan untuk
mendapatkan rizki, maka manusia telah menjalankan fungsi Al Ghoniyyu. Demikian pula dengan
peran ke-Maha- an Allah yang lain, Assalam, Al Mukmin, dan lain sebagainya. Atau pendek kata,
manusia dengan anugrah akal dan seperangkat potensi yang dimilikinya yang dikerjakan dengan

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 34


niat yang sungguh-sungguh, akan memungkinkan manusia menggapai dan memerankan fungsi-
fungsi Asma'ul Husna.

Di dalam melakukan pekerjaannya itu, manusia diberi kemerdekaan untuk memilih dan
menentukan dengan cara yang paling disukai. 14) Dari semua pola tingkah lakunya manusia akan
mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai yang diupayakan, karenanya manusia dituntut
untuk selalu memfungsikan secara maksimal kemerdekaan yang dimilikinya, baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama dalam konteks kehidupan di tengah-tengah alam dan
kerumunan masyarakat, sebab perubahan dan perkembangan hanyalah milikNya, oleh dan dari
manusia itu sendiri.15)

Sekalipun di dalam diri manusia dikaruniai kemerdekaan sebagai esensi kemanusiaan untuk
menentukan dirinya, namun kemerdekaan itu selalu dipagari oleh keterbatasan-keterbatasan, sebab
perputaran itu semata-mata tetap dikendalaikan oleh kepastian-kepastian yang Maha Adil lagi
Maha Bijaksana,yang semua alam ciptaanNya ini selalu tunduk pada sunnahNya, pada keharusan
universal atau takdir. 16 ) Jadi manusia bebas berbuat dan berusaha ( ikhtiar ) untuk menentukan
nasibnya sendiri, apakah dia menjadi mukmin atau kafir, pandai atau bodoh, kaya atau miskin,
manusia harus berlomba-lomba mencari kebaikan, tidak terlalu cepat puas dengan hasil karyanya.
Tetapi harus sadar pula dengan keterbatasan- keterbatasannya, karena semua itu terjadi sesuai
sunnatullah, hukum alam dan sebab akibat yang selamanya tidak berubah, maka segala upaya
harus diserrtai dengan tawakkal. Dari sini dapat dipahami bahwa manusia dalam hidup dan
kehidupannya harus selalu dinamis, penuh dengan gerak dan semangat untuk berprestasi secara
tidak fatalistis. Dan apabila usaha itu belum berhasil, maka harus ditanggapi dengan lapang dada,
qona'ah (menerima) karena disitulah sunnatullah berlaku. Karenanya setiap usaha yang dilakukan
harus disertai dengan sikap tawakkal kepadaNya. 17 )

3. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MANUSIA

Kenyataan bahwa Allah meniupkan ruhNya kepada materi dasar manusia menunjukan , bahwa
manusia berkedudukaan mulia diantara ciptaan-ciptaan Allah.

Memahami ketinggian eksistensi dan potensi yang dimiliki manusia, anak manusia mempunyai
kedudukan yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai warga dunia manusia adalah
satu dan sebagai warga negara manusia adalah sebangsa , sebagai mukmin manusia adalah
bersaudara. 18)

Tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya , kecuali karena ketakwaannya.
Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang menonjol pada diri seseorang
tentang potensi kebaikannya , tetapi ada pula yang terlalu menonjol potensi kelemahannya, agar
antara satu dengan yang lainnya saling mengenal, selalu memadu kelebihan masing-masing untuk
saling kait mengkait atau setidaknya manusia harus berlomba dalam mencari dan mencapai
kebaikan, oleh karena itu manusia dituntut untuk saling menghormati, bekerjasama, tolong
menolong, menasehati, dan saling mengajak kepada kebenaran demi kebaikan bersama.

Manusia telah dan harus selalu mengembangkan tanggapannya terhadap kehidupan. Tanggapan
tersebut pada umumnya merupakan usaha mengembangkan kehidupan berupa hasil cipta, rasa, dan

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 35


karsa manusia. Dengan demikian maka hasil itu merupakan budaya manusia, yang sebagian
dilestarikan sebagai tradisi, dan sebagian diubah. Pelestarian dan perubahan selalu mewarnai
kehidupan manusia. Inipun dilakukan dengan selalu memuat nilai-nilai yang telah disebut di
bagian awal, sehingga budaya yang bersesuaian bahkan yang merupakan perwujudan dari nilai-
nilai tersebut dilestarikan, sedang budaya yang tidak bersesuaian diperbaharui.

Kerangka bersikap tersebut mengisyaratkan bergerak secara dinamik dan kreatif dalam
kehidupan manusia. Manusia dituntut untuk memanfaatkan potensinya yang telah dianugerahkan
oleh Allah SWT. Melalui pemanfaatan potensi diri itu justru manusia menyadari asal mulanya,
kejadian, dan makna kehadirannya di dunia.

Dengan demikian pengembangan berbagai aspek budaya dan tradisi dalam kehidupan manusia
dilaksanakan sesuai dengan nilai dalam hubungan dengan Allah, manusia dan alam selaras dengan
perekembangan kehidupandan mengingat perkembangan suasana. Memang manusia harus
berusaha menegakan iman, taqwa dan amal shaleh guna mewujudkan kehidupan yang baik dan
penuh rahmat di dunia. Di dalam kehidupan itu sesama manusia saling menghormati harkat dan
martabat masing-masing , berderajat, berlaku adil dan mengusahakan kebahagiaan bersama. Untuk
diperlukan kerjasama yang harus didahului dengan sikap keterbukaan, komunikasi dan dialog antar
sesama. Semua usaha dan perjuangan ini harus terus -menerus dilakukan sepanjang sejarah.

Melalui pandangan seperti ini pula kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara


dikembangkan. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan kerelaan dan
kesepakatan untuk bekerja sama serta berdampingan setara dan saling pengertian. Bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita bersama : hidup dalam
kemajuan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Tolok ukur bernegara adalah keadilan,
persamaan hukum dan perintah serta adanya permusyawaratan.

Sedangkan hubungan antara muslim dan non muslim dilakukan guna membina kehidupan
manusia dengan tanpa mengorbankan keyakinan terhadap universalitas dan kebenaran Islam
sebagai ajaran kehidupan paripurna. Dengan tetap berpegang pada keyakinan ini, dibina hubungan
dan kerja sama secara damai dalam mencapai cita-cita kehidupan bersama ummat manusia.

Nilai -nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam persaudaraan
antar insan pergerakan , persaudaraan sesama Islam , persaudaraan sesama warga bangsa dan
persaudaraan sesama ummat manusia . Perilaku persaudaraan ini , harus menempatkan insan
pergerakan pada posisi yang dapat memberikan kemanfaatan maksimal untuk diri dan lingkungan
persaudaraan.

4. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM

Alam semesta adalah ciptaan Allah SWT. Dia menentukan ukuran dan hukum-hukumnya. Alam
juga menunjukan tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah. Berarti juga nilai tauhid
melingkupi nilai hubungan manusia dengan alam .

Sebagai ciptaan Allah, alam berkedudukan sederajat dengan manusia. Namun Allah
menundukan alam bagi manusia , dan bukan sebaliknya . Jika sebaliknya yang terjadi, maka

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 36


manusia akan terjebak dalam penghambaan terhadap alam , bukan penghambaan terhadap Allah.
Karena itu sesungguhnya berkedudukan sebagai khalifah di bumi untuk menjadikan bumi maupun
alam sebagai obyek dan wahana dalam bertauhid dan menegaskan dirinya.

Perlakuan manusia terhadap alam tersebut dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan di


dunia dan diarahkan kepada kebaikan di akhirat, di sini berlaku upaya berkelanjutan untuk
mentransendensikan segala aspek kehidupan manusia. Sebab akhirat adalah masa masa depan
eskatologis yang tak terelakan . Kehidupan akhirat akan dicapai dengan sukses kalau kehidupan
manusia benar-benar fungsional dan beramal shaleh.

Kearah semua itulah hubungan manusia dengan alam ditujukan . Dengan sendirinya cara-cara
memanfaatkan alam , memakmurkan bumi dan menyelenggarakan kehidupan pada umumnya juga
harus bersesuaian dengan tujuan yang terdapat dalam hubungan antara manusia dengan alam
tersebut. Cara-cara tersebut dilakukan untuk mencukupi kebutuhan dasar dalam kehidupan
bersama. Melalui pandangan ini haruslah dijamin kebutuhan manusia terhadap pekerjaan ,nafkah
dan masa depan. Maka jelaslah hubungan manusia dengan alam merupakan hubungan
pemanfaatan alam untuk kemakmuran bersama. Hidup bersama antar manusia berarti hidup dalam
kerja sama , tolong menolong dan tenggang rasa.

Salah satu hasil penting dari cipta, rasa, dan karsa manusia yaitu ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek). Manusia menciptakan itu untuk memudahkan dalam rangka memanfaatkan alam
dan kemakmuran bumi atau memudahkan hubungan antar manusia . Dalam memanfaatkan alam
diperlukan iptek, karena alam memiliki ukuran, aturan, dan hukum tertentu; karena alam ciptaan
Allah bukanlah sepenuhnya siap pakai, melainkan memerlukan pemahaman terhadap alam dan
ikhtiar untuk mendayagunakannya.

Namun pada dasarnya ilmu pengetahuan bersumber dari Allah. Penguasaan dan
pengembangannya disandarkan pada pemahaman terhadap ayat-ayat Allah. Ayat-ayat tersebut
berupa wahyu dan seluruh ciptaanNya. Untuk memahami dan mengembangkan pemahaman
terhadap ayat-ayat Allah itulah manusia mengerahkan kesadaran moral, potensi kreatif berupa akal
dan aktifitas intelektualnya. Di sini lalu diperlukan penalaran yang tinggi dan ijtihad yang utuh dan
sistimatis terhadap ayat-ayat Allah, mengembangkan pemahaman tersebut menjadi iptek,
menciptakan kebaruan iptek dalam koteks ke,manusiaan, maupun menentukan simpul-simpul
penyelesaian terhadap masalah-masalah yang ditimbulkannya. Iptek merupakan perwujudan fisik
dari ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, terutama digunakan untuk memudahkan kehidupan
praktis.

Penciptaan, pengembangan dan penguasaan atas iptek merupakan keniscayaan yang sulit
dihindari. Jika manusia menginginkan kemudahan hidup, untuk kesejahteraan dan kemakmuran
bersama bukan sebaliknya. Usaha untuk memanfaatkan iptek tersebut menuntut pengembangan
semangat kebenaran, keadilan , kmanusiaan dan kedamaian. Semua hal tersebut dilaksanakan
sepanjang hayat, seiring perjalanan hidup manusia dan keluasan iptek. Sehingga, berbarengan
dengan keteguhan iman-tauhid, manusia dapat menempatkan diri pada derajat yang tinggi

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 37


MATERI 7

ANALISIS SOSIAL 1

A. ANALISIS SOSIAL (ANSOS)


Analisis sosial atau yang lebih akrab dikenal ansos ini merupakan sebuah proses atau
mekanisme yang akan membahas problematika-problematika yang terjadi pada sebuah
objek analisa dan pada akhirnya akan menghasilkan apa sebenarnya yang menjadi akar
permasalahan atas problematika tersebut. Dari sana, kita dapat menentukan apa sebenarnya
yang dibutuhkan untuk dicarikan solusi yang tepat.
Inilah yang acapkali tidak dilalui oleh para problem solver. Mereka seringkali
mesnghasilkan solusi ata problematika yang hadir bukan berdasarkan analisis mendalam
namun hanya berdasarkan dugaan yang argumentasinya lemah atau bahkan hanya
berdasarkan pada kemauannya saja. mungkin permasalahan yang nyata di lapangan akan
tereselesaikan, namun karena ia tak akan menyentuh sampai ke akarnya maka akan hadir
permasalahan-permasalahan baru atau bahkan permasalahan yang nyata tersebut tidak
hilang sama sekali.

PENGERTIAN ANSOS
Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis suatu keadaan atau masalah sosial
secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai
situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan historis, struktural dan konsekuensi masalah.
Analisis sosial akan mempelajari struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial,
kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya, dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh
mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-
masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial.

RUANG LINGKUP ANSOS


Pada dasarnya semua realita sosial dapat dianalisi, namun dalam konteks transformasi
sosial, maka paling tidak objek analisis sosial harus relevan dengan target perubahan sosial
yang direncanakan yang sesuai dengan perubahan. Secara umum, objek sosial yang dapat
dianalisis antara lain:
 Masalah-masalah sosial
seperti: kemiskinan, pelacuran, pengangguran, kriminalitas
 Sistem sosial
seperti: tradisi, usaha kecil atau menengah, sistem pemerintahan, sistem pertanian
 Lembaga-lembaga sosial
seperti: sekolah, layanan rumah sakit, lembaga pedesaan.
 kebijakan publik
seperti: dampak kebijakan BBM, dampask perlakuan sebuah UU.

PENTINGNYA TEORI ANSOS

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 38


Teori dan fakta berjalan secara simultan, teori sosial merupakan refleksi dari fakta
sosial, sementara fakta sosial akan mudah dianalisis melalui teori-teori sosial. Teori
sosial melibatkan isu-isu mencakup filsafat, untuk memberikan konsepsi-konsepsi
hakekat aktifitas sosial dan perilaku manusia yang ditempatkan dalam realita
empiris.
Charles Lemert(1993) dalam sosial theory: The Multicultural And Classic Readings
menyatakan bahwa teori sosial memang merupakan basis dan pijakan teknis untuk
bisa survive.
Teori sosial merupakan refleksi dari sebuah pandangan dunia tertentu yang berakar
pada positivisme. menurut Anthony Giddens secara filosofis terdapat 2 macam
analisis sosial. Pertama, analisis intitusional, yaitu ansos yang menekan pada
ketrampilan dan kesetaraan aktor yang memperlakukan institusi sebagai sumber
daya dan aturan yang diproduksi terus-menerus. Kedua, analisis perilaku strategis,
adalah ansos yang memberikan penekanan institusi sebagai sesuatu yang diproduksi
secara sosial.

LANGKAH-LANGKAH ANSOS
Proses analisis sosial meliputi beberapa tahap antara lain:
1. Memilih dan menentukan objek analisis
Pemilihan sasaran masalah harus berdasarkan pada pertimbangan rasional,
dalam arti realitas yang dianalisis merupakan masalah yang memiliki
signifikansi sosial dan sesuai dengan visi atau misi organisasi.
2. Pengumpulan data atau informasi penunjang:
Untuk dapat menganilisis masalah secara utuh, maka perlu dukungan
dengan data dan informasi pesnunjang yang lengkap dan relevan, baik
melalui dokumen media masa, kegiatan observasi maupun investigasi
langsung di lapangan,. Recek data atau informasi mutlak dilakukan untuk
menguji validitas data.
3. Identifikasi dan analisi masalah:
Merupakan tahap menganalisis objek berdasarkan data yang telah
dikumpulkan. pemetaan beberapa variabel seperti keterkaitan aspek politik,
ekonomi, budaya dan agama dilakukan pada tahap ini. Melalui analisis
secara komprehensif diharapkan dapat memahami subtansi masalah dan
menemukan saling keterkaitan antara aspek.
4. Mengembangkan presepsi:
Setelah diidentifikasi berbagai aspek yang mempengaruhi atau terlibat
dalam masalah, selanjutnya dikembangkan presepsi atas masalah sesuai cara
pandang yang objektif. Pada tahap ini akan muncul beberapa kemungkinan
implikasi konsekuensi dari objek masalah, serta pengembangan beberapa
alternatif sebagai kerangka tindak lanjut.

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 39


5. Menarik kesimpulan:
Pada tahap ini telah diperoleh kesimpulan tentang: akar masalah, pihak
mana saja yang terlibat, pihak yang diuntungkan dan dirugikan, akibat yang
dimunculkan secara politik, sosial dan ekonomi serta paradigma tindakan
yang bisa dilakukan untuk proses perubahan sosial.

PERANAN ANSOS DALAM STRATEGI GERAKAN PMII

Paradigma gerakan PMII adalah kritis transformatif, artinya PMII dituntut


peka dan mampu membaca realitas sosial secara objektif(kritis), sekaligus terlibat
aktif dalam aksi perubahan sosial(transformatif). Transformasi sosial yang
dilakukan PMII akan berjalan secara efektif jika kader PMII memiliki kesadaran
kritis dalam melihat realitas sosial. Kesadaran kritis akan muncul apabila dilandasi
dengan cara pandangan luas terhadap realitas sosial. Untuk dapat melakukan
pembacaan sosial secara kritis, mutlak diperlukan kemampuan analisis sosial secara
baik. Artinya, strategi gerakan PMII dengan paradigma kritis transformatif akan
dapat terlaksana secara efektif apabila ditopang dengan kematangan dalam analisis
sosial(ANSOS).

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 40


MATERI 8

STUDY GENDER

Posisi perempuan dalam rumah tangga dari masa kemasa masih dikesampingkan,
perempuan memang sudah memiliki hak untuk bekerja, namun di sisi lain pekerjaan yang
dilakukan oleh perempuan masih dianggap tidak penting melainkan hanya sekadar menunjang
pekerjaan suami. Perempuan memiliki beban kerja yang lebih banyak dari pada laki-laki, para
informan mengakui bahwa semua pekerjaan rumah dilakukan oleh mereka, mengurus anak,
bahkan masih ada tambahan kerja lain. Sedangkan dalam pengakuannya terkadang suami jarang
memahami posisi seorang istri, sehingga masih ada pertengkaran karena istri dianggap kurang
memenuhi kewajibannya dalam rumah tangga. Seperti yang telah dijelaskan oleh Fakih bahwa ada
beberapa hal tentang ketidakadilan gender , yaitu: stereotip dan beban kerja yang dilimpahkan pada
perempuan. Seperti yang sudah terjadi di lapangan, stereotip dan beban kerja sudah menimpa
perempuan. Selain merasa tidak memiiki kebebasan di ranah pendidikan dan pekerjaan, perempuan
juga terkekang di rumah sendiri dikarenakan sering tidak diijinkan untuk keluar rumah tanpa
dampingan seorang suami. Sedangkan disisi lain seorang suami hanya bekerja pada mertuanya
saja, dengan hal tersebut seorang suami tidak memiliki pendapatan secara mandiri untuk
kebutuhan sehari-hari keluarga selain biaya hidup yang sudah ditanggung oleh mertua. Sedangkan
perempuan hanya dipercaya untuk menjaga rumah dan mempersiapkan segala macam kebutuhan
keluarga di rumah. Baru setelah mereka memiliki anak dan semua kebutuhan bertambah maka
seorang istri diperbolehkan untuk keluar karena alasan mengantarkan anak ke sekolah atau sudah
ada juga hak bagi istri untuk bekerja namun tetap tidak boleh jauh dari rumah seperti bekerja
membungkus es batu untuk dijual di rumah, atau membersihkan botol minuman yang akhirnya
nanti akan dijual di gudang botol minuman terdekat dari rumah.
Secara umum, Islam memandang laki-laki dan wanita dalam posisi yang sama, tanpa ada
perbedaan. Masing-masing adalah ciptaan Allah yang dibebani dengan tanggung jawab
melaksanakan ibadah kepada-Nya, menunaikan titah-titah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-
Nya.

‫َوَما َخ َلْقُت اْلِجَّن َواِإْلْنَس ِإاَّل ِلَيْعُبُدوِن‬


“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS.Adz-
Dzariyat[51]:56)

‫َمْن َعِمَل َصاِلًح ا ِمْن َذَكٍر َأْو ُأْنَثى َوُهَو ُمْؤِمٌن َفَلُنْح ِيَيَّنُه َحَياًة َطِّيَبًة َوَلَنْج ِزَيَّنُهْم َأْج َر ُهْم ِبَأْح َس ِن َما َكاُنوا‬
‫َيْعَمُلوَن‬
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baikdan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl [16]: 97)
Namun demikian, bukan berarti kaum laki-laki dan wanita menjadi sama dan setara dalam
segala hal. Menyetarakan keduanya dalam semua peran, kedudukan, status sosial, pekerjaan, jenis
Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 41
kewajiban dan hak sama dengan melanggar kodrat. Karena, kenyataan yang tidak dapat dipungkiri
bahwa antara laki-laki dan wanita terdapat perbedaan-perbedaan mendasar, hingga jika kita
melihat keduanya dengan kasat mata sekalipun. Secara biologis dan kemampuan fisik, laki-laki
dan perempuan jelas berbeda.
Begitu pun dari sisi sifat, pemikiran-akal, kecenderungan, emosi dan potensi masing-
masing juga berbeda. Apalagi wanita dengan tabiatnya melakukan proses reproduksi,
mengandung, melahirkan, menyusui, menstruasi, sementara laki-laki tidak. Adalah tidak adil jika
kita kemudian memaksakan suatu peran yang tidak sesuai dengan tabiat dan kecenderungan dasar
dari masing-masing jenis tersebut.
‫َوَلْيَس الَّذَكُر َكاُأْلْنَثى‬
“Dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.” (QS. Ali Imran [3]: 36)
Dari sini, kesetaraan, atau persamaan (dalam bahasa Arab: musâwâtu) antara laki-laki dan
perempuan bukanlah nilai yang berasal dari pandangan Islam Islam memandang keadilan antara
laki-laki dan wanita, bukan kesetaraan. Konsep kesetaraan bertolak belakang dengan prinsip
keadilan. Karena adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, memberikan hak kepada yang
berhak menerimanya.
Kodrat wanita dalam Islam memang memiliki fisik yang tidak sekuat laki-laki, namun hal
tersebut tidak berarti bahwa wanita tidak dapat melakukan hal lain selain kegiatan rumah tangga.
Dalam Islam wanita memiliki hak dan kedudukan yang sama dengan laki-laki walaupun tidak
dalam segala hal, maka dari itu kesetaraan gender atau emansipasi wanita dalam
Islam diperbolehkan, dengan syarat tidak melanggar kodrat mereka sebagai wanita dan tidak
membuat mereka melupakan kewajiban sebagai seorang wanita. Dalam sumber syariat
Islam seperti Al-Qur’an dan hadits pun Allah telah menjelaskan bahwa dalam Islam bukanlah
agama yang diskriminasi terhadap wanita, justru wanita dalam pandangan Islam memiliki
kemuliaan dan keistimewaan lebih dibanding kaum laki-laki. Dan dalam hadapan Allah SWT, baik
laki-laki maupun perempuan memiliki derajat yang sama, Allah tidak membedakan derajat
keduanya berdasarkan gender(jeni kelamin) yang ada pada dirimereka. Wanita boleh saja sejajar
dengan pria dalam banyak bidang, namun wanita tetaplah tidak boleh berada di shaf yang sama
ketika ibadah sholat, dan imam tetaplah peran pria. Kesetaraan gender memang diperbolehkan
dalam Islam, namun adda batasan-batasannya sesuai dengan kodrat laki-laki dan wanita
Dari berbagai defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa gender adalah suatu konsep yang
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi sosial-
budaya yang dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman dengan demikian gender dalam
arti ini mendefinisikan lakilaki dan perempuan dari sudut non-biologis. Konsep penting yang perlu
dipahami dalam rangka membahas masalah kaum perempuan adalah membedakan antara konsep
seks dan konsep gender. Pemahaman dan perbedaan antara kedua konsep tersebut sangatlah
diperlukan untuk memahami persoalan-persoalan ketidakadilan sosial yang menimpa kaum
perempuan.
Dalam budaya patriarkal, perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dipandang
sebagai akibat dari perbedaan jenis kelamin. Tugas perempuan seperti memasak di dapur, berhias
untuk suami dan mengasuh anak serta pekerjaan domestic lainnya merupakan konsekuensi dari

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 42


jenis kelamin. Tugas domestic perempuan bersifat abadi sebagaimana keabadian identitas jenis
kelamin yang melekat pada dirinya. Pemahaman ini berawal dari kerancuan paradigma tentang
gender differences dan seks differences. Sesungguhnya gender dan seks itu berbeda, gender
digunakan untuk mengidentifikasi perebedaan laki-laki dan perempuan dari aspek sosial budaya.
Sedangakan perbedaan seks digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan
secara anatomis dan biologis.
Aan Oskley seorang ahli sosiologi Inggris adalah orang pertama yang memberikan
perbedaan istilah seks dan gender. Semua tokoh feminim sepakat dalam memberikan defenisi
tentang seks, yakni perbedaan seks adalah perbedaan atas dasar ciri-ciri biologis dari laki-laki dan
perempuan, terutama yang menyangkut pro-kreasi dan merupakan kodrat. Gender digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan pria dan wanita dari aspek sosial budaya. Sedangkan seks digunakan
untuk mengidentifikasi perbedaan pria dan wanita dari segi anatomi biologis. Studi gender lebih
menekankan pada perkembangan aspek maskulinitas dan feminis seseorang, sedangkan seks lebih
menekankan pada perkembangan aspek biologis dan komposisi kimia dalam tubuh laki-laki dan
perempuan. Musdah dalam bukunya Muslimah Reformis, mengatakan jenis kelamin laki-laki
ditandai dengan adanya penis, testis, dan sperma, sedangkan perempuan mempunyai vagina,
payudara, ovum, dan rahim. Perebedaan tersebut bersifat kodrati, atau pemberian Tuhan.
Karena sifatnya yang bukan kodrati dan dibentuk secara sosial, maka ia dapat berubah dari
waktu ke waktu, dan dapat berbeda bentuk pada tempat yangberbeda. Maskulinitas dan
Feminitaspun sesungguhnya bukan sesuatu yang kodrati, namun merupakan hasil kontsruksi sosial.
Buktinya, dalam realitas sosiologi di masyarakat ditemukan tidak sedikit laki-laki penakut,
emosional, pemalu, lemah, dan lembut. Sebaliknya, cukup banyak perempuan yang kuat, berani,
perkasa, pantang menyerah, rasional, dan sangat tegar. Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah
menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender (gender inequalities). Namun
yang menjadi persoalan ternyata perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, baik
bagi kaum laki-laki dan terutama bagi kaum perempuan. Ketidakadilan gender merupakan sistem
dan struktur. Dimana, baik kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem tersebut.
Ketidakadilan gender termanifestasikan dalam pelbagai bentuk ketidakadilan yakni: marginalisasi
atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan tidak penting dalam keputusan publik,
pembentukan sterotipe atau melalui pelabelan negatif, kekerasan (violence), beban kerja lebih
panjang dan lebih banyak (burden), serta sosialisasi ideologi nilai peran gender.
Dalam pergaulan sehari-hari dalam masyarakat yang menganut perbedaan gender, ada nilai
tata krama dan norma hukum yang membedakan peran laki-laki dan perempuan. Setiap orang
seolah-olah dituntut mempunyai perasaan gender (gender feeling) dalam pergaulan, sehingga jika
seseorang menyalahi nilai, norma dan perasaan tersebut maka yang bersangkutan akan menghadapi
risiko di dalam masyarakat. Predikat laki-laki dan perempuan dianggap sebagai simbol status.
Laki-laki diidentifikasi sebagai orang yang memiliki karekteristik kejantanan (masculinity),
perempuan diidentifikasi sebagai orang yang memiliki karekteristik kewanitaan (femininity).
Perempuan dipersepsikan sebagai wanita cantik, langsing, dan lembut, sebaliknya laki-laki
dipersepsikan sebagai manusia perkasa, tegar dan agresif.

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 43


Dominasi laki-laki dalam masyarakat bukan hanya karena mereka jantan, lebih dari itu
karena mereka mempunyai banyak akses kepada kekuasaan untuk memperoleh status. Mereka
misalnya mengontrol lembaga-lembaga legislatif, dominan di lembaga-lembaga hukum dan
peradilan, pemilik sumber-sumber produksi, menguasai organisasi keagamaan, organisasi profesi
dan lembagalembaga pendidikan tinggi. Sementara perempuan ditempatkan pada posisi inferior.
Peran mereka terbatas sehingga akses untuk memperoleh kekuasaan juga terbatas,
akibatnya perempuan mendapatkan status lebih rendah dari laki-laki. Sebagai ibu atau sebagai istri
mereka memperoleh kesempatan yang terbatas untuk berkarya di luar rumah. Penghasilan mereka
sangat tergantung pada kerelaan laki-laki, meskipun bersama dengan anggota keluarganya
merasakan perlindungan yang diperoleh dari suaminya, hak-hak yang diperolehnya jauh lebih
terbatas daripada hak-hak yang dimiliki suaminya.
Pada dasarnya semangat hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam Islam bersifat
adil (equal). Oleh karena itu subordinasi terhadap kaum perempuan merupakan suatu keyakinan
yang berkembang di masyarakat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan semangat keadilan
yang diajarkan Islam. Konsep kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan dalam al- Qur‟an,
antara lain sebagai berikut:
Pertama, laki laki dan perempuan adalah sama-sama sebagai hamba Dalam kapasitasnya
sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Keduanya mempunyai potensi
dan peluang yang sama untuk menjadi hamba ideal. Hamba ideal dalam Alquran biasa diistilahkan
dengan orang-orang yang bertakwa (muttaqun).Kedua, Laki-laki dan perempuan sebagai khalifah
di bumi. Maksud dan tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini adalah di samping untuk
menjadi hamba yang tunduk dan patuh serta mengabdi kepada Allah, juga untuk menjadi khalifah
di bumi, sebagaimana tersurat dalam Alquran (Qs. al-Baqarah:[2]:30) dan (Al-An‟am:[6]:165).
Dalam kapasitasnya sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Keduanya mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi hamba ideal. Hamba ideal
dalam Alquran biasa diistilahkan dengan orang-orang yang bertakwa (muttaqun). Dengan
demikian dalam perspektif normativitas Islam, hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah
setara. Tinggi rendahnya kualitas seseorang hanya terletak pada tinggi-rendahnya kualitas
pengabdian dan ketakwaannya kepada Allah swt.
Allah memberikan penghargaan yang sama dan setimpal kepada manusia dengan tidak
membedakan antara laki-laki dan perempuan atas semua amal yang dikerjakannya.

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 44


KE-KOPRIAN
Pendahuluan
Citra bahwa laki-laki itu kuat dan rasional sementara perempuan lemah dan emosional
merupakan konstruksi budaya. Citra tersebut bukanlah kodrat. Pembeda laki-laki dan perempuan
terletak pada biologisnya, itulah yang disebut kodrat.
Konstruksi budaya di atas seringkali disalah artikan sebagai kodrat sehingga menimbulkan
rantai ketidakadilan yang cenderung menindas baik laki-laki dan khususnya perempuan.
Ketidakadilan tersebut telah berlangsung selama berabad-abad, setua peradaban manusia.
PMII memiliki komitmen terhadap keadilan gender, dan diwujudkan melalui pelembagaan
gerakan perempuan bernama KOPRI. Dalam perjalanan, KOPRI melewati berbagai dinamika.
Sempat dibekukan kemudian dalam KONGRES di Kutai (2003) direkomendasikan untuk
diaktifkan kembali.
Kelembagaan Kopri
PMII menyadari bahwa anggotanya perlu diberdayakan semaksimal mungkin. Selama ini
kader putri PMII dirasa belum banyak yang diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensinya,
padahal jumlah anggota putri PMII terbilang banyak. Untuk itu, konstitusi PMII mensyaratkan
keberadaan kader putri dalam setiap tingkatan kepengurusan PMII diberi kuota minimal 1/3 (dari
PB sampai Rayon).
Landasan Normatif
Dalam Bab VII Anggaran Rumah Tangga (ART) PMII tentang Kuota Kepengurusan, Pasal
20 dinyatakan, ayat (1) Kepengurusan di setiap tingkat harus menempatkan anggota perempuan
minimal 1/3 keseluruhan anggota pengurus; dan ayat (2) Setiap kegiatan PMII harus menempatkan
anggota perempuan minimal 1/3 dari keseluruhan anggota.
Penjelasan soal pemberdayaan anggota perempuan PMII ada dalam bab VIII Pasal 21 ayat
(1) Pemberdayaan Perempuan PMII diwujudkan dengan pembentukan wadah perempuan yaitu
KOPRI (Korp PMII Putri), dan ayat (2) Wadah Perempuan tersebut diatas selanjutnya diataur
dalam Peraturan Organisasi (PO).
Adapun wadah pemberdayaan anggota putri PMII ditegaskan dengan pembentukan
lembaga khusus bernama Korp PMII Putri (KOPRI) sebagaimana dalam Bab IX tentang Wadah
Perempuan. Dalam Pasal 22, ayat (1): Wadah perempuan bernama KOPRI; ayat (2) KOPRI adalah
wadah perempuan yang didirikan oleh kader-kader Putri PMII melalui Kelompok Kerja sebagai
keputusan Kongres PMII XIV; ayat (3) KOPRI didirikan pada 29 September 2003 di Asrama Haji
Pondok Gede Jakarta dan merupakan kelanjutan sejarah dari KOPRI yang didirikan pada 26
November 1967; dan ayat (4) KOPRI bersifat semi otonom dalam hubungannya dengan PMII.
Struktur KOPRI sebagaimana struktur PMII, terdiri dari : PB KOPRI, PKC KOPRI dan PC
KOPRI.
Visi dan Misi KOPRI
Visi KOPRI adalah Terciptanya masyarakat yang berkeadilan berlandaskan kesetaraan dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Misi KOPRI adalah Mengideologisasikan nilai keadilan gender dan mengkonsolidasikan
gerakan perempuan di PMII untuk membangun masyarakat berkeadilan gender

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 45


Sejarah Kopri
Perjalanan sejarah organisasi yang bernama Korps PMII Putri yang disingkat KOPRI
mengalami proses yang panjang dan dinamis. KOPRI berdiri pada kongres III PMII pada tanggal
7-11 Februari 1967 di Malang Jawa Timur dalam bentuk Departemen Keputriandengan
berkedudukan di Surabaya Jawa Timur dan lahir bersamaan Mukernas II PMII di Semarang Jawa
Tengah pada tanggal 25 September 1976. Musyawarah Nasional pertama Korp PMII Putri pada
kongres IV PMII 1970. Kopri mengalami keputusan yang pahit ketika status KOPRI dibubarkan
melalui voting beda suara pada kongres VII di Medan.
Merasa pengalaman pahit itu terasa, bahwa kader-kader perempuan PMII pasca konres di
Medan mengalami stagnasi yang berkepanjangan dan tidak menentu, oleh sebab itu kader-kader
perempuan PMII mengganggap perlu dibentuknya wadah kembali, kongres XIII di Kutai
Kertanegara Kalimantan Timur pada tanggal 16-21 April 2003 sebagai momentum yang tepat
untuk memprakarsai adanya wadah. Maka, terbentuklah POKJA perempuan dan kemudian lahirlah
kembali KOPRI di Jakarta pada tanggal 29 September 2003 karena semakin tajam semangat kader
perempuan PMII maka pada kongres di Bogor tanggal 26-31 Mei tahun 2005 terjadi perbedaan
kebutuhan maka terjadi voting atas status KOPRI dengan suara terbanyak menyatakan KOPRI
adalah Otonom sekaligus memilih ketua umum PB KOPRI secara langsung sehingga terpilih
dalam kongres sahabati Ai maryati Shalihah.
Ketua Umum KOPRI dari Masa ke Masa
Berikut ini daftar nama-nama Ketua Umum PB KOPRI sepanjang masa (1967-sekarang).
1. Mahmudah Nahrowi 1967-1968
2. Tien Hartini 1968-1970
3. Ismi Maryam BA 1970
4. Zazilah Rahman BA 1971
5. Siti Fatimah Bsc 1972
6. Adiba Hamid 1973
7. Wus'ah Suralaga 1973-1977
8. Choirunnisa Yafishsham 1977
9. Fadilah Suralaga 1977-1981
10. Ida Farida 1981
11. Lilis Nurul Husna 1981-1984
12. Iis Kholila 1985-1988
13. Iriani Suaida 1988
14. Dra. Khofifah Indar parawansa 1988-1991
15. Dra. Ulha Soraya 1991
16. Jauharoh Haddad 1991-1994
17. Diana Mutiah 1994-1997
18. Luluk Nur Hamidah 1997-2000
19. Umi Wahyuni 2000-2003
20. Efri Nasution 2003
21. Winarti 2003-2005

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 46


22. Ai’ Maryati Shalihah 2005-2007
23. Eem Marzu Hiz 2008-2010
Strategi Pengembangan Kopri
Korp PMII Putri, sebagai wadah kader perempuan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
meyakini perannya sebagai khalifatullah fil ardl dan keberadaannya akan menjadi rahmat bagi
segenap alam. Karenanya keberadaan KOPRI harus bisa menjadi sesuatu yang bisa dirasakan
kemanfaatannya tidak hanya oleh kader-kader PMII baik laki-laki maupun perempuan tetapi juga
bagi seluruh Umat yang ada di bumi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Relasi PMII dan KOPRI sebenarnya tidak berbenturan, hanya secara gerakan, perempuan
mempunyai wilayah sendiri. Hanya koordinasi yang sifatnya tidak begitu prinsip. Yang penting
selama tidak bertentang ini harus tetap didukung. KOPRI menempatkan teori gender hanya sebagai
analisa saja agar kita tidak terbelenggu dengan budaya patriarkal sehingga perempuan bisa
menentukan gerakannya sesuai dengan kebutuhan perempuan tersebut. Wacana gender sebagai alat
saja bukan sebagai tujuan. Dan wacana gender disesuaikan dengan wacana keislaman dan kearifan
lokal.
Prosentase perempuan di setiap Mapaba PMII ada 60%. Cukup banyak namun dalam
pengkaderan kita belum mumpuni mengggarapnya. Paling banter hanya bisa survive 5 kader di
setiap cabang. Karena kita akhir-akhir ini kehilangan sosok-sosok kepemipinan perempuan di
tingkat cabang, kota, dan kabupaten se-Jawa Tengah yang bisa berkomunikasi dengan PB dan
basis.
Tugas utama KOPRI PMII adalah bagaimana mensinergikan kader perempuan PMII yang
cukup banyak dengan wadah yang berbeda-beda. Yakni, sesuai dengan local genius yang berbeda
di masing-masing cabang. Juga mensinergikan antara PB dan pengurus di bawahnya (PKC, PC,
PK dan PR)

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 47


TRI LOGI PMII
Tri Motto : Dzikir, fikir dan amal shaleh
Tri Komitmen : Kejujuran, kebenaran dan keadilan
Tri Khidmat : Taqwa, intelektual dan professional

MARS PMII
Inilah kami wahai Indonesia
Satu barisan dan satu cita
pembela bangsa penegak agama
Tangan terkepal dan maju ke muka
Habislah sudah masa yang suram
Selesai sudah drita yang lama
Bangsa yang jaya islam yang benar
Bangun tersentak dari bumiku subur
Dengan mu PMII
Pergerakan ku, ilmu dan bakti ku berikan
Adil dan Makmur ku perjuangkan
Untuk mu satu tanah air ku
Untuk mu satu keyakinan ku
Inilah kami wahai Indonesia
Satu Angkatan dan satu jiwa
Putera bangsa bebas merdeka
Tangan terkepal dan maju ke muka

HYMNE PMII
Bersemilah, bersemilah tunas PMII
Tumbuh subur, tumbuh subur 2x

Kader PMII
Masa depan di tangan mu
Untuk meneruskan perjuangan
Bersemilah, bersemilah kau harapan bangsa

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 48


CATATAN
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Mapaba vI 2022 - rayon febi iai syarifuddin 49

You might also like