PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT DESA TANJUNG MEDAN
MELALUI PENGUATAN BADAN USAHA MILIK
DESA (BUMDES) SYARIAH KEMBANG
SETANJUNG
Anton Budi Pranata1, Makmur2
1
Universitas Pasir Pangaraian
2
Universitas Pasir Pangaraian
[email protected]DOI: 10.30606/Indosociety
ABSTRCT
Empowerment of BUMDes in this case includes the process of empowering
development potentials in the village that originate "from, by and for the community"
or in other words carried out in a participatory manner capable of carrying out
development and improving people's welfare optimally. The aim of this research is how
big is the influence of the empowerment of Kembang Tanjung Syariah Village-Owned
Enterprises (BUMDes) on improving the economy of the people of Tanjung Medan
Village? The research method used in this research is a descriptive qualitative research
method. Data collection techniques include unstructured interviews with the
management of BUMDes Kembang Satanjung, Tanjung Medan Village, field
observations, and literature studies using journals, books and related official websites.
The results of the research show that 1) individual self-development in society, based
on the results of observations and informal unstructured interviews that we conducted,
is that people's motivation to open up and develop themselves still requires
encouragement and motivational triggers. This can be seen from the lack of interest in
learning and developing personal potential. 2) The economic independence business
sector that can be developed and managed is building BUMDes that implement the
principles of Good Corporate Governance. Apart from that, the scope that can be used
as a big goal in the future for this community service program is in the field of
education and training, as well as the formation of the community's entrepreneurial
spirit and character. 3) BUMDes managers are motivated and committed to following
sustainable programs that have been designed to realize the welfare of the Village
community.
Keywords: Improvement, Welfare, Community, Tanjung Medan Village Strengthening,
Sharia BumDes, Kembang Satanjung
ABSTRAK Pemberdayaan BUMDes dalam hal ini mencakup proses pemberdayaan
potensi-potensi pembangunan yang ada di desa yang bersumber “dari, oleh, dan
untuk masyarakat” atau dengan kata lain dilaksanakan secara partisipatif mampu
melaksanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat secara optimal.
Adapun tujuan penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh pemberdayaan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) Syariah Kembang Setanjung terhadap peningkatan
ekonomi masyarakat Desa Tanjung Medan?. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data
melalui wawancara tidak terstruktur dengan pengelola BUMDes Kembang Setanjung
1 Copyright © 2024 Anton Budi Pranata & Makmur
Desa Tanjung Medan, obervasi lapangan, dan studi literatur dengan menggunakan
jurnal, buku, dan website resmi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa 1)
pengembangan diri individu masyarakat, berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara informal tidak terstruktur yang kami lakukan, bahwa motivasi masyarakat
untuk terbuka dan pengembangan diri masih memerlukan dorongan dan trigger
motivasi. Hal ini terlihat dari minat belajar dan pembangunan potensi diri yang masih
kurang. 2) Adapun bidang usaha kemandirian ekonomi yang bisa dikembangkan dan
dikelola adalah membangun BUMDes yang mengimplementasikan prinsip-prinsip Good
Corperate Governent. Selain itu ruang lingkup yang bisa dijadikan tujuan besar ke
depannya bagi program pengabdian kepada masyarakat ini adalah di bidang
pendidkan dan pelatihan, serta pembentukan jiwa dan karakter Kewirausahaan
masyarakat. 3) Pengelola BUMDes termotivasi dan memiliki komitmen untuk
mengikuti program berkelanjutan yang telah dirancang untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Desa.
Kata-kata Kunci: Peningkatan, Kesejahteraan, Masyarakat, Desa Tanjung Medan
Penguatan, BumDes Syariah, Kembang Setanjung
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang yang terbaru sesuai dengan
program Jokowi dan Jusuf Kalla yang akan membangun Indonesa melalui
pinggiran yaitu daerah pedesaan, dengan empat program utama salah
satunya adalah BUMdes (Badan Usaha Milik Desa) (Fitria, 2020).
Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) diposisikan sebagai salah
satu kebijakan untuk mewujudkan Nawa Cita Pertama, Ketiga, Kelima
dan Ketujuh, dengan pemaknaan sebagai berikut: (1) BUMdes
merupakan salah satu strategi kebijakan untuk menghadirkan institusi
negara (Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal) dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara di desa (selanjutnya disebut
Tradisi Berdesa). (2) BUMdes merupakan salah satu strategi kebijakan
membangun Indonesia dari pinggiran melalui pengembangan usaha
ekonomi desa yang bersifat kolektif. (3) BUMdes merupakan salah satu
strategi kebijakan untuk meningkatkan kualitas hidupmanusia Indonesia
di Desa. (4) BUMdes merupakan salah satu bentuk kemandirian
ekonomi Desa dengan menggerakkan unit-unit usaha yang strategis
bagi usaha ekonomi kolektif Desa (Siswanto, Dewi, Maryanto, &
Brahmono, 2023).
Program otonomi desa merupakan kebijakan pemerintah untuk
lebih mengoptimalkan potensi lokal yang dimiliki, sehingga dapat
memaksimalkan potensi dan penerimaan desa dalam rangka
pembangunan dan mensejahterakan masyarakat (Effendi, Rambe,
Ritonga, & Sitio, 2022). Pemerintah desa memiliki wewenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat di wilayahnya serta
melakukan upaya pembangunan dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa (Aemanah & Priyono, 2022).
Dalam pasal 87 Undang-Undang Desa menyatakan bahwa
pemerintah desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes);
2 Copyright © 2024 Anton Budi Pranata & Makmur
BUMDes harus dibangun dengan semangat kekeluargaan dan
kegotongroyongan serta menjalankan usaha di bidang ekonomi atau
pelayanan umum untuk kesejahteraan masyarakat desa
(Agunggunanto, Arianti, Kushartono, & Darwanto, 2016).
Berdasarkan faktor Geografi Desa Tanjung Medan tersebut
sebagian besar lahan pertanian yang cukup subur terutama kelapa
sawit. Hasil panen tanaman kelapa sawit relative cukup besar hasilnya.
Potensi kekayaan sumberdaya alam yang besar dan faktor geografis
yang menguntung dengan tumbuh suburnya hasil pertanian dan
perkebunan, Desa Tanjung Medan memliki Badan Usaha Milik desa
(BUMDes) untuk mengelola usaha potensi Desa yang ada., Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) merupakan salah satu lembaga yang mendorong
kemandirian suatu Desa. Pendirian lembaga ini antara lain dimaksudkan
untuk mengurangi peran para tengkulak yang seringkali menyebabkan
meningkatnya biaya transaksi (transaction cost) antara harga produk
dari produsen kepada konsumen akhir. Melalui lembaga ini diharapkan
setiap produsen di pedesaan dapat menikmati selisih harga jual produk
dengan biaya produksi yang layak dan konsumen tidak harus
menanggung harga pembelian yang mahal. Membantu kebutuhan dana
masyarakat yang bersifat konsumtif dan produktif. Menjadi distributor
utama untuk memenuhi kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako).
Disamping itu, berfungsi menumbuhsuburkan kegiatan pelaku ekonomi
di pedesaan
Organisasi ekonomi perdesaan menjadi bagian penting sekaligus
masih menjadi titik lemah dalam rangka mendukung penguatan
ekonomi perdesaan (Hasanah, 2019). Oleh karenanya diperlukan upaya
sistematis untuk mendorong organisasi ini agar mampu mengelola aset
ekonomi strategis di Desa sekaligus mengembangkan jaringan ekonomi
demi meningkatkan daya saing ekonomi perdesaan (Chikmawati, 2019).
Dalam konteks demikian, BUMDes pada dasarnya merupakan bentuk
konsolidasi atau penguatan terhadap lembaga-lembaga ekonomi Desa.
Beberapa agenda yang bisa dilakukan antara lain: pengembangan
kemampuan SDM sehingga mampu memberikan nilai tambah dalam
pengelolaan aset ekonomi Desa, mengintegrasikan produk-produk
ekonomi perdesaan sehingga memiliki posisi nilai tawar baik dalam
jaringan pasar, mewujudkan skala ekonomi kompetitif terhadap usaha
ekonomi yang dikembangkan, menguatkan kelembagaan ekonomi
Desa, mengembangkan unsur pendukung seperti perkreditan Mikro,
informasi pasar, dukungan teknologi dan manajemen, prasarana
ekonomi dan jaringan komunikasi maupun dukungan pembinaan dan
regulasi (Hasanah, 2019).
3 Copyright © 2024 Anton Budi Pranata & Makmur
BUMDes sebagai lembaga sosial harus berpihak kepada
kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan
pelayanan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendirian sebuah BUMDes pada
umumnya, yaitu: 1) Meningkatkan perekonomian desa, 2) Meningkatkan
Pendapatan Asli Desa, 3) Meningkatkan pengelolaan potensi desa
sesuai dengan kebutuhan masyarakat 4) Menjadi tulang punggung
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa. Sebagai lembaga
komersial BUMDes harus bisa mengolah potensi desa yang dikelola
dengan baik akan menambah pendapatan pedesaan, sehingga dapat
menciptakan daya alam yang belum dikelola. Selain itu, dapat
memperbaiki fasilitas penunjang di pedesaan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (Pradani, 2020).
Badan Usaha Milik Desa adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna
mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa (Arindhawati & Utami, 2020).
Sedangkan konsep pendirian BUMDes dirintis dengan jalan
mengoptimalkan kapasitas dan kegiatan ekonomi yang sudah berjalan
dan dikelola desa (Adawiyah, 2018). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa, tujuan pembentukan BUMDes mencakup pengembangan usaha
dalam rangka pengentasan kemiskinan, mendorong tumbuhnya usaha
masyarakat, penyedia jaminan sosial, dan penyedia layanan bagi
masyarakat desa (Syahra, 2013).
Pemberdayaan masyarakat dan fasilitasi dari pemerintah untuk
mengelola berbagai potensi ekonomi untuk kesejahteraan penduduk
dan pembangunan desa, sampai saat ini tidak diagendakan sebagai
prioritas oleh pemerintah daerah (Hailudin, 2021). Padahal
pemberdayaan masyarakat dapat dijadikan sebagai proses
memandirikan masyarakat yang pada akhirnya ditujukan untuk
peningkatan taraf kesejahteraan. Pemberdayaan BUMDes secara
melembaga di tingkat desa diharapkan akan mendinamiskan segala
potensi desa untuk kesejahteraan masyarakatnya (Sanjaya, Hartati, &
Premayani, 2020).
Secara konseptual pemberdayaan BUMDes tidak jauh berbeda
dengan konsep-konsep pemberdayaan masyarakat yang sudah banyak
dikenal dewasa ini, yaitu sebagai upaya memperkuat unsur-unsur
keberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga dapat keluar dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan (Siswanto et al., 2023).
Pemberdayaan BUMDes dalam hal ini mencakup proses
pemberdayaan potensi-potensi pembangunan yang ada di desa yang
4 Copyright © 2024 Anton Budi Pranata & Makmur
bersumber “dari, oleh, dan untuk masyarakat” atau dengan kata lain
dilaksanakan secara partisipatif (Kurniawan, 2021). Pendayagunaan
potensi ini terutama bertujuan untuk peningkatan kesejahteran ekonomi
warga Desa melalui pengembangan usaha ekonomi mereka. Di samping
itu, keberadaan BUMDes juga memberikan sumbangan bagi
peningkatan sumber pendapatan asli Desa yang memungkinkan Desa
mampu melaksanakan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan
rakyat secara optimal (Febryani et al., 2018).
Desa Berkembang memprioritaskan kegiatan pemberdayaan
masyarakat Desa untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat Desa yang meliputi: 1) Penguatan BUMDesa dan/atau
BUMDesa Bersama melalui penyertaan modal, pengelolaan produksi,
distribusi dan pemasaran bagi usaha ekonomi pertanian berskala
produktif dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau
produk unggulan kawasan perdesaan; 2) Penguatan usaha ekonomi
warga/kelompok, koperasi dan/atau lembaga ekonomi masyarakat Desa
lainnya melalui akses permodalan yang dikelola BUMDesa dan/atau
BUMDesa, pengelolaan produksi, distribusi dan pemasaran bagi usaha
ekonomi pertanian berskala produktif dan usaha ekonomi lainnya yang
difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan
desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan; 3) Penguatan dan
pengembangan usaha ekonomi melalui pendayagunaan sumber daya
alam dan penerapan teknologi tepat guna; 4) Peningkatan kualitas dan
kuantitas tenaga kerja terampil dan pembentukan wirausahawan di
Desa; dan 5) pengembangan lapangan kerja untuk pemenuhan
kebutuhan hidup masyarakat Desa secara berkelanjutan (Hasanah,
2019).
Motivasi pendirian BUMDes karena semata mengharapkan dana
desa tanpa membangun sebuah mekanisme yang baik dan menjamin
perputaran modal yang menguntungkan akan berpotensi menimbulkan
ketergantungan baru masyarakat Desa kepada pemerintah atau
bertolak belakang dengan ide awal untuk meningkatkan kemandirian
Desa. Resiko lainnya adalah munculnya penyelewengan dan
penyusutan dana Desa yang akan menimbulkan konflik sosial serta
permasalahan hukum di kemudian hari. Begitu pula BUMDes di Desa
Tanjung Medan masih belum berkembang dengan baik, BUMDes
dikelola oleh orang tertentu, dimana sebagian besar masyarakat kurang
mengetahui aktifitas operasional usahanya, kadang beberapa orang
masyarakat Desa berkonflik secara ekonomi dengan BUMDes.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Syariah Kembang Setanjung Desa Tanjung Medan
5 Copyright © 2024 Anton Budi Pranata & Makmur
bahwasanya perekonomian masyarakat mengalami peningkatan yang
cukup drastis. Hal ini ditandai, banyaknya bermunculan pelaku usaha
baru masyarakat seperti Pabrik tahu, pabrik tempe, kedai sembako dan
lain-lain yang mana dari usaha-usaha masyarakat tersebut berkat unit
usaha simpan pinjam BuMDeS Syariah Kembang Setanjung Desa
Tanjung Medan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Tanjung
Medan melalui penguatan Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Syariah
Kembang Setanjung?.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi (Sugiyono, 2016).
Teknik pengumpulan data melalui wawancara tidak terstruktur
dengan pengelola BUMDes Kembang Setanjung Desa Tanjung Medan,
obervasi lapangan, dan studi literatur dengan menggunakan jurnal,
buku, dan website resmi terkait. Wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik (Sugiyono,
2016).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan profil tingkat pendidikan dimana sebagian besar
penduduknya berpendidikan SMP/MTs dan SMA/MA, sedangkan yang
berpendidikan tinggi atau perguruan tinggi relative kecil jumlanya,
sehingga pemahahaman akan suatu kelembagaan/organisasi yang
bermanfaat untuk mereka masih kurang, Sehingga keberadaan BUMDes
didaerah mereka masih diabaikan, merka berpikir BUMDes tersebut
hanya milik perorangan yang menguntungkan orang pribadi saja bukan
untuk masyarakat. Sedangkan aparatur pemerintahan dan
kelembagaan beberapa orang memiliki pendidikan tinggi, sehingga
dapat diasumsikan mumpuni dalam mengelola organisasi karena telah
memperoleh pendidikan tinggi.
Masyarakat mempunyai semangat yang tinggi untuk membangun
desanya termasuk masih mau menghibahkan tanahnya untuk
kepentingan umum, untuk membangun jalan, mesjid, posyandu dan
6 Copyright © 2024 Anton Budi Pranata & Makmur
lainya, semangat gotong royong masih tinggi, kepedulian untuk
iuran/sumbangan masih tinggi, tersedia tenaga teknis (tukang kayu,
tukang jahit, tukang tembok), tersedia Tokoh Agama, Ulama, Ustadz,
Guru ngaji, Guru pendidik, Bidan, Pelaku Olah Raga. Semangat
masyarakat untuk aktif dalam berbagai kegiatan organisasi masih
tinggi, Tersedia lembaga-lembaga Desa seperti; Pemerintah Desa
(Pemdes), Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Majelis Ulama Indonesia Tingkat Desa
(MUI-Desa) Karang Taruna, Linmas, Kelompok Tani, dan Lembaga
Pendidikan sampai SMP/MTs Negeri.
Pertama, aspek organisasi, manajemen dari BUMDes masih belum
memuat prinsip-prinsip manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Manajemen BUMDes
masih system menejemen konvensional. Konsep Good Corperate
Governent (GCG), masih belum terimplementasi dengan baik terutama
prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Kedua, aspek operasional, operasional BUMDEs kurang memiliki
alur yang jelas dari hilir ke hulu nya, belum terdapat suatu alur
operasional yang jelas. Jenis produk yang dihasilkan masih heterogen
dan bervariatif, dengan kata lain belum fokus jenis usahanya (core
product), sehingga membuat masyarakat Desa mengalami kekurangan
informasi akan kegiatan usaha BUMDes.
Ketiga, aspek pemasaran, BUMDes masih terbatas dalam hal
memasarkan produk dari BUMDes, masing terbatas akses pemasaran
maupun jumlah jaringan pemasarannya, serta penggunaan teknologi
yang masih konvensional sehingga jangkauannya terbatas pula.
Kurangnya Kreatifitas dari pengelola BUMDes untuk memanfaatkan
sumberdaya alam, sumber daya manusia yang dimiliki desa agar
memiliki nilai tambah produk mereka. Begitu pula masih terbatas
pasokan untuk produk BUMDes dari petani, karena para petani masih
enggan menjual produknya kepada BUMDes.
Keempat, aspek keuangan, Sumber keuangan BUMDes
merupakan bantuan dari Desa yang relative cukup besar untuk
pengelolaan BUMDes, hanya pengeloaan keuangan sumber dana dan
penggunaan dana belum efektif, pencatatan keuangan belum
menggunakan prinsip-prinsip dan standard akuntansi keuangan yang
benar. Laporan keuangan yang dibuat juga belum sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam peraturan laporan keuangan
badan usaha BUMDes.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengembangan BUMDes
perlu juga dilakukan agar BUMDes yang telah berdiri dapat berfungsi
sesuai dengan peranannya. Tujuan dan sasaran BUMDes dapat tercapai
7 Copyright © 2024 Anton Budi Pranata & Makmur
jika BUMDes dikelola secara terarah dan profesional. BUMDes
diharapkan merupakan solusi atas permasalahan-permasalahan yang
terjadi di Desa. BUMDes diharapkan juga dapat mendorong dan
menggerakkan perekonomian Desa. Keberadaan BUMDes dapat
membantu pemerintah dalam mengelola potensi Desa yang kreatif dan
inovatif, sehingga dapat membuka lapangan kerja baru dan dapat
menyerap tenaga kerja dipedesaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa 1) pengembangan diri individu masyarakat, berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara informal tidak terstruktur yang kami
lakukan, bahwa motivasi masyarakat untuk terbuka dan pengembangan
diri masih memerlukan dorongan dan trigger motivasi. Hal ini terlihat
dari minat belajar dan pembangunan potensi diri yang masih kurang. 2)
Adapun bidang usaha kemandirian ekonomi yang bisa dikembangkan
dan dikelola adalah membangun BUMDes yang mengimplementasikan
prinsip-prinsip Good Corperate Governent. Selain itu ruang lingkup yang
bisa dijadikan tujuan besar ke depannya bagi program pengabdian
kepada masyarakat ini adalah di bidang pendidkan dan pelatihan, serta
pembentukan jiwa dan karakter Kewirausahaan masyarakat. 3)
Pengelola BUMDes termotivasi dan memiliki komitmen untuk mengikuti
program berkelanjutan yang telah dirancang untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Desa.
Adapun saran dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Kepada pihak Desa Tanjung Medan untuk terus menggali potensi lokal
desa agar peningkatan ekonomi masyarakat merata dan membaik.
2. Kepada pengurus BUMDes Kembang Setanjung untuk terus
meningkatkan kinerja dan sumber daya manusia agar ke depannya
lebih baik dan berkembang unit-unit usaha sehingga perekonomian
masyarakat semakin membaik dan pada level sejahtera.
3. Kepada masyarakat desa Tanjung Medan untuk terus mendorong
program BUMDes dalam bentuk partisipasi dan memanfaatkan
program-program yang ada sehingga BUMDes terus berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R. (2018). Strategi pengembangan badan usaha milik desa
(BUMDes) berbasis aspek modal sosial (studi pada bumdes surya
sejahtera, Desa Kedungturi, Kecamatan Taman, Kabupaten
Sidoarjo) (PhD Thesis). Universitas Airlangga.
Aemanah, U., & Priyono, S. (2022). Pengaruh Manajemen BUMDes
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Marga Cinta. JECO:
8 Copyright © 2024 Anton Budi Pranata & Makmur
Journal of Economic Education and Eco-Technopreneurship, 1(2),
64–74.
Agunggunanto, E. Y., Arianti, F., Kushartono, E. W., & Darwanto, D.
(2016). Pengembangan Desa Mandiri Melalui Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes). Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis,
13(1).
Alizah, N., Ibrahim, M., & Adnan, A. A. (2021). Pengaruh Manajemen
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Terhadap Peningkatan
Partisipasi Masyarakat Di Desa Bila Riase Kecamatan Pitu Riase
Kebupaten Sidenreng Rappang. JIA: Jurnal Ilmiah Administrasi,
9(1), 7–13.
Anshori, M., & Iswati, S. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Edisi
1. Airlangga University Press.
Ari Budyanto Anjas, A. (2021). Pengaruh Komunikasi Organisasi dan
Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank Syariah
Indonesia KCP Masamba (PhD Thesis). Institut agama islam Negeri
(IAIN Palopo).
Arindhawati, A. T., & Utami, E. R. (2020). Dampak keberadaan badan
usaha milik desa (BUMDes) terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat (studi pada badan usaha milik desa (BUMDes) di desa
ponggok, tlogo, ceper dan manjungan kabupaten klaten). Reviu
Akuntansi Dan Bisnis Indonesia, 4(1), 43–55.
Asis, A. (2021). Analisis Kinerja Badan Usaha Milik Desa Dalam
Penguatan Perekonomian Desa Di Kabupaten Maros Provinsi
Sulawesi Selatan (PhD Thesis). Universitas Hasanuddin.
Chaerudin, A., Rani, I. H., & Alicia, V. (2020). Sumber daya manusia:
Pilar utama kegiatan operasional organisasi. CV Jejak (Jejak
Publisher).
Chikmawati, Z. (2019). Peran BUMDes dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi pedesaan melalui penguatan sumber daya
manusia. Jurnal Istiqro, 5(1), 101–113.
Effendi, M., Rambe, M. T., Ritonga, R. A., & Sitio, R. (2022). Strategi
Inovasi Bumdes Meningkatkan Potensi dan Kesejahteraan
Ekonomi Masyarakat. Widya Cipta: Jurnal Sekretari Dan
Manajemen, 6(1), 61–67.
https://doi.org/10.31294/widyacipta.v6i1.11479
Febryani, H., Nurmalia, R., Lesmana, I. M. I., Ulantari, N. K. W., Dewi, D.
P. Y. P., & Rizky, N. (2018). Keberadaan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Sebagai Penguatan Ekonomi Desa Abiantuwung. Jurnal
Ilmiah Akuntansi Dan Humanika, 8(1).
Fitria, F. (2020). Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Badan
Usaha Milik Desa (Bumdes. Adl Islamic Economic, 13–28.
9 Copyright © 2024 Anton Budi Pranata & Makmur
Hailudin, H. (2021). Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Labuhan Haji Lombok
Timur. Elastisitas - Jurnal Ekonomi Pembangunan, 3(1), 1–9.
https://doi.org/10.29303/e-jep.v3i1.32
Hasanah, N. (2019). Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi
Masyarakat Desa Melalui Strategi Pengembangan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) Desa Melirang Kecamatan Bungah
Kabupaten Gresik. QIEMA (Qomaruddin Islam., Vol. Vol. 5 No. 1,
Pp. 14–45.
Jaryono, J., & Tohir, T. (2019). Analisis Kinerja BUMDes “Mitra Usaha
Makmur” dalam Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Asli Desa
(PADes) Desa Susukan Kecamatan Sumbang Kabupaten
Banyumas. Sustainable Competitive Advantage (SCA), 9(1).
Kurniawan, D. (2021). Penglolaan BUMDes Berbasis Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat. Ekomadania: Journal of Islamic Economic
and Social, 5(1), 40–51.
Pradani, R. F. E. (2020). Pengembangan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Berbasis Potensi Lokal Sebagai Penggerak Ekonomi
Desa. Juornal of Economics and Policy Studies, 1(1), 23–33.
Sanjaya, P. K. A., Hartati, N. P. S., & Premayani, N. W. W. (2020).
Pemberdayaan pengelola badan usaha milik desa (BUMDes)
berdikari melalui implementasi digital marketing system.
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 65–75.
Siswanto, H., Dewi, D. C., Maryanto, M. A., & Brahmono, B. (2023).
Analisis Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Bumdes Maju
Bersama Di Desa Jadian Baru Kecamatan Mulak Sebingkai. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA), 3(1), 163–176.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Syahra, R. (2013). Eksklusi sosial: Perspektif Baru Untuk Memahami
Deprivasi dan Kemiskinan. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 12(3),
1–34.
10 Copyright © 2024 Anton Budi Pranata & Makmur