1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Biologi, Volume 7 No.

3, Juli 2018 ISSN 2621-9824


Hal. 27-32

KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON PADA TAMBAK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)


DI TIREMAN KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

Indah Riasih Umami, Riche Hariyati dan Sri Utami

Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Tembalang, Semarang
50275 Telepon (024) 7474754; Fax. (024) 76480690

Abstract

The cultivation of Vaname shrimp (Litopenaeus vannamei) is the mainstay of commodity improvement of
farmer's farming economy in Indonesia. Phytoplankton one of the microorganism that can be used as a
measure of primary productivity of waters because phytoplankton is able to do photosynthesis and
resulted of photosynthesis in the form of oxygen that can be utilized by biota in the waters. This study
aims to determine the diversity of phytoplankton, primary productivity of pond waters, and the quality of
pond waters. Sampling method used in this study is puporsive random sampling with 3 observation
stations. Data obtained ware analysed calculating Shanon Wiener diversity index (H'), uniformity index
(e), dominance index (D), and abundance. The results showed that there ware 14 species of
phytoplankton consisting of 6 species belonging to class of Bacillirophyceae, 2 pecies of Chlorophyceae,
4 of species Cyanophyceae, and 2 types of Dinophyceae. The most common type of phytoplankton
during the study was class Bacillirophyceae (Skletonema costatum) at station 3. The Diversity Index (H ')
ranges from 1.42 to 2.16. This value illustrates the diversity of phytoplankton species at a moderate level.
Equivalence index value (e) ranges from 0.59 to 0.98 which describes the type of phytoplankton declared
equally. The dominance index value (D) ranges from 0.12 to 0.36 which describes no dominant species.
The quality of the waters of the Vaname shrimp ponds based on DO, temperature, salinity, pH,
brightness, and nitrate-phosphate content are still well used for shrimp farming.

Keywords: biodiversity, primary productivity, phytoplankton, shrimp farm Vaname

Abstrak

Budidaya udang Vaname (Litopenaeus vannamei) menjadi andalan komoditas peningkatan


perekonomian petani tambak di Indonesia. Fitoplankton merupakan salah satu mikrorganisme yang dapat
dijadikan pengukur produktivitas primer perairan karena fitoplankton mampu melakukan fotosintesi dan
hasil dari fotosintesis berupa oksigen yang dapat dimanfaatkan oleh biota di dalam perairan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman fitoplankton dan kualitas perairan tambak. Metode
pengambilan sampel fitoplankton dengan puporsive random sampling. Analisis data menggunakan
indeks keanekaragaman Shanon Wiener (H’), indeks keseragaman (e), indeks dominansi (D), dan
kelimpahan. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis fitoplankton berjumlah 14 jenis yang tergolong ke
dalam kelas Bacillirophyceae 6 Chlorophyceae 2 jenis, Cyanophyceae 4 jenis, dan Dinophyceae 2 jenis.
Jenis fitoplankton yang paling banyak ditemui selama penelitian yaitu Skletonema costatum pada stasiun
3 yang tergolong dari kelas Bacillirophyceae. Indeks Keanekaragaman (H’) berkisar antara 1,42 – 2,16.
Nilai tersebut menggambarkan keanekaragaman jenis fitoplankton dalam tingkat sedang. Nilai indeks
pemerataan (e) berkisar antara 0,59 – 0,98 yang menggambarkan jenis fitoplankton dinyatakan merata.
Nilai indeks dominansi (D) berkisar antara 0,12 – 0,36 yang menggambarkan tidak ada jenis yang
mendominasi. Kualitas perairan tambak udang Vaname berdasarkan DO, suhu, salinitas, pH, kecerahan,
dan kandungan nitrat-fosfat masih baik digunakan untuk budidaya udang.

Kata kunci: keanekaragaman, produktivitas primer, fitoplankton, tambak udang Vaname

27
Jurnal Biologi, Volume 7 No. 3, Juli 2018 ISSN 2621-9824
Hal. 27-32

Pendahuluan pengambilan sampel di tambak udang daerah


Lasem.
Negara Indonesia merupakan negara yang a. Prosedur Pengambilan Sampel
memiliki banyak pulau, baik yang sudah dikelola Pengambilan sampel untuk fitoplankton dan
dengan baik maupun belum dikelola dengan baik. pengukuran produktivitas primer dilakukan secara
Sumber daya alam di dalamnya merupakan aset komposit dengan menggunakan ember sebanyak 40
besar yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan L dan disaring menggunakan planktonet ukuran
kesejahteraan masyarakat. Udang merupakan salah 25µm. Sampel air yang digunakan untuk identifukasi
suatu komoditas yang dapat membantu peningkatan fitoplankton dimasukan dalam botol sebanyak 100
perkonomian petani tambak di Indonesia. Udang, ml dan diberi formalin 4 tetes, sampel air untuk nitrat
tuna, dan cakalang merupakan salah satu dan fosfat diambil pada permukaan perairan dengan
komoditas andalan ekspor sektor perikanan. menggunakan botol sampel sebanyak 600 ml.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, luas Selanjutnya botol sampel nitrat dan fosfat tersebut
laut Indonesia lebih besar dari pada daratanya. dimasukkan ke dalam ice box untuk menjaga
Potensi lahan untuk dikembangkan untuk kegiatan keawetan sampel.
budidaya perairan sangat besar dengan panjang b. Analisis Data
garis pantai sekitar 81.000 km (Kaligis dkk., 2009). Perhitungan fitoplankton menggunakan
Permasalahan utama yang dialami pada petani Sedgewick Rafter Cell (SRC) yang dilihat dibawah
tambak udang pada budidaya perairan udang mikroskop dengan perbesara 10 x 40. Kelimpahan
adalah terjadinya penurunan produktivitas perairan fitoplankton dihitung dalam indv/l menggunakan
yaitu berupa oksigen terlarut, pH, dan suhu air yang rumus APHA (2005):
diakibatkan akumulasi hasil metabolisme udang.
Hasil dari metabolisme udang dan sisa pakan udang
Keterangan :
akan terbuang ke lingkungan sehingga akan
N = Kelimpahan plankton (ind/L)
berpengaruh terhadap kualitas air pada tambak.
T= Jumlah kotak dalam SRC (1000)
Fitoplankton merupakan mikroorganisme yang
L= Jumlah kotak dalam satu lapangan pandang
hidup melayang – layang di lautan, danau, sungai,
P1 = Jumlah plankton yang teramati
dan badan air lainnya, merupakan mikroorganisme
P2 = Jumlah kotak SRC yang diamati
autotrof yang dapat menghasilkan makanan sendiri
V1 = Volume air dalam botol sampel (ml)
dengan bantuan sinar matahari (Thoha, 2004).
V2 = Volume air dalam kotak SRC (ml)
Fitoplankton juga merupakan salah satu
W = Volume air tambak/saluran yang tersaring
mikroorganisme yang dapat dijadikan indikator
produktivitas primer perairan karena fitoplankton Selain kelimpahan fitoplankton, perhitungan
mampu melakukan fotosintesis dan hasil dari beberapa indek ekologi juga dilakukan. Perhitungan
fotosintesis berupa oksigen yang dapat indek ekologi tersebut meliputi indek dominasi (D),
dimanfaatkan oleh biota di dalam perairan. indek keanekaragaman (H), dan indek pemerataan
Fitoplankton mempunyai beberapa jenis klorofil (e). Perhitungan indek tersebut mengacu pada
seperti klorofil a, b, dan c sehingga klorofil dari Odum (1971), dengan rumus sebagai berikut:
fitoplankton dapat dijadikan sebagai bahan
pengukuran dari kesuburan perairan (Arifin, 2009). ∑ (Magurran,1988)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keanekaragaman fitoplankton dan kualitas perairan Keterangan:
tambak. H’ = indeks keanekaragaman Shanon Wiener
Pi = ni/N (proporsi jenis fitoplankton)
Metode Penelitian ln = jumlah jenis fitoplankton
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan N = jumlah seluruh jenis fitoplankton
September 2017 dan dilaksanakan di tambak udang
Vaname di daerah Tireman Kecamatan Lasem H
e (Krebs, 1989)
Kabupaten Rembang. Penentuan Stasiun penelitian
yaitu menggunakan metode purposive random
sampling yaitu penentuan lokasi berdasarkan atas Keterangan :
adanya tujuan tertentu oleh peneliti dan sesuai e =Indeks pemerataan jenis
dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga H =Indeks keanekaragaman
mewakili populasi di daerah tersebut dan H’mak =Nilai keanekaragaman jenis
didapatkan 3 stasiun sebagai tempat penelitian atau maksimum (ln S)
28
Jurnal Biologi, Volume 7 No. 3, Juli 2018 ISSN 2621-9824
Hal. 27-32
12 Tolypothrix sp. 0 68 255
S = Jumlah total individu
D Dinopyceae
∑ (Magurran, 1988)
13 Protoperidinium sp. 34 0 17
Keterangan : 14 Pyrocytis sp. 51 0 34
D = Indeks dominasi
Jumlah Jenis 9 7 11
Pi = ni/N (proporsi jenis fitoplankton)
Jumlah Total 391 425 1666
Hasil dan Pembahasan Individu (N)
a. Keanekaragaman Fitoplankton Indeks 2,16 1,83 1,42
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada Keanekaragaman
tambak udang Vaname Kabupaten Rembang (H’)
Indeks Pemerataan 0.98 0,94 0,59
didapatkan 14 jenis fitoplankton. Fitoplankton yang (e)
didapatkan terdiri atas 4 kelas yang meliputi kelas Indeks Dominansi 0,12 0,18 0,36
Bacillariophyceae (6 jenis), Cholorophyceae (2 (D)
jenis), Cyanophyceae (4 jenis), dan Dinophyceae (2
jenis).
beberapa indek ekologi fitoplankton telah dihitung
Jenis yang paling banyak yaitu dari kelas meliputi keanekaragaman, indeks, indek
Bacillariophyceae yang berjumlah 6 jenis yaitu pemerataan, dan indek dominasi (Tabel 1). Indeks
Hemiaulus haucii, Navicula sp., Nitzachia sigma, keanekaragaman fitoplankton di lokasi penelitian
Rhizosolenia sp., Skletonema costatum, dan berkisar antara 1,42-2,16. Nilai indeks
Synedra acus. Bacillariophyceae (diatom) keanekaragaman menunjukan bahwa
merupakan fitoplankton yang dapat beradaptasi di keanekaragaman jenis pada stasiun penelitian
berbagai lingkungan dan bersifat kosmopolit memiliki keanekaragaman jenis sedang. Menurut
(Radiarta, 2013). pendapat Odum (1993), menyatakan bahwa
apabila indeks keanekaragaman (H’) lebih besar
dari 3 maka keanekaragaman jenis dinyatankan
Kelimpahan yang tinggi terdapat pada stasiun 3 tinggi. Nilai keanekaragaman (H’) antara 1 sampai
dengan jumlah total 1666 ind/l sedangkan dengan 3 keanekaragaman jenis dinyatakan
kelimpahan terendah pada stasiun 1 yaitu 391 ind/l. sedang, sedangkan nilai keanekaragaman jenis
Spesies yang sering ditemukan saat pengamatan (H’) kurang dari 1 maka keanekaragaman jenis
terdapat pada stasiun 3 yaitu Skletonema costatum, dinyatakan rendah.
Cholorococcum sp, Tholypothrix sp. Indeks Pemerataan (e) berkisar antara 0,59-
0,98 nilai tersebut menunjukan bahwa kelimpahan
Tabel 1. Keanekaragaman Fitoplankton di Tambak yang merata disuatu komunitas fitoplankton.
Udang Vaname (Litopeneous vanameii) Kelurahan Menurut Siregar et.al (2008) Nilai indeks
Tireman Kabupaten Rembang pemerataan (e) fitoplankton e > 0,5 merupakan nilai
yang mendekati 1 dan dikategorikan merata. Indeks
Tingkat stabilitas lingkungan perairan, pemerataan (e) yang mendekati angka 1
No Nama Spesies Stasiu Stasiu Stasiu menunjukkan keadaan seimbang berarti tidak terjadi
n1 n2 n3
persaingan untuk mendapatkan makanan maupun
A Bacillariophyceae
tempat. Indeks dominansi (D) pada tabel 1.
1 Hemiaulus hauckii 51 51 0 Menunjukan nilai yang berkisar antara 0,12-0,36.
2 Navicula sp. 51 34 0 Nilai tersebut mendekati angka 0 yang menunjukan
3 Nitzachia sigma 17 51 17 tidak ada jenis fitoplankton yang mendominasi atau
4 Rhizosolenia sp. 51 34 17 spesies dikatakan merata. Menurut Sudiana (2005),
nilai indeks dominasi (D) mendekati angka 0
5 Skeletonema 0 51 918
costatum
menunjukan tidak ada jenis yang mendominasi dan
6 Synedra acus 51 0 0 apabila nilai D mendekati angka 1 menujukan
bahwa terdapat jenis yang mendominasi
B Chloropyceae
7. Chlorococcum sp. 0 136 289 b. Kualitaas Perairan Tambak
8 Spirogyra sp. 0 0 34 Parameter fisika dan kimia perairan sangat
C Cyanopyceae mempengaruhi terhadap keberadaan biota perairan
9 Calothrix sp. 34 0 34 29
10 Nostoc sp. 0 0 17
11 Oscilatoria 51 0 34
farmosa
Jurnal Biologi, Volume 7 No. 3, Juli 2018 ISSN 2621-9824
Hal. 27-32

termasuk pertumbuhan fitoplankton dan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.51 Tahun
pertumbuhan udang di tambak. Adapun hasil 2004 tentang baku mutu air laut derajat keasamaan
pengukuran parameter fisika kimia di perairan (pH) untuk biota laut yaitu berkisar antara 7 – 8,5.
tambak udang Vaname disajikan dalam tabel 2. Nilai data tersebut (tabel. 2) menunjukan nilai yang
baik untuk pertubuhan udang dan fitoplankton
didalam perairan. Menurut Utojo (2015), kisaran nilai
Tabel 2. Data fisika kimia di perairan tambak udang derajat keasamaan (pH) 7,17 - 8,98 pada tambak
Vaname tidak berpengaruh negatif terhadap organisme
budidaya termasuk organisme plankton atau masih
Parameter Stasiun Stasiun Stasiun layak sebagai media budidaya tambak.
1 2 3 Hasil pengukuran salinitas di stasiun 1, 2, dan 3
DO (mg/I) 4,3 4.0 4,0 memiliki nilai yang berkisar antara 38 – 39 ppt. nilai
Suhu (oC) 33 32,7 33,3 salinitas tersebut masih tergolong baik untung
Salinitas 38 38 39 pertumbuhan udang Vaname di tambak. Menurut
(ppt) Utojo (2015), kisaran salinitas air tambak udang
pH 7,9 7,7 7,8 yaitu 10-35 ppt dengan kisaran optimumnya 15 – 25
Kecerahan 65 60 60 ppt. Sedangkan menurut Menurut Mc Graw dan
(cm) Scarpa (2002) bahwa udang Vaname dapat hidup
Nitrat 7,54 8,45 10,37 pada kisaran 0,5 – 45 ppt. Lokasi tambak udang
(mg/l) Vaname di daerah Tireman jauh dengan sungai dan
Fosfat 0,02 0,03 0,09 dekat dengan pesisir, oleh karena itu untuk
(mg/l) mengatasi salinitas yang tinggi petani tambak
cenderung mengganti air tambak dengan air dari
DO (Dissolved Oxygen) pada data kualitas laut yang baru agar salinitas perairan tambak tetap
perairan di tambak udang menunjukan nilai 4,0 mg/L optimum bagi pertumbuhan udang dan fitoplankton
– 4,3 mg/L. DO (Dissolved Oxygen) menunjukkan di dalamnya.
kandungan oksigen yang terlarut dalam perairan Kecerahan yang diukur pada tambak udang
dan memiliki fungsi penting bagi kehidupan biota di Vaname yaitu berkisar antara 60 – 65 cm. Stasiun 1
dalam perairan. Nilai DO (Dissolved Oxygen) yang memiliki kecerahan yang paling tinggi yaitu 65 cm,
berkisar antara 4,0 mg/l – 4,3 mg/l menunjukkan stasiun 2 dan 3 memiliki nilai kecerahan 60 cm.
bahwa oksigen yang terlarut di masing – masing Kelimpahan fitoplankton dapat ditunjukkan oleh nilai
stasiun masih baik untuk pertumbuhan biota di kecerahan dalam perairan. Semakin tingginya
dalam perairan yaitu masih dalam kisaran baku kelimpahan fitoplankton akan meningkatkan
mutu untuk perairan budidaya tambak yang di turbiditas (kekeruhan) atau menurunkan kecerahan
tetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum Nomor air. Menurut Arifin (2009) Kecerahan dalam perairan
16/PRT/M/2011 tentang pedoman operasi dan mempengaruhi kelimpahan fitoplankton karena
pemeliharaan jaringan irigasi tambak bahwa fitoplankton merupakan mikroorganisme berklorofil
kandungan oksigen terlarut (DO) sesuai yang yang membutuhkan energi sinar matahari untuk
ditetapkan yaitu 3 mg/l – 10 mg/l dengan nilai optium fotosintesis. Siregar et al. (2009) kecerahan
4 mg/l – 7 mg/l. mempengaruhi produktivitas perairan semakin
Hasil dari pengukuran suhu pada perairan rendah nilai kecerahan maka semakin rendah juga
o o
tambak yaitu berkisar antara 32,7 C -33,3 C. produktivitas perairan.
Menurut Utojo (2015), suhu air tambak udang Pengujian kandungan nitrat di laboratorium
berkisar persyaratan suhu air tambak udang menunjukkan nilai yang berkisar antara 7,54 mg/l –
berkisar 26oC-33oC dan kisaran optimumnya 29oC– 10,37 mg/l. nilai tertinggi yaitu pada stasiun 3
31oC. Meningkatnya suhu air tambak seiring dengan (Tabel 2) yang mencapai 10,37 mg/l. Nilai tersebut
meningkatnya konsumsi oksigen yang dibutuhkan melebihi ambang batas yang ditentukan namun
oleh organisme akuatik termasuk plankton. Suhu kenaikan nitrat pada stasiun 3 masih dapat di torelir
mempengaruhi keberadaan fitoplankton yaitu biota didalam perairan dan fioplankton. Berdasarkan
semakin dalam perairan, suhu akan semakin rendah Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang
menyebabkan kelimpahan fitoplankton berkurang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
(Arifin, 2009). Pencemaran sehubungan dengan klasifikasi dan
Derajat keasaman (pH) pada data diatas (tabel. kriteria baku mutu air limbah kelas II, nilai ambang
2) yaitu menunjukan nilai derajat keasaman (pH) batas nitrat di perairan adalah 10 mg/l. sirkulasi di
berkisar anatara 7,7 – 7,9. Berdasarkan Keputusan
30
Jurnal Biologi, Volume 7 No. 3, Juli 2018 ISSN 2621-9824
Hal. 27-32

permukaan air. Menurut Handoko et al. (2013) Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi
proses pengadukan pada dasar perairan dan proses Ketiga. UGM Press. Yogyakarta.
sirkulasi dari permukaan akan sangat
mempengaruhi besarnya kandungan nitrat-fosfat. Odum, E. P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi. UGM
Press. Yogyakarta.
Daftar Pustaka
Peraturan Pemerintah. 2001. Pengelolaan Kualitas
[APHA] American Public Health Assosiation. 2005. Air dan Pengendalian Pencemaran
Standart Methods For the Examination of sehubungan dengan klasifikasi dan kriteria
water and Wasterwater. Amer. Publ. 17th baku mutu air limbah kelas II. No 82 Tahun
Edition. New York Health Association. 2001.

Arifin Ridwan. 2009. Distribusi Spasial dan Temporal Radiarta, Nyoman. 2013. Hubungan Antara
Biomassa Fitoplankton (Klorofil-A) dan Distribusi Fitoplanktondengan Kualitas
Keterkaitannya Dengan Kesuburan Perairan Perairan di Selat Alas Kabupaten Sumbawa
Estuari Sungai Brantas, Jawa Timur. Skripsi. Nusa Tenggara Barat. Jurnal Bumi Lestari 13
Departemen Manajemen Sumberdaya (2): 234-243.
Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan Institut Pertanian Bogor. Rumanti Menur, Siti Rudiyanti, Mustofa Niti, S.,
2014. Hubungan Antara Kandungan Nitrat
Aryawati Riris dan Hikmah Thoha. Departemen dan Fosfat dengan Kelimpahan Fitoplankton
Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas di Sungai Bremi Kabupaten Pekalongan.
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Diponegoro Journal Of Maquares Vol.3(1),
Pertanian Bogor. Jurnal Maspari 02 (2011) : Tahun 2014, Halaman 168-176.
89-94.
Siregar, S.H., A. Mulyadi, O.J. Hasibuan. 2008.
Handoko, M.Y. dan Y.W. Sri. 2013. Sebaran Nitrat Struktur Komunitas Diatom Epilitik
dan Fosfat dalam Kaitannya dengan (Bacillariophyceae) pada Lambung Kapal di
Kelimpahan Fitoplankton di Kepulauan Perairan Dumai Provinsi Riau. Jurnal Ilmu
Karimunjawa. Jurnal Oseanologi, 2(3): 198- Lingkungan, Vol.2 (2).
206.
Sudiana, Nana. 2005. Identifikasi Keragaman Jenis
Heriyanto, Eni Sumiarsih, dan Adnan Kasry. 2009. dan Kelimpahan Phytoplankton di Muara
Kesuburan Perairan Waduk Nagedang Suangai Wonokromo, Sungai Porong
Ditinjau dari Kosentrasi Klorofil-A Fitoplankton Surabaya Jawa Timur. Jurnal Alami, 10(3):
Desa Giri Sako Kecamatan Logas Tanah 12-17.
Darat Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi
Riau. Berkala Perikanan Terubuk, Vol. 37 (2): Thoha, H. 2004. Kelimpahan Plankton di Perairan
48-59. Bangka-Belitung dan Laut Cina Selatan,
Sumatera. Jurnal Makara Sains, 8(3):96-102.
Kaligis, Erly, Djokosutiyanto, D., Affandi, Ridwan.
2009. Pengaruh Penambahan Kalsium dan
Salinitas Aklimasi Terhadap peningkatan
sintasan Postlarva Udang Vanname
(Litopenaeus vannamei ; Boone). Jurnal
Kelautan Nasional Vol.2: 101-108.

Magurran, A.E. 1988. Ecological Diversity and Its


Measurement. Pricenton University Press.
USA.

Mc Graw WJ, Scarpa J. 2002. Determining Ion


Concentration for Litopenaeus vannamei
Culture in Freshwater. Global Aquaculture.
Advocate .5 (3): 36-37.

31

You might also like