0% found this document useful (0 votes)
56 views9 pages

Herman 2023

This research examines the role of the Women and Children Service Unit (PPA) of the Polrestabes Bandung Police in dealing with violence against children in Bandung City. The PPA plays an important role in providing specialized services and protection for victims, conducting investigations and criminal investigations, and collaborating with various related institutions. Supporting factors include forensic evidence and witness statements, while inhibiting factors include a lack of trained investigators and special needs that are difficult to address.

Uploaded by

Peri Cetak
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
56 views9 pages

Herman 2023

This research examines the role of the Women and Children Service Unit (PPA) of the Polrestabes Bandung Police in dealing with violence against children in Bandung City. The PPA plays an important role in providing specialized services and protection for victims, conducting investigations and criminal investigations, and collaborating with various related institutions. Supporting factors include forensic evidence and witness statements, while inhibiting factors include a lack of trained investigators and special needs that are difficult to address.

Uploaded by

Peri Cetak
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 9

PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No.

1, Juni 2023

PERAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (PPA)


POLRESTABES BANDUNG DALAM MENANGANI KEKERASAN
TERHADAP ANAK DI KOTA BANDUNG

Dara Dhenissa Herman


Universitas Pasundan, [email protected]

Yuyun Yuningsih
Universitas Pasundan, [email protected]

Dst

Abstract
This research is entitled "The role of the Polrestabes Bandung's Women and Children Service Unit in
Dealing with Violence Against Children in Bandung". Violence against children is increasing in
Indonesia, and the police are at the forefront in dealing with it. The Women and Children Service Unit
(PPA) has a big responsibility in maintaining the rule of law, supporting protection efforts, and
combating violent crimes against children, as well as providing protection services to victims. The
research method used is descriptive with a qualitative approach, using purposive sampling to select
informants, and data collection techniques including in-depth interviews, observation, and document
study. The results show that the Polrestabes Bandung's Women and Children Service Unit plays an
important role in handling violence against children by providing specialized services and protection
for victims, Investigation and Criminal Investigation, collaborating and coordinating with various
related institutions and agencies. Supporting factors that influence the Polrestabes Bandung's Women
and Children Service Unit include forensic evidence, witness statements, and socialization, while
inhibiting factors include a lack of trained investigators, victims or perpetrators who lie, and special
needs that are difficult for the Polrestabes Bandung's Women and Children Service Unit to address. In
addition, social workers also have an important role in handling cases of violence against children as
connectors, educators, counselors, or clinicians. This research provides practical and theoretical
implications in the field of social welfare..
Keywords:
Polrestabes Bandung's Women and Children Service Unit, Violence Against Children, Bandung City

Abstrak
Penelitian ini membahas peran Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Bandung dalam
menangani kekerasan terhadap anak di Kota Bandung. Kekerasan terhadap anak semakin meningkat di
Indonesia, dan kepolisian menjadi garda terdepan dalam menanganinya. Unit Pelayanan Perempuan dan
Anak (PPA) memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga tegaknya hukum, mendukung upaya
perlindungan, dan penanggulangan tindak pidana kekerasan terhadap anak serta memberikan pelayanan
perlindungan kepada korban. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, dengan teknik purposive sampling untuk memilih informan, dan teknik pengumpulan data
meliputi wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Bandung memainkan peran penting dalam
penanganan kekerasan terhadap anak dengan memberikan pelayanan khusus dan perlindungan bagi
korban, penyelidikan dan tindak pidana, serta melakukan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai
instansi dan lembaga terkait. Faktor pendukung yang mempengaruhi Unit Pelayanan Perempuan dan
Anak (PPA) Polrestabes Bandung meliputi alat bukti visum, keterangan saksi, dan sosialisasi, sedangkan
faktor penghambat meliputi kurangnya penyidik terlatih, korban atau pelaku yang berbohong, dan
kebutuhan khusus yang sulit dihadapi oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes

94
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023

Bandung. Selain itu, pekerja sosial juga memiliki peran penting dalam menangani kasus kekerasan
terhadap anak sebagai penghubung, pendidik, konselor, atau klinisi. Penelitian ini memberikan implikasi
praktis dan teoritis dalam bidang ilmu kesejahteraan sosial.
Kata Kunci:
UPPA Polrestabes Bandung, Kekerasan Terhadap Anak, Kota Bandung

PENDAHULUAN bertanggung jawab dan menelantarkan anak


Kekerasan terhadap anak merupakan tersebut.
masalah serius di Indonesia dan dapat Kekerasan yang dialami oleh anak
ditemukan di berbagai lingkungan, baik di juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal,
kota maupun di desa, di keluarga maupun di seperti kondisi lingkungan yang buruk, media
masyarakat, serta di lembaga pendidikan massa, dan budaya. Contohnya, adanya nilai
seperti sekolah, pondok pesantren dan dalam masyarakat yang menganggap bahwa
lembaga pendidikan lainnya (Raditama, anak laki-laki harus tahan uji atau tidak boleh
2015) Mayoritas kasus kekerasan terhadap cengeng dapat mempengaruhi orang tua untuk
anak terjadi di dalam keluarga anak, dengan memukul, menendang, atau menindas anak
persentase kecil terjadi di sekolah, di dengan alasan untuk membuat anak menjadi
lingkungan atau organisasi tempat anak kuat dan tidak lemah.
berinteraksi. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
Jumlah kasus kekerasan terhadap anak (PPA) merupakan bagian dari kepolisian yang
yang telah ditangani oleh jajaran Polda Jawa dibentuk untuk memberikan perlindungan
Barat Polrestabes Bandung dari tahun 2021 kepada perempuan dan anak, sesuai dengan
hingga 2022 dimana jenis kekerasan fisik dan Perkapolri Nomor 10 Tahun 2007 tentang
kekerasan psikis merupakan kekerasan yang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan
paling sering dilaporkan dengan jumlah kasus Perempuan dan Anak. Peraturan tersebut
sebanyak 30 kasus pada tahun 2021 dan menegaskan bahwa tugas Unit PP adalah
meningkat menjadi 103 kasus pada tahun memberikan pelayanan perlindungan kepada
2022. Sedangkan jenis kekerasan seksual, perempuan dan anak yang menjadi korban
seperti persetubuhan, pemerkosaan, dan kekerasan, serta menegakkan hukum terhadap
pencabulan juga cukup tinggi dengan jumlah pelaku.
kasus mencapai 146 kasus pada tahun 2022. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
Kekerasan yang dialami oleh anak (PPA) diharapkan dapat memberikan
menurut (Nafisah Azzahra, 2020) dapat kontribusi yang signifikan dalam
dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor menjalankan tugas-tugasnya sebagai institusi
internal seperti kelalaian orang tua yang dapat yang bertanggung jawab dalam melindungi
menyebabkan anak merasa dilantarkan. anak dari kekerasan. Sangat penting bagi Unit
Kondisi dan tingkah laku anak sendiri, seperti Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) untuk
anak yang menderita gangguan memenuhi tugas dan tanggung jawab mereka
perkembangan, retardasi mental, gangguan dengan baik, sehingga anak korban kekerasan
tingkah laku, atau perilaku yang dapat mendapatkan perlindungan yang
menyimpang. Kelahiran di luar nikah dapat memadai dan pelaku dapat ditindak secara
menyebabkan orang tua tidak mau hukum.

95
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023

Berdasarkan telusuran penelitian Polrestabes Bandung sebanyak 4 (empat)


terdahulu dalam beberapa jurnal yang orang yang dipilih karena mereka memiliki
meneliti kekerasan terhadap anak, peneliti pengalaman dan pengetahuan yang relevan
akan meneliti terkait Peran Unit Pelayanan dengan topik penelitian.
Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Adapun informan yang dimaksud,
Bandung Dalam Menangani Kekerasan dapat diketahui dengan tabel identitas anggota
Terhadap Anak di Kota Bandung dari sudut UPPA yang dikepalai oleh Dewi Prawira Putri
pandang ilmu kesejahteraan sosial. pada tabel berikut:
Tabel 1. Identitas Informan
METODE No Nama Jenis Usia
Desain penelitian yang digunakan Kelamin
dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif 1. Dewi P. Perempuan 27 Tahun
dengan pendekatan kualitatif. Teknik 2. Chendika Laki-laki 23 Tahun
pemilihan informan yang digunakan dalam 3. Rodli Laki-laki 26 Tahun
penelitian ini menggunakan teknik purposive 4. Rauza Laki-laki 26 Tahun
sampling atau sampel bertujuan. Penelitian ini 5. Richard Laki-laki 30 Tahun
mengunakan teknik purposive sampling yaitu
bertujuan agar dapat mengetahui peran Unit Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) (PPA) Polrestabes Bandung memiliki peran
Polrestabes Bandung dalam menangani penting dalam menangani kasus kekerasan
kekerasan terhadap anak di Kota Bandung. terhadap anak di wilayah hukumnya. Sebagai
Teknik pengumpulan data yang unit yang khusus dibentuk untuk menangani
dilakukan meliputi wawancara mendalam, kasus-kasus PPA, Unit Pelayanan Perempuan
observasi, dan studi dokumen untuk dan Anak (PPA) Polrestabes Bandung
memperoleh data yang akurat dan lengkap. memiliki tugas untuk memberikan
Peneliti menggunakan analisis data dengan perlindungan dan bantuan bagi perempuan
model dari Miles dan Huberman yang dikutip dan anak-anak yang menjadi korban
dalam (Samiaji Sarosa, 2021) Analisis data kekerasan, serta melakukan penyidikan
kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini terhadap pelaku kekerasan tersebut.
meliputi tiga tahap, yaitu memadatkan data,
menampilkan data yang sudah dipadatkan, 1. Penyelenggaraan Pelayanan dan
menarik dan verifikasi kesimpulan. Perlindungan Hukum
Peran Unit Pelayanan Perempuan dan
HASIL PENELITIAN Anak (PPA) Polrestabes Bandung dalam
Informan utama dalam penelitian ini penanganan kasus kekerasan terhadap anak
yaitu Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan menjadi sangat penting dalam upaya
Anak (PPA) Polrestabes Bandung yang memberikan perlindungan dan keadilan bagi
dipilih karena memiliki pengetahuan dan korban kekerasan. Kasus-kasus kekerasan
pengalaman yang luas dalam bidang PPA. terhadap anak sangat beragam jenisnya, mulai
Sedangkan informan kategori kedua (02), dari pelecehan seksual, kekerasan fisik,
(03), (04), dan (05) adalah anggota Unit hingga penganiayaan yang mengakibatkan
Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) kematian. Dalam hal ini, Unit Pelayanan

96
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023

Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Hal ini dilakukan dalam rangka membantu
Bandung bertanggung jawab dalam korban kekerasan anak mendapatkan
memberikan pelayanan dan perlindungan rehabilitasi dan pemulihan psikologis yang
hukum bagi anak korban kekerasan. dibutuhkan setelah mengalami kekerasan.
Pelayanan yang diberikan mencakup Dalam upaya penanganan kasus
pelayanan medis, psikologis, dan sosial bagi kekerasan anak, Unit PPA juga melakukan
anak korban kekerasan, serta memastikan assessment kebutuhan korban kekerasan dan
bahwa hak-hak anak tersebut terlindungi memfasilitasi korban untuk mendapatkan
dengan baik. Sedangkan perlindungan hukum layanan yang dibutuhkan, seperti visum dan
yang diberikan oleh Unit Pelayanan tempat perlindungan di rumah aman. Seluruh
Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes upaya yang dilakukan oleh Unit PPA
Bandung meliputi upaya-upaya untuk diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
menyelesaikan kasus kekerasan tersebut masyarakat tentang kekerasan terhadap anak
secara hukum. dan memberikan perlindungan serta
Unit Pelayanan Perempuan dan Anak pelayanan yang terbaik kepada korban
(PPA) Polrestabes Bandung memiliki peran kekerasan.
penting dalam menangani kasus kekerasan 2. Penyelenggaraan Penyelidikan dan
terhadap anak di Kota Bandung. Dalam Penyidikan
menjalankan tugasnya, Unit PPA melakukan Penyelidikan dan penyidikan tindak
beberapa program dan kegiatan, seperti pidana merupakan bagian penting dalam
sosialisasi, group discussion, dan penanganan menangani kekerasan terhadap anak.
kasus kekerasan bersama dinas-dinas terkait, Kekerasan terhadap anak merupakan masalah
serta melakukan penindakan dan upaya serius yang membutuhkan tindakan cepat dan
penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan tepat dari pihak berwenang. Unit Pelayanan
terhadap anak secara profesional dan sesuai Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes
dengan prosedur yang berlaku. Unit PPA juga Bandung memiliki peran penting dalam
memiliki sarana dan fasilitas yang memadai, menangani kasus kekerasan terhadap anak,
seperti rumah safe house dan konsultasi dimana mereka harus melakukan
dengan pihak psikologis untuk memberikan penyelidikan dan penyidikan secara
bantuan dalam pemulihan korban. profesional dan sesuai dengan prosedur
Unit PPA berusaha memberikan hukum yang berlaku. Dalam proses tersebut,
perlindungan yang komprehensif terhadap polisi harus bekerja sama dengan berbagai
korban kekerasan anak, baik dalam hal pihak agar dapat memberikan perlindungan
psikologis, medis, hukum, maupun dan keamanan bagi anak yang menjadi korban
rehabilitasi sosial. Unit PPA juga bekerja kekerasan.
sama dengan dinas-dinas terkait dan advokat Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
dalam penanganan kasus kekerasan anak. (PPA) Polrestabes Bandung memiliki peran
Unit PPA memberikan akses pada korban penting dalam memberikan pelayanan dan
kekerasan anak untuk mendapatkan layanan perlindungan kepada perempuan dan anak
kesehatan dan psikologis yang memadai, serta korban kekerasan. Unit ini bertugas
mendampingi korban dalam proses hukum memberikan layanan konseling,
dan memastikan hak-hak mereka terlindungi. pendampingan, dan investigasi terhadap

97
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023

kasus kekerasan terhadap perempuan dan merupakan salah satu peran dari Unit
anak. Fokus Unit Pelayanan Perempuan dan Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA)
Anak (PPA) Polrestabes Bandung adalah Polrestabes Bandung. Mulai dari pencegahan,
penanganan kasus kekerasan terhadap identifikasi, pengaduan, penanganan kasus,
perempuan dan anak di wilayah hukum hingga pemulihan korban. Salah satu cara
Polrestabes Bandung. yang dilakukan oleh Unit Pelayanan
Proses penyelidikan dan penyidikan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes
dibagi menjadi tiga tahap utama, yaitu tahap Bandung untuk meningkatkan efektivitas
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pasca penanganan kasus kekerasan adalah dengan
penyelidikan. Tahap persiapan meliputi lima melakukan kerjasama dengan berbagai pihak
langkah, yaitu gelar perkara awal, rencana terkait.
penyelidikan, Mindik, perlengkapan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
penyelidikan, dan personel. Tahap (PPA) Polrestabes Bandung menjalin
pelaksanaan merupakan tahap krusial karena kerjasama dengan berbagai instansi dan
dilakukan kegiatan penyelidikan dan lembaga terkait seperti RS (OSSC), UPTD
penyidikan yang sebenarnya. Penyelidik PPA, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan,
harus menjalankan tugasnya dengan Kepolisian, Divisi Hubinter Polri, lembaga
profesional, proporsional, bermoral, dan internasional seperti UNICEF dan
humanis serta memperhatikan prinsip-prinsip International Organization for Migration
hukum yang berlaku. Dalam lidik kasus yang (IOM), Kejaksaan dan Pengadilan, LSM, dan
melibatkan perempuan dan anak, penyelidik rumah aman. Setiap instansi dan lembaga
harus memiliki kepekaan dan kehati-hatian memiliki peran yang berbeda dalam
serta mengedepankan asas penghargaan menangani kasus kekerasan terhadap
harkat martabat manusia, non-diskriminasi, perempuan dan anak.
dan kepentingan terbaik bagi korban. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
Dalam melakukan tugas dan tanggung (PPA) Polrestabes Bandung juga bekerja
jawabnya, Unit Pelayanan Perempuan dan sama dengan lembaga non-pemerintah.
Anak (PPA) Polrestabes Bandung harus Dalam hal ini, Unit Pelayanan Perempuan dan
memahami tugas dan tanggung jawab mereka Anak (PPA) Polrestabes Bandung bekerja
dengan baik. Kepala Unit PPA Polrestabes sama dengan lembaga non-pemerintah dalam
Bandung bertanggung jawab terhadap memberikan perlindungan dan rehabilitasi
pengelolaan administrasi awal dan koordinasi korban serta dalam proses pengusutan pelaku
dengan tim penyidik lainnya. Proses tindak pidana.
identifikasi kasus kekerasan terhadap Unit Pelayanan Perempuan dan Anak
perempuan dan anak penting dilakukan untuk (PPA) Polrestabes Bandung meningkatkan
memberikan respons yang tepat dan cepat kapasitas dan kompetensinya melalui
dalam menangani kasus kekerasan. pelatihan dan pendidikan. Hal ini dilakukan
3. Penyelenggaraan Kerja Sama dengan bekerja sama dengan lembaga
Dengan Instansi Terkait internasional seperti UNICEF dan
Menyelenggarakan kerja sama dan International Organization for Migration
koordinasi dengan instansi terkait dalam (IOM) serta dengan melibatkan tenaga ahli
menangani kasus kekerasan terhadap anak dalam berbagai bidang, seperti dokter,

98
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023

psikolog, dan pekerja sosial. Dengan begitu, 1. Pekerja Sosial Sebagai Penghubung
Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) (Broker)
Polrestabes Bandung dapat memberikan Pekerjaan sosial mengedepankan
pelayanan yang lebih baik dan menyeluruh upaya membantu membangun hubungan yang
bagi korban kekerasan terhadap perempuan saling menguntungkan antara orang-orang
dan anak. (baik individu maupun kelompok) di dalam
4. Faktor Pendukung dan Faktor lingkungan sosial mereka. Pekerja sosial
Penghambat berperan sebagai penghubung atau broker
Faktor pendukung dan penghambat yang membantu menemukan jejaring
yang mempengaruhi kinerja Unit Pelayanan pelayanan yang dibutuhkan oleh individu atau
Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes kelompok yang membutuhkan bantuan sosial,
Bandung dalam menangani kasus kekerasan tetapi tidak tahu di mana dan bagaimana
anak. Faktor pendukung meliputi alat bukti mendapatkannya dari lembaga yang
visum, keterangan saksi, dan sosialisasi yang menyediakan pelayanan sosial, juga
membantu Unit Pelayanan Perempuan dan membantu menghubungkan individu,
Anak (PPA) Polrestabes Bandung dalam kelompok, dan komunitas yang
mengumpulkan bukti dan menangani kasus. membutuhkan bantuan sosial dengan lembaga
Sedangkan faktor penghambat meliputi yang menyediakan pelayanan sosial yang
kurangnya penyidik yang terlatih dalam sesuai dengan kebutuhan mereka.
menangani kasus kekerasan anak, korban atau Pekerja sosial dapat berperan dalam
pelaku yang berbohong saat proses menghubungkan individu atau keluarga
penyelidikan, serta kebutuhan khusus yang korban kekerasan anak dengan lingkungan
sulit dihadapi oleh Unit Pelayanan Perempuan mikrosistem mereka, seperti keluarga,
dan Anak (PPA) Polrestabes Bandung. sekolah, dan masyarakat sekitar. Selain itu,
pekerja sosial juga dapat memfasilitasi
PEMBAHASAN komunikasi dan koordinasi antara berbagai
Pekerja sosial adalah salah satu sistem dalam mesosistem individu atau
disiplin ilmu dalam ilmu kesejahteraan sosial keluarga korban, serta menghubungkan
yang melibatkan intervensi sosial secara mereka dengan sumber daya dan layanan
langsung terhadap individu, keluarga, atau dalam eksosistem mereka, seperti lembaga
masyarakat dalam rangka meningkatkan pemerintah, organisasi non-pemerintah, atau
kesejahteraan sosial mereka. Tujuan dari jaringan masyarakat.
pekerjaan sosial adalah untuk membantu Pekerja sosial juga dapat berperan
setiap individu atau klien menemukan atau dalam mengadvokasi hak-hak anak dalam
mengakses jejaring pelayanan manusia dan tingkat makrosistem, seperti mengajukan
sumber daya lain yang sesuai dengan perubahan kebijakan atau program yang
kebutuhan mereka (Cepi Yusrun Alamsyah, berkaitan dengan penanganan kekerasan
2015) Berikut ini, peranan pekerja sosial anak. Peran pekerja sosial sebagai
yang dapat dilakukan dalam penanganan penghubung atau broker dalam menangani
kekerasan terhadap anak yang dikutip dalam kekerasan terhadap anak sejalan dengan teori
(Cepi Yusrun Alamsyah, 2015) yaitu: ekologi perkembangan anak Bronfenbrenner
dalam (Ellya Susilowati, 2020) yang

99
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023

menekankan pentingnya memahami anak Pekerja sosial dapat memberikan


dalam konteks lingkungan yang lebih luas dan edukasi kepada masyarakat tentang dampak
menghubungkan individu atau keluarga dari kekerasan terhadap anak. Hal ini sejalan
korban kekerasan dengan sistem-sistem dengan dampak kekerasan terhadap anak
lingkungan yang relevan. dalam (Abu Huraerah, 2012) bahwa
Pelaksanaan sebagai penghubung konsekuensi dari tindakan kekerasan dan
yang dilakukan oleh Unit Pelayanan penelantaran anak dapat menimbulkan
Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes kerusakan dan akibat yang lebih luas seperti:
Bandung yaitu menjadi penghubung bagi memar-memar, kerusakan otak, cacat
korban kekerasan untuk mendapatkan layanan permanen, dan kematian. Efek psikologis
yang dibutuhkan di berbagai lembaga seperti pada anak korban kekerasan dan
P2TP2A, LSM, LBH, dan pekerja sosial. Unit penganiayaan bisa seumur hidup, seperti: rasa
Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) harga diri rendah, ketidakmampuan
Polrestabes Bandung juga bekerja sama berhubungan dengan teman sebaya, masa
dengan lembaga pelayanan kesehatan seperti perhatian tereduksi dan gangguan belajar.
PPT (Pusat Pelayanan Terpadu) RS Pelaksanaan sebagai pendidik yang
Bayangkara, RSUD, dan puskesmas untuk dilakukan oleh Unit Pelayanan Perempuan
memberikan pengobatan dan perawatan dan Anak (PPA) Polrestabes Bandung yaitu
medis bagi korban kekerasan anak. Selain itu, sebelum perkara dilaporkan dalam bentuk
Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) laporan polisi, maka penyelidik melakukan
Polrestabes Bandung juga menyediakan konseling mengenai perkara yang akan
pelayanan rehabilitasi sosial di RPTC, shelter, dilaporkan oleh pihak korban atau pelapor
dan psikolog swasta untuk membantu korban melalui tahapan pertama yaitu pihak pelapor
kekerasan anak mengatasi trauma yang atau korban diberikan pemahaman dan
dialaminya. pencerahan terlebih dahulu oleh penyelidik
2. Pekerja Sosial Sebagai Pendidik terhadap perkara-perkara yang akan di
Praktik pekerjaan sosial melibatkan laporkan dan konsekuensi yang akan di
memberikan pembelajaran kepada klien baik hadapi oleh anak dari aspek psikologis dan
individu maupun kelompok, agar mereka sosiologis.
mampu mengatasi situasi kesulitan, 3. Pekerja Sosial Sebagai Konselor
mencegah krisis kehidupan, serta Atau Klinisi
mengantisipasi tantangan yang akan datang, Pekerja sosial berperan sebagai
dengan menggunakan pendekatan konselor dalam memberikan layanan orientasi
pemberdayaan. Sebagai pendidik, tanggung kepada klien, dengan konseling menjadi salah
jawab utama pekerja sosial adalah satu karakteristik praktik umum dalam
memberikan bimbingan keterampilan pekerja sosial. Pekerja sosial klinis, atau yang
kehidupan yang adaptif dengan menyediakan juga disebut sebagai pekerja sosial generalis,
informasi kepada klien tentang memiliki peran dalam memberikan layanan
ketidaksesuaian hidup adaptif, dan membantu perlakuan (treatment) menggunakan
dalam proses penyadaran perilaku atau pendekatan terapi-konseling terhadap
modifikasi perilaku sebagai teknik kliennya.
pembelajaran pemecahan masalah.

100
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023

Pekerja sosial dapat menggunakan dan atau saksi suatu kejahatan atau kekerasan
teori psikologi perkembangan anak untuk dengan profesional dan penuh empati.
membantu dan menangani korban kekerasan
anak dalam mengatasi trauma dan KESIMPULAN
memperbaiki perkembangan kepribadian Unit Pelayanan Perempuan dan
mereka. Salah satu teori yang dapat Anak (UPPA) Polrestabes Bandung,
digunakan adalah teori Erik Erikson dalam ditemukan bahwa UPPA memiliki peran
(Ellya Susilowati, 2020). Teori ini penting dalam penanganan kasus
menggambarkan tahapan-tahapan
kekerasan terhadap anak. UPPA
perkembangan yang dialami anak dari masa
menyediakan pelayanan khusus dan
bayi hingga dewasa, serta tantangan-
perlindungan bagi korban kekerasan,
tantangan psikososial yang dihadapi di setiap
tahap. melakukan penyelidikan dan penyidikan
Pekerja sosial sebagai konselor dapat tindak pidana, serta bekerja sama dan
membantu anak yang mengalami kekerasan berkoordinasi dengan berbagai instansi
dalam mengatasi trauma dan memperbaiki dan lembaga terkait. Namun, ada faktor
perkembangan kepribadian mereka dengan pendukung dan penghambat yang
mengidentifikasi tahapan perkembangan mempengaruhi kinerja UPPA, seperti
psikososial yang terganggu dan membantu kurangnya penyidik yang terlatih dalam
anak melewati tahapan tersebut dengan menangani kasus kekerasan anak.
bantuan terapi yang tepat. Terapi yang tepat Penelitian ini memiliki implikasi praktis
akan membantu anak memperbaiki pola
dan teoritis dalam pengembangan ilmu
perilaku yang tidak sehat dan
kesejahteraan sosial, di mana pekerja
mengembangkan kemampuan pengendalian
sosial dapat berperan sebagai penghubung
diri serta membangun kembali kepercayaan
diri anak. dan pendidik untuk membantu anak dan
Unit Pelayanan Perempuan dan Anak keluarganya mendapatkan akses pada
(PPA) Polrestabes Bandung memberikan layanan yang dibutuhkan, serta membantu
layanan konseling dan pendampingan kepada dalam proses penyadaran perilaku atau
korban kekerasan perempuan dan anak, modifikasi perilaku sebagai teknik
dengan tujuan untuk membantu mereka pembelajaran pemecahan masalah.
memulihkan diri dari trauma dan mengatasi
dampak psikologis yang diakibatkan oleh DAFTAR PUSTAKA
kekerasan yang mereka alami. Unit Pelayanan Abu Huraerah, M. S. (2012). Kekerasan
Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Terhadap Anak (M. A. Elwa (ed.); 3rd ed.).
Bandung juga memberikan pelayanan secara Nuansa Cendekia.
Cepi Yusrun Alamsyah. (2015). Praktik
cepat dan profesional kepada perempuan dan
Pekerjaan Sosial Generalis Suatu Tuntutan
anak yang menjadi korban suatu kejahatan Intervensi. Pustaka Pelajar.
atau kekerasan serta memberikan Ellya Susilowati. (2020). Praktik Pekerjaan
perlindungan, rasa aman dan nyaman kepada Sosial Dengan Anak (P. . Nelson Aritonang &
perempuan dan anak yang menjadi korban P. . Tuti Kartika (eds.); 1st ed.). Politeknik
Kesejahteraan Sosial Bandung.
Nafisah Azzahra, 150101026. (2020). Faktor
101
PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 22 No. 1, Juni 2023

Penyebab Meningkatnya Kekerasan terhadap


Anak dan Tata Cara Penyelesaiannya
Menurut Hukum Keluarga Islam (Studi
Penelitian pada P2TP2A Kota Banda Aceh).
Raditama, S. (2015). Kekerasan terhadap
Anak dalam Keluarga dalam Perspektif Fakta
Sosial. LImiah Pendidikan Sosiologi-
Antropologi, 5(2).
Samiaji Sarosa. (2021). Analisis Data
Penelitian Kualitatif.

102

You might also like