Buku MPLS
Buku MPLS
Buku MPLS
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan Bimbingan-Nya sehingga kita senantiasa diberi rahmat kesehatan
sehingga kita boleh berkarya dalam menggapai harapan kita. Sebagai KAUR
Kesiswaan di lembaga SMPN 4 Nangaroro Satap kami sangat berterima kasih
kepada bapak dan ibu guru, peserta didik, orang tua murid, serta komite sekolah
yang telah memberikan segala bantuan moril maupun materi sehingga lembaga
SMPN 4 Nangaroro Satap dapat melaksanakan Proses Belajar Mengajar selama
satu tahun terakhir dan pada tahun ini pula kami juga diberi kesempatan untuk
menerima kembali Peserta Didik Baru tahun pelajaran 2021/2022.
Dalam hal memberikan pengetahuan kepada peserta didik baru maka kami
perlu mengadakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kepada Peserta
Didik Baru sehingga mereka dapat memahami peran dan tata karma mereka dalam
lingkungan sekolah dan masyarakat. Materi MPLS ini meliputi penjelasan
mengenai Wiyata Mandala, Pendidkan Karakter, Organisasi Intra Sekolah,
Pramuka, serta kedadaran Berbangsa dan Bernegara.
KAUR Kesiswaan
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................. i
A. Pengertian ................................................................................................ 1
B. Sekolah dan fungsinya.............................................................................1
C. Ciri-ciri sekolah sebagai masyarakat belajar........................................2
D. Prinsip sekolah .........................................................................................2
E. Penataan wiyata mandala .......................................................................5
F. Penggunaan sekolah ................................................................................6
G. Tugas dan wewenang kepala sekolah.....................................................7
H. Mekanisme dalam pelaksanaan wiyata mandala .................................7
A. Pengertian Pramuka...............................................................................24
B. Sejarah gerakan Pramuka .....................................................................24
C. Tujuan gerakan Pramuka......................................................................24
A. Bela Negara..............................................................................................26
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................33
B. Saran ........................................................................................................33
1
BAB 1
ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATA MANDALA
A. Pengertian
Wawasan : Suatu pandangan atau sikap yang mendalam terhadap
suatu hakikat. Wiyata : Pendidikan Mandala : Tempat atau lingkungan
Wiyata mandala adalah sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan sekolah sebagai tempat menuntut ilmu pengetahuan. Unsur-
unsur wiyata mandala:
1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan
2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh
atas penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan sekolah.
3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan
kerjasama erat untuk mengemban tugas pendidikan (hubungan yang
serasi)
4. Warga sekolah di dalam maupun di luar sekolah harus menjunjung
tinggi martabat dan citra guru.
5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya dan
mendukung antarwarga.
D. Prinsip Sekolah
Sekolah sebagai Wiyata Mandala selain harus bertumpu pada
masyarakat sekitarnya, juga harus mencegah masuknya paham sikap dan
perbuatan yang secara sadar ataupun tidak dapat menimbulkan pertentangan
antara sesama karena perbedaan suku, agama, asal/usul/keturunan, tingkat
sosial ekonomi serta perbedaan paham politik. Sekolah tidak boleh hidup
menyendiri melepaskan diri dari tantangan sosial budaya dalam masyarakat
tempat sekolah itu berada. Sekolah juga menjadi suri teladan bagi
3
E. Penggunaan Sekolah
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang diperuntukan
sebagai tempat proses kegiatan belajar mengajar, tidak diperbolehkan
dijadikan sebagai tempat :
1. Ajang promosi /penjualan produk-produk perniagaan yang tidak
berhubungan dengan pendidikan.
2. Sekolah merupakan lingkungan bebas rokok bagi semua pihak.
3. Penyebaran aliran sesat atau penyebarluasan aliran agama tertentu
yang bertentangan dengan undang-undang.
4. Propaganda politik/kampanye.
5. Shooting film dan atau sinetron tanpa seijin Pemerintah Daerah.
6. Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan, perpecahan,
dan perselisihan, sehingga menjadikan suasana sekolah tidak
kondusif.
BAB II
PENDIDIKAN KARAKTER
cerdas dan berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan Dr. Martin Luther
King, yakni; intelligence plus character… that is the goal of true
education (kecerdasan yang berkarakter… adalah tujuan akhir pendidikan
yang sebenarnya).
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
OSIS digerakkan oleh Para pengurus OSIS yang dibina oleh para
guru selaku Pembina OSIS yang dikoordinir oleh Urusan Kesiswaan,adapun
struktur organisasi OSIS sekolah ,adalah:
1. Ketua
19
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Wakil Sekretaris
5. Bendahara
6. Wakil Bendahara
7. Seksi-seksi yang terdiri dari:
a. Seksi Pembinaan Keagamaan dan budi Pekerti
b. Seksi pembinaan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
c. Seksi Keorganisasian
d. Seksi Pembinaan Prestasi Seni
e. Seksi Pembinaan Prestasi Olah Raga
f. Seksi Kepedulian sekolah
BAB IV
KEGIATAN KEPRAMUKAAN
A. Pengerti Pramuka
Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang
memiliki arti Orang Muda yang Suka Berkarya. "Pramuka" merupakan sebutan
bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga (7-10 tahun),
Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka
Pandega (21-25 tahun). Sedangkan yang dimaksud "Kepramukaan" adalah proses
pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam
bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti
luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa
Indonesia.
BAB V
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
A. Bela Negara
Di era globalisasi ini banyak tantangan memang bagi negeri kita, namun kesadaran
berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama
memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut
bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan
bernegara bagi warganya, bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang
sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah
mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.
Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa
warga bangsa Indonesia di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa
dan bernegara. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai daerah sering bergejolak
diantaranya tawuran antar warga, perkelaian pelajar, ketidakpuasan terhadap hasil
pilkada, perebutan lahan pertanian maupun tambang, dan lain-lain. Kesadaran
Berbangsa dan Bernegara mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan terikat
dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan
perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan
bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara
sebaiknya mendapat perhatian dan tanggung jawab kita semua. Sehingga amanat pada
UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik
Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.
27
Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara di tingkat
pemuda yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan
kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat
yang membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar
keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena
dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan,
maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh
negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan
sampai mengalami penderitaan. Di situ pemuda telah melakukan langkah konkrit
dalam melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan
negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat
yang berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan
rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain
sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban
dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara
merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
1. Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela
negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada
tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui
sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga
lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.
28
6. Nasionalisme
Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme
terbagi atas ;
a. Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara
berlebihan sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme
ini disebut juga nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa
Hitler.
30
b. Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri
dan menggap semua bangsa sama derajatnya.
Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning and history mendivinisikan
nasionalisme sebagai berikut :
- Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu tertinggi harus
diserahkan pada negara.
- Perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah
darah.
Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme
Indonesia :
1. Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa penghuni nusantara
2. Mengembangka sikap toleransi
3. Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia
Empat hal yang harus kita hidari ndalam memupuk sermangat nasionalisme
adalah :
1. Sukuisme, menganggap msuku bangsa sendiri paling baik.
2. Chauvinisme, mengganggap bangsa sendiriu paling unggul.
3. Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai cara kalau
perlu dengan kekerasan dan senjata.
4. Provinsialisme, sikap selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri.
7. Patriotisme
Sikap patriotisme bangsa indonesia telah dimulai sejak jaman penjajahan,
dengan banyaknya pahlawan pahlawan yang gugur dalam rangka mengusir
penjajah seperti Sultan Hasanudin dari Makasar, Pangeran Diponogoro dari Jawa
31
tengah, Cut Nyak Dien Tengku Umar dari Aceh dll. Sikap patriotis memuncak
setelah proklamasi kemerdekaan pada periode perjuangan fisik antara tahun 1945
sampai 1949 yaitu periode mempertahankan negara dari keinginan Belanda untuk
kembali menjajah Indonesia.
Sikap patriotisma adalah sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk
nyawa sekalipun untuk mempertahankan dan kejayaan negara. Ciri-ciri
patriotisme adalah:
a. Cinta tanah air.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
d. Berjiwa pembaharu.
e. Tidak kenal menyerah dan putus asa.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam membuat materi MPLS ini kami menyadari bahwa materi ini masih jauh
dari yang diharapkan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun dari semua pihak guna menyempurnakan materi MPLS
ini.