Suci Nur Indah Sari

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 47

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI PONDOK


PESANTREN IRSYADUL IBAD

MINI RISET

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah Metodologi


Penelitian Kualitatif Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:
SUCI NUR INDAH SARI
NIM: 211531472

Dosen Pengampu : Dr. Iwan Aprianto, S.Pd.I., M.Pd

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANG HARI
FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN ILMU KEGURUAN’
TAHUN 2023

1
i

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
.......................................................................................................
1
1.2 Identifikasi Masalah
.......................................................................................................
3
1.3 Tujuan Penelitian
.......................................................................................................
3
1.4 Manfaat Penelitian
.......................................................................................................
4
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah
.......................................................................................................
5
2.2 Teori dan Teknik Kepemimpinan Kepala Sekolah
.......................................................................................................
7
2.3 Syarat-syarat Kepemimpinan Kepala Sekolah
.......................................................................................................
9
2.4 Tugas idan Fungsi iKepala Sekolah
.......................................................................................................
10

i
ii

2.5 Kompetensi Guru


.......................................................................................................
12
2.6 Profesionalisme Guru
.......................................................................................................
14
BAB III Metodologi Penelitian
3.1 Lokasi Penelitian............................................................................16
3.2 Pendekatan Penelitian...................................................................16
3.3 Sumber Data..................................................................................17
3.4 Prosedur Pengumpulan Data.........................................................19
3.5 Teknik Analisis Data.......................................................................21
3.6 Pengecekan Keabsahan Data........................................................22
Daftar Pustaka............................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai salah satu bagian sistem pendidikan nasional
tentu memerlukan perhatian dan pengolaan secara serius. Karena itu,
kepemimpinan sekolah ke depan dengan perubahan masyarakat yang
semakin cepat dan terbuka menuntut kemampuan yang lebih kreatif,
inovatif dan dinamis. Kepala sekolah yang sekedar bertipe menunggu
dan terlalu berpengang pada aturan-aturan birokratis dan berfikir secara
struktural dan tidak berani melakukan inovasi untuk menyesuaikan
tuntutan masyarakatnya dan akan ditinggalkan oleh peminatnya. Pada
masyarakat yang semakin berkembang demikian cepat di dalamnya
terjadi potensi secara terbuka selalu dituntut kualitas pelayanan yang
berbeda dengan masyarakat sebelumnya.
Studi ikeberhasilan ikepala isekolah idalam imemimpin iorganisasi
madrasahimenunjukkan ibahwa ikepala isekolah iadalah iorang iyang
imenentukan titik ipusat idan iirama isuatu ilembaga ipendidikan. iBahkan
ilebih ijauh istudi tersebut imenyimpulkan ibahwa ikeberhasilan isuatu
isekolah idalam imencapai misinya iadalah imerupakan ikeberhasilan
ikepala isekolah. iKepala isekolah iselaku orang iyang imempunyai
iwewenang idan ikekuasaan isudah selayaknyaimempunyai tipe
ikepemimpinan iyang iefektif iuntuk imengatur idan imengembangkan
bawahannya isecara iprofesional.
Sosok iseorang ipemimpin iatau ikepala isekolah iharus
imemainkan iperan dalam irangka imenyediakan ivisi iyang imenarik,
ikemampuan imempengaruhi idan memimpin iorang-orang imenuju
ipencapaian itujuan-tujuan itertentu, sebagaimanaimenurut iRobbins,
iseperti iyang idikutip ioleh iSudarwan iDanim idan Suparno,
ikepemimpinan iadalah i“kemampuan imemengaruhi ikelompok ike
arahipencapaian itujuan”. iOrdway iTead imenyatakan ikepemimpinan
iadalah kegiatan imempengaruhi iorang-orang iagar imereka imau

1
2

ibekerjasama iuntuk mencapai itujuan iyang idiinginkan.. iKepemimpinan


sebagai ikegiatan iuntuk imemengaruhi iorang-orang iyang diarahkan
terhadapi pencapaian itujuan iorganisasi, imemotivasi, imenginspirasi
idan mendukung iorang-orang ike iarah itujuan iorganisasi,
imemberdayakan, idan mengembangkan ikaderisasi ibagi ilahirnya
ikepala imadrasah ibaru.1
Kepala isekolah imerupakan imanajer iyang imengatur idan
imengelola sekolah idalam imenjalankan ifungsi ipokoknya
imelaksanakan iproses pembelajaran. iSelain iitu, ikepala isekolah ijuga
isebagai ipemimpin ibagi isemua siswa, ipara iguru idan ipegawai iyang
imembawa ikemana iarah isekolah iitu, apakah iakan imenjadi isekolah
iyang imaju iatau imenjadi isekolah iyang ibiasa-biasa isaja.
Kepemimpinan ikepala isekolah iberpengaruh iterhadap
ipelaksanaan pendidikan idan ipengajaran ikhususnya iterhadap
ipembinaan iguru idalam melaksanakan itugasnya isecara iprofesional.
iKepemimpinan ikepala isekolah iyang berkualitas iakan imempengaruhi
iproses ibelajar imengajar idi isekolah. iDengan situasi itersebut iakan
imemunculkan itipe iatau ipola ikepemimpinan ikepala sekolah idalam
isegala iaktivitasnya iserta imempunyai iperanan isebagai ilangkah
menentukan iefektif itidaknya ikepemimpinan idi isekolah.
Kepemimpinan iyang ibagus iakan imenghasilkan ioutput ilembaga
pendidikan iyang ibaik ipula. iHal iini idiperjelas ijuga ibahwa isebagai
iorang iyang menjadi ipanutan idi ilingkungan ipendidikan, imaka ikepala
isekolah iharus ibisa menunjukkan isikap iyang ibijaksana idengan itidak
isemena-mena iterhadap bawahannya. iTerkait idengan iargumen
itersebut iKepala isekolah idiharapkan mampu imenjadi iseorang
ipemimpin iyang ibaik isehingga iberpengaruh ilangsung terhadap ikinerja
isekolah iyaitu iiklim ikehidupan isekolah, ietos ibelajar, isemangat kerja
iguru idan iprestasi ibelajar isiswa. iDengan itipe, imodel iatau itipe

1
E. Mulyasa, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2015), h. 39-40.
3

kepemimpinan iyang idimiliki ioleh ikepala isekolah isecara itidak


ilangsung iakan menentukan ikeberhasilan idalam ipengelolaan
ipendidikan idi isekolah.
Berdasarkan iuraian ilatar ibelakang idi iatas, imaka ipeneliti
itertarik iuntuk melakukan ipenelitian ilebih ijauh iterkait idengan
ikepemimpinan ikepala isekolah dalam imengelola isekolah isehingga
imenjadi isebuah ikarya iilmiah iyang ibaik dan benar iyang ipeneliti
ituangkan idalam iproposal skripsi idengan ijudul i“Kepemimpinan
Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Di
Pondok Pesantren Irsyadul Ibad”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan ikonteks imasalah iyang idiuraikan idi iatas, imaka
ipenelitian ini difokuskan ipada i:
1. Bagaimana iGaya idan iImplementasi ikepemimpinan iKepala iSekolah
idalam imeningkatkan iprofesionalisme iguru idi Pondok Peantren
Irsyadul Ibad ?
2. Bagaimanakah itantangan iyang idihadapi ioleh iKepala iSekolah
idalam imeningkatkan iprofesionalisme iguru idi Pondok Peantren
Irsyadul Ibad ?
3. Bagaimana lembaga kepala Pondok Peantren Irsyadul Ibad memotivasi
kerja untuk memiliki keahlian dalam proses mengajar?
C. Fokus Penelitian
Untuk memberikan fokus dalam penelitian ini maka penulis hanya
mengambil cakupan tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan di Pondok Peantren Irsyadul Ibad
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah
sebagain berikut:
4

a. Untuk mengetahui Bagaimana iGaya idan iImplementasi


ikepemimpinan iKepala iSekolah idalam imeningkatkan
iprofesionalisme iguru idi i Pondok Peantren Irsyadul Ibad
b. Untuk mengetahui Bagaimanakah itantangan iyang idihadapi
ioleh iKepala Sekolah idalam imeningkatkan iprofesionalisme
iguru idi i Pondok Peantren Irsyadul Ibad
2. kegunaan penelitian
a. Sebagai sarana untuk mengambil inisiatif dalam rangka
penyempurnaan pengetahuan bentuk kepemimpinankepala
sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di
Pondok Peantren Irsyadul Ibad
a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh
gelar sarjana Starata Satu (S.1) Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam pada Institut Agama Islam (IAI) Nusantara
Kabupaten Batang Hari.
BAB iII i
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan pondok pesantren
Kepemimpinan diterjemahkan ke dalam istilahi sifat-sifat perilaku
pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan
kerjasama antar peran, kedudukan dari satu jabatan administratif, dan
persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh2. iKepemimpinan itidak
ilagi ididasarkan ipada bakat idan ipengalaman isaja, itetapi ipada
ipenyiapan isecara iberencana, imelatih calon-calon ipemimpin.
iSemuanya idilakukan ilewat iperencanaan, ipenyelidikan, percobaan/
eksperimen, ianalisis, isupervisi idan ipenggembelengan isecara
sistematis untuk imembangkitkan isifat-sifat ipemimpin iyang iunggul,
iagar imereka iberhasil dalam itugastugasnya. iTerdapat ibeberapa
idefinisi imengenai ikepemimpinan adalah isebagai iberikut:
1. Ordway iTead idalam ibukunya iThe iArt iof iLeadership
imenyatakan iKepemimpinan iadalah ikegiatan imempengaruhi
iorang-orang iagar imereka imau ibekerja isama iuntuk imencapai
itujuan iyang idiinginkan. i
2. George iR. iTerry idalam ibukunya iPrinciple iof iManagement
iberkata iKepemimpinan iadalah ikegiatan imempengaruhi iorang-
orang iagar imereka isuka iberusaha imencapai itujuan-tujuan
ikelompok. i
3. Howard iH. iHoyt idalam ibukunya iAspect iof iModern iPublic
iAdministration imenyatakan iKepemimpinan iadalah iseni iuntuk
imempengaruhi itingkah ilaku imanusia, ikemampuan iuntuk
imembimbing iorang. i
4. Kepemimpinan imenurut iProf. iKimball iYoung iadalah ibentuk
idominasi ididasari ikemampuan ipribadi, iyang isanggup
imendorong iatau imengajak iorang ilain iuntuk iberbuat isesuatu

2
Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, (CV Alfabeta, 2008),
h. 132.

5
6

iberdasarkan ipenerimaan ioleh ikelompoknya, idan imemiliki


ikeahlian ikhusus iuntuk imencapai itujuan itertentu. i
5. Kepemimpinan imenurut iStogdill iadalah iproses imempengaruhi
ikegiatan-kegiatan ikelompok iyang iterorganisir idalam iusaha
imenentukan itujuan idan imencapainya
Dari ibeberapa idefinisi idi iatas idiketahui, ibahwa ipada
ikepemimpinan iitu terdapat iunsur-unsur iyaitu:.
1. Kemampuan imempengaruhi iorang ilain, ibawahan iatau
ikelompok. i
2. Kemampuan imengarahkan itingkah ilaku ibawahan iatau iorang
ilain.
3. Untuk imencapai itujuan iorganisasi iatau ikelompok
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan dan proses
mempengaruhi, mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain yang ada
hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pembelajaran
agar kegiatan-kegiatan yang dijalankan agar lebih efektif dalam mencapai
tujuan pendidikan dan pengajaran3.
Pengertian iini isejalan idengan isudut ifilosofis ikepemimpinan
iyang ipada pokoknya imenjunjung itinggi iasas ihubungan ikemanusiaan
idapat idiketahui unsur-unsurnya iyaitu:
1. Adanya ipemimpin ipendidikan i
2. Adanya iterpimpin i(anggota ibawahan) i
3. Adanya iwadah i(organisasi iatau ilembaga ipendidikan) i
4. Adanya itujuan iyang iakan idicapai
Dengan idemikian idapat idiambil ipengertian ibahwa
ikepemimpinan pendidikan iadalah ikemampuan iseorang ipemimpin
iuntuk imengkoordinir, menumbuhkan isemangat ikerja, imengarahkan
iorang-orang iyang isebagai bawahan atau ianggotanya idalam ilapangan
ipendidikan iuntuk itujuan ibersama. iatau seseorang iyang idapat
imempengaruhi ibawahannya iuntuk iberbuat iseperti iyang kepala

3
Dirawat dkk, Pengantar Kepemimpinan,h.3
7

imadrasah ikehendaki idalam irangka imencapai itujuan isecara iefektif


idan efisien.

2.2 Teori dan Teknik Kepemimpinan pondok pesantren


1. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri
perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan
menonjolkan latar belakang historis, sebab-musabab munculnya
kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat utama
pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi
kepemimpinannya4.
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk
memberikan penjelasan dan interprestasi mengenai pemimpin dan
kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain:
1) Latar ibelakang isejarah ipemimpin idan ikepemimpinan. i
2) Sebab-musabab imunculnya ipemimpin.
3) Tipe idan igaya ikepemimpinan. i
4) Syarat-syarat ikepemimpinan.5

2. Teknik iKepemimpinan
Teknik kepemimpinan ialah kemampuan dan keterampilan
teknis serta sosial pemimpin dalam menerapkan teori-teori
kepemimpinan pada praktik kehidupan serta praktik organisasi,
yaitu melingkupi konsep-konsep pemikiran, perilaku sehari-hari,
dan semua peralatan yang dipakai. iTeknik ikepemimpinan idapat
ijuga idirumuskan sebagai icara ibertindaknya ipemimpin idengan

4
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahan
(Jakarta: Rajawali Press, 2005), h.56.
5
Abd. Wahab dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2011), h. 89.
8

ibantuan ialat-alat ifisik idan macam-macam ikemampuan ipsikis


iuntuk imewujudkan ikepemimpinannya6.
Beberapa hal yang idimasukkan ike idalam kategorii teknik
ikepemimpinan iini iantara ilain iialah:
1) Etika iProfesi iPemimpin
Pemimpin iharus imemiliki ikelebihan idalam ipengetahuan,
iketerampilan isosial iserta ipengalaman, isehingga idapat
imelakukan ikewajiban idan itugas ikepemimpinannya.
2) Kebutuhan idan iMotivasi i(manusia)
Pemimpin iyang ibaik iitu iwajib imemahami ikebutuhan-
kebutuhan manusiawi ibaik ikebutuhan ipribadi imaupun
ikebutuhan iorang ilain anak ibuah iyang idipimpin. iDan
ipemimpin iharus imampu memberikan imotivasi iyang ibaik
ikepada ianak ibuahnya.
3) Dinamika iKelompok
Dalam isuatu ikelompok iterdiri idari ibeberapa iindividu,
iyang kehadiran imasing-masing iindividu imempunyai iarti
iserta inilai bagi iorang ilain, idan idalam isituasi iyang
isaling imempengaruhi sehingga idalam ikelompok itersebut
iterdapat iaksi imaupun ireaksi yang itimbal ibalik.
4) Komunikasi
Tata icara ihubungan iyang iefesien ibaik imelalui
ipenggunaan ialat-alat ikomunikasi imaupun itidak, idengan
isemua iunsure iyang saling imelibatkan idari idalam isatu
iunit isosial.
5) Kemampuan iPengambilan iKeputusan
Seorang ipemimpin idituntut iharu imanpu idengan icerdas,
icepat dan iarif ibijaksana imengambil ikeputusan iyang
itepat.

6
Jerry H. Makawimbang, Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 22.
9

6) Keterampilan iBerdiskusi idan i“Permainan” ilainnya


Kemampun iberdiskusi idengan ibaik imerupakan isalah
isatu persyaratan iyang imutlak iperlu ibagi isetiap iunsure
ipimpinan. Sebab, idiskusi imerupakan isalah isatu icara
iberkomunikasi idengan atasan, ibawahan, iuntuk
imemecahkan ipermasalahan.7
2.3 Syarat-syarat iKepemimpinanipondok pesantren
Kepala sekolah harus memiliki beberapa persyaratan untuk
menciptakan madrasah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif,
iantara ilain:
1. Memiliki ikesehatan ijasmani idan irohani iyang ibaik. i
2. Berpegang itujuan ipada itujuan iyang idicapai.
3. Bersemangat. i
4. Cakap idi idalam imemberi ibimbingan. i
5. Cepat idan ibijaksana idi idalam imengambil ikeputusan. i
6. Jujur.
7. Cerdas. i
8. Cakap idi idalam ihal imengajar idan imenaruh ikepercayaan iyang
ibaik idan iberusaha iuntuk imencapainya.8
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan
adalah:
1. Kepribadian, ipengalaman imasa ilalu idan iharapan ipimpinan ihal
iini imencakup inilai-nilai, ilatar ibelakang, idan ipengalaman iakan
imempengaruhi ipilihan iakan igaya. i
2. Pengharapan idan iperilaku iatasan. i
3. Krakteristik, iharapan idan iperilaku ibawahan imemengaruhi
iterhadap igaya ikepemimpinan imanajer. i
4. Kebutuhan itugas; isetiap itugas ibawahan ijuga iakan
imemengaruhi igaya ikepemimpinan. i i
7
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Pemimpin Abnormal Itu ?(Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2015), h.57.
8
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 158.
10

5. Iklim idan ikebijakan iorganisasi imemengaruhi iharapan idan


iperilaku ibawahan. i
6. Harapan idan iperilaku irekan.9

2.4 Tugas idan iFungsi ipimpinanipondok pesantren


1. Tugas iPemimpin
Adapun tugas seorang pemimpin dalam kelompoknya iadalah:
1) Memelihara istruktur ikelompok, imenjamin iinteraksi iyang
ilancar, idan imemudahkan ipelaksanaan itugas-tugas. i
2) Menyingkronkan iideologi, iide, ipikiran idan iambisi
ianggotaanggota ikelompok idengan ipola ikeinginan
ipemimpin. i
3) Memberikan irasa iaman idan istatus iyang ijelas ikepada
isetiap ianggota, isehingga imereka ibersedia imemberikan
ipartisipasi ipenuh. i
4) Memanfaatkan idan imengoptimasikan ikemampuan, ibakat
idan iproduktivitas isemua ianggota ikelompok iuntuk
iberkarya idan iberprestasi. i
5) Menegakkan iperaturan, ilarangan, idisiplin idan inorma-
norma ikelompok iagar itercapai ikepaduan ikelompok,
imeminimalisir ikonflik idan iperbedaan-perbedaan. i
6) Mampu imemenuhi iharapan, ikeinginan, idan ikebutuhan-
kebutuhan ipara ianggota, isehingga imereka imerasa
ipuas10.
2. Fungsi iPemimpin
Fungsi ipemimpinan iadalah imemandu, imenuntun,
imembimbing, imembangun, imemberi iatau imembangun
imotivasimotivasi ikerja, imengemudikan iorganisasi, imenjalin

9
Op.cit., h.45.
10
Eni Kurniati, “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP 1 Pringgarata Kecamatan Pringgarata Lombok
Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015” ( Skripsi IAIN Mataram, 2015)
11

ijaringan-jaringan/komunikasi iyang ibaik imemberikan


isuvervisi/pengawasan iyang iefisien, idan imembawa ipara
ipengikutnya ikepada isasaran iyang iingin idituju, isesuai idengan
iketentuan iwaktu idan iperencanaan.
Kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan berbagai
tugas dan fungsi yang harus diembannya dalam mewujudkan
sekolah efektif, produktif, dan mandiri, dari berbagai tugas dan
fungsi ikepala sekolah yang harus diembannya dalam
mengembangkan sekolah secara efektif, efisien, dan produktif
tersebut, sedikit tidaknya terdapat sepuluh kunci kepemimpinan 11.
Sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala madrasah tersebut
mencakup:
1) Visi iyang iutuh i
2) Tanggung ijawab i
3) keteladanan i
4) Memberdayakan iStaf i
5) Mendengarkan iorang ilain i(Lestening) i
6) Memberikan ilayanan iPrima i
7) Mengembangkan iOrang i
8) Memberdayakan iSekolah i
9) Fokus ipada iPeserta iDidik i
10)Manajemen iyang imengutamakan iPraktik12
2.5 Kompetensi Guru
Guru adalah aktor utama dan terdepan dalam proses belajar
mengajar. iGuru iadalah iorang iyang iberperan ilangsung idalam iproses
belajar imengajar. iBagi iUdin iSyaefudin iSaud iguru imemegang
iperanan istrategis dalam imembangun iwatak ibangsa imelalui
ipengembangan ikepribadian idan inilai yang idiinginkan.13 iMemahami

11
Doni, Manajemen Supervisi,h. 97.
12
Op.cit., h.52
13
Momon Sudarma, Profesi Guru Dipuji, Dikritis, dan Dicaci, (Jakarta: Rajawali
Pers,2013),h.130-133.
12

iperan iguru iini, iBuchari iAlma imemandang iguru bisa iberperan iseperti
iartis idan iscientis. iSebagai iseorang iartis, iberperan idalam panggung
ipendidikan iuntuk imemainkankan iperan isebagai ipenyampai iinformasi
dan imodel i(teladan) ibagi ianak ididiknya. iSedangkan isebagai iscientis
i(ilmuwan) guru imenjadi ifasilitator idalam ipenggalan iinformasi ibagi
ipeserta ididiknya.
Guru iyang iprofesional iadalah iguru iyang imemiliki iseperangkat
kompetensi, ibaik iyang imenyangkut ipengetahuan, iketerampilan
imaupun perilaku yang iharus idimiliki, idihayati, idan idikuasi ioleh iguru
idalam imelaksanakan tugas keprofesionalannya. iBerdasarkan iUndang-
Undang iNomor i14 iTahun i2005 tentang iGuru idan iDosen ipada ibab
iIV iPasal i10 iayat i91, ikompetensi iyang harus idimiliki ioleh iguru, iyaitu
ikompetensi ipedagogik, ikompetensi ikepribadian, kompetensi isosial,
idan ikompetensi iprofesi.
1. Kompetensi ipedagogik iyaitu ikemampuan idalam ipengelolaan
ipeserta ididik iyang imeliputi:
1) pemahaman iwawasan iatau ilandasan ikependidikan
2) pemahaman iterhadap ipeserta ididik
3) pengembangan ikurikulum iatau isilabus
4) perencanaan ipembelajaran
5) pelaksanaan ipembelajaran iyang imendidik idan idialogis
6) evaluasi ihasil ibelajar
7) pengembangan ipeserta ididik iuntuk imengaktualisasikan
iberbagai ipotensi iyang idimilikinya.
2. Kompetensi ikepribadian iyaitu ikemampuan ikepribadian iyang
iterdiri idari:
1) stabil
2) dewasa
3) arif idan ibijaksana
4) berwibawa
5) berakhlak imulia
13

6) menjadi iteladan ibagi ipeserta ididik idan imasyarakat


7) mengevaluasi ikinerja isendiri
8) mengembangkan idiri isecara iberkelanjutan
3. Kompetensi isosial imerupakan ikemampuan ipendidik isebagai
ibagian idari imasyarakat iuntuk:
1) berkomunikasi ilisan idan itulisan
2) menggunakan iteknologi ikomunikasi idan iinformasi isecara
ifungsional
3) bergaul isecara iefektif idengan ipeserta ididik, isesama
ipendidik, itenaga ikependidikan, iorang itua/wali ipeserta
ididik
4) bergaul isecara isantun idengan imasyarakat isekitar.
4. Kompetensi iprofesional imerupakan ikemampuan ipenguasaan
imateri ipembelajaran isecara iluas idan imendalam iyang imeliputi:
1) konsep, istruktur, idan imetode ikeilmuwan/teknologi/seni
iyang imenaungi i/koheren idengan imateri iajar; i
2) materi iajar iyang iada idalam ikurikulum imadrasah; i
3) hubungan ikonsep iantar imata ipelajaran iterkait; i
4) penerapan ikonsep-konsep ikeilmuwan idalam ikehidupan
isehari-hari; idan i
5) kompetisi isecara iprofesional idalam ikonteks iglobal idengan
itetap imelestarikan inilai idan ibudaya inasional.
2.6 Profesionalisme Guru
Profesionalisme guru mengacu kepada komitmen seorang guru
untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus
mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan
pekerjaannya sebagai seorang guru14. iJadi iprofesionalisme idalam
ipendidikan itidak lain iadalah iseperangkat ifungsi idan itugas ilapangan
ipendidikan. iBerdasarkan keahlian iyang idiperoleh imelalui ipendidikan

14
Dedi Supriadi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, (Yogyakarta: Adicitra Krya Nusa,
2000), h.95.
14

idan ilatihan ikhusus idi ibidang pekerjaan iyang imampu


imengembangkan ikekayaannya iitu isecara iilmiah idi samping imampu
imenekuni ibidang iprofesinya iselama ihidupnya. iMereka iitu adalah
ipara iguru iyang iprofesional iyang imemiliki ikompetensi ikeguruan
iberkat pendidikan iatau ilatihan idi ilembanga ipendidikan iguru idalam
ijangka iwaktu tertentu. Di samping tugas keguruan, mereka pun mampu
bertugas dalam manajemen kelas dalam rangka proses belajar mengajar
yang efektif dan efisien15.
Profesionalisme berarti suatu pandangan bahwa suatu keahlian
tertentu diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu
hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan khusus 16.
iTerdapat persyaratan iyang iharus idipenuhi idalam itugas iprofesional
isebagaimana dikemukakan ioleh iHouton isebagai iberikut: i
1. Menguasai iseperangkat iilmu ipengetahuan iyang isistematis idan
ikekhususan i(spesialisasi). i
2. Harus idapat imembuktikan iskill iyang idiperlukan imasyarakat idi
imana ikebanyakan iorang itidak imemiliki iskill itersebut, iyaitu iskill
isebagian imerupakan ipembawaan idan isebagian imerupan ihasil
ibelajar. i
3. Memenuhi isyarat-syarat ipenilaian iterhadap ipenampilan idalam
ipelaksanaan itugas idilihat idari isegi iwaktu idan icara ikerja. i
4. Harus imempunyai ikemampuan isendiri iuntuk itetap iberada
idalam iprofesinya iselama ihidupnya, idan itidak imenjadikan
iprofesinya isebagai ibatu iloncatan ike iprofesi ilainnya. i
5. Harus idapat imengembangkan iteknik-teknik iilmiah idari ihasil
ipengalaman iyang iteruji.

15
Syarifuddin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2017), h. 7
16
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,(Ciputat: Referensi (GP Press
Group), 2013),h.19-21.
BAB iIII
METODOLOGI iPENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Adapun iyang ipeneliti ijadikan isebagai iLokasi ipenelitian iini
iadalah Pondok Peantren Irsyadul Ibad yang iberada idi iDesa iSungai
iBuluh Kecamatan iMuara iBulian iKabupaten iBatang iHari iProvinsi
iJambi.
3.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian iyang idigunakan ipeneliti idalam ijudul
iKepemimpinan iKepala iSekolah idalam imeningkatkan iprofesionalisme
iguru idi i Pondok Peantren Irsyadul Ibadiadalah ipendekatan ipenelitian
ikualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang ibermaksud untuk
menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui ipengumpulan
data sedalam-dalamnya17. iPenelitian iini itidak imengutamakan ibesarnya
ipopulasi ibahkan isangat iterbatas. iJika idata iyang iterkumpul isudah
imendalam idan isudah ibisa imenjelaskan ifenomena iyang iditeliti, imaka
itidak iperlu imencari isampling ilainnya. iDi isini iyang ilebih iditekankan
iadalah ipersoalan ikedalaman i(kualitas) idata ibukan ibanyaknya
i(kuantitas) idata.
Metode iyang idigunakan ipeneliti idalam ipenelitian iini iadalah
imenggunakan imetode ipendekatan ikualitatif ideskriptif. iKarena itemuan
ipeneliti idi ilapangan ilebih ibanyak iberupa ipaparan iatau igambaran idan
imemetakan ifakta-fakta iatau isituasi idan iperistiwa itidak imencari iatau
imenjelaskan ihubungan.
Untuk ilebih ijelasnya imengenai ipenelitian ikualitatif, iada
ibeberapa iciri ipokok ipenelitian iini. Biklen, Lincoln dan Guba, iNana
Sudjana dan Ibrahim, H.B.Sutopo mengemukakan ciri-ciri penelitian
kualitatif. iDi ibawah iini iadalah iciri-ciri ipenelitian ikualitatif iyang
imerupakan iramuan idari ipenulis itersebut:

17
Margono, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta,2010),h.37-42.

15
16

1. Lingkungan ialamiah isebagai sumber idata ilangsung


2. Manusia imerupakan ialat i(instrumen) iutama ipengumpul idata
3. Analisis idata idilakukan isecara iinduktif
4. Penelitian ibersifat ideskriptif ianalitik i
5. Tekanan ipenelitian iberada ipada iproses i
6. Pembatasan ipenelitian iberdasarkan ifokus
7. Perencanaan ibersifat ilentur idan iterbuka
8. Hasil ipenelitian imerupakan ikesepakatan ibersama i
9. Pembentukan iteori iberasal idari idasar i
10. Pendekatan ipenelitian imenggunkan imetode ikualitatif i
11. Teknik isampling icendrung ibersifat ipurposive
12. Penelitian ibersifat imenyeluruh i(holistik) i
13. Makna isebagai ibagian iperhatian iutama ipenelitian.
Dengan imelihat iciri-ciri idari ipenelitian ikualitatif idi iatas imaka
idapat idipahami ibahwa ipenelitian ikualitatif iadalah ipenelitian iyang
idimana iseorang ipeneliti iterjun ilangsung ike ilapangan imenjadi
iinstrumen ilangsung idan iutama idalam ipengumpulan idata, idata-data
itertulis, ilisan iataupun ifenomena iyang idapat idilihat idi ilapangan18.
3.3 Sumber Data
Data iadalah ihal iyang iharus iada idalam isebuah ipenelitian, idata
iini idapat iberupa iketerangan iseseorang iyang idijadikan isebagai
iresponden imaupun iyang iberasal idari idokumen-dokumen, isebelum
idata idigunakan idalam iproses ianalisis, idata idikelompokkan iterlebih
idahulu isesuai ijenis idan ikarakteristik iyang imenyertainya19. I
Untuk imemperoleh idata idan iinformasi iyang iyang ivalid, iakurat,
iserta isesuai idengan ikenyataan iyang iterkait idengan iKepemimpinan
iKepala iSekolah idalam imeningkatkan iprofesionalisme iguru idi i Pondok
Peantren Irsyadul Ibadimaka isudah ipasti isumber idata isangat

18
Laxy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2000)H.22-
23.
19
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 168-169.
17

idiperlukan. iAdapun iyang ipeneliti ijadikan isebagai isumber idata ipada


ipenelitian iini, iyaitu isebagai iberikut:
1. Kepala Pondok Peantren Irsyadul Ibad
2. Pengawas i Pondok Peantren Irsyadul Ibad
3. Tenaga iPengajar idi i Pondok Peantren Irsyadul Ibad
4. Santri/santriwan Pondok Peantren Irsyadul Ibad
Dalam ipenelitian iini ipeneliti imembedakan idata imenjadi idua
ijenis idata, iyaitu idata iprimer idan idata iskunder.
1. Data iPrimer i
Data iprimer iadalah idata iyang idiproleh iatau idikumpulkan
ilangsung idi ilapangan idari isumber iasli, ibiasanya idata iini
idisebut idengan idata iasli iatau ibaru. iData iyang idiperoleh
ilangsung idari ikepala isekolah, idewan iguru,dan inarasumber
iyang ilainya ibaik idilakukan imelalui iwawancara, iobservasi idan
ialat ilainnya. i
2. Data iSkunder i
Adapun idata iskunder iadalah idata iyang idiperoleh iatau
idikumpulkan ioleh iorang iyang imelakukan ipenelitian idari
isumber iyang itelah iada. iData iini idiperoleh idari iperpustakaan
iatau idari ilaporan-laporan ipeneliti iterdahulu. I
3.4 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan idata imerupakan ilangkah iyang itidak idapat idihindari
idalam ikegiatan ipenelitian idengan ipendekatan iapapun, itermasuk
ipenelitian ikualitatif iini, ikarena ipenelitianya itidak irijid ialias idapat
idimodifikasi isetiap isaat, ipengumpulan idata imenjadi isuatu ifase iyang
isangat istrategis ibagi idihasilkannya ipenelitian iyang ibermutu. iOleh
ikarena ipejelasan itersebut imaka, ipeneliti idisini iberupaya
imengumpulkan idata iyang ibenar iyang iterkait idengan ijudul idan ifokus
ipenelitian, idalam ihal iini ipeneliti imenggunakan ibeberapa iprosedur
ipengumpulan idata iyang ibaik idalam ipenelitian.
1. Metode iObservasi
18

Penelitian iyang idilakukan idengan icara imengadakan


ipengamatan iterhadap iobjek, ibaik isecara ilangsung imaupun
itidak ilangsung, iobservasi idilakukan iuntuk imenemukan idata
idan iinformasi idari igejala iatau ifenomena i(kejadian iatau
iperistiwa) isecara isistematis idan ididasarkan ipada itujuan
ipenyelidikan iyang itelah idirumuskan, ipelaksanaan iteknik
iobservasi idilakukan idalam ibeberapa icara :
1) Observasi ipartisipan
Observasi ipartisipan iadalah iobservasi iyang ipelaku
iobservasi iturut iserta imengambil ibagian i(berpartisipsi)
idalam iperilaku imasyarakat iyang isedang idiamati iitu.
2) Observasi inon ipartisipan
Observasi inon ipartisipan iadalah isuatu iproses
iobservasi iyang iapabila ipengamatnya itidak iikut idalam
ikehidupan iorang-orang iyang idiobservasi20.
Dalam ipenelitian iini idigunakan iobservasi inon ipartisipan,
idimana ipeneliti isebagai ipengamat iyang imengamati isetiap
ikegiatan iyang idiobservasi. iDalam ipenelitian iini idigunakan
iobservasi inon ipartisipan, idimana ipeneliti isebagai ipengamat
iyang imengamati isetiap ikegiatan iyang idiobservasi.
1) Data itentang iGaya idan iImplementasi ikepemimpinan
iKepala iSekolah idalam imeningkatkan iprofesionalisme
iguru idi Pondok Peantren Irsyadul Ibad
2) Data itentang itantangan iyang idihadapi ioleh iKepala
iSekolah idalam imeningkatkan iprofesionalisme iguru idi i
Pondok Peantren Irsyadul Ibad
2. Metode iWawancara
Wawancara iadalah iteknik ipengumpulan idengan
imengajukan ipertanyaan ikepada iresponden idan imencatat iatau

20
Hariwijaya, Metode dan Penulisan SKRIPSI, TESIS Dan DISERTAI Untuk Ilmu Sosial dan
Humaniora, (Yogyakarta: Parama Ilmu,2007),h.85-86.
19

imerekam ijawabanjawaban iresponden. iWawancara iadalah


imetode ipengumpulan idata iyang iamat ipopuler, ikarena iitu
ibanyak idigunakan idi iberbagai ipenelitian. iTermasuk ipeneliti
isendiri ijuga imenggunakan iwawancara isebagai iteknik
ipengumpulan idata. iPada iTeknik iwawancara iada idua icara
iyang idapat idilakukan, iyaitu isebagai iberikut:
1) Wawancara iterstruktur i
Dalam iwawancara iterstruktur iini, ipertanyaan iyang
idiajukan ikepada inarasumber itelah iditetapkan iterlebih
idahulu ioleh ipewawancara
2) Wawancara itidak iterstruktur i
Sedangkan iwawancara itidak iterstruktur, ipertanyaan
iyang idiajukan ikepada inarasumber itidak iditentukan iatau
idisusun iterlebih idahulu i, iwawancara iyang ibebas idimana
ipeneliti itidak imenggunakan ipedoman iwawancara iyang
itelah itersusun isecara isistematis. iPedoman iwawancara
iyang idigunakan ihanya iberupa igaris-garis ibesar
ipermasalahan iyang iditanyakan. iatau idengan ikata ilain
isangat itergantung idengan ikeadaan iatau isubjek21.
Adapun iwawancara iyang ipeneliti igunakan idalam
ipenelitian iini iadalah iwawancara itidak iterstruktur, iyang
ibertujuan iagar ipeneliti ibebas imenanyakan iapa isaja iyang
iterkait idengan ipermasalahan ipenelitian.
3. Dokumentasi
Menurut iHariwijaya i(2007) iteknik idokumentasi imerupakan
icara mengumpulakan idata imelalui ipeninggalan itertulis iseperti
iarsip-arsip idan termasuk ijuga ibuku-buku itentang iteori,
ipendapat, idalil iatau ihukum-hukum idan ilain-lain iyang
iberhubunga idengan imasalah ipenelitian. Teknik ini imerupakan
ipelengkap idari ipenggunaan imetode iobservasi idan wawancara,

21
Op.cit, h.53
20

idalam ipenelitian ikualitatif iteknik iini imerupakan ialat pengumpul


idata iyang iutama ikarena ipembuktian ihipotesisnya iyang
diajukan isecara ilogis idan irasional imelalui iteori, ipendapat iatau
ihukum-hukum iyang iditerima, ibaik imendukung iataupun
imenolong ihipotesis tersebut.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam ipenelitian ikualitatif, idata idiperoleh idari iberbagai isumber,
idengan imenggunakan iteknik ipengumpulan idata ibermacam-macam
i(triangulasi), idan idilakukan isecara iterus imenerus22. iDengan
ipengamatan iyang iterus imenerus imengakibatkan ivariasi idata itinggi
isekali. iSehingga iteknik ianalisis idata iyang idigunakan ibelum iada
ipolanya iyang ijelas. iOleh ikarena iitu isering imengalami ikesulitan
idalam imelakukan ianalisis. iSeperti iyang idinyatakan ioleh iMiles iand
iHuberman iyang ipaling iserius idan isulit idalam ianalisis idata ikualitatif
iadalah ikarena, imetode ianalisis ibelum idirumuskan idengan ibaik.
Spradley imenyatakan ibahwa ianalisis idalam ipenelitian ijenis
iapapun, iadalah imerupakan icara iberfikir. iHal iini iberkaitan idengan
ipengujian isecara isistematis iterhadap isesuatu iuntuk imenentukan
ibagian, ihubungan iantar ibagian, idan ihubungannya idengan
ikeseluruhan. iAnalisis iadalah iuntuk imencari ipola. iAnalisis idata iadalah
iproses imencari idan imenyusun isecara isistematis idata iyang idiperoleh
idari ihasil iwawancara, icatatan ilapangan, idan idokumentasi idan
ilainnya.
Dalam ihal iini ipeneliti ilebih imemilih iuntuk imenganalisis idata
imenggunakan imodel iMiles iand iHuberman, iyang imana iaktivitas
idalam ianalisis idi ilakukan idengan icara ipengumpulan idata,
ireduksi/merangkum idata, ikemudian idi sajikan isehingga imendapatkan
ikesimpulan. iKarena imetode iyang idikemukakan ioleh ikedua itokoh
itersebut ilebih imudah iuntuk imemahami idan imenerapkannya.

22
Mahmud, Metodode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 168-169.
21

3.6 Pengecekan iKeabsahan iData


Keterpercayaan/validitas idata iadalah idata iyang itidak iberbeda
iantara idata iyang idilaporkan ioleh ipeneliti idengan idata iyang
isesungguhnya iterjadi ipada iobjek ipenelitian23. iAdapun ireabilitas
iadalah iyang iberkenaan idengan iderajat ikonsistensi idan istabilitas idata
iatau itemuan.
Maksudnya iadalah idata iyang ididapatkan idari iobjek ipenelitian
isesuai idengan irealita. iHal iini iperlu idilakukan idalam iupaya iuntuk
imemenuhi iinformasi iyang idikemukakan ipeneliti isehingga imengadung
inilai ikebenaran. iDalam iaplikasinya ikeabsahan idata itersebut ipeneliti
ilakukan idengan imenggunakan iempat ilangkah iyakni:
1. Memperpanjang ikeikutsertaan
Dalam ipenelitian iini ipeneliti iberusaha isemaksimal
imungkin iuntuk imemperdalam idan imemperpanjang ikehadiran idi
ilapangan iguna imendapatkan idata iyang ilengkap, imeyakinkan
iserta idapat idipertanggung ijawabkan ikebenarannya.
2. Ketekunan ipengamatan
Ketekunan ipegamatan ibermaksud imenemukan iciri-ciri
idan sumber iyang isedang idicari idan ikemudian imemusatkan idiri
ipada ihal-hal itersebut isecara irinci. iUntuk imemperoleh iderajat
ikeabsahan iyang itinggi, imaka ijalan ipenting iyang idapat
idigunakan iadalah idengan imeningkatkan iketekunan idalam
ipengamatan idi ilapangan. iDengan idilakukannya iketekunan
ipengamatan, imaka iderajat ikeabsahan idata itelah iditingkatkan
3. Triangulasi
Dalam ipenelitian iini itriangulasi iyang idigunakan iadalah
itriangulasi isumber. iTriangulasi isumber iini idapat idilakukan
idengan icara imembandingkan ihasil ipengamatan idan idata ihasil
iwawancara idan imembandingkan ihasil iwawancara idan
idokumen. iDengan icara iini idiharapkan iinformasi iyang idiperoleh

23
Sugiyono, Mehami Penelitian Kualitatif, ( Bandung: CV. Alfabeta, 2015), h.74.
22

idengan imudah idan itidak imengalami i45 ikesulitan idari ilokasi


ipenelitian isehingga idata iyang idiperoleh ibenar-benar iakurat
iserta idapat idipertanggung ijawabkan.
4. Kecukupan iReferensi
Referensi iyang idipakai iadalah ibahan idokumentasi,
icatatan ilapangan iyang itersimpan. iDengan ireferensi ipeneliti
idapat imengecek ikembali idata idan iinformasi-informasi iyang
ipeneliti idapatkan idi ilapangan.
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi
Salah satu misi hidup dari A. Mukri, S.Pd.I adalah agar anak-
anak bangsa bisa mengenyam pendidikan tanpa terhalang oleh
kendala-kendala ekomoni maupun yang lainnya, dengan niat yang
begitu kuat akhirnya berdirilah sebuah lembaga Madrasah Sore yang
lebih dikenal dengan Pondok Peantren Irsyadul Ibad yang menjadi
cikal bakal berdirinya Pondok Peantren Irsyadul Ibad.
Melihat semangatnya para santi madrasah sore pada saat itu
sampai ada yang menginap di masjid madrasah akhirnya dibentuklah
sebuah lembaga pondok pesantren Asasul Islamiyah, disebabkan
oleh sulit dan kurang luasnya lahan untuk membangun pesantren
akhirnnya dipindahkanlah lokasi pesantren tersebut ke lahan yang
lebih luas dan digantilah nama pesantren yang asalnya Asasul
Islamiyah menjadi Darul Hijrah guna mengingat sejarah berpindahnya
dan sebagai doa agar santri-santri yang mengaji di Pondok Peantren
Irsyadul Ibad menjadi orang-orang yang berhijrah menjadi lebih baik
lagi.
A. Perkembangan Pondok Pesantren
Pada awalnya Pondok Peantren Irsyadul Ibad dibangun
seadanya dengan bahan kayu-kayu bulat yang diambil dari lokasi
pesantren yang baru dibersihkan, dinding yang terbuat dari papan
yang beratapkan perlak dan nipah serta lantai yang dibuat panggung
sebagian dan sebagian lagi berlantai tanah. Bangunan yang pertama
kali dibangun adalah 1 unit rumah pimpinan sebesar 4x4 M dan dua
buah pemondokan sebesar 2x2. Sedangkan untuk ruang belajar pada
saat itu bertempat di rumah pimpinan. Seiring berkembangnya waktu
Pondok Peantren Irsyadul Ibad sudah mendapatkan izin operasinal
pada tahun 2012 untuk menjalankan program pendidikan Non Formal,

23
24

yaitu pendidikan berbasis salaf yang mana santri berfokus pada


pembelajaran kitab turats semata. Melihat perkembangan zaman serta
kebutuhan santri terhadap pendidikan formal maka Yayasan Pondok
Peantren Irsyadul Ibad selaku penyelenggara pondok pesantren darul
hijrah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Formal, sehingga
santri tidak perlu khawatir apabila ingin melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, sehingga berdirilah Madrasah Tsanawiyah
(MTs) Pondok Peantren Irsyadul Ibad (2016) dan Madrasah Aliyah
(MA) Pondok Peantren Irsyadul Ibad (2022).
B. Visi dan Misi Pondok Peantren Irsyadul Ibad

Visi:
Menbentuk Santri yang Intelek, Terampil, Berakhlakul Karimah
sehingga menjadi Manusia yang bermanfaat kepada sesama.
Misi:
1. Membentuk insan intelek yang berakhlakul karimah;
2. Mewujudkan keharmonisan di antara sesama masyarakat, santri
dalam mewujudkan tujuan bersama;
3. Memberi informasi yang jelas guna meningkatkan prestasi;
4. Membiasakan disiplin dan hidup tertib.
C. Susunan Keprngurusan Mts Pondok Pesantren
I. Pembina
Ketua : M. MUKRI, S.Pd.I
II. Pengawas
Ketua : Sumardi
III. Pengurus Yayasan
Ketua : Awang Pemuji, S. T
Sekretaris : Drs. KH. Zaharuddin, A. K
Bendahara : SAHADAT, S.Pd.I
IV. Pengurus MTS Pondok Pesantren
Pimpinan : M. MUKRI, S.Pd.I
Bendahara : SAHADAT, S.Pd.I
25

Bid. Kesantrian : Sopiyani, S. Pd


Bid. Sapras : Hj. R.Roro Fatimah
Bid. Kurikulum : Karyati, S.Ag
Kepala MTs : M. MUKRI, S.Pd.I
D. Program Pendidikan
1. Jenjang Pendidikan
 Pondok Pesantren
 Madrasah Tsanawiyah (MTs)
 Madrasah Aliyah (MA)
2. Kurikulum
 Kurikulum Pondok Pesantren
a. Tauhid : 1. Akidah Islamiyah
2. Matan Baijuri
3. Matan Sanusi
4. Fathul Majid
5. Kifayatul Awam
6. Syarqowi
b. Fikih : 1. Durusul Fiqhiyah Juz 1
2. Durusul Fiqhiyah Juz 2
3. Matan Taqrib
4. Fathul Qorib
5. Fathul Muin
c. Hadits : 1. Arbain Nawawiyah
2. Mukhtarul Ahadits
3. Bulughul Marom
4. Riyadhus Shalihin
d. Akhlak : 1. Akhlak Lil Banin/ Banat Juz 1
2. Akhlak Lil Banin/ Banat Juz 2
3. Akhlak Lil Banin/ Banat Juz 3
4. Washoya
5. Bidayahtul Hidayah
26

6. Minhajul Abidin
e. Tarikh : 1. Riwayat Nabi Muhammad SAW
2. Khulasoh Nurul Yaqin Juz 1
3. Khulasoh Nurul Yaqin Juz2
4. Khulasoh Nurul Yaqin Juz 3
5. Nurul Yaqin
f. Nahwu : 1. Jurumiyah
2. Imriti
3. Kawakib
4. Alfiyah Ibn Malik
g. Shorof : 1. Amtsilah Jadidah
2. Amtsilah Tashrifiyah
3. Matan Bina Wal Asas
4. Matan Izzi
5. Kailani
h. Tajwid : 1. Ilmu Tajwid
2. Hidayatus Sibyan
3. Hidayatul Mustafid
i. Tafsir : Jalalain
j. Faraid : Matan Rohabiyah
k. Mustholah Hadits : 1. Minhatul Munghits
2. Matan Baiquniyah
l. Ushul Fiqih : Waroqot
 Kurikulum Madrasah menyesuaikan dengan kurikulum nasional
3. Ekstrakurikuler
 Muhadoroh  Pramuka
 Tilawah  Pencak Silat
 Barzansi  Olahraga
 Hadroh dan Kompangan  Komputer
 Maulid
27

1. Keadaan Guru dan Siswa


a. Keadaan Guru
Guru merupakan pelaksana program kegiatan belajar
mengajar. Guru mempunyai tugas dan mempunyai hubungan yang
timbal balik dengan wali murid dalam pengertian bahwa guru
bertanggung jawab dalam usaha penndidikan anak sedangkan para
orang tua harus tetap memegang peranannya dalam usaha
pendidikan dan tumbuh kembang anaknya secara umum di rumah
tangga. Adapun keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
mengajar di Pondok Peantren Irsyadul Ibad Ma. Bulian baik dari segi
latar belakang pendidikan jabatan dapat di lihat pada tabel berikut ini :

No Nama KETERANGAN

1 M. Mukri Kepala MTs


2 Karyati Waka Kurikulum
3 Hj. R. Roro fatimah Waka Sapras
4 Sopiyani Waka Kesiswaan
5 Sahadat Bendahara
6 Khabib almubarok Guru
7 Rosida Guru
8 Hadiyatun nadhiroh Guru
9 Jarmi Guru
10 rudiansyah Guru
11 Murni arlina siregar Guru
12 Jafar hadik Guru
13 Epin armanto tri putra Guru
14 Fatmawati Guru
15 Dewi rulani Guru
16 Khoirunnisa Guru
17 Rudianto Guru
28

18 M. Zaini Guru
19 Ana liana Guru
20 Rahmawati Guru

b. Keadaan Siswa
Siswa merupakan salah satu unsure mutlak yang perlu ada
dalam kegiatan pendidikan. Keberadaan siswa merupakan bagian
yang mutlak ada dalam proses belajar mengajar hal ini di karenakan
dalam proses belajar mengajar selalu terdapat interaksi yang
berhubungan antara guru dan siswa.
Dalam interaksi tersebut seorang guru harus dapat menguasai
keadaan dan situasi maupun kemampuan siswa dalam proses belajar
mengajar. Manfaat hal ini adalah guru dapat menciptakan
kebersamaan dan kesesuain antara guru dan siswa. Pondok Peantren
Irsyadul Ibad Ma. Bulian Keadaan siswa di ini dapat di lihat pada tabel
berikut :
Tabel 3
Keadaan Siswa
MTS Pondok Peantren Irsyadul Ibad Ma. Bulian.24

NO KELAS JUMLAH SISWA JUMLA JUMLAH


L P H ROMBEL
1. I 77 60 137 1
2. II 55 32 87 1
3. III 53 43 96 1
Jumlah 185 135 320 1

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa semua siswa dan siswi
yang belejar di MTs Pondok Peantren Irsyadul Ibad Ma. Bulian Tahun
Ajaran 2022/2023 berjumlah 102 orang siswa/I semua siswa menurut

24
Dokumentasi Keadaan Siswa MTS Pondok Peantren Irsyadul Ibad Ma. Bulian
Tahun 2023.
29

kepala Madrasah berasal dari lingkungan sekitar bangunan Madrasah


itu sendiri.
N. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam dunia pedidikan adalah faktor yang
sangat menentukan atas keberhasilan dalam proses pembelajaran yang di
lakukan. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai tentu tidak
akan dapat memberikan yang terbaik terhadap anak didik. Secara rincinya
dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 4
Keadaaan Sarana Pendidikan
Pondok Peantren Irsyadul Ibad
Tahun 2022/202325

No Nama Alat Kondisi


1. Buku-buku perpustakaan Baik
2. Buku Pegangan Guru Baik
3. Buku Paket Pelajaran Untuk Siswa Baik
4. Kitab Suci Al-Qur’an Baik
5. Papan Tulis Baik
6. Pensil Baik

Tabel 5
Keadaaan Prasarana Pendidikan
MTs Pondok Peantren Irsyadul Ibad Ma. Bulian Tahun 2022/202326

NO Nama Barang Jumlah Keterangan


1 Rumah Dinas Kepala 1 Ruang Rusak Ringan
2 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang Baik
3 Ruang Guru 1 Ruang Baik
4 Ruang Belajar 6 Ruang Baik
5 WC Guru 1 Ruang Baik
6 WC Siswa 2 Ruang Rusak Ringan
7 Perpustakaan 1 Ruang Baik

25
Dokumentasi MTs Pondok Peantren Irsyadul Ibad Ma. Bulian Tahun 2023.
26
Dokumentasi MTs Pondok Peantren Irsyadul Ibad Tahun 2023.
30

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan


adanya sarana dan prasarana tersebut maka proses bimbingan dalam
rangka membina mental anak di MTs Pondok Peantren Irsyadul Ibad
Ma. Bulian ini di boleh di katakan cukup memadai walaupun masih
terdapat banyak kekurangan di sana-sini.
B. Temuan Penelitian
1. Bagaimana iGaya idan iImplementasi ikepemimpinan iKepala
Sekolah idalam imeningkatkan iprofesionalisme iguru idi Pondok
Peantren Irsyadul Ibad ?
a. Karismatik
Tipe kepemimpinan ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan perbawa
yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-
pengawal yang bisa dipercaya.
b. Paternalistik
Tipe kepemimpinan ini merupakan model kepemimpinan yang kebapakan,
dengan sifat-sifat antara lain sebagai berikut:
a) Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum
dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
b) Bersikap terlalu melindungi
c) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri
d) Hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk berinisiatif
e) Tidak memberikan atau hamper-hampir tidak pernah memberikan
kesempatan kepada pengikutnya dan bawahan untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas
f) Selalu bersikap maha-tahu dan maha benar
c. Tipe Militeristik
Tipe ini mempunyai sifat kemiliter-militeran. Hanya gayanya saja yang
mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip
31

dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat pemimpin


militeristik antara lain adalah:
 Lebih menggunakan sistem perintah/komando terhadap
bawahannya, keras sangat otoriter, kaku dan sering kurang
bijaksana.
 Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
 Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-
tanda kebesaran yang berlebih-lebihan
 Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya (disiplin
cadaver/mayat)
 Tidak menghendaki saran, usul, sugesti dan kritikan dari
bawahannya.
 Komunikasi hanya berlangsung searah saja
d. Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Otokrat berasal dari perkataan autos = sendiri, dan kratos =
kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat berarti kekuasaan absolute.
Kepemimpinan otoktratis itu mendasarkan diri pada kekuasaan
aksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau
berperan sebagai pemain tunggal pada a one man sow. Dia berambisi
sekali untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan yang
ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buuah
tidak pernah diberi informasi mendetail mengenai rencana dan
tindakan yang harus dilakukan. Semua pujian dan kritik terhadap
segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi pemimpin
sendiri.
2. Bagaimanakah itantangan iyang idihadapi ioleh iKepala iSekolah
dalam imeningkatkan iprofesionalisme iguru idi Pondok Peantren
Irsyadul Ibad ?
Profesionalisme guru mengacu kepada komitmen seorang guru
untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus
32

mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan


pekerjaannya sebagai seorang guru27.
Jadi iprofesionalisme idalam ipendidikan itidak lain iadalah
iseperangkat ifungsi idan itugas ilapangan ipendidikan. iBerdasarkan
keahlian iyang idiperoleh imelalui ipendidikan idan ilatihan ikhusus idi
ibidang pekerjaan iyang imampu imengembangkan ikekayaannya iitu
isecara iilmiah idi samping imampu imenekuni ibidang iprofesinya iselama
ihidupnya. iMereka iitu adalah ipara iguru iyang iprofesional iyang
imemiliki ikompetensi ikeguruan iberkat pendidikan iatau ilatihan idi
ilembanga ipendidikan iguru idalam ijangka iwaktu tertentu. Di samping
tugas keguruan, mereka pun mampu bertugas dalam manajemen kelas
dalam rangka proses belajar mengajar yang efektif dan efisien28.
Profesionalisme berarti suatu pandangan bahwa suatu keahlian
tertentu diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu
hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan khusus 29.
iTerdapat persyaratan iyang iharus idipenuhi idalam itugas iprofesional
isebagaimana dikemukakan ioleh iHouton isebagai iberikut: i
6. Menguasai iseperangkat iilmu ipengetahuan iyang isistematis idan
ikekhususan i(spesialisasi). i
7. Harus idapat imembuktikan iskill iyang idiperlukan imasyarakat idi
imana ikebanyakan iorang itidak imemiliki iskill itersebut, iyaitu iskill
isebagian imerupakan ipembawaan idan isebagian imerupan ihasil
ibelajar. i
8. Memenuhi isyarat-syarat ipenilaian iterhadap ipenampilan idalam
ipelaksanaan itugas idilihat idari isegi iwaktu idan icara ikerja. i

27
Dedi Supriadi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, (Yogyakarta: Adicitra Krya Nusa,
2000), h.95.
28
Syarifuddin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2017), h. 7
29
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,(Ciputat: Referensi (GP Press
Group), 2013),h.19-21.
33

9. Harus imempunyai ikemampuan isendiri iuntuk itetap iberada


idalam iprofesinya iselama ihidupnya, idan itidak imenjadikan
iprofesinya isebagai ibatu iloncatan ike iprofesi ilainnya. i
10. Harus idapat imengembangkan iteknik-teknik iilmiah idari ihasil
ipengalaman iyang iteruji.

3. Bagaimana lembaga Pondok Peantren Irsyadul Ibad memotivasi


kerja untuk memiliki keahlian dalam proses mengajar?
Kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan berbagai tugas
dan fungsi yang harus diembannya dalam mewujudkan sekolah efektif,
produktif, dan mandiri, dari berbagai tugas dan fungsi ikepala sekolah
yang harus diembannya dalam mengembangkan sekolah secara efektif,
efisien, dan produktif tersebut, sedikit tidaknya terdapat sepuluh kunci
kepemimpinan30. Sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala madrasah
tersebut mencakup:
11) Visi iyang iutuh
12) Tanggung ijawab
13) Keteladanan
14) Memberdayakan iStaf
15) Mendengarkan iorang ilain i(Lestening)
16) Memberikan ilayanan iPrima
17) Mengembangkan iOrang
18) Memberdayakan iSekolah
19) Fokus ipada iPeserta iDidik
20) Manajemen iyang imengutamakan iPraktik31

30
Doni, Manajemen Supervisi,h. 97.
31
Op.cit., h.52
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Bagaimana iGaya idan iImplementasi ikepemimpinan iKepala
Sekolah idalam imeningkatkan iprofesionalisme iguru idi Pondok
Peantren Irsyadul Ibad ?
e. Karismatik
Tipe kepemimpinan ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan perbawa
yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-
pengawal yang bisa dipercaya.
f. Paternalistik
Tipe kepemimpinan ini merupakan model kepemimpinan yang kebapakan,
dengan sifat-sifat antara lain sebagai berikut:
g) Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum
dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
h) Bersikap terlalu melindungi
i) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri
j) Hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk berinisiatif
k) Tidak memberikan atau hamper-hampir tidak pernah memberikan
kesempatan kepada pengikutnya dan bawahan untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas
l) Selalu bersikap maha-tahu dan maha benar
g. Tipe Militeristik
Tipe ini mempunyai sifat kemiliter-militeran. Hanya gayanya saja yang
mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip

34
35

dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat pemimpin


militeristik antara lain adalah:
 Lebih menggunakan sistem perintah/komando terhadap
bawahannya, keras sangat otoriter, kaku dan sering kurang
bijaksana.
 Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
 Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-
tanda kebesaran yang berlebih-lebihan
 Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya (disiplin
cadaver/mayat)
 Tidak menghendaki saran, usul, sugesti dan kritikan dari
bawahannya.
 Komunikasi hanya berlangsung searah saja
h. Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Otokrat berasal dari perkataan autos = sendiri, dan kratos =
kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat berarti kekuasaan absolute.
Kepemimpinan otoktratis itu mendasarkan diri pada kekuasaan
aksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau
berperan sebagai pemain tunggal pada a one man sow. Dia berambisi
sekali untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan yang
ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buuah
tidak pernah diberi informasi mendetail mengenai rencana dan
tindakan yang harus dilakukan. Semua pujian dan kritik terhadap
segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi pemimpin
sendiri.
2. Bagaimanakah itantangan iyang idihadapi ioleh iKepala iSekolah
dalam imeningkatkan iprofesionalisme iguru idi Pondok Peantren
Irsyadul Ibad ?
Profesionalisme guru mengacu kepada komitmen seorang guru
untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus
36

mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan


pekerjaannya sebagai seorang guru32.
Jadi iprofesionalisme idalam ipendidikan itidak lain iadalah
iseperangkat ifungsi idan itugas ilapangan ipendidikan. iBerdasarkan
keahlian iyang idiperoleh imelalui ipendidikan idan ilatihan ikhusus idi
ibidang pekerjaan iyang imampu imengembangkan ikekayaannya iitu
isecara iilmiah idi samping imampu imenekuni ibidang iprofesinya iselama
ihidupnya. iMereka iitu adalah ipara iguru iyang iprofesional iyang
imemiliki ikompetensi ikeguruan iberkat pendidikan iatau ilatihan idi
ilembanga ipendidikan iguru idalam ijangka iwaktu tertentu. Di samping
tugas keguruan, mereka pun mampu bertugas dalam manajemen kelas
dalam rangka proses belajar mengajar yang efektif dan efisien33.
Profesionalisme berarti suatu pandangan bahwa suatu keahlian
tertentu diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu
hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan khusus 34.
iTerdapat persyaratan iyang iharus idipenuhi idalam itugas iprofesional
isebagaimana dikemukakan ioleh iHouton isebagai iberikut: i
11. Menguasai iseperangkat iilmu ipengetahuan iyang isistematis idan
ikekhususan i(spesialisasi). i
12. Harus idapat imembuktikan iskill iyang idiperlukan imasyarakat idi
imana ikebanyakan iorang itidak imemiliki iskill itersebut, iyaitu iskill
isebagian imerupakan ipembawaan idan isebagian imerupan ihasil
ibelajar. i
13. Memenuhi isyarat-syarat ipenilaian iterhadap ipenampilan idalam
ipelaksanaan itugas idilihat idari isegi iwaktu idan icara ikerja. i

32
Dedi Supriadi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, (Yogyakarta: Adicitra Krya Nusa,
2000), h.95.
33
Syarifuddin Nurdin dan M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2017), h. 7
34
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,(Ciputat: Referensi (GP Press
Group), 2013),h.19-21.
37

14. Harus imempunyai ikemampuan isendiri iuntuk itetap iberada


idalam iprofesinya iselama ihidupnya, idan itidak imenjadikan
iprofesinya isebagai ibatu iloncatan ike iprofesi ilainnya. i
15. Harus idapat imengembangkan iteknik-teknik iilmiah idari ihasil
ipengalaman iyang iteruji.
3. Bagaimana lembaga Pondok Peantren Irsyadul Ibad memotivasi
kerja untuk memiliki keahlian dalam proses mengajar?
Kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan berbagai tugas
dan fungsi yang harus diembannya dalam mewujudkan sekolah efektif,
produktif, dan mandiri, dari berbagai tugas dan fungsi ikepala sekolah
yang harus diembannya dalam mengembangkan sekolah secara efektif,
efisien, dan produktif tersebut, sedikit tidaknya terdapat sepuluh kunci
kepemimpinan35. Sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala madrasah
tersebut mencakup: Visi iyang iutuh, Tanggung ijawab, Keteladanan,
Memberdayakan iStaf, Mendengarkan iorang ilain i(Lestening),
Memberikan ilayanan iPrima, Mengembangkan iOrang, Memberdayakan
iSekola, Fokus ipada iPeserta iDidik, Manajemen iyang imengutamakan
iPraktik36
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan
di atas, memberikan implikasi terhadap penelitian ini, sebagai berikut:
Kualitas sumber daya manusia sebuah bangsa ditentukan oleh 3
faktor utama, yakni: pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Oleh sebab itu
apabila kita menilai kualitas sumber daya manusia sebuah bangsa dapat
diukur dari tingkat pendidikan, kesehatan dan ekonomi dari bangsa yang
bersangkutan.
Pendidikan. Pendidikan adalah suatu upaya untuk
mengembnagkan potensi manusia, sehingga mempunyai kemampuan
untuk mengelola sumber daya alam yang tersedia untuk mewujudkan

35
Doni, Manajemen Supervisi,h. 97.
36
Op.cit., h.52
38

kesejahteraan masyarakat. Kemampuan yang dikembangkan dari sumber


daya manusia ini mencakup berbagai aspek, utamanya aspek non-fisik,
yakni: kemampuan berpikir, penalaran, intelektual, keterampilan dan
sebagainya. Kesehatan. Tingkat kesehatan suatu bangsa dapat dilihat
dari angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas), melalui
berbagai indikator. Indikator-indikator yang sering digunakan untuk
mengukur derajat kesehatan masyarakat suatu bangsa, dan juga sebagai
indikator kualitas sumber daya manusia dari aspek kesehatan adalah:
angka kematian bayi, angka kematian anak balita, angka kematian ibu
karena melahirkan, agka kematian kasar, dan angka harapan hidup
Ekonomi. Kondisi ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami kemajuan seiring dengan meningkatnya pembangunan di
Indonesia. Manusia yang berkualitas secara kognitif, afektif, psikomotorik,
emosi dan sepirit insaniyah adalah modal utama ketika peradaban makin
modern.
C. Saran/ Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan, dan implikasinya
maka diajukan rekomendasi/ saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah (daerah untuk penelitian di sekolah)
Rekomendasi bagi Pemerintah dalam hal ini adalah
kementerian pendidikan dan kebudayaan. Sebagai bahan masukan
untuk melakukan perencanaan strategik yang baik dalam
pengembangan dan peningkatan kualitas peserta didik dengan cara:
a. Memberikan perhatian terhadap kepemimpinan pondok pesantren dan
para guru;
b. Memberikan penghargaan kepada siswa/i yang berprestasi sehingga
hasil belajar semakin meningkat yang sedang akan berdampak kepada
peningkatan kondisi kerja yang bermutu;
c. Memberikan bantuan beasiswa kepada siswa/I yang berprestasi,
sehingga tercipta suasana sekolah yang aman, nyaman dan kondusif.
39

d. Hendaknya menambahkan tenaga pengawas, karena tenaga


pengawas harus sesuai dengan jumlah sekolah dan para guru binaan
sehingga akan menghasilkan mutu pendidikan yang semakin baik.
e. Meningkatkan pembinaan keprofesian berkelanjutan bagi pengawas.
Penelitian ini memfokuskan menciptakan budaya mutu madrasah.
2. Bagi Pengawasan (Sekolah)
Sebagai bahan masukan bagi pengwasan dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas sekolah dan peserta didik antara lain:
a. Meningkatkan frekuensi kunjungan baik secara kualitas maupun
kuantitas untuk melakukan pelyanan supervisi kepada guru yang sudah
sertifikasi maupun yang belum sertifikasi (PNS maupun honorer) secara
kontinu dan berkesinambungan
b. Meningkatkan efektivitas pelayanan supervisi dan administrasi dengan
menerapkan prinsif-prinsip, pendekatan serta teknik yang tepat sesuai
perencanaan lengkap
c. Meningkatkan efektivitas tindak lanjut pelayanan supervisi dengan
melakukan kegiatan analisis dan evaluasi hasil belajar serta pelayanan
administrasi sekolah tersebut.
d. Meningkatkan partisipasi aktif dalam kegiatan KKG sebagai wadah
pembinaan guru professional dan untuk meningkatakan mutu belajar
yang kondusif

3. Bagi Peneliti
Untuk penelitian kepuasan kerja lebih lanjut, perlu dilakukan
dengan melibatkan variabel lain di luar variabel yang diteliti, karena
dalam penelitian ini hanya melibatkan dua variabel bebas
(independent) yang sudah teridentifikasi mempengaruhi variabel
terikat (dependent), yaitu: komitmen kerja, kondisi kerja dan kepuasan
kerja guru.
Kepada Peneliti lain agar kiranya hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan masukan atau rujukan dalam
40

menyelesaikan masalah yang sama, dan penelitian ini juga perlu


ditindak lanjuti khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel
yang sama.
D. Kata Penutup
Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin,
Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan waktu dan jadwal yang terencana. Dalam
penelitian dan penulisan skripsi ini tentunya masih terdapat beberapa
kesalahan dan kekurangan, baik secara teknis penulisan maupun
segi materi yang dipaparkan, untuk itu diharapkan kepada semua
pihak memberikan sumbang saran yang konstruktif demi
kesempurnaan Disertasi ini dikemudian hari.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan
memberikan bantuan secara moril maupun materilnya, sehingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tulisan ini, dan semoga Allah
SWT selalu memberikan hidayah dan petunjuk-Nya kepada kita
semua. Aamiin Yaa Robbal’alamin.

‫َّط‬ ‫َل َا‬ ‫ْل‬


‫َوالله ا ُمَوِّفق ِا ى ْقَوِم ال ِرْيِق‬
Muara Bulian, Juli 2023
Penulis,

SUCI NUR INDAH SARI


NIM: 211531472
1

DAFTAR iPUSTAKA
Abdul iAziz iWahab. i2008. iAnatomi iOrganisasi idan iKepemimpinan
iPendidikan. iCV iAlfabeta
Abd. iWahab idan iUmiarso. i2011. iKepemimpinan iPendidikan idan
iKecerdasan iSpritual. iJogjakarta: iAr-Ruzz iMedia
Dedi iSupriadi. i2000. iMengangkat iCitra idan iMartabat iGuru.
iYogyakarta: iAdicitra iKrya iNusa
Dirawat idkk. i1986. iPengantar iKepemimpianan iKe iIII.Surabaya: iUsaha
iNasional
Doni iJuni iPriansa, iRismi iSomad. i2014. iManajemen iSupervisi idan
iKepemimpinan iKepala iSekolah. iBandung: iAlfabeta
E. iMulyasa. i2015. iManajemen idan iKepemimpinan iKepala iSekolah.
iJakarta: iBumi iAksara.
Eni iKurniati. i2015. iKepemimpinan iKepala iSekolah iDalam
iMeningkatkan iMutu iPembelajaran iPendidikan iAgama iIslam i(PAI)
idi iSMP i1 iPringgarata iKecamatan iPringgarata iLombok iTengah
iTahun iPelajaran i2014/2015. iSkripsi iIAIN iMataram.
Hariwijaya. i2007. iMetode idan iPenulisan iSKRIPSI, iTESIS iDan
iDISERTAI iUntuk iIlmu iSosial idan iHumaniora. iYogyakarta:
iParama iIlmu.
Jerry iH. iMakawimbang. i2012. iKepemimpinan iPendidikan iYang
iBermutu. iBandung: iAlfabeta.
Kartini iKartono. i2000. iPemimpin idan iKepemimpinan iApakah
iPemimpin iAbnormal iItu?. iJakarta: iPT iRaja iGrafindo iPersada
2

Laxy iJ. iMeleong. i2000. iMetodologi iPenelitian iKualitatif.


iBandung:Remaja iRosdakarya.
Margono. i2010. iMetodologi iPenelitian iKualitatif. iJakarta: iRineka iCipta
Mahmud. i2011. iMetode iPenelitian iPendidikan. iBandung: iPustaka
iSetia
Martinis iYamin. i2013. iSertifikasi iProfesi iKeguruan idi iIndonesia.
iCiputat: iReferensi i(GP iPress iGroup).
Momon iSudarma. i2013. iProfesi iGuru iDipuji, iDikritis, idan iDicaci.
iJakarta: iRajawali iPers
Muzayyin iArifin. i2009. iKapita iSelekta iPendidikan iIslam. iJakarta: iBumi
iAksara
Sugiyono. i2015. iMemahami iPenelitian iKualitatif. iBandung: iCV.
iAlfabeta
Syarifuddin iNurdin idan iM. iBasyiruddin iUsman. i2017. iGuru
iProfesional idan iImplementasi iKurikulum. iJakarta: iCiputat iPress
Wahjosumidjo. i2005. iKepemimpinan iKepala iSekolah: iTinjauan iTeoritik
idan iPermasalahan. iJakarta: iRajawali iPress.
3

LAMPIRAN PENELITIAN
4

You might also like