Artikel - Analisis Pendapatan Usaha Ternak Sapi Perah

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

TEMPLATE ARTIKEL MAKALAH PENELITIAN (edisi 19 Feb 2023)

STUDI KASUS ANALISIS PENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI PERAH DI


DESA SUMBERSEKAR KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG
*JANGAN CANTUMKAN NAMA PENULIS DI LEMBAR INI. CANTUMKAN SEMUA NAMA
PENULIS DI LEMBAR IDENTITAS PENULIS*

CASE STUDY OF INCOME ANALYSIS OF DAIRY CATTLE BUSINESS IN


SUMBERSEKAR VILLAGE, DAU DISTRICT, MALANG DISTRICT

Abstract: Dairy cows are livestock that produce animal protein in the form of milk
and meat. So it requires a livestock business process to be able to increase the quality
and quantity of milk produced. The aim of the research is to analyze the costs, income,
profits, profitability and efficiency in the dairy farming business in Sumbersekar
Village, Dau District, Malang Regency. This research was carried out at all farmers
who have dairy farming businesses in Sumbersekar Village, Dau District, Malang
Regency. This type of research is a qualitative method, namely data analysis by
describing or depicting data without the intention of making general conclusions or
generalizations by observing and interviewing respondents through questionnaires
that have been provided to obtain primary data from respondents. The population of
this study was all dairy farmers in Sumbersekar Village, totaling 10 people
(respondents), where all members of the population were used as samples. The results
of this research show that the average total cost incurred by farmers in dairy farming
is Rp. 8,000,000,- per month. The average income received by farmers is Rp.
9,000,000,-. The average profit obtained by farmers is Rp. 1,000,000,-. Meanwhile,
the profitability of the dairy farming business is 12.5%, which means it provides
profits for farmers. And the business efficiency value is 1.125% so it can be said that
the business is efficient.

Keywords: Dairy Cows, Income, Sumbersekar.

Abstrak: Sapi perah adalah ternak yang menghasilkan protein hewani berupa daging
serta susu. Sehingga membutuhkan suatu proses usaha peternakan agar mampu
manikkan kuantitas serta kualitas susu dari hasil ternak. Tujuan penelitian ini yaitu
menganalisis banyaknya biaya, keuntungan, profibilitas, keuntungan serta efisiensi.
adalah pada bisnis ternak sapi perah Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau Kabupaten
Malang. Penelitian ini dilakukan diseluruh peternak yang mempunyai bisnis ternak
sapi perah di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Penelitian ini
merupakan penelitian dengan metode kualitatif, yaitu analisis data yang
menggambarkan, ataupun mendisktipsikan data dengan tidak membuat kesmpulan
yang general ataupun umum dengan cara observasi dan interview responden melalui
kuesioner yang telah disediakan guna mendapatkan data primer dari responden.
Adapun populasi penelitian ini yaitu semua peternak sapi perah di Desa Sumbersekar
yang berjumlah 10 orang (responden), dimana semua anggota dari populasi tersebut
menjadi sampel. Dari penelitian yang sudah dilakukan, hasil penelitian ini
menjelaskan dimana usaha ternak sapi perah biaya total rata–rata yang dikeluarkan
peternak adalah Rp. 8.000.000,- per bulan. Pendapatan rata–rata yang diterima
peternak adalah Rp. 9.000.000,-. Keuntungan rata–rata yang didapatkan peternak yaitu
Rp. 1.000.000,-. Sedangkan profitabilitas usaha ternak sapi perah adalah 12,5% yang
berarti memberikan keuntungan bagi peternak. Serta nilai efisiensi usaha tersebut
adalah 1,125% sehingga dapat dikatakan bahwa usaha tersebut telah efisien.
Kata kunci: Sapi Perah, Pendapatan, Sumbersekar.

PENDAHULUAN (heading level 1)


Usaha ternak sapi perah sebagai usahapeternakan rakyat yang dalam arti sempit adalah
usaha tani yang mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok tani dan keluarga.
Peternakan memiliki peran sebagai penghasil bahan pangan seperti daging dan susu pyang
mengandung protein hewani. Selain itu, peternakan menjadi kesempatan kerja untuk masyarakat
serta sumber pendapatan.
Sapi perah adalah salah satu komoditas utama dalam sub sektor peternakan. Komoditas
ini bisa menunjang kebutuhan protein hewani bagi warga masyarakat. Sapi erah mempunyai
kandungan banyak nutrisi seperti, lemak, protein, vitamin, karbohidrat (laktosa) serta mineral.
Tidak hanya itu, air seni sapi serta kotorannya bisa digunakan untuk pembuatan kompos, pupuk
serta biogas. Berbagai manfaat tersebut bisa didapatkan dengan usaha ternak sapi perah sebagai
potensi guna meningkatkan pendapatan.
Bisnis ternak sapi di Indonesia secara general masih menggunakan cara yang tradisional
dan skala usaha kecil (Wahyuningsih, 2013). Peternak belum memikirkan ekonomi, padahal
disini biaya sangat berpengaruh pada pendapatan yang hendak diterima peternak. Beberapa
faktor yang mempengaruhi tingginya pendapatan yaitu faktor lingkungan seperti, pakan, sistem
perkandangan, lahan, pemasaran, pencegahan terhadap penyakit yang baik untuk mendapatkan
kuantitas serta kualitas susu yang optimal dan didukung faktor genetik sapi yang sedang
dibudidayakn. Faktor genetik in penting dikarenakan memiliki sidat waris, dalam artian sapi
memiliki keunggulan untuk mewariskan sifat kepada keturunan (Sulistiyati et al., 2013). Faktor
genetik adalah kemampuan indivifu ternak, adapun faktor lingkungan adalah kesempatan guna
menampakkan keunggulan ternak. (Wahyudi et al., 2013). Selain itu, ada faktor ekonomi yang
merupakan faktor terpenting guna melihat besarnya biaya untuk produksi yang sudah digunakan
guna operasional pendapatan serta usaha yang didapatkan dalam usaha ternak sapi perah.
Harga pakan cukup tinggi mempengaruhi tingkat pendapatan peternak, tidak hanya itu,
tingkat pendapatan tidak bisa maksimal serta susah guna mengembangkan usaha ternak sapi
tersebut. Ternak sapi perah yang terdapat di Desa Sumbersekar yaitu sapi potong serta sapi
perah. Di usaha ternak sapi perah memerlukan modal besar, sehingga masyarakat kurang begitu
tertarik berbudidaya usaha ini dikarenakan kurangnya modal yang terdiri atas modal finansial,
alam, fisik, sumberdaya manusia serta sosial (Prayitno & Khotimah, 2011). Perlu pemahaman
mengenai usaha ini meliputi pendapatan serta biaya produksi. Oleh karena itu bisa
mempengaruhi laba usaha yang sedang dijalankan. Bisnis sapi perah ini memanfaatkan tenaga
kerja keluarga dimana jumlah tenaga kerjanya tidak lebih dari lima orang serta sifatnya
tradisional dalam proses produksinya. Walaupun bersifat tradisional, usaha ternak sapi di Desa
Sumbersekar masih bisa bertahan hingga kini.
Dalam merencanakan usaha, mengevaluasi hingga masalah memandaaftkan peuang
mempunyai nilai rendah, ini dikarenakan nilai peternakn mempunyai modal yang terbatas.
(Kharisma, 2019). Produksi utama usaha ternak sapi perah adalah susu. Tinggi rendahnya tingkat
produksi susu perah tergantung pada pemberian pakan dan konsentrat tambahan. Selain itu,
keberhasilan pengembangan serta keberlanjutan usaha ternak sapi perah bergantung pada
infrastruktur dan teknologi yang dikembangkan. Kemudian harga jual produksi susu sapi perah
yang masih relatif rendah dari harga konsumsi. Sehingga, perhitungan berapa produksi dan biaya
produksi dihasilkan bisa menjadi suatu perhatian dikarenakan dalam usaha ternah dapi perah
terdapat siklus laktasi. Pada usaha ini buth menyeimbangkan antara ternak kering dan
bereproduksi. Analisis pendapatan usaha ternak bermanfaat guna menjadi gambaran tentang
kerugian bahkan keuntungan ternak yang dihitung dari jumlah penerimaan yang didapatkan di
kurangi dengan biaya pengeluaran. Analisis usaha ternak sapi perah terdidri dari analisis
pendapatan dari biaya total serta analisis pendapatan dari biaya tunai. Dalam komponen biaya,
biaya pengeluaran meliputi biaya yang diperhitungkan erta biaya tunai.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan tentang analisis usaha ternah sapi ini adalah
dari penelitian oleh (Ervina et al., 2019) yang menrliti tentang beberapa faktor pengaruh
pendapatan usaha sapi perah kelompok tani ternak dengan metode analisis kuantitatif dengan
analisis regresi linear berganda serta uji beda one sample test. Dari penelitian tersebut diperoleh
hasil pendapatan bersih berbeda signifikan dengan nilai lebih tinggi. Selain itu, ada penelitian
yang dilakukan oleh (Indratmi et al., 2018) yang meneliti tentang profil peternak sapi perah
menggunakan metode survei. Dari penelitian ini didapatkan bahwa usaha sapi ternah peru
bantuan keamanan pemerintah guna meningkatkan mutu desa untuk produksi ternak susu sapi
perah.
Dari latar belakang di atas, maka adapun fokus pertanyaan di penelitian ini adalah
mengenai bagaimana biaya produksi, pendapatan, keuntungan, dan profibilitas dari usaha ternak
sapi dan bagaimana tingkat efisiensi dari bisnis ternak sapi di Desa Sumbersekar, Kecamatan
Dau, Kabupaten Malang. Sehingga tujuan penelitian ini yaitu guna menganalisis besarnya biaya
produksi, pendapatan, keuntungan, serta profibilitas dari usaha ternak sapi serta menganalisis
besarnya tingkat efisiensi dari usaha ternak sapi di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang.

KAJIAN PUSTAKA
Produksi merupakan proses yang mengubah dari input ke output. Bisa dikatakn juga
produksi merupakan proses yang dilakukan guna menambah maupun menciptakan nilai guna
jasa ataupun barang. Jika tamabahan nilai guna dilakukan dengan tidak mengubah bentuk
produk. Produksi dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu produksi ekstraksi, yaitu semua usaha
yang diterapkan melalui pengambilan hasil alam langsung. Pada proses produksi membutuhkan
input seperti faktor produksi ialah sarana atau alat bantu guna kegiatan berjaan lancar. Oleh
sebab itu, jika faktor produksi sebenarnya tidak ada, dan proses produksi tidak dapat
berlangsung. Faktor produksi meliputi tenaga kerja, modal dan kehalian maupun kemampuan
serta lahan.
Adapun konsep utama dalam produksi yaitu menghasilkan output dengan maksimal, baik
itu dari segi kualititas bahkan kuantitas dengan input tertentu. Serta dapat menghasilkan output
sesuai target dengan biaya sekecil mungkin. Apabila kondisi itu terpenuhi, maka perusahaan bisa
mendapatkan untung yang cukup optimal. Produksi dilakukan pada kurun waktu yang ditentukan
dan dibagi ke dalam dua jenis ialaj produksi jangka pendek serta produksi jangka panjang,
jangka pendek yaitu kurun waktu yang mana terjadi pada saat salah satu maupun lebih faktor
produksi tidak dapat berubah ataupun tetap. Beberapa faktor yang tidak bisa dirubah yaitu fixed
input. Pada umumnya fixed input merupakan modal dikarenakan sifatnya tetap sebab memiliki
jumlah tetap serta tidak mempengaruhi biaya hasil produksi. Adapun jangka panjang bisa
berkisar 10 tahun, 25 tahun atau bahkan hingga 50 tahun.
Adapun biaya produksi, yaitu biaya keseluruhan yang perlu dikeluarkan untuk bisnis
ataupun perusahaan guna menghasilkan jasa dan produk. Biaya ini meliputi segala sesuatu yang
dikeluarkan dari awal hingga barang bisa dijual dan disalurkan ke pasar atau konsumen. Ada tiga
jenis biaya total, tetap dan variabel. Biaya tetap merupakan biaya produksi yang timbul
dikarenakan menggunakan faktor produksi tetap sampai biaya pengeluaran faktor produksi tidal
berubah meskipun jumlah barang yang dihasilkan tidak tetap atau berubah-ubah. Biaya tetap
dalam usaha ternak sapi perah yaitu biaya penyusutan peralatan serta sapi perah. Biaya
penyusutan peralatan meurpakan alokasi biaya yang perolehan dari peralatan selama masa
manfaat peralatan tersebut. Besarnya nilai yang bisa diperkecil yaitu selisih antara harga
perolehan disertai nilai sisa, ialah peralatan tersebut pada akhir masa manfaat. Dan sama dengan
sapi perah yaitu biaya lama produktifitas selama laktasi untuk menghasilkan susu perah.
Biaya variable yaitu biaya pengeluran produsen yang menjadi sebab dari penggunaan
faktor produksi variabel hingga biaya ini berubah jumlahnya berdasarkan jumlah produk yang
dihasilkan. Sedangkan biaya total yaitu seluruh biaya pengeluaran untuk produksi. Biaya total
merupakan seluruh biaya tetap serta biaya variabel yang dikeluarkan pada usaha.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan tentang analisis usaha ternah sapi ini adalah
dari penelitian oleh (Ervina et al., 2019) yang menrliti tentang beberapa faktor pengaruh
pendapatan usaha sapi perah kelompok tani ternak dengan metode analisis kuantitatif Dari
penelitian tersebut diperoleh hasil pendapatan bersih berbeda signifikan dengan nilai lebih tinggi.
Selain itu, ada penelitian yang dilakukan oleh (Indratmi et al., 2018) yang meneliti tentang profil
peternak sapi perah menggunakan metode survei. Dari penelitian ini didapatkan bahwa usaha
sapi ternah peru bantuan keamanan pemerintah guna meningkatkan mutu desa untuk produksi
ternak susu sapi perah.
Proses usaha ternak sapi untuk dapat menghasilkan susu sapi perah membutuhkan input
produksi berupa peralatan produksi, budidaya sapi berupa hewan ternak, tenaga kerja, dan pakan.
Dalam proses produksi dibagi kedalam dua jenis, ialah biaya variabel serta biaya tetap. Biaya
tetap adalah biaya penyusutan peralatan serta umur produktif ternak adapun biaya variabel yaitu
tenaga kerja, dan pakan (Sutanto & Hendradiningsih, 2011).
Selanjutnya susu sapi perah yang telah diproduksi hendak dipasarkan sesuai harga yang
sudah ditentukan sampai memperoleh pendapatan. Sesudah mendapatkan pendapatan kemudian
hendak dihitung labanya. Keuntungan diperoleh dari hasil pengurangan pendapatan dengan biaya
total. Sedangkan nilai profitabilitas didapat dari hasil bagi antara keuntungan usaha dengan biaya
total dimana perbandingan tersebut menunjukkan bahwa keuntungan lebih besar dari biaya total,
sehingga bisa disimpulkan yaitu usaha tersebut menguntungkan. Efisiensi usaha ternak sapi bisa
dihitung melalui cara rasio atau perbandingan R/C, dimana perbandingan ini mencangkup
perbandingan dari besar pendapatan dengan biaya pengeluaran usaha ternak sapi guna produksi.
Adapun kriteria efisiensi yaitu perbandingan antara penapatan dengan biaya total pengeluaran
dalam usaha ternak sapi yang ditulis dengan angka atau nomor. Kriteria yang diterapkan yaitu
apabila R/C>1, usaha ternak sapi itu sudah efisien dan apabila R/C < 1, usaha ternak api tidak
efisien.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini yaitu jenis penelitian kualitatif yang dilakukan di Desa Sumbersekar yang
menjadi desa produsen ternak sapi penghasil susu perah. Data yang pada penelitian ini yaitu data
primer diman peneliti telah mengumpulkan secara langsung dari sumber pertama maupun tempat
objek penelitian yang diterapkan (Singarimbun et al., 1989). Data pada penelitian ini didapatkan
dari waawancara secara langsung dengan peternak sapi serta pihak – pihak lain yang
berhubungan dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pertanyaan tertulis (kuesioner) dan
melalui pengataman atau observasi secara langsungg di wilayah penelitian. Data primer tersebut
terdiri atas daa identitas peternak sebagai narasumber, biayta pengeluaran dan budidaya sapi
perah hingga jumlah produksi susu dari ternak sapi (Rachmad, 2002; Sugiyono, 2013).
Populasi dari penelitian ini merupakan semua peternak sapi di Desa Sumbersekar
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang berjumlah 10 orang. Jumlah peternak sapi di Desa
Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang terdapat 10 peternak sapi, yaitu Bapak
Sukirno, Kusno, Sungkono, Sujoko, Subianto, Sugeng, Rani, Samsul, Sardi, dan Sumardi, hingga
semuanya diambil menjadi sampel penelitian guna bisa memberi gambar secara umum tentang
usaha ternak sapi. Teknik yang peneliti gunakan adalah sampling jenuh (sensus). Menurut
Sugiono (2018:85) sampling jenuh merupakan tenik menentukan sampel apabila seluruh anggota
populasi dimanfaatkan menjadi sampel. Peneliti menggunakan teknik ini karena besaran populasi
hanya 10 responden.
Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif. Peneliti
menyajikan data melalui tabel untuk memudahkan penggambaran hasil analisis. Dalam
perhitungan data, peneliti menggunakan program Ms. Office Excel untuk memudahkan
perhitungan. Untuk menghitung profibilitas, kriteria yang digunakan yaiut jika profitabilitas > 0
maka usaha ternak sapi bisa memberikan keuntungan serta jika profitabilitas < 0 sehingga bisnis
ternak sapi tidak memberikan keuntungan. Untuk efisiensi, Kriteria yang digunakan yaitu jika
R/C > 1 maka usaha ternak sapi sudah efisien dan jika R/C < 1 sehingga usaha ternak sapi tidak
efisien.

HASIL DAN PEMBAHASAN


.Dari penelitian yang sudah dilakukan, bisa didapatkan hasil yaitu karakteristik responden
usaha ternak sapi di desa Sumbersekar, analisis usaha teknik sapi, efisiensi usaha ternak sapi
perah, hingga hambatan dan harapan peternak. Untuk karakteristik responden ditampilakn pada
tabel 1.
Tabel. 1 Karakteristik Responden
Jumlah tenaga
No Nama Pemilik Jumlah Sapi Lama usia
kerja
1 Sukirno 6 30 3
2 Kuseno 4 30 2
3 Sungkono 3 25 3
4 Sujoko 3 20 3
5 Samsul Hadi 2 5 1
6 Sumardi 5 25 1
7 Rani 2 10 1
8 Subianto 3 35 3
9 Sugeng 4 30 3
10 Sardi 8 30 4
Tabel 1 menjelaskan bahwa dalam usaha ternak sapi di Desa Sumbersekar mempunyai
jumlah ternak sapi antara 2 ekor sampai 8 ekor sapi saja. Peternak dengan hewan ternak
terbanyak dimiliki oleh Bapak Sardi sebanyak 8 ekor sapi dan peternak dengan hewan ternak
paling sedikit dimiliki oleh Bapak Samsul Hadi dan Bapak Rani sebanyak 2 ekor sapi. Paling
lama usaha ternak sapi dijalani oleh Bapak Subianto selama 35 tahun kemudian 4 pemilik usaha
ternak sapi selama 30 tahun, 2 pemilik usaha ternak sapi selama 25 tahun, dan paling sedikiti 1
pemilik usaha ternak sapi selama 20 tahun dan 10 tahun dan 5 tahun. Dengan rata – rata lama
usaha ternak sapi di Desa Sumbersekar adalah 24 tahun. Sedangkan untuk jumlah tenaga kerja
paling banyak 4 orang tenaga kerja dan paling sedikit adalah 1 orang tenaga kerja.
Budidaya Sapi
Sapi merupakan yang berperan penting sebagai pelaku utama usaha ternak sapi di Desa
Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, yaitu susu sapi perah. Sapi perah yaitu sapi
yang pengembangkiannya dengan cara khusus, sebab memiliki kemampuan mengjasilakn susu
untuk jumlah yang besar. Usaha ternak sapi yang digunakan adalah sapi perah jenis FH (Friesien
Holstein) yang berasal dari Provinsi Friesland di Belanda. Meskipun sapi jenis ini asalnya dari
wilayah tapi sapi perah jenis ini dapat beradaptasi di wilayah tropis, sapi FH mempunyai badan
besar, beratnya sapi jantan hingga 1 ton, dan betina hingga 625 kg. ini berukuran paling besar
dibandingkan jenis sapi lainnya. Sapi ini mempunyai ciri yang utama yaitu warna kulit putih
hitam, tanduk pendek yang mengarah ke depan. Kriteria pemilihan sapi FH sebagai penghasil
susu perah atau indukan, yaitu sehat, kaki kokoh, puting susu ada 4 dan ambing membesar dan
simetris.
Sapi bisa bertahan sampai usia 20 tahun, namun sapi yang dirawat guna diperah tidak
sering dipertahakan sampai usisa itu sebab waktu sapi perah tidak produktif akan disembelih
untuk dimanfaatkan dagingnya . Selain itu, sapi perah tua rentan penyakit contohnya masitis
yang bisa mempengaruhi hasi kualitas susu.
Guna mempertahankan masa laktasi sapi perah perlu beranak. Bergantung kondisi pasar,
sapi perah bisa dikawinkan dengan sapi jantan berasal dari ras serupa (agar memperoleh anak
sapi betina yang menghasilkan susu) ataupun dikawinkan dengan sapi potong pejantan. Apabila
anakan yang diperoleh adalah sapi betina yang menghasilkan susu produktif, maka dapat dijaga
guna menjadikan pengganti sapi perah tua. Apabila anakan yang diperoleh adalah sapi betina
emproduktif atau[un sapi jantan, maka dapat digunakan sapi potong. Peternak bisa memilih guna
membesarkan sendiri ataupun dijual ke penggemukan sapi. Sapi muda dapat disembelih guna
memperoleh daging.
Peternak sapi perah biasanya mulai berinseminasi buatan pada sapi betina pada usia 13
bulan sampai 24 bulan dengan hamil berkisar sembilan bulan 10 hari untuk memperoleh dara
bunting dengan anakan yang sehat. Calon induk harus diperlakukan dengan baik agar timbul rasa
nyaman untuk menghindari terjadinya setres pada calon indukan karena dapat mengakibatkan
keguguran, selain itu calon induk pada 60 hari mendekati prediksi kelahiran wajib diberikan
pakan tambahan (konsentrat dan mineral) atau penambahan porsi pakan dari biasanya yang
bertujuan untuk memacu produksi susu yang akan dihasilkan. Anak sapi baru lahir secepatnya
berpisah dari induk dikarenakan hubungan anak sapi dengan induk bisa intens seiring
berjalannya waktu sampai pemisahannya dapat menyebabkan setres bagi induk sapi. Masa
produksi susu sapi perah di Desa Sumbersekar umumnya bisa mencapai laktasi 5 hingga 6 dan
puncak laktasi susu. Pada sapi perah terjadi puncak laktasi pada laktasi 2 dan 3 yang dapat
menghasilkan susu perah 4500 - 5500 liter per masa laktasi atau setara 10 liter susu per ekor
setiap harinya.
Pengeluaran dan pemeliharaan pada usaha ternak sapi di Desa Sumbersekar dalam proses
pemberian pakan ternak umumnya diberikan 2 jenis makanan, yaitu hijauan dan konsentrat.
Pemberian hijauan berupa rerumputan sebanyak 3 kali dalam sehari sebanyak 10 – 12% dari
perkiraan berat badan sapi yang merupakan sumber serat dan energi bagi sapi yang memiliki
peran untuk menjaga fungsi rumen serta kesehatan. Sedangkan pemberian konsentrat atau pakan
tambahan sebanyak 2 kali dalam sehari sebanyak 1 – 2% dari bobot badan sapi atau
perbandingannya komposisi jumlah hijauan dan konsentrat yaitu 60% hijauan serta 40%
konsentrat serta komposisi itu bergantung kuantitas dan kualitas hijauan.
Obat – obatan yang diperlukan dalam pemeliharaan usaha ternak sapi peternak harus
menyediakan, yaitu obat cacing yang harus rutin diberikan setiap 2 kali dalam setahun,anti
septik, vitamin, obat diare dan obat anti nyeri. Kemudian, untuk inseminasi buatan dan vaksinasi
(PMK dan LSD) dengan dibantu oleh petugas dinas peternakan terdekat.
Sapi perah rutin dibersihkan atau dimandikan setiap hari selain untuk membersihkan dari
kotoran yang menempel pada badan sapi perah untuk meminimalisir jumlah kuman dan bakteri
yang terkandung pada air susu yang dihasilkan. Pengeluaran yang digunakan dalam usaha ternak
sapi di Desa Sumbersekar, meliputi pengeluaran untuk tenaga kerja, makanan sapi perah berupa
pembelian konsentrat, pembelian rumput hijauan pada musim kemarau, dan obat–obatan serta
vitamin.
Peralatan yang digunakan untuk membantu menjalankan usaha ternak sapi secara umum
adalah kandang yaitu bangunan yang nyaman dan aman untukhewan ternak. Lokasi kandang
perlu berdekatan sumber air, dan tidak berbahaya bagi ternak serta tidak berdekatan pemukiman
penduduk. Sanitasi yang baik untuk membebaskan kandang dari beberapa bibit penyakit ataupun
parasite lain dengan menggunakan obat pengendali contohnya desinfektan dalam dosis yang
dianjurkan. Langkah ini perlu rutin dalam kandang ysng hendak ditempati hewan ternak.
Sekop bermanfaat untuk membersihkan kotoran sapi perah sedangkan selang air memiliki
kegunaan untuk mengalirkan air dari sumbernya menuju bak penampungan serta
menyemprotkan ke kandang ketika dibersihkan dan memandikan hewan ternak. Ember
diperlukan petenak sebagai tempat kosentrat pakan hewan dan gayung juga dimanfaatkan guna
mendapatkan air dari bak penampungan. Cooper rumput dengan sabit berfungsi sama untuk
membantu peternak dalam memotong rumput tetapi pada cooper rumput mampu mencacah pada
bagian rumput yang keras. Kaleng perah yang digunakan untuk wadah susu yang sedah di perah.
Drum sebagai bak penampungan air untuk minum dan oalahan kosentrat pakan ternak sapi.
Analisis Usaha Ternak Sapi
Dari penelitian yang telah dilakukan, biaya tetap menjelaskan bahwa rata–rata biaya tetap
yang dikeluarkan oleh peternak sapi sebesar Rp. 1.050.000. Besarnya nilai penyusutan peralatan
bisa dihitung dengan metode garis lurus, yaitu perlatan yang dimanfaatkan pada suatu usaha
hendak menurun pada besaran yang serupa. Hal ini disajikan dalam tabel 2.
Tabel. 2 Biaya Tetap
Rata-rata Persentase
No. Jenis Biaya Tetap
(Rp) (%)
1 Penyusutan peralatan 1.050.000 100
Jumlah 1.050.000 100
Sumber: Data Primer Dioleh, Tahun 2023

Selain penyusutan pada peralatan yang digunakan, ada penyusutan pada sapi perah tua yang
sudah memasuki masa laktasi 5 keatas dengan produksi susu perah di bawah rata-rata, peternak
melakukan peremajaan sapi perah dengan cara mengganti sapi perah tua dengan dara bunting
yang bertujuan agar jeda produksi susu tidak terlalu lama sehingga pendapatan setiap bulan tetap
stabil.
Adapun biaya variabel yang ditunjukkan pada tabel 3 menjelaskan bahwa bahwa rata–
rata biaya variabel yang dikeluarkan oleh peternak sapi perah di Desa Sumbersekar pada satu
bulan yaitu mencapau Rp. 6.950.00 banyaknya biaya variabel ini akibat pengaruh bolume
produksi yang dihasilkan. Makin tinggi volume produksi, semakin besar biaya variabel yang
dikeluarkan dan begitupun sebaliknya.
Tabel. 3 Biaya Variabel
Rata-rata Persentase
No. Jenis Biaya Tetap
(Rp) (%)
1 Tenaga Kerja 1.000.000 14,39
2 Pekan 5.950.00 85,61
Jumlah 6.950.000 100
Sumber: Data Primer Dioleh, Tahun 2023

Biaya terbesar dalam usaha ternak sapi perah berasal dari biaya pakan. Rata–rata biaya
pakan yang dikeluarkan peternak sapi perah dalam satu bulan yaitu sebesar Rp. 5.950.000
ataupun 85,61% dari jumlah total biaya variabel. Pada sapi perah pada biaya variabel meliputi
konsentrat yaitu polar, serbuk roti, ampas tahu, dan pellet. Rata–rata biaya tenaga kerja yang
digunakan pada usaha ternak sapi perah ini yaitu tenaga kerja keluarga sebesar Rp. 1000.000
ataupun 14,39% dari jumlah total biaya variabel. Biaya tenaga kerja hanya bergantung dari
tahap pekerjaan yang dilakukan, yaitu pada pembersihan kotoran hewan ternak, pemotongan
rumput di lahan yang sudah disediakan dan pemberian pakan tambahan ternak yang sudah sesuai
takaran pada setiap peternak.
Adapun biaya total yang ditunjukkan pada tabel 4 menjelaskan bahwa, rata – rata biaya
total dalam satu bulan yang dikeluarkan oleh peternak sapi di Desa Sumbersekar yaitu sebesar
Rp. 8.000.000. Biaya terbesar yang dikeluarkan pada usaha ternak sapi perah ini berasal dari rata
– rata biaya variabel sebesar Rp. 6.950.000 atau 86,875% dari biaya total semuanya. Sedangkan
rata – rata biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.050.000 aau 13,125% dari biaya total
semuanya. Penyebabnya adalah biaya variabel yang lebih besar dibanding pengeluaran biaya
tetap, hingga jumlah biaya variabel yang dikeluarkan juga lebih besar.
Tabel. 4 Biaya Variabel
Rata-rata Persentase
No. Jenis Biaya Tetap
(Rp) (%)
1 Biaya Tetap 1.000.000 13,125
2 Biaya Variabel 6.950.00 86,875
Jumlah 8.000.000 100
Sumber: Data Primer Dioleh, Tahun 2023

Untuk pendapatan ditunjukkan pada tabel 5 menjeaskan bahwa jumlah produksi susu
perah yang dihasilkan oleh peternak dalam satu bulan rata – rata 1.200 liter. Sedangkan harga
setiap liter susu sapi perah adalah Rp. 7.500 per liter. sehingga total pendapatan yang didapatkan
peternak yaitu sebesar Rp. 9.000.000.
Tabel. 5 Pendapatan
Produksi Rata-rata
Harga (Rp) Pendapatan (Rp)
(Liter)
1.200 7.500 9.000.000
Sumber: Data Primer Dioleh, Tahun 2023

Pada usaha ternak sapi perah ada pendapatan lain yang tidak diperhitungkan, yaitu dari
penjualan sapi jantan yang tidak dipelihara peternak kepada penggemukan sapi dan sapi betina
yang cacat dan tidak produktif lagi. Selain itu dari kotoran sapi perah yang bisa digunakan
sebagai pupuk kandang.
Adapun keuntungan yang ditunjukkan pada tabel 6 menjelaskan bahwa rata - rata
keuntungan yang diterima peternak pada satu bulan adalah sebesar Rp. 1.000.000. Dengan
demikian, biaya yang sungguh dikeluarkan oleh peternak sapi perah adalah biaya variabel,
sedangkan biaya penyusutan peralatan dan umur produktif sapi perah tidak nyata dikeluarkan
oleh peternak.
Tabel. 6 Keuntungan
Rata-rata
No. Uraian
(Rp)
1 Penerimaan 9.000.000
2 Biaya Total 8.000.000
Keuntungan 1.000.000
Sumber: Data Primer Dioleh, Tahun 2023

Untuk mengetahui besarnya profitabilitas dari usaha ternak sapi di Desa Sumbersekar,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang disajikan pada tabel 7.
Tabel. 7 Keuntungan
Rata-rata
No. Uraian
(Rp)
1 Keuntungan 1.000.000
2 Biaya Total 8.000.000
Profitabilitas (%) 12,5
Sumber: Data Primer Dioleh, Tahun 2023
Tabel 7 menjelaskan bahwa profitabilitas rata – rata yang dimiki oleh usaha ternak sapi
perah sebesar adalah 12,5%. Hal tersebut berarti menjelaskan bahwa usaha sapi perah
menguntungkan karena memiliki nilai profitabilitas lebih dari 0.
Efisiensi Usaha Ternak
Besarnya efisiensi usaha ternak sapi perah di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang disajikan dalam tabel 8. menunjukkan bahwa usaha ternak sapi perah di Desa
Sumbersekar telah efisien., yang ditampilkan dengan nilai efisiensi rata – rata yang lebih dari
satu, yaitu 1,125. Nilai R/C ratio 1,125 yang artinya setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan pada
suatu kegiatan produksi usaha memberikan pendapatan sbesaar 1,125 kali dari biaya yang
dikeluarkan.
Tabel. 7 Keuntungan
Rata-rata
No. Uraian
(Rp)
1 Pendapatan 9.000.000
2 Biaya Total 8.000.000
Efisiensi 1,125
Sumber: Data Primer Dioleh, Tahun 2023

Hambatan dan Harapan Peternak


Semua peternak pasti mengalami pengalaman baik ataupun buruk dalam menjalankan
usaha ternak sapi perah. Dari keterangan peternak, hambatannya adalah sulit dalam mencari
pakan rerumputan disaat musim kemarau datang, Kesehatan hewan ternak, harga produksi susu
yang rendah, perawatan hewan ternak sampai ke perkembangbiakan hewan ternak yang kadang
menemui tidak cukup sekali atau dua kali melakukan inseminasi buatan. Hambatan yang dialami
di Desa Sumbersekar ini diakrenakan kurang pengetahuan serta penyuluhan dinas peternakan
yang bisa menumbuhkan pandangan peternak hingga bisa mengembangkan tingkat mutu, harga,
dan hal-hal mengenai memlihara sapi perah.
Pada usaha ini, peternak di desa Sumberekar bukan hanya bekrja sebagi peternak saja,
melainkan mereka memiliki pekerjaan sampingan guna pemenuhan kebutuhan sehari – hari.
Peternak bekerja sampingan sebagai petani yang juga memiliki lahan pertanian jeruk, selain itu
sebagai buruh harian lepas.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis usaha ternak sapi perah di Desa Sumbersekar,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang bisa ditarik kesimpulan bahwa biaya total rata – rata usaha
ternak sapi perah sebesar Rp. 8.000.000 per bulan, sedangkan pendapatan rata – rata yang
diperoleh sebesar Rp. 9.000.000 per bulan. Rata – rata keuntungan yang didapatkan sebesar
Rp.1.000.000 per bulan, dengan demikian profitabilitasnya sebesar 12,5% yang berarti usaha
ternak sapi tersebut mengalami keuntungan. Usaha ternak sapi mempunyai nilai efisiensi sebesar
1,125 sehingga bisa disimpulkan bahwa usaha ternak sapi ini efisien. Setiap biaya Rp 1,00 yang
dikeluakan dalam kegiatan usaha ternak sapi perah memberikan pendapatan sebesar 1,125 kali
dari biaya yang sudah dikeluarkan.
Sedangkan, untuk saran yang dapat diberikan demi kemajuan usaha ternak sapi perah di
Desa Sumbersekar, Kecamatan dau, Kabupaten Malang yaitu peternak lebih memperhatikan dan
menjaga kebersihan kandang agar terlihat lebih bersih dan sehat guna kenyaman bagi hewan
ternak. Peternak agar lebih memperhatikan kualitas, kuantitas dan standar ukuran agar dapat
memiliki nilai jual yag tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi peternak
serta keuntungan yang lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Ervina, D., Setiadi, A., & Ekowati, T. (2019). Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Usaha Sapi Perah Kelompok Tani Ternak Rejeki Lumintu di Kelurahan
Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Semarang. SOCA Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian.
https://doi.org/10.24843/SOCA.2019.v13.i02.p04
Indratmi, D., Zalizar, L., Khotimah, K., Septiana, A., & Puspitasari, N. D. (2018). Profil
Peternak Sapi Perah di Wilayah Desa Kemiri Kecamatan Jabung Kabupaten Malang.
JAST : Jurnal Aplikasi Sains Dan Teknologi, 2(1), 29.
https://doi.org/10.33366/jast.v2i1.1034
Kharisma, S. (2019). Kasus Masitis Pada Sapi Perah Di KPSBU Lembang. Kabupaten Bandung
Barat Tahun 2013-2017. Scientific Repository IPB.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98973
Prayitno, C. B., & Khotimah, K. (2011). Profil peternak sapi perah desa Kemiri kecamatan
Jabung kabupaten Malang. Gamma, 7(September),. 7(September), 13–19. Retrieved
%0Afrom4322/1/profil_peternak_sapi_p%0Aerah_di_desa_kemirikecamatan_jab
%0Aung_kabupaten_malang.pdf
Rachmad, J. (2002). Metode Penelitian Effendi. Rosdakarya.
Singarimbun, Misri, & Sofian. (1989). Metode Penelitian. LP3ES.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta CV.
Sulistiyati, M., Fitriani, A., & Hermawan. (2013). Global (potential of small scale dairy farm for
facing in global market). Potensi Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat Dalam Menghadapi
Pasar Global (Potential of Small Scale Dairy Farm for Facing in Global Market), 13(1),
17–23.
Sutanto, A., & Hendradiningsih, L. (2011). Analisis Keberlanjutan Usaha Sapi Perah di
Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Gamma, 7(1), 1–12.
Wahyudi, L., Sulawati, T., & Wahyujiningsih, S. (2013). Tampilan reproduksi sapi perah pada
berbagai parias di Desa Kemiri Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, Ternak Tropika.
Journal of Tropical Animal Production, 14(2), 13–22.
Wahyuningsih, S. (2013). Desa kemiri kecamatan jabung kabupaten Malang reproductive
performance of dairy cattle with varity parity in kemiri village , jabung sub district , malang
regency. Jurnal Ternak Tropika, 14(2), 13–22.
LAMPIRAN
Daftar Wawancara Dengan Responden
 Mengapa peternak memilih memelihara sapi perah dibandingkan sapi potong?
- Karena memelihara sapi perah dapat menghasilkan susu perah yang kemudian dijual
kepada koperasi atau KUD terdekat dengan pendapatan perbulan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan keluarga setiap harinya dibandingkan dengan sapi potong yang
harus menunggu beberapa bulan hingga sapi layak untuk diperjualbelikan (dipotong)
yang membutuhkan modal cukup besar untuk pembelian pakan tambahan.
 Apa saja yang dibutuhkan dalam usaha ternak sapi perah untuk mendukung proses
produksi susu perah?
- Kandang yang sehat, nyaman bersih lahan rumput hijauan, kesehatan sapi.
 Bagaimana lingkungan yang baik untuk usaha ternak sapi perah?
- Letak kandang yang jauh dari pemukiman, dekat dengan sumber air, suhu udara yang
dingin, jauh dari keramaian.
 Bagaimana pemberian pakan dan dengan kensentrasi berapa kg untuk menghasilkan susu
perah dengan kualitas dan kuantitas yang baik?
- Pemberian dilakukan 3 kali sehari rutin untuk pakan hijauan sedangkan pakan
tambahan diberikan 2 kali sehari dengan konsentrari 60% hijauan dan 40% pakan
tambahan atau sekitar 5 kg setiap ekor sapi produktif.
 Mengapa sapi perah harus dimandikan setia hari?
- Selain untuk menjaga kebersihan, memandikan sapi juga bertujuan untuk menjaga
kesehatan dan kenyamanan sapi perah
- Sapi dan peralatan yang bersih juga dapat mempengaruhi jumlah bakeri atau kuman
dalam air susu sapi
 Bagaimana cara menjaga sapi perah yang baik agar menghasilkan produksi suus perah
dengan kualitas dan kuantitas yang baik?
- Jumlah pakan dan kualitas pakan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas
susu yang di hasilkan.
- Pemberian pakan yang teratur sesuai jadwal setiap hari bertujuan meminimalisir sapi agar
tidak stress.
- Kenyamanan kendang dan peralatan kendang yang baik
 Apakah ada penghasilan tambahan dari sapi perah selain susu?
- Saat sapi perah melahirkan anakan jantan
- Kotoran sapi perah sebagai kompos
- Kotoran sebagai biogas untuk pengganti pembelian gas elpiji
 Mengapa kotoran sapi perah di Desa Sumbersekar tidak dijual?
Karena mayoritas peternak sapi perah adalah petani jeruk sehingga kotoran sapi tersebut
dimanfaatkan sendiri.
 Apa saja kendala yang sering dihadapi oleh petenak sapi perah?
- Pakan hijauan pada saat musim kemarau susah didapatkan.
- Petugas IB dan KESWAN susah di temui karena dari dinas peternakan hanya memiliki
satu petugas saja.
- Harga pakan tambahan yang mahal.
- Perubahan cuaca yang ekstrim dapat menyebabkan kondisi kesehatan sapi perah
menurun.
 Bagaimana cara peternak dalam menghadapi dan bangkit dari wabah PMK?
- Melakukan penyemprotan desinfektan lebih setiap hari dan rutin membersihkan kadang
dari kotoran sapi
- Mengisolasi sapi dengan cara tidak membeli sapi baru dan tidak membiarkan pembeli
atau peternak lain masuk ke area kandang.
- Pengobatan sapi dilakukan dengan menyemprotkan antibiotik spray dan antibiotik
injeksi yang dilakukan oleh petugas dari dinas.
- Melakukan vaksinasi terhadap semua sapi yang sehat dalam usaha mencegah penularan
virus PMK dari sapi lain.

Kuesioner Pengumpulan Data

USAHA SAPI TENAK DESA SUMBERSEKAR KECAMATA DAU


1. IDENTITAS PEMILIK USAHA
Nama : …………………………………….
Jenis kelamin : …………………………………….
Umur : …………………………………….
Lama usaha yang dijalankan : …………………………………….
Jumlah ternak : …………………………………….
2. SAPI PRODUKTIF

Nama Pemilik Produktif Tidak Produktif


Jumlah

3. PEKERJA

Uraian L P

Jumlah Pekerja (Termasuk Pemilik)

Jumlah pekerja Dibayar

Jumlah Pekerja Tidak Dibayar

4. PENGELUARAN DAN PEMASUKAN USAHA TERNAK SAPI

Satuan Nilai Bukan


Uraian Volume
standar Pembelian Pembelian

1. Sapi perah

2. Pakan

3. Obat-
obatan
4. Inseminasi
Buatan
5. Lain-
lainnya

5. Alat dan Penyusutannya

Nama Jumlah Nilai Nilai Lama Nilai


atau Jenis Awal Akhir Pemakaian Penyusutan
Alat (Bulan) (Bulan)
Jumlah

6. Produksi dan Pendapatan Usaha

Barang yang Satuan Standar Volume (L) Nilai


dihasilkan

Jumlah

You might also like