167-Article Text-809-1-10-20230316

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar

Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023


pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DITINJAU


DARI PROGRAM PEMBIASAAN DAN KETELADANAN

Failla Aulia Denansa1, Anita Trisiana2, Ratna Widyaningrum3


123
Universitas Slamet Riyadi
E-mail : [email protected]; [email protected];
[email protected]

Abstract : This study aims to: 1) analyze the learning independence of fourth grade students at SD
Negeri 1 Tunggur, 2) analyze the implementation of habituation and exemplary programs in instilling
independent learning for fourth grade students at SD Negeri 1 Tunggur, 3) find out the factors that
influence learning independence of grade IV students at SD Negeri 1 Tunggur. The subjects of this
study were 14 grade IV students. The research method used is a qualitative type with a descriptive
analysis study strategy, where the data collection techniques in this study include: 1) observation,
namely data processing techniques with more detailed characteristics than with other techniques, 2)
interviews, namely meetings between two people to share information or opinions through question
and answer so that a topic becomes meaningful, 3) questionnaire, is a data collection technique that is
carried out by distributing a written question for the respondent to answer, and 4) documentation,
namely a technique used to complement the use of observation and interview techniques in qualitative
research. The results show that: (1) Students who have high learning independence are as many as 7
students (50%). Meanwhile, students with low learning independence were 7 students (50%); (2)
Implementation of habituation and exemplary programs at SD Negeri 1 Tunggur; (3) student learning
independence is influenced by 2 factors, namely internal factors including discipline, self-confidence,
motivation, and responsibility and external factors including the environment, learning facilities, and
the teacher's ability to convey learning.

Keyword : Learning Independence, Habituation, Exemplary

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis kemandirian belajar siswa kelas IV di SD
Negeri 1 Tunggur, 2) menganalisis implementasi program pembiasaan dan keteladanan dalam
menanamkan kemandirian belajar siswa kelas IV di SD Negeri 1 Tunggur, 3) mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa kelas IV di SD Negeri 1 Tunggur. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 14 siswa. Metode penelitian yang digunakan jenis
kualitatif dengan strategi studi analisis deskriptif, dimana teknik pengumpulan data pada penelitian ini
antara lain: 1) observasi yakni teknik pengolahan data dengan karakteristik yang lebih rinci daripada
dengan teknik lainnya, 2) wawancara yakni pertemuan antara dua orang untuk berbagi informasi atau
pendapat melalui tanya jawab agar suatu topik menjadi bermakna, 3) angket, adalah suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan membagikan sebuah pertanyaan-pertanyaan secara tertulis
untuk responden jawab, dan 4) dokumentasi yakni suatu teknik yang digunakan untuk melengkapi
penggunaan teknik observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif .Diperoleh hasil bahwa: (1)
Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi yaitu sebanyak 7 siswa (50%). Sedangkan siswa yang
kemandirian belajarnya rendah yaitu sebanyak 7 siswa (50%); (2) Implementasi program pembiasaan
dan keteladanan di SD Negeri 1 Tunggur; (3) kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu faktor internal diantaranya disiplin, percaya diri, motivasi, dan tanggung jawab dan faktor
eksternal diantaranya lingkungan, fasilitas belajar, serta kemampuan guru dalam menyampaikan
pembelajaran.

Kata Kunci: Kemandirian Belajar, Pembiasaan, Keteladanan

77
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

Pemerintah melalui Kementerian Berdasarkan Undang-Undang


Pendidikan dan kebudayaan sekarang Republik Indonesia No. 87 Tahun 2017
sedang menggalakkan lagi pengembangan perihal Penguatan Pendidikan Karakter
karakter bangsa dikarenakan semakin Bab 1 Pasal 1 menyebutkan:
sering terjadi penurunan moral di berbagai Penguatan pendidikan karakter
aspek kehidupan di lingkungan warga. (PPK) adalah “gerakan untuk melakukan
Visi pengembangan karakter bangsa sudah pendidikan yang menjadi tanggung jawab
dijelaskan pada kebijakan Pendidikan layanan pendidikan untuk membina
Nasional yaitu pada Undang-Undang karakter siswa melalui kesinambungan
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 hati, perasaan, akal budi, dan jasmani,
menyebutkan: melibatkan dan bekerjasama antara
Fungsi pendidikan nasional adalah layanan pendidikan, keluarga, dan warga
mendidik siswa menjadi manusia yang negara sebagai Gerakan Nasional Revolusi
bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, Mental”. Program ini diharapkan dapat
cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi terlaksana dengan baik dan mampu
warga negara yang demokratis dan mengatasi berbagai persoalan moral yang
bertanggung jawab. muncul di lingkungan masyarakat.
Pendidikan sewajarnya bukan Ni Putu S. (2020:41) berpendapat
hanya untuk membentuk generasi penerus bahwa pendidikan karakter adalah ikhtiar
bangsa yang memiliki kecerdasan di yang telah direncanakan serta dikerjakan
bidang akademik, tetapi juga yang teratur guna mengimplementasikan nilai-
memiliki akhlak mulia. Jadi, penumbuhan nilai moral pada siswa. Trisiana, A.
pendidikan karakter secara menyeluruh (2019:156) menyebutkan bahwa
semakin hakiki untuk dilaksanakan pada “Pendidikan karakter bervariasi dari orang
lingkungan keluarga, sekolah juga di ke orang, dan harus fokus pada potensi
masyarakat. Sehingga, penguatan karakter individu atau didasarkan pada potensi diri.
bangsa menjadi suatu program yang Pendidikan karakter (individu) berbasis
menjadi fokus utama pemerintah. Trisiana potensi diri merupakan pendidikan yang
et al (2020:2340) menyebutkan bahwa tidak hanya membimbing dan
Pendidikan karakter merupakan model mengembangkan setiap siswa dengan
alternatif melalui sinergi gerakan revolusi kemampuan intelektual, keterampilan
dan program pemerintah. mekanik, kemampuan produktif,

78
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

kemampuan inovatif, dan pembentukan masing-masing. Keterampilan sosial


karakter”. Selain itu menurut masyarakat Indonesia saat ini bukan hanya
(Kemendiknas, 2010) yang dikutip dalam untuk konsumen di era kemajuan teknologi
Trisiana, A. (2022:1086) mengemukakan global. Masyarakat Indonesia juga harus
bahwa “Pengembangan pembentukan menjadi bagian dari pencipta dunia
karakter memerlukan dukungan seluruh teknologi”.
komponen sekolah. Semua komponen “Pada pendidikan karakter dari
mengambil alih pelaksanaan sekolah. Oleh kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
karena itu, lingkungan keluarga dan ada 18 nilai karakter diantaranya disiplin,
sekolah menjadi pilar berikutnya setelah tanggung jawab, jujur, kerja keras,
masyarakat”. Pendidikan karakter religius, cinta damai, toleransi, kreatif,
memiliki tujuan untuk membangun siswa mandiri (berdikari), rasa ingin memahami,
mempunyai akhlak dan watak yang saleh semangat kebangsaan, peduli lingkungan,
guna mewujudkan kehidupan dalam cinta tanah air, demokratis, menghargai
bangsa dan negara yang adil, aman, dan prestasi, peduli sosial, ramah/komunikatif,
sejahtera. Sholimin (2014:28) berpendapat gemar membaca”.
bahwa pendidikan karakter bukan hanya Dari ke-18 nilai karakter yang telah
mendidik benar dan keliru tetapi juga disebutkan di atas, siswa dituntut memiliki
mendidik norma baik agar siswa dapat karakter mandiri. Guru memiliki
menyadari baik buruknya suatu nilai dan kedudukan yang vital dalam menciptakan
merasakan nilai tersebut. Pendidikan sikap kemandirian belajar pada siswa
karakter bertujuan untuk membentuk anak dalam pembelajaran. Salah satu yang
agar berkembang dengan karakter yang membuktikan keberhasilan belajar yaitu
bagus dengan kemampuan dan motivasi kemandirian belajar. Kemandirian belajar
untuk mengerjakan semua dengan tepat dapat didefinisikan sebagai aktivitas
dan sesuai dengan tujuan dari hidup anak menuntut ilmu secara mandiri yang
(Handayani dan Indartono, 2016:511). dilakukan tanpa memerlukan bantuan dari
Selain itu Trisiana, A. (2022:1095) orang lain yang menjadi sebuah
menjelaskan bahwa “Sebagai ikhtiar peningkatan pada pengetahuan,
pendidikan, pendidikan karakter bertujuan keterampilan, atau perkembangan prestasi
untuk membantu setiap individu yang terdiri dari materi pelajaran, waktu,
menyadari sepenuhnya keunikannya tempat, dan media belajar yang digunakan

79
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

dalam belajar (Hidayat, dkk, 2020:149). Beberapa permasalahan yang berhubungan


Sedangkan ahli lain berpendapat bahwa dengan kemandirian belajar siswa antara
kemandirian belajar adalah kegiatan lain: 1) rasa tanggung jawab dan
menuntut ilmu yang lebih ditekankan pada kedisiplinan beberapa siswa rendah yaitu
keahlian diri sendiri, rasa percaya diri, dan 21% dari keseluruhan siswa, 2) siswa
tanggung jawabnya dalam belajar tanpa tampak kurang percaya diri selama proses
mengandalkan orang lain dalam mengatasi pembelajaran, 3) beberapa siswa
rintangan atau permasalahan (Hadi & mengumpulkan tugas atau pekerjaan
Farida, 2012:148). rumah tidak tepat waktu, 4) Beberapa
Kemandirian belajar dipengaruhi siswa kurang konsentrasi selama proses
oleh dua faktor yaitu faktor internal (dari pembelajaran dan tidak mengamati
dalam) dan faktor eksternal (dari luar). penjelasan guru. 5) suasana pembelajaran
Faktor dari dalam yang berpengaruh yang kurang menarik menyebabkan kurang
terhadap kemandirian belajar antara lain aktifnya partisipasi beberapa siswa selama
kedisiplin, dukungan/motivasi, tanggung proses belajar dan justru bermain ketika
jawab, inisiatif, dan percaya diri. pembelajaran berlangsung.
Sedangkan faktor dari luarnya antara lain Alternatif yang dapat dilaksanakan
lingkungan sekolah, keluarga, fasilitas untuk mengatasi persoalan pada
belajar, serta keterampilan profesionalisme kemandirian belajar siswa adalah melalui
pendidik (Aisah, Kurniasih, dan Fitriani, program pembiasaan dan keteladanan.
2018:85). Selain itu kemandirian belajar Pendidikan meliputi pembiasaan,
memiliki beberapa indikator antara lain pembelajaran, dan pembudayaan. Melalui
kedisiplinan dalam belajar, rasa percaya pembiasaan dapat mengubah perilaku
diri, bertanggung jawab, dan keefektifan siswa menjadi pintar dan cakap dalam
dalam belajar (Rahayu, Uswatun, dan menghasilkan suatu prestasi. Hidayat
Nurochmah, 2020:254). (2016:136) mengemukakan bahwa
Berdasarkan hasil observasi pembiasaan adalah suatu usaha realistis
dilakukan pada tanggal 11 Januari 2022 dalam membimbing dan menanamkan
pada kelas IV di SD Negeri 1 Tunggur karakter siswa. Pembiasaan ialah suatu hal
Kabupaten Wonogiri diperoleh informasi dalam dunia pengajaran yang sangat
bahwa beberapa siswa mempunyai tingkat krusial dalam menanamkan pembiasaan
kemandirian belajar yang kurang optimal. diri untuk melakukan kebajikan dan

80
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

menumbuhkan nilai-nilai kebenaran pada berbeda-beda. Melalui perilaku potensial


diri siswa. yang diidentifikasi sebelumnya, siswa
Amin (2015:93) mengemukakan 3 dapat dieksplorasi dalam proses kebiasaan
indikator dalam pembiasaan antara lain agar membentuk keterampilan yang
rutin agar anak sudah terbiasa dalam berguna.
mengerjakan sesuatu, spontan dengan Karakter tidak selalu terfokus pada
tujuan meneruskan pendidikan tanpa pengetahuan, tetapi pada perilaku yang
direncanakan, lebih utamanya dalam dilihat atau ditiru orang lain yang
membentuk anak memiliki sopan santun, didefinisikan sebagai keteladanan.
dan pedoman yang bertujuan untuk Keteladanan pada pendidikan adalah suatu
memberi keteladanan pada anak. metode yang terbukti memiliki pengaruh
Berdasarkan observasi dan keberhasilan dalam menyiapkan dan
wawancara siswa dan Guru kelas IV pada menumbuhkan aspek budi pekerti,
tanggal 19 Mei 2022, implementasi kerohanian dan semangat sosial siswa. Hal
program pembiasaan di SD Negeri 1 ini disebabkan oleh guru yang menjadi
Tunggur antara lain pembiasaan berdoa figur terbaik yang segala tingkah lakunya
sebelum dan sesudah pembelajaran, akan ditiru oleh siswanya (Nashihin,
pembiasaan mengerjakan dan 2015:57).
mengumpulkan tugas tepat waktu, Keteladanan memiliki fungsi agar
pembiasaan mengerjakan soal di papan pemimpin dapat dijadikan teladan yang
tulis, pembiasaan mengetahui jadwal bagus bagi para bawahannya, dan memiliki
pelajaran setiap harinya, dan pembiasaan tanggung jawab atas segala tutur katanya.
membaca buku pelajaran. Selain Keteladanan dari seseorang dapat dilihat
pembiasaan juga terdapat metode lain dari tutur katanya yang sopan dan santun.
untuk mengoptimalkan kemandirian Dalam lingkungan pendidikan guru
belajar salah satunya yaitu melalui berperan penting dan mempunyai
keteladanan. Keteladanan guru bersumber tanggung jawab untuk dijadikan panutan
dari pola pembiasaan untuk siswanya. bagi siswanya.
Proses pengembangan karakter terhadap Berdasarkan observasi dan
siswa tidak semudah yang dibayangkan, wawancara siswa dan Guru kelas IV pada
hal ini dikarenakan oleh siswa memiliki tanggal 19 Mei 2022, implementasi
dasar keluarga dengan karakter yang keteladanan yang terdapat di SD Negeri 1

81
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

Tunggur yaitu keteladanan datang ke penelitian ini adalah studi analisis


sekolah lebih awal, keteladanan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang
pengendalian emosi, keteladanan digunakan antara lain: 1) observasi yakni
bertanggung jawab dalam melaksanakan teknik pengolahan data dengan
tugas (membuat silabus, RPP, bahan ajar, karakteristik yang lebih rinci daripada
dan evaluasi), keteladanan bersikap jujur, dengan teknik lainnya. Observasi pada
keteladanan memberi motivasi dan reward, penelitian ini dilakukan pada guru dan
keteladanan menggunakan media siswa kelas IV. Melalui observasi ini
pembelajaran, keteladanan penggunaan diharapkan nantinya peneliti akan
cerita bersumber dari keteladanan tokoh, mendapatkan data tentang kemandirian
keteladanan mengecek kehadiran siswa, belajar siswa kelas IV SD Negeri 1
keteladanan membuat jurnal harian, dan Tunggur melalui program pembiasaan dan
keteladanan membuat peraturan. keteladanan, 2) wawancara yakni
Berdasarkan latar belakang pertemuan antara dua orang untuk berbagi
tersebut, peneliti tertarik melakukan informasi atau pendapat melalui tanya
penelitian dengan judul “Analisis jawab agar suatu topik menjadi bermakna.
Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Wawancara dalam penelitian ini dilakukan
Dasar Ditinjau Dari Program dengan guru dan siswa kelas IV SD Negeri
Pembiasaan Dan Keteladanan”. 1 Tunggur. Melalui wawancara diharapkan
nantinya peneliti akan mendapatkan data
METODE tentang kemandirian belajar siswa kelas IV
Penelitian ini memakai penelitian SD Negeri 1 Tunggur melalui program
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif pembiasaan dan keteladanan, 3) angket,
untuk menganalisis kemandirian belajar adalah suatu teknik pengumpulan data
pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Tunggur yang dilakukan dengan membagikan
melalui program pembiasaan dan sebuah pertanyaan-pertanyaan secara
keteladanan. Penelitian kualitatif yakni tertulis untuk responden jawab. Peneliti
suatu penelitian yang menghasilkan akan menyebarkan angket pada siswa
invensi yang tidak dapat dilaksanakan kelas IV SD Negeri 1 Tunggur sebagai
melalui metode statistik atau melalui narasumber. Sehingga hasil dari angket
kuantitatif (Umar Sidiq dan Moh. atau kuesioner ini adalah berkaitan dengan
Miftachul Choiri, 2019:3). Strategi kemandirian belajar siswa., dan 4)

82
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

dokumentasi yakni suatu teknik yang yang sama. Teknik analisis data dalam
digunakan untuk melengkapi penggunaan penelitian ini meliputi: 1) reduksi data
teknik observasi dan wawancara dalam yakni proses meringkas, mengklasifikasi,
penelitian kualitatif. Teknik dokumentasi dan berfokus pada hal-hal yang krusial.
pada penelitian ini dilakukan dengan guru Pada tahap ini peneliti memilih data yang
kelas IV SD Negeri 1 Tunggur untuk terkait dengan kemandirian belajar siswa
memperoleh data berupa perangkat kelas IV SD Negeri 1 Tunggur melalui
pembelajaran pada kemandirian belajar program pembiasaan dan keteladanan., 2)
siswa melalui pembiasaan dan data display, penyajian data pada
keteladanan. penelitian kualitatif bisa berupa
Subjek penelitian ini yakni 14 penerangan singkat, bagan, korelasi antar
orang siswa kelas IV SD Negeri 1 kategori, serta sebagainya. Penyajian data
Tunggur. Sumber data primer dan digunakan untuk mempermudah
sekunder digunakan sebagai sumber data. memahami apa yang sebenarnya terjadi
Peneliti memperoleh sumber data primer serta merencanakan kerja lebih lanjut
dan sekunder melalui observasi, berdasarkan pemahaman tersebut. Pada
wawancara, angket, dan dokumentasi tahap ini peneliti menyajikan data yang
dengan guru dan siswa kelas IV yang terkait dengan kemandirian belajar siswa
terkait dengan kemandirian belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Tunggur melalui
kelas IV SD Negeri 1 Tunggur melalui program pembiasaan dan keteladanan., dan
program pembiasaan dan keteladanan. 3) proses menarik kesimpulan, kesimpulan
Triangulasi sumber dan triangulasi awal yang disajikan dalam penelitian
teknik digunakan untuk menguji kualitatif masih bersifat awal dan dapat
keabsahan data dalam penelitian ini. berubah jika ada bukti yang mendukung
Triangulasi sumber yaitu penggunaan tahap pengumpulan data selanjutnya. Pada
teknik yang sama untuk mengumpulkan tahap ini peneliti menarik kesimpulan data
data dari sumber yang berbeda. Dalam yang terkait dengan kemandirian belajar
penelitian ini untuk menggali informasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Tunggur
dari sumber guru dan siswa kelas IV. melalui program pembiasaan dan
Triangulasi teknik merupakan keteladanan.
pengumpulan data dengan teknik berbeda
untuk mengambil data dari sumber data

83
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

HASIL DAN PEMBAHASAN keributan dan ada yang terlambat karena


Kemandirian Belajar Siswa rumahnya cukup jauh. Selain itu tanggung
Kemandirian belajar adalah jawab siswa cukup baik terutama dalam
kegiatan belajar yang dilaksanakan atas melaksanakan tugasnya.
kemauan dan inisiatif dari dalam diri Tabel 1. Indikator Kemandirian Belajar
Siswa
seorang individu yang dilakukan dengan
No Indikator Presentase
percaya diri dan penuh tanggung jawab Kemandirian Belajar
1. Rasa percaya diri 50,0%
tanpa adanya ketergantungan dengan orang Keefektifan dalam 51.8%
2.
lain. Sejalan dengan Widyanigrum R. et al belajar
Kedisiplinan dalam 57,5%
(2021:165) bahwa kemandirian belajar 3.
belajar
4. Bertanggung jawab 56,8%
mengacu pada kondisi kegiatan proses
belajar bertanggung jawab terhadap diri
Berdasarkan tabel di atas, terlihat
sendiri, tidak bergantung pada orang lain,
bahwa diperoleh presentase dari setiap
memiliki kemampuan untuk mewujudkan
indikator kemandirian belajar siswa kelas
tanggung jawab yang dibebankan, dan
IV di SD Negeri 1 Tunggur. Indikator
aktif belajar untuk memperoleh
kemandirian belajar yang memiliki
pengetahuan.
presentase terendah dari indikator angket
Berdasarkan hasil dari wawancara
yaitu rasa percaya diri sebesar 50,0%.
dengan guru kelas IV pada tanggal 19 Mei
Sedangkan indikator kemandirian belajar
2022. Kemandirian belajar pada siswa
yang memiliki presentase tertinggi yaitu
kelas IV bervariasi ada yang tinggi dan
kedisiplinan dalam belajar sebesar 57,5%.
rendah. Pada indikator percaya diri
Berdasarkan hal tersebut,
terdapat siswa percaya diri dan pemalu.
presentase masing-masing indikator
Selanjutnya mengenai keefektifan dalam
kemandirian belajar siswa kelas IV di SD
belajar selama proses pembelajaran, pasca
Negeri 1 Tunggur juga dapat diamati dari
pandemi kegiatan belajar mengajar
gambar grafik indikator kemandirian
mengalami sedikit penyesuaian tetapi
belajar siswa.
dapat teratasi yaitu dengan membuat siswa
aktif selama proses pembelajaran.
Kemudian dalam hal kedisiplinan siswa,
sejauh ini siswa cukup disiplin hanya saja
ada siswa yang kadang-kadang membuat

84
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

tersebut bisa dikatakan baik. Siswa kelas


IV SD Negeri 1 Tunggur selalu berdoa
sebelum dan sesudah pembelajaran. Siswa
tiba di sekolah tepat waktu dan jarang
terlambat. Siswa selalu berpakaian rapi
dan sopan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Siswa juga belajar tepat waktu.
Gambar 1. Indikator Kemandirian Belajar
Selain itu, siswa tidak pernah terlambat
Siswa
Dapat diamati dari grafik di atas dalam menyelesaikan dan mengumpulkan
menunjukkan bahwa indikator terendah tugas. Siswa juga jarang sekali membuat
dari angket kemandirian belajar yaitu rasa kegaduhan selama proses pembelajaran
percaya diri dengan tingkat pencapaian berlangsung, sehingga pembelajaran
sebesar 50%. Hal tersebut berarti indikator kondusif.
rasa percaya diri bisa dikatakan masih Berdasarkan data angket penelitian
rendah. Siswa kelas IV SD Negeri 1 di atas, bahwa dapat diungkapkan jawaban
Tunggur masih minim dalam memberi narasumber sebagian besar menyatakan
jawaban atas pertanyaan guru tanpa selalu dengan memilih pernyataan yang
disuruh. Ketika memberi jawaban ada di angket kemandirian belajar siswa.
pertanyaan dari guru banyak siswa yang Jika dilihat berdasarkan indikator
bertanya jawaban kepada temannya kemandirian belajar siswa kelas IV SD
terlebih dahulu. Terdapat banyak siswa Negeri 1 Tunggur yang paling rendah
yang kurang berani ketika mengerjakan presentasenya, maka indikator yang masih
soal di papan tulis. Beberapa siswa juga di bawah presentase adalah rasa percaya
mencontek pekerjaan teman ketika diri, keefektifan dalam belajar, dan
ulangan. Selain ditemukan sedikit siswa bertanggung jawab. Hal tersebut dapat
yang berani membantu temannya yang dilihat bahwa tingkat hasil presentase
kesulitan dalam memahami materi. indikator ini masih rendah dibandingkan
Sedangkan indikator dengan indikator yang lain yaitu: rasa percaya diri
tingkat pencapaian tertinggi dari angket (50%), keefektifan dalam belajar (51,8%),
kemandirian belajar yaitu kedisiplinan dan bertanggung jawab (56,8%).
dalam belajar sebesar 57,5%. Presentase Sedangkan hasil pencapaian
indikator kedisiplinan dalam belajar kemandirian belajar siswa dalam mencapai

85
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

indikator kemandirian belajar siswa dapat rata, kemandirian belajar siswa berada di
diamati pada tabel berikut: tengah-tengah, yang mana terdapat 7 siswa
Tabel 2. Kemandirian Belajar Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi
yaitu 50% dari total keseluruhan.
Jumlah Presentase
No Keterangan
Siswa % Implementasi Program Pembiasaan dan
Kemandirian
1. belajar siswa 7 50 Keteladanan dalam Menanamkan
tinggi Kemandirian Belajar Siswa
Kemandirian
2. belajar siswa 7 50 Kemandirian belajar siswa dapat
rendah
dibentuk melalui program pembiasaan dan
Berdasarkan tabel di atas terlihat keteladanan. Pembiasaan merupakan salah
bahwa kemandirian belajar siswa kelas IV satu metode yang krusial untuk siswa.
di SD Negeri 1 Tunggur. Kemandirian Pembiasaan yaitu proses berulang yang
belajar siswa tinggi yaitu sebanyak 7 siswa bertujuan untuk membiasakan seseorang
yang dihitung dalam presentase maka dalam bersikap, berperilaku, dan
terdapat 50% dari total keseluruhan. pemikiran yang tepat.
Sedangkan yang memiliki kemandirian Sejalan dengan paparan di atas
belajar rendah sebanyak 7 siswa yaitu Hidayati et al (2019:79) berpendapat
50%. Kemandirian belajar siswa kelas IV bahwa pembiasaan adalah tindakan dalam
di SD Negeri 1 Tunggur dapat dilihat pada memanifestasikan dirinya melalui proses
gambar di bawah ini: pembelajaran yang berulang dan akhirnya
menetap. Karakter anak harus dibentuk
melalui pembiasaan di sekolah, oleh guru
teladan dan semua pihak sekolah maupun
di rumah oleh orang tua(Umrotul Hasanah,
2019).
Berdasarkan observasi dan
wawancara siswa dan Guru kelas IV pada
Gambar 2. Diagram Kemandirian Belajar
tanggal 19 Mei 2022, program pembiasaan
Dapat diamati dari gambar di atas skor
yang telah dilaksanakan di SD Negeri 1
data penelitian kemandirian belajar siswa
Tunggur antara lain sebagai berikut:
kelas IV di SD Negeri 1 Tunggur di
1) Pembiasaan Berdoa Sebelum dan
peroleh rata-rata 77,1%. Dari skor rata-
Sesudah Pembelajaran

86
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

Guru bersama dengan siswa Salah satu cara guru membantu


setiap hari menerapkan pembiasaan siswa belajar bagaimana bekerja secara
berdoa sebelum memulai mandiri adalah dengan meminta
pembelajaran, dan sesudah mereka mengerjakan pertanyaan di
pembelajaran dilaksanakan. Sejalan papan tulis. Papan tulis tidak hanya
dengan Ibnu K.H. (2017) yang membantu siswa aktif dalam
menjelaskan bahwa ketika siswa pembelajaran, tetapi juga dapat
melihat kepala sekolah, guru dan menjadi alat yang berguna untuk
karyawan berdoa bersama, diharapkan menyimpan informasi. Mengerjakan
dapat meningkatkan motivasi mereka soal di papan tulis dapat memberikan
untuk berdoa sebelum melakukan dampak positif bagi keberanian dan
kegiatan, terutama berdoa sebelum kepercayaan diri siswa. Sejalan dengan
belajar. Ibnu K.H. (2017), mengerjakan soal di
2) Pembiasaan Mengerjakan dan papan tulis merupakan upaya guru
Mengumpulkan Tugas Tepat Waktu dalam membantu siswa
Dengan menetapkan deadline, mengembangkan kemandirian, karena
guru melatih siswa untuk mengerjakan ketika pembelajaran selain belajar
dan menyerahkan tugas sesuai dengan dengan guru siswa juga belajar sendiri.
waktu yang telah ditetapkan dan Hal ini dapat membantu mereka belajar
menghukum siswa yang tidak tepat melatih mental dan mengambil
waktu. Sejalan dengan Ibnu K.H. keberanian untuk tampil di depan
(2017) yang menjelaskan bahwa umum.
pembiasaan dalam pembelajaran salah 4) Pembiasaan Mengetahui Jadwal
satunya adalah mengerjakan tugas. Pelajaran Setiap Harinya
Kegiatan ini bertujuan untuk Mengetahui jadwal pelajaran
membantu siswa belajar lebih mandiri dapat membantu siswa menjadi lebih
dalam menyelesaikan tugas, dan berdikari. Dengan begitu, siswa dapat
mengembangkan kemandirian baik di belajar secara mandiri sebelum belajar
lingkungan sekolah maupun dalam keesokan harinya. Sejalan dengan Ibnu
kehidupan pribadinya. K.H. (2017) di sekolah, siswa memiliki
3) Pembiasaan Mengerjakan Soal Di jadwal pelajaran untuk mempersiapkan
Papan Tulis hari ke depannya. Dari kegiatan ini,

87
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

siswa dapat belajar secara berdikari pengaruh terhadap persiapan dan


dan mengetahui apa yang perlu mereka pembentukan aspek moral, spiritualitas
ketahui untuk hari berikutnya. Dampak dan etos sosial siswa. Karena guru
positif dari hal ini adalah siswa belajar adalah tokoh terbaik yang segala
lebih mandiri, artinya mereka tingkah lakunya akan ditiru oleh
mengetahui pelajaran apa yang akan siswanya.
disampaikan oleh guru. Berdasarkan observasi dan
5) Pembiasaan Membaca Buku Pelajaran wawancara siswa dan Guru kelas IV
Sebelum pembelajaran, guru pada tanggal 19 Mei 2022, program
menyuruh siswa membaca buku teks keteladanan yang telah dilaksanakan di
agar mereka memahami materi yang SD Negeri 1 Tunggur anatara lain
akan guru berikan. Kegiatan membaca sebagai berikut:
ini mengembangkan siswa untuk 1) Keteladanan Datang Ke Sekolah Lebih
melakukan segala sesuatu secara Awal
mandiri sebelum, selama, dan setelah Guru selalu berusaha untuk tiba
membaca. Siswa dilatih untuk mandiri di sekolah sedini mungkin, yaitu 30
dalam kegiatan sebelum, selama, dan menit sebelum pelajaran dimulai.
setelah membaca. Beberapa kegiatan Aktivitas ini dilaksanakan untuk
tersebut mempengaruhi kepercayaan memotivasi siswa agar tepat waktu ke
diri untuk melakukan segala sesuatu sekolah. Hal ini dikarenakan guru
secara mandiri (Labudasari E., dijadikan sebagai panutan dan panutan
2019:26). bagi siswa. Ketika siswa terbiasa
Selain melalui pembiasaan melihat gurunya berangkat sekolah di
kemandirian belajar siswa dapat pagi hari, diharapkan hal ini dapat
dibentuk melalui keteladanan. menjadi contoh dan meningkatkan
Keteladanan berasal dari kata teladan motivasi siswa untuk pulang lebih
yang artinya suatu hal yang dapat awal. Sejalan dengan Ibnu K.H. (2017)
dijadikan pedoman atau contoh. yang menyatakan: Kepala sekolah,
Sejalan dengan paparan tersebut guru dan karyawan sekolah dihimbau
Nashihin (2015:57) berpendapat bahwa untuk hadir dan saling menampung
pendidikan keteladanan merupakan pada pukul 06.35 WIB. Ketika siswa
suatu metode yang terbukti memiliki terbiasa melihat kepala sekolah, guru

88
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

dan staf pergi ke sekolah pagi-pagi, Guru selalu melaksanakan


diharapkan hal ini akan menyebabkan tugasnya dengan penuh tanggung
peningkatan motivasi untuk pergi lebih jawab, seperti pengurusan dokumen
awal. administrasi pengajaran yang tepat
2) Keteladanan Pengendalian Emosi waktu. Agar siswa dapat melihat,
Guru dituntut untuk dapat meniru dan meniru sikap dan perilaku
menyesuaikan emosi dan pemikirannya guru yang bertanggung jawab terhadap
sebelum mengambil tindakan, serta tugasnya. Guru akan dapat menjadi
tidak mudah marah ketika menghadapi idola bagi siswanya jika dapat
permasalahan siswa. Guru harus menunjukkan bukti nyata yang
menjadi teladan bagi siswa dengan mengarah pada perilaku keteladanan,
mengendalikan emosinya dan tidak seperti bertanggung jawab. Artinya
diperbolehkan melakukan kekerasan guru terlebih dahulu menunjukkan
fisik dan berkata tidak senonoh. Hal ini perilaku yang bertanggung jawab
sejalan dengan Siti N. (2020) yang dalam segala hal yang dipercayakan
berpendapat bahwa “pengendalian kepadanya (Halimatussakdiah,
emosi adalah cara mengelola dan 2018:78).
mengatur emosi agar selalu berpikir 4) Keteladanan Bersikap Jujur
terlebih dahulu sebelum mengambil Guru selalu berkata jujur, selalu
tindakan dan tidak gampang marah”. mengingatkan siswa untuk mengakui
Ketika siswa memiliki masalah, seperti kesalahannya, dan selalu meminta
pelanggaran, guru tidak langsung maaf ketika melakukan kesalahan.
marah, guru harus memikirkan apa Selain itu, guru selalu mendorong
yang terjadi terlebih dahulu. Kemudian siswa untuk jujur dalam menjawab
menentukan tindakan apa yang tepat pertanyaan. Memberi contoh yang
untuk dilakukan ketika menghadapi jujur adalah apa yang guru lakukan
masalah tersebut. dengan berbicara tentang apa yang
3) Keteladanan Bertanggung Jawab sebenarnya dilakukan guru di dalam
dalam Melaksanakan Tugas (Membuat dan di luar kelas. Guru kemudian
Silabus, RPP, Bahan Ajar, dan selalu mengingatkan siswa bahwa jika
Evaluasi) mereka bersalah, mereka harus
meminta maaf dan langsung

89
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

memperingatkan jika ada siswa yang mempelajari dan memperjelas nilai


melawan. Selain itu, guru selalu cerita yang diungkapkan dalam bentuk
mendorong siswa untuk jujur saat dongeng, biografi tokoh, peristiwa,
mengerjakan soal (Iswari Nurita, 2017: contoh kehidupan, dll.
6). 8) Keteladanan Mengecek Kehadiran
5) Keteladanan Memberi Motivasi dan Siswa
Reward Guru mengecek kehadiran
Guru selalu mendorong siswa siswa sehingga dapat mengetahui
untuk berani bertanya dan berpendapat seberapa sering siswa berada di
di kelas selama proses pembelajaran. sekolah dan untuk mengendalikan
Selain itu, guru juga menawarkan disiplin akademik siswa.
hadiah bagi siswa yang aktif dan berani 9) Keteladanan membuat jurnal harian
berpendapat. Guru juga menginspirasi Guru membuat catatan harian
siswa untuk belajar sendiri tanpa untuk mencatat data kegiatan
tergantung dengan siswa lain. pembelajaran dan juga sebagai acuan
6) Keteladanan Menggunakan Media untuk meningkatkan kualitas
Pembelajaran pembelajaran.
Selama proses pembelajaran, 10) Keteladanan membuat peraturan
guru tidak hanya fokus pada buku teks, Misalnya, untuk meningkatkan
sehingga diharapkan siswa akan belajar kepercayaan diri siswa, guru dapat
bahwa masih banyak media atau menetapkan aturan. Salah satu langkah
sumber belajar lain yang bisa dipakai, yang mungkin dilakukan adalah
misalnya Internet, buku elektronik, dengan meminta siswa berdiskusi
video, dll. dengan kelompoknya. Kemudian guru
7) Keteladanan Penggunaan Cerita meminta setiap kelompok untuk
Bersumber dari Keteladanan Tokoh bertanya kepada kelompok lain dan
Dalam proses pembelajaran, sebaliknya.
guru juga mendorong siswa dengan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
memberikan keteladanan kepada siswa Kemandirian Belajar Siswa
melalui cerita tentang tokoh yang patut Ada beberapa faktor yang
ditiru baik sikap maupun perilakunya. berpengaruh terhadap kemandirian belajar
Guru mengajak siswa untuk siswa kelas IV di SD Negeri 1 Tunggur

90
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

antara lain ada faktor internal dan memungkinkan siswa dapat belajar
eksternal. Hal ini sejalan dengan Dewi mandiri pada waktunya sendiri.
(2017:13-14) berpendapat bahwa faktor Sejalan dengan Sugianto dkk
internal dari kemandirian belajar yaitu (2020:165) mengemukakan bahwa
“disiplin, percaya diri, motivasi, inisiatif, disiplin, akan membuat siswa
dan tanggung jawab”. Sedangkan Aisah et semakin pandai mengatur waktu.
al (2018:85) berpendapat bahwa “faktor b. Percaya Diri
eksternal dari kemandirian belajar terdiri Rasa percaya diri pada
dari lingkungan sekolah, lingkungan siswa dapat membantu siswa
keluarga, fasilitas belajar, serta kompetensi menghadapi tantangan yang
profesionalisme guru”. mereka hadapi dengan berani dan
Berdasarkan observasi dan memungkinkan mereka
wawancara pada tanggal 19 Mei 2022 menemukan solusi atas
terhadap Ibu Sulistyani selaku Guru kelas permasalahan yang terjadi tanpa
IV terdapat beberapa faktor yang ketergantungan dengan orang lain.
mempengaruhi kemandirian belajar siswa Sejalan dengan Sugianto
“ dkk
kelas IV. Kemandirian belajar dipengaruhi (2020:165) mengemukakan bahwa
oleh beberapa faktor antara lain faktor “kepercayaan diri dapat membuat
internal dan faktor eksternal. Faktor siswa lebih berani dalam
internal dari kemandirian belajar adalah menghadapi suatu permasalahan,
disiplin, percaya diri, motivasi, dan sehingga siswa bisa
tanggung jawab. Sedangkan faktor menyelesaikannya”.
eksternal dari kemandirian belajar terdiri c. Motivasi
dari lingkungan, fasilitas belajar, serta Motivasi/dorongan dapat
kemampuan guru dalam menyampaikan mempengaruhi kemandirian belajar
pembelajaran. siswa, karena dengan adanya
1) Faktor Internal motivasi akan membangkitkan
a. Disiplin semangat dan menambah daya
Kedisiplinan juga ingat siswa untuk belajar secara
mempengaruhi kemandirian mandiri. Sejalan dengan Sugianto
belajar, dengan disiplin siswa dapat dkk (2020:165) mengemukakan
mengatur waktu belajarnya sendiri, bahwa “motivasi dapat membuat

91
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

daya ingat otak siswa semakin lingkungan keluarga dan


kuat, sehingga siswa dapat masyarakat.
mempunyai wawasan yang luas”. Selain itu, peran kelompok
d. Tanggung Jawab teman sebaya perlu lebih
Tanggung jawab dapat dikembangkan dan berdampak
memberi pengaruh terhadap positif terhadap nilai yang
kemandirian belajar siswa, karena tersampaikan di lingkungan. Salah
siswa harus bertanggung jawab satu wujud nyatanya adalah saling
dalam menghadapi permasalahan mengingatkan dan membimbing
yang terjadi secara mandiri. Sejalan dalam belajar dan hal lainnya.
dengan Sugianto dkk (2020:165) Secara lebih umum, hubungan
menjelaskan bahwa “siswa teman sebaya dapat menciptakan
mempumyai kemampuan untuk komunitas sosial yang berdampak
memecahkan masalah sehingga langsung pada masyarakat. Sejalan
siswa dapat mengambil tanggung dengan Rahmadani et al (2021:120)
jawab atas masalah yang mereka mengemukakan bahwa lingkungan
hadapi”. masyarakat yang aman dan nyaman
2) Faktor Eksternal dapat menunjang kemandirian
a. Lingkungan belajar siswa, karena dengan
Faktor lingkungan juga lingkungan yang nyaman akan
mensugesti kemandirian belajar mempermudah siswa dalam
siswa. Penanaman kemandirian memahami pembelajaran.
belajar anak sangat bergantung b. Fasilitas belajar
pada peran lingkungan. Hal ini Fasilitas belajar yakni
tercermin dari pendidikan dan sarana dan prasarana yang sangat
nilai-nilai yang diajarkan kepada penting karena fasilitas yaitu sarana
anak sejak dini, terutama dalam yang menyediakan segala
belajar mandiri. Oleh karena itu, kemudahan sebagai fasilitas untuk
orang tua hendaknya menjalin belajar. Widyaningrum, R. et al
komunikasi dan memantau (2021:170) menyebutkan bahwa
perkembangan anaknya di “Kemandirian belajar terjadi
karena adanya dukungan orang tua

92
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

dan guru. Guru memberikan menarik dapat menunjukkan minat


dukungan berupa tugas dan siswa dan membantu siswa lebih
menyediakan segala fasilitas untuk mudah dalam memahami
belajar”. Sejalan dengan Rubiyanti pembelajaran”.
(2017:20) mengemukakan bahwa
kemandirian belajar berkaitan SIMPULAN
dengan fasilitas belajar, termasuk Berdasarkan hasil penelitian di atas
yang disiapkan oleh sekolah, orang dapat disimpulkan bahwa:
tua, dan diri sendiri. Fasilitas 1. Kemandirian belajar siswa kelas IV
belajar yang tersedia akan secara keseluruhan menunjukkan pada
membantu siswa dalam kegiatan kategori sedang yaitu sebesar 77,1%.
belajar secara mandiri. Siswa yang memiliki kemandirian
c. Kemampuan guru dalam belajar tinggi yaitu sebanyak 7 siswa
menyampaikan pembelajaran (50%). Sedangkan siswa yang
Dalam setiap pembelajaran, kemandirian belajarnya rendah yaitu
setiap guru memiliki cara dan sebanyak 7 siswa (50%).
teknik yang berbeda untuk 2. Implementasi program pembiasaan di
memberikan materi kepada siswa. SD Negeri 1 Tunggur antara lain
Guru harus menjadi fasilitator pembiasaan berdoa sebelum dan
pembelajaran mandiri siswa. sesudah pembelajaran, pembiasaan
Mengerjakan soal di papan tulis mengerjakan dan mengumpulkan tugas
merupakan salah satu aktivitas tepat waktu, pembiasaan mengerjakan
yang dapat meningkatkan soal di papan tulis, pembiasaan
kemandirian. Kegiatan ini dapat mengetahui jadwal pelajaran setiap
melatih kualitas psikologis siswa harinya, dan pembiasaan membaca
agar memiliki rasa percaya diri dan buku pelajaran. Sedangkan
berani tampil di hadapan teman implementasi keteladanan yang
maupun guru di kelas. Sejalan terdapat di SD Negeri 1 Tunggur yaitu
dengan Rahmadani et al (2021:119) keteladanan datang ke sekolah lebih
mengemukakan bahwa awal, keteladanan pengendalian emosi,
“kemampuan guru dalam keteladanan bertanggung jawab dalam
memberikan pembelajaran yang melaksanakan tugas (membuat silabus,

93
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

RPP, bahan ajar, dan evaluasi), dan metode untuk meningkatkan


keteladanan bersikap jujur, keteladanan kemandirian belajar siswa salah
memberi motivasi dan reward, satunya melalui pembiasaan dan
keteladanan menggunakan media keteladanan.
pembelajaran, keteladanan penggunaan 2. Untuk Siswa
cerita bersumber dari keteladanan Sebaiknya siswa lebih meningkatkan
tokoh, keteladanan mengecek motivasi dan semangat untuk belajar
kehadiran siswa, keteladanan membuat mandiri dan tidak mengandalkan
jurnal harian, dan keteladanan orang lain.
membuat peraturan. 3. Untuk Orang Tua
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Sebaiknya orang tua juga memberikan
kemandirian belajar siswa dibagi motivasi dan dorongan dalam
menjadi 2 yaitu faktor internal dan menanamkan kemandirian belajar
faktor eksternal. Faktor internal dari siswa, sehingga siswa memiliki
kemandirian belajar adalah disiplin, motivasi untuk terus belajar secara
percaya diri, motivasi, dan tanggung mandiri tanpa mengandalkan orang
jawab. Sedangkan faktor eksternal dari lain.
kemandirian belajar terdiri dari
lingkungan, fasilitas belajar, serta DAFTAR RUJUKAN
kemampuan guru dalam Abdussamad, Z. 2021. Metode Penelitian
Kualitatif. Gorontalo: CV. Syakir
menyampaikan pembelajaran.
Media Press.
Berdasarkan kesimpulan di atas, Arifin, B.S.A. & Rusdiana. 2019.
Manajemen Pendidikan
penulis mengajukan beberapa
Karakter. Bandung: CV Pustaka
saran untuk pihak sekolah yaitu Setia.
Bagus, P.S. 2021. “Kemandirian Belajar
sebagai berikut:
Siswa Sekolah Dasar Selama
1. Untuk Guru Pembelajaran Daring”. Jurnal
Inovasi Pendidikan Dasar. 5 (2).
Sebaiknya guru lebih memperhatikan
71-78.
perkembangan belajar siswanya Cahyani, N. & Tri, J.R. 2021.
“Implementasi Pendidikan
terutama dalam kemandirian belajar,
Karakter Melalui Pembiasaan di
sehingga ketika siswa menunjukkan PAUD Sekolah Alam Ungaran”.
Lifelong Education Journal. 1
kemandirian belajar yang rendah guru
(1). 54-65.
telah siap untuk memberikan strategi

94
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

Fahmi, M., Senata A.P., Syaifuddin, Karakter Kemandirian Dan


Zakiyatul N. 2021. “Quo Vadis Tanggung Jawab Peserta Didik
Pendidikan Karakter Di Indonesia”. Sekolah Menengah Keguruan”.
Tabyin: Jurnal Pendidikan Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial. 4 (2).
Islam. 3 (1). 23-45. 114-119.
Fepriyanti, U, & Abdul, W.B.S. 2021. Mahendra, Y. 2019. “Pendidikan Karakter
“Penguatan Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar”. Seminar
Melalui Keteladanan Guru dan Nasional Pagelaran Pendidikan
Orang Tua Siswa”. INSANIA : Dasar Nasional (PPDN). 257-266.
Jurnal Pemikiran Alternatif Maryam. 2020. “Pentingnya Pendidikan
Kependidikan. 26 (1). 135-146. Karakter dalam Dunia Pendidikan”.
Hamka, D, & Berry K.V. 2019. Workshop Nasional Penguatan
“Pengembangan Perangkat Kompetensi Guru Sekolah Dasar
Pembelajaran Blended Learning SHEs: Conference Series. 3 (3).
Melalui Aplikasi Google 1958-1964.
Classroom Untuk Peningkatan Mina, W., Israwati, Linda, V. 2017.
Kemandirian Belajar Mahasiswa. “Upaya Meningkatkan
Journal of Education Informatic Kemandirian Belajar Siswa
Technology and Science (JeITS). Melalui Lesson Study Di Kelas V
1 (2). 145-154. SD Negeri Lampageu Aceh Besar”.
Hasanah, U. 2019. “Upaya Guru Dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Mengembangkan Karakter Anak Sekolah Dasar. 2 (1). 185-192.
Usia Dini Melalui Keteladanan Mujito. 2019. “Membangun Pendidikan
Dan Pembiasaan Di Paud Al- Karakter Di Sekolah Melalui
Amien Gunung Eleh Kedungdung Keteladanan Guru”. PEDAGOGY.
Sampang”. Islamic EduKids: 6 (2). 47-51.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Munawaroh, A. 2019. “Keteladanan
Dini. 1 (1). 13-18. Sebagai Metode Pendidikan
Hidayat, D.R., Ana, R., Fildzah, N., & Karakter”. Jurnal Penelitian
Hary, R. 2020. “Kemandirian Pendidikan Islam. 7 (2). 141-156.
Belajar Peserta Didik Dalam Mustoip, S., Muhammad, J. & Zulela,
Pembelajaran Daring Pada Masa M.S. 2018. Implementasi
Pandemi Covid -19”. Perspektif Pendidikan Karakter. Surabaya:
Ilmu Pendidikan. 34 (2). 147-153. CV. Jakad Publishing.
Jasmana. 2021. “Menanamkan Pendidikan Nasution, T. 2018. “Membangun
Karakter Melalui Kegiatan Kemandirian Siswa Melalui
Pembiasaan Di SD Negeri 2 Pendidikan Karakter”.
Tambakan Kecamatan Gubug UTIMAIYAH. 2 (1). 1-18.
Kabupaten Grobogan”. Nurjanah, S. 2020. “Pembentukan Akhlak
ELEMENTARY : Jurnal Inovasi Berbasis Pembiasaan Dan
Pendidikan Dasar. 1 (4). 164-172. Keteladanan (Studi Kasus Di MAN
Khotijah, I. 2018. “Peningkatan 2 Kuningan Jawa Barat)”. OASIS:
Kemandirian Anak Melalui Jurnal Ilmiah Kajian Islam. 4
Pembelajaran Practical Life”. (2). 55-72.
Jurnal Golden Age Hamzanwadi Prasetyo, D. , Marzuki, & Dwi R. 2019.
University. 2 (2). 127-140. “Pentingnya Pendidikan Karakter
Lestari, P., Aldi, S., & Anggriyani, P. Melalui Keteladanan Guru”.
2018. “Urgensi Habituasi Nilai HARMONY. 4 (1). 19-32.

95
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

Purwanti, E. & Dodi, A.H. 2020. Siyoto, S. & M. Ali, S. 2015. Dasar
“Implementasi Pendidikan Metodologi Penelitian.
Karakter terhadap Anak Usia Dini Yogyakarta: Literasi Media
melalui Pembiasaan dan Publishing.
Keteladanan”. Thufula. 9 (2). 260-
275. Sugianto, I., Savitri, S., & Larasati, D. A.
Putri, D.P. 2018. “Pendidikan Karakter 2020. “Efektivitas Model
Pada Anak Sekolah Dasar di Era Pembelajaran Inkuiri Terhadap
Digital”. AR-RIAYAH : Jurnal Kemandirian Belajar Siswa Di
Pendidikan Dasar. 2 (1). 37-50. Rumah”. Jurnal Inovasi
Rafika, Israwati, & Bachtiar. 2017. Penelitian. 1 (3). 159-170.
“Upaya Guru Dalam Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Menumbuhkan Kemandirian Kuantitatif, Kualitatatif dan
Belajar Siswa Di SD Negeri 22 R&D. Bandung: Alfabeta.
Banda Aceh”. Jurnal Ilmiah Sukmawati, A., H.M. Basri, & Muhammad
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. A. 2020. “Pembentukan Karakter
2 (1). 115-123. Berbasis Keteladanan Guru Dan
Ranam, S. , Ibnu, F.M. , & Priyono. 2021. Pembiasaan Murid SIT Al Biruni
“Implementasi Pendidikan Jipang Kota Makassar”. Education
Karakter Di Pesantren Modern El- and Human Development
Alamia Dengan Memberikan Journal. 5 (1). 91-99.
Keteladanan Dan Pembiasaan”. Suwardani, N.P., 2020. QUO VADIS
Research and Development PENDIDIKAN KARAKTER:
Journal Of Education. 7 (1). 90- dalam Merajut Harapan Bangsa
100. yang Bermartabat. Denpasar:
Rifky. 2020. “Strategi Guru Dalam UNHI Press.
Menumbuhkan Kemandirian Tasaik, H.L., & Patma T. 2018. “Peran
Belajar Peserta Didik Sekolah Guru Dalam Meningkatkan
Dasar”. Edukatif: Jurnal Ilmu Kemandirian Belajar Peserta Didik
Pendidikan. 2 (1). 85-92. Kelas V SD Inpres Samberpasi”.
Ritonga, S. 2021. “Penanaman Nilai dan Metodik Didaktik. 14 (1). 45-55.
Pembentukan Sikap pada Anak Tresnaningsih, F. , Dina, P.D.S., Etty, S.
Melalui Metode Keteladanan dan 2019. “Kemandirian Belajar Siswa
Pembiasaan dalam Keluarga”. Kelas III SDN Karang Jalak I
Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Dalam Pembelajaran Tematik”.
Pembelajaran. 1 (2). 131-141. Pedagogi: Jurnal Penelitian
Setiawati E., dkk. 2020. Pendidikan Pendidikan. 6 (2). 51-59.
Karakter. Bandung: Whidina Trisiana, A. 2022. "Project Citizen
Bhakti Persada Bandung. Modification Learning Model
Shoimah, L, Sulthoni, & Yerry S. 2018. Based on Digital Citizenship for
“Pendidikan Karakter Melalui Character Education In The Digital
Pembiasaan Di Sekolah Dasar”. Age as an Effort To Improve Social
JKTP. 1 (2). 169-175. Competence". The seybold report.
Sidiq, U. & Moh. Miftachul, C. 2019. 17(06). 1085-1096.
Metode Penelitian Kualitatif Di Trisiana, A., Sugiaryo, & Rispantyo. 2019.
Bidang Pendidikan. Ponorogo: “Model desain Pendidikan
CV Nata Karya. Kewarganegaraan di era media
digital sebagai pendukung

96
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 7, No. 1, Januari-Juni 2023
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075

implementasi pendidikan karakter”.


Jurnal Civics: Media Kajian
Kewarganegaraan. 16(2). 154-
164.

Trisiana, A., Sugiaryo, & Rispantyo. 2020.


"The Challenges of Character
Education: Mental Revolution
Policy in the Development of
Citizenship Education in Higher
Education". International Journal
of Psychosocial Rehabilitation.
24(8). 2340-2354.
Widyaningrum, R., Prihastari, E.B., & Ifa
H.R. 2021. “Analisis Kemandirian
Belajar Mahasiswa dalam
Pembelajaran Online di Masa
Pendemi Covid-19”. MENDIDIK:
Jurnal Kajian Pendidikan dan
Pengajaran. 7 (2). 164-172.

97

You might also like