Herman 2023
Herman 2023
1, Juni 2023
Yuyun Yuningsih
Universitas Pasundan, [email protected]
Dst
Abstract
This research is entitled "The role of the Polrestabes Bandung's Women and Children Service Unit in
Dealing with Violence Against Children in Bandung". Violence against children is increasing in
Indonesia, and the police are at the forefront in dealing with it. The Women and Children Service Unit
(PPA) has a big responsibility in maintaining the rule of law, supporting protection efforts, and
combating violent crimes against children, as well as providing protection services to victims. The
research method used is descriptive with a qualitative approach, using purposive sampling to select
informants, and data collection techniques including in-depth interviews, observation, and document
study. The results show that the Polrestabes Bandung's Women and Children Service Unit plays an
important role in handling violence against children by providing specialized services and protection
for victims, Investigation and Criminal Investigation, collaborating and coordinating with various
related institutions and agencies. Supporting factors that influence the Polrestabes Bandung's Women
and Children Service Unit include forensic evidence, witness statements, and socialization, while
inhibiting factors include a lack of trained investigators, victims or perpetrators who lie, and special
needs that are difficult for the Polrestabes Bandung's Women and Children Service Unit to address. In
addition, social workers also have an important role in handling cases of violence against children as
connectors, educators, counselors, or clinicians. This research provides practical and theoretical
implications in the field of social welfare..
Keywords:
Polrestabes Bandung's Women and Children Service Unit, Violence Against Children, Bandung City
Abstrak
Penelitian ini membahas peran Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Bandung dalam
menangani kekerasan terhadap anak di Kota Bandung. Kekerasan terhadap anak semakin meningkat di
Indonesia, dan kepolisian menjadi garda terdepan dalam menanganinya. Unit Pelayanan Perempuan dan
Anak (PPA) memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga tegaknya hukum, mendukung upaya
perlindungan, dan penanggulangan tindak pidana kekerasan terhadap anak serta memberikan pelayanan
perlindungan kepada korban. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, dengan teknik purposive sampling untuk memilih informan, dan teknik pengumpulan data
meliputi wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Bandung memainkan peran penting dalam
penanganan kekerasan terhadap anak dengan memberikan pelayanan khusus dan perlindungan bagi
korban, penyelidikan dan tindak pidana, serta melakukan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai
instansi dan lembaga terkait. Faktor pendukung yang mempengaruhi Unit Pelayanan Perempuan dan
Anak (PPA) Polrestabes Bandung meliputi alat bukti visum, keterangan saksi, dan sosialisasi, sedangkan
faktor penghambat meliputi kurangnya penyidik terlatih, korban atau pelaku yang berbohong, dan
kebutuhan khusus yang sulit dihadapi oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes
94
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023
Bandung. Selain itu, pekerja sosial juga memiliki peran penting dalam menangani kasus kekerasan
terhadap anak sebagai penghubung, pendidik, konselor, atau klinisi. Penelitian ini memberikan implikasi
praktis dan teoritis dalam bidang ilmu kesejahteraan sosial.
Kata Kunci:
UPPA Polrestabes Bandung, Kekerasan Terhadap Anak, Kota Bandung
95
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023
96
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023
Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Hal ini dilakukan dalam rangka membantu
Bandung bertanggung jawab dalam korban kekerasan anak mendapatkan
memberikan pelayanan dan perlindungan rehabilitasi dan pemulihan psikologis yang
hukum bagi anak korban kekerasan. dibutuhkan setelah mengalami kekerasan.
Pelayanan yang diberikan mencakup Dalam upaya penanganan kasus
pelayanan medis, psikologis, dan sosial bagi kekerasan anak, Unit PPA juga melakukan
anak korban kekerasan, serta memastikan assessment kebutuhan korban kekerasan dan
bahwa hak-hak anak tersebut terlindungi memfasilitasi korban untuk mendapatkan
dengan baik. Sedangkan perlindungan hukum layanan yang dibutuhkan, seperti visum dan
yang diberikan oleh Unit Pelayanan tempat perlindungan di rumah aman. Seluruh
Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes upaya yang dilakukan oleh Unit PPA
Bandung meliputi upaya-upaya untuk diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
menyelesaikan kasus kekerasan tersebut masyarakat tentang kekerasan terhadap anak
secara hukum. dan memberikan perlindungan serta
Unit Pelayanan Perempuan dan Anak pelayanan yang terbaik kepada korban
(PPA) Polrestabes Bandung memiliki peran kekerasan.
penting dalam menangani kasus kekerasan 2. Penyelenggaraan Penyelidikan dan
terhadap anak di Kota Bandung. Dalam Penyidikan
menjalankan tugasnya, Unit PPA melakukan Penyelidikan dan penyidikan tindak
beberapa program dan kegiatan, seperti pidana merupakan bagian penting dalam
sosialisasi, group discussion, dan penanganan menangani kekerasan terhadap anak.
kasus kekerasan bersama dinas-dinas terkait, Kekerasan terhadap anak merupakan masalah
serta melakukan penindakan dan upaya serius yang membutuhkan tindakan cepat dan
penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan tepat dari pihak berwenang. Unit Pelayanan
terhadap anak secara profesional dan sesuai Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes
dengan prosedur yang berlaku. Unit PPA juga Bandung memiliki peran penting dalam
memiliki sarana dan fasilitas yang memadai, menangani kasus kekerasan terhadap anak,
seperti rumah safe house dan konsultasi dimana mereka harus melakukan
dengan pihak psikologis untuk memberikan penyelidikan dan penyidikan secara
bantuan dalam pemulihan korban. profesional dan sesuai dengan prosedur
Unit PPA berusaha memberikan hukum yang berlaku. Dalam proses tersebut,
perlindungan yang komprehensif terhadap polisi harus bekerja sama dengan berbagai
korban kekerasan anak, baik dalam hal pihak agar dapat memberikan perlindungan
psikologis, medis, hukum, maupun dan keamanan bagi anak yang menjadi korban
rehabilitasi sosial. Unit PPA juga bekerja kekerasan.
sama dengan dinas-dinas terkait dan advokat Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
dalam penanganan kasus kekerasan anak. (PPA) Polrestabes Bandung memiliki peran
Unit PPA memberikan akses pada korban penting dalam memberikan pelayanan dan
kekerasan anak untuk mendapatkan layanan perlindungan kepada perempuan dan anak
kesehatan dan psikologis yang memadai, serta korban kekerasan. Unit ini bertugas
mendampingi korban dalam proses hukum memberikan layanan konseling,
dan memastikan hak-hak mereka terlindungi. pendampingan, dan investigasi terhadap
97
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023
kasus kekerasan terhadap perempuan dan merupakan salah satu peran dari Unit
anak. Fokus Unit Pelayanan Perempuan dan Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA)
Anak (PPA) Polrestabes Bandung adalah Polrestabes Bandung. Mulai dari pencegahan,
penanganan kasus kekerasan terhadap identifikasi, pengaduan, penanganan kasus,
perempuan dan anak di wilayah hukum hingga pemulihan korban. Salah satu cara
Polrestabes Bandung. yang dilakukan oleh Unit Pelayanan
Proses penyelidikan dan penyidikan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes
dibagi menjadi tiga tahap utama, yaitu tahap Bandung untuk meningkatkan efektivitas
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pasca penanganan kasus kekerasan adalah dengan
penyelidikan. Tahap persiapan meliputi lima melakukan kerjasama dengan berbagai pihak
langkah, yaitu gelar perkara awal, rencana terkait.
penyelidikan, Mindik, perlengkapan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
penyelidikan, dan personel. Tahap (PPA) Polrestabes Bandung menjalin
pelaksanaan merupakan tahap krusial karena kerjasama dengan berbagai instansi dan
dilakukan kegiatan penyelidikan dan lembaga terkait seperti RS (OSSC), UPTD
penyidikan yang sebenarnya. Penyelidik PPA, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan,
harus menjalankan tugasnya dengan Kepolisian, Divisi Hubinter Polri, lembaga
profesional, proporsional, bermoral, dan internasional seperti UNICEF dan
humanis serta memperhatikan prinsip-prinsip International Organization for Migration
hukum yang berlaku. Dalam lidik kasus yang (IOM), Kejaksaan dan Pengadilan, LSM, dan
melibatkan perempuan dan anak, penyelidik rumah aman. Setiap instansi dan lembaga
harus memiliki kepekaan dan kehati-hatian memiliki peran yang berbeda dalam
serta mengedepankan asas penghargaan menangani kasus kekerasan terhadap
harkat martabat manusia, non-diskriminasi, perempuan dan anak.
dan kepentingan terbaik bagi korban. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
Dalam melakukan tugas dan tanggung (PPA) Polrestabes Bandung juga bekerja
jawabnya, Unit Pelayanan Perempuan dan sama dengan lembaga non-pemerintah.
Anak (PPA) Polrestabes Bandung harus Dalam hal ini, Unit Pelayanan Perempuan dan
memahami tugas dan tanggung jawab mereka Anak (PPA) Polrestabes Bandung bekerja
dengan baik. Kepala Unit PPA Polrestabes sama dengan lembaga non-pemerintah dalam
Bandung bertanggung jawab terhadap memberikan perlindungan dan rehabilitasi
pengelolaan administrasi awal dan koordinasi korban serta dalam proses pengusutan pelaku
dengan tim penyidik lainnya. Proses tindak pidana.
identifikasi kasus kekerasan terhadap Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
perempuan dan anak penting dilakukan untuk (PPA) Polrestabes Bandung meningkatkan
memberikan respons yang tepat dan cepat kapasitas dan kompetensinya melalui
dalam menangani kasus kekerasan. pelatihan dan pendidikan. Hal ini dilakukan
3. Penyelenggaraan Kerja Sama dengan bekerja sama dengan lembaga
Dengan Instansi Terkait internasional seperti UNICEF dan
Menyelenggarakan kerja sama dan International Organization for Migration
koordinasi dengan instansi terkait dalam (IOM) serta dengan melibatkan tenaga ahli
menangani kasus kekerasan terhadap anak dalam berbagai bidang, seperti dokter,
98
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023
psikolog, dan pekerja sosial. Dengan begitu, 1. Pekerja Sosial Sebagai Penghubung
Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) (Broker)
Polrestabes Bandung dapat memberikan Pekerjaan sosial mengedepankan
pelayanan yang lebih baik dan menyeluruh upaya membantu membangun hubungan yang
bagi korban kekerasan terhadap perempuan saling menguntungkan antara orang-orang
dan anak. (baik individu maupun kelompok) di dalam
4. Faktor Pendukung dan Faktor lingkungan sosial mereka. Pekerja sosial
Penghambat berperan sebagai penghubung atau broker
Faktor pendukung dan penghambat yang membantu menemukan jejaring
yang mempengaruhi kinerja Unit Pelayanan pelayanan yang dibutuhkan oleh individu atau
Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes kelompok yang membutuhkan bantuan sosial,
Bandung dalam menangani kasus kekerasan tetapi tidak tahu di mana dan bagaimana
anak. Faktor pendukung meliputi alat bukti mendapatkannya dari lembaga yang
visum, keterangan saksi, dan sosialisasi yang menyediakan pelayanan sosial, juga
membantu Unit Pelayanan Perempuan dan membantu menghubungkan individu,
Anak (PPA) Polrestabes Bandung dalam kelompok, dan komunitas yang
mengumpulkan bukti dan menangani kasus. membutuhkan bantuan sosial dengan lembaga
Sedangkan faktor penghambat meliputi yang menyediakan pelayanan sosial yang
kurangnya penyidik yang terlatih dalam sesuai dengan kebutuhan mereka.
menangani kasus kekerasan anak, korban atau Pekerja sosial dapat berperan dalam
pelaku yang berbohong saat proses menghubungkan individu atau keluarga
penyelidikan, serta kebutuhan khusus yang korban kekerasan anak dengan lingkungan
sulit dihadapi oleh Unit Pelayanan Perempuan mikrosistem mereka, seperti keluarga,
dan Anak (PPA) Polrestabes Bandung. sekolah, dan masyarakat sekitar. Selain itu,
pekerja sosial juga dapat memfasilitasi
PEMBAHASAN komunikasi dan koordinasi antara berbagai
Pekerja sosial adalah salah satu sistem dalam mesosistem individu atau
disiplin ilmu dalam ilmu kesejahteraan sosial keluarga korban, serta menghubungkan
yang melibatkan intervensi sosial secara mereka dengan sumber daya dan layanan
langsung terhadap individu, keluarga, atau dalam eksosistem mereka, seperti lembaga
masyarakat dalam rangka meningkatkan pemerintah, organisasi non-pemerintah, atau
kesejahteraan sosial mereka. Tujuan dari jaringan masyarakat.
pekerjaan sosial adalah untuk membantu Pekerja sosial juga dapat berperan
setiap individu atau klien menemukan atau dalam mengadvokasi hak-hak anak dalam
mengakses jejaring pelayanan manusia dan tingkat makrosistem, seperti mengajukan
sumber daya lain yang sesuai dengan perubahan kebijakan atau program yang
kebutuhan mereka (Cepi Yusrun Alamsyah, berkaitan dengan penanganan kekerasan
2015) Berikut ini, peranan pekerja sosial anak. Peran pekerja sosial sebagai
yang dapat dilakukan dalam penanganan penghubung atau broker dalam menangani
kekerasan terhadap anak yang dikutip dalam kekerasan terhadap anak sejalan dengan teori
(Cepi Yusrun Alamsyah, 2015) yaitu: ekologi perkembangan anak Bronfenbrenner
dalam (Ellya Susilowati, 2020) yang
99
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023
100
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023
Pekerja sosial dapat menggunakan dan atau saksi suatu kejahatan atau kekerasan
teori psikologi perkembangan anak untuk dengan profesional dan penuh empati.
membantu dan menangani korban kekerasan
anak dalam mengatasi trauma dan KESIMPULAN
memperbaiki perkembangan kepribadian Unit Pelayanan Perempuan dan
mereka. Salah satu teori yang dapat Anak (UPPA) Polrestabes Bandung,
digunakan adalah teori Erik Erikson dalam ditemukan bahwa UPPA memiliki peran
(Ellya Susilowati, 2020). Teori ini penting dalam penanganan kasus
menggambarkan tahapan-tahapan
kekerasan terhadap anak. UPPA
perkembangan yang dialami anak dari masa
menyediakan pelayanan khusus dan
bayi hingga dewasa, serta tantangan-
perlindungan bagi korban kekerasan,
tantangan psikososial yang dihadapi di setiap
tahap. melakukan penyelidikan dan penyidikan
Pekerja sosial sebagai konselor dapat tindak pidana, serta bekerja sama dan
membantu anak yang mengalami kekerasan berkoordinasi dengan berbagai instansi
dalam mengatasi trauma dan memperbaiki dan lembaga terkait. Namun, ada faktor
perkembangan kepribadian mereka dengan pendukung dan penghambat yang
mengidentifikasi tahapan perkembangan mempengaruhi kinerja UPPA, seperti
psikososial yang terganggu dan membantu kurangnya penyidik yang terlatih dalam
anak melewati tahapan tersebut dengan menangani kasus kekerasan anak.
bantuan terapi yang tepat. Terapi yang tepat Penelitian ini memiliki implikasi praktis
akan membantu anak memperbaiki pola
dan teoritis dalam pengembangan ilmu
perilaku yang tidak sehat dan
kesejahteraan sosial, di mana pekerja
mengembangkan kemampuan pengendalian
sosial dapat berperan sebagai penghubung
diri serta membangun kembali kepercayaan
diri anak. dan pendidik untuk membantu anak dan
Unit Pelayanan Perempuan dan Anak keluarganya mendapatkan akses pada
(PPA) Polrestabes Bandung memberikan layanan yang dibutuhkan, serta membantu
layanan konseling dan pendampingan kepada dalam proses penyadaran perilaku atau
korban kekerasan perempuan dan anak, modifikasi perilaku sebagai teknik
dengan tujuan untuk membantu mereka pembelajaran pemecahan masalah.
memulihkan diri dari trauma dan mengatasi
dampak psikologis yang diakibatkan oleh DAFTAR PUSTAKA
kekerasan yang mereka alami. Unit Pelayanan Abu Huraerah, M. S. (2012). Kekerasan
Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Terhadap Anak (M. A. Elwa (ed.); 3rd ed.).
Bandung juga memberikan pelayanan secara Nuansa Cendekia.
Cepi Yusrun Alamsyah. (2015). Praktik
cepat dan profesional kepada perempuan dan
Pekerjaan Sosial Generalis Suatu Tuntutan
anak yang menjadi korban suatu kejahatan Intervensi. Pustaka Pelajar.
atau kekerasan serta memberikan Ellya Susilowati. (2020). Praktik Pekerjaan
perlindungan, rasa aman dan nyaman kepada Sosial Dengan Anak (P. . Nelson Aritonang &
perempuan dan anak yang menjadi korban P. . Tuti Kartika (eds.); 1st ed.). Politeknik
Kesejahteraan Sosial Bandung.
Nafisah Azzahra, 150101026. (2020). Faktor
101
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023
102