Artikel - Analisis Pendapatan Usaha Ternak Sapi Perah
Artikel - Analisis Pendapatan Usaha Ternak Sapi Perah
Artikel - Analisis Pendapatan Usaha Ternak Sapi Perah
Abstract: Dairy cows are livestock that produce animal protein in the form of milk
and meat. So it requires a livestock business process to be able to increase the quality
and quantity of milk produced. The aim of the research is to analyze the costs, income,
profits, profitability and efficiency in the dairy farming business in Sumbersekar
Village, Dau District, Malang Regency. This research was carried out at all farmers
who have dairy farming businesses in Sumbersekar Village, Dau District, Malang
Regency. This type of research is a qualitative method, namely data analysis by
describing or depicting data without the intention of making general conclusions or
generalizations by observing and interviewing respondents through questionnaires
that have been provided to obtain primary data from respondents. The population of
this study was all dairy farmers in Sumbersekar Village, totaling 10 people
(respondents), where all members of the population were used as samples. The results
of this research show that the average total cost incurred by farmers in dairy farming
is Rp. 8,000,000,- per month. The average income received by farmers is Rp.
9,000,000,-. The average profit obtained by farmers is Rp. 1,000,000,-. Meanwhile,
the profitability of the dairy farming business is 12.5%, which means it provides
profits for farmers. And the business efficiency value is 1.125% so it can be said that
the business is efficient.
Abstrak: Sapi perah adalah ternak yang menghasilkan protein hewani berupa daging
serta susu. Sehingga membutuhkan suatu proses usaha peternakan agar mampu
manikkan kuantitas serta kualitas susu dari hasil ternak. Tujuan penelitian ini yaitu
menganalisis banyaknya biaya, keuntungan, profibilitas, keuntungan serta efisiensi.
adalah pada bisnis ternak sapi perah Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau Kabupaten
Malang. Penelitian ini dilakukan diseluruh peternak yang mempunyai bisnis ternak
sapi perah di Desa Sumbersekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Penelitian ini
merupakan penelitian dengan metode kualitatif, yaitu analisis data yang
menggambarkan, ataupun mendisktipsikan data dengan tidak membuat kesmpulan
yang general ataupun umum dengan cara observasi dan interview responden melalui
kuesioner yang telah disediakan guna mendapatkan data primer dari responden.
Adapun populasi penelitian ini yaitu semua peternak sapi perah di Desa Sumbersekar
yang berjumlah 10 orang (responden), dimana semua anggota dari populasi tersebut
menjadi sampel. Dari penelitian yang sudah dilakukan, hasil penelitian ini
menjelaskan dimana usaha ternak sapi perah biaya total rata–rata yang dikeluarkan
peternak adalah Rp. 8.000.000,- per bulan. Pendapatan rata–rata yang diterima
peternak adalah Rp. 9.000.000,-. Keuntungan rata–rata yang didapatkan peternak yaitu
Rp. 1.000.000,-. Sedangkan profitabilitas usaha ternak sapi perah adalah 12,5% yang
berarti memberikan keuntungan bagi peternak. Serta nilai efisiensi usaha tersebut
adalah 1,125% sehingga dapat dikatakan bahwa usaha tersebut telah efisien.
Kata kunci: Sapi Perah, Pendapatan, Sumbersekar.
KAJIAN PUSTAKA
Produksi merupakan proses yang mengubah dari input ke output. Bisa dikatakn juga
produksi merupakan proses yang dilakukan guna menambah maupun menciptakan nilai guna
jasa ataupun barang. Jika tamabahan nilai guna dilakukan dengan tidak mengubah bentuk
produk. Produksi dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu produksi ekstraksi, yaitu semua usaha
yang diterapkan melalui pengambilan hasil alam langsung. Pada proses produksi membutuhkan
input seperti faktor produksi ialah sarana atau alat bantu guna kegiatan berjaan lancar. Oleh
sebab itu, jika faktor produksi sebenarnya tidak ada, dan proses produksi tidak dapat
berlangsung. Faktor produksi meliputi tenaga kerja, modal dan kehalian maupun kemampuan
serta lahan.
Adapun konsep utama dalam produksi yaitu menghasilkan output dengan maksimal, baik
itu dari segi kualititas bahkan kuantitas dengan input tertentu. Serta dapat menghasilkan output
sesuai target dengan biaya sekecil mungkin. Apabila kondisi itu terpenuhi, maka perusahaan bisa
mendapatkan untung yang cukup optimal. Produksi dilakukan pada kurun waktu yang ditentukan
dan dibagi ke dalam dua jenis ialaj produksi jangka pendek serta produksi jangka panjang,
jangka pendek yaitu kurun waktu yang mana terjadi pada saat salah satu maupun lebih faktor
produksi tidak dapat berubah ataupun tetap. Beberapa faktor yang tidak bisa dirubah yaitu fixed
input. Pada umumnya fixed input merupakan modal dikarenakan sifatnya tetap sebab memiliki
jumlah tetap serta tidak mempengaruhi biaya hasil produksi. Adapun jangka panjang bisa
berkisar 10 tahun, 25 tahun atau bahkan hingga 50 tahun.
Adapun biaya produksi, yaitu biaya keseluruhan yang perlu dikeluarkan untuk bisnis
ataupun perusahaan guna menghasilkan jasa dan produk. Biaya ini meliputi segala sesuatu yang
dikeluarkan dari awal hingga barang bisa dijual dan disalurkan ke pasar atau konsumen. Ada tiga
jenis biaya total, tetap dan variabel. Biaya tetap merupakan biaya produksi yang timbul
dikarenakan menggunakan faktor produksi tetap sampai biaya pengeluaran faktor produksi tidal
berubah meskipun jumlah barang yang dihasilkan tidak tetap atau berubah-ubah. Biaya tetap
dalam usaha ternak sapi perah yaitu biaya penyusutan peralatan serta sapi perah. Biaya
penyusutan peralatan meurpakan alokasi biaya yang perolehan dari peralatan selama masa
manfaat peralatan tersebut. Besarnya nilai yang bisa diperkecil yaitu selisih antara harga
perolehan disertai nilai sisa, ialah peralatan tersebut pada akhir masa manfaat. Dan sama dengan
sapi perah yaitu biaya lama produktifitas selama laktasi untuk menghasilkan susu perah.
Biaya variable yaitu biaya pengeluran produsen yang menjadi sebab dari penggunaan
faktor produksi variabel hingga biaya ini berubah jumlahnya berdasarkan jumlah produk yang
dihasilkan. Sedangkan biaya total yaitu seluruh biaya pengeluaran untuk produksi. Biaya total
merupakan seluruh biaya tetap serta biaya variabel yang dikeluarkan pada usaha.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan tentang analisis usaha ternah sapi ini adalah
dari penelitian oleh (Ervina et al., 2019) yang menrliti tentang beberapa faktor pengaruh
pendapatan usaha sapi perah kelompok tani ternak dengan metode analisis kuantitatif Dari
penelitian tersebut diperoleh hasil pendapatan bersih berbeda signifikan dengan nilai lebih tinggi.
Selain itu, ada penelitian yang dilakukan oleh (Indratmi et al., 2018) yang meneliti tentang profil
peternak sapi perah menggunakan metode survei. Dari penelitian ini didapatkan bahwa usaha
sapi ternah peru bantuan keamanan pemerintah guna meningkatkan mutu desa untuk produksi
ternak susu sapi perah.
Proses usaha ternak sapi untuk dapat menghasilkan susu sapi perah membutuhkan input
produksi berupa peralatan produksi, budidaya sapi berupa hewan ternak, tenaga kerja, dan pakan.
Dalam proses produksi dibagi kedalam dua jenis, ialah biaya variabel serta biaya tetap. Biaya
tetap adalah biaya penyusutan peralatan serta umur produktif ternak adapun biaya variabel yaitu
tenaga kerja, dan pakan (Sutanto & Hendradiningsih, 2011).
Selanjutnya susu sapi perah yang telah diproduksi hendak dipasarkan sesuai harga yang
sudah ditentukan sampai memperoleh pendapatan. Sesudah mendapatkan pendapatan kemudian
hendak dihitung labanya. Keuntungan diperoleh dari hasil pengurangan pendapatan dengan biaya
total. Sedangkan nilai profitabilitas didapat dari hasil bagi antara keuntungan usaha dengan biaya
total dimana perbandingan tersebut menunjukkan bahwa keuntungan lebih besar dari biaya total,
sehingga bisa disimpulkan yaitu usaha tersebut menguntungkan. Efisiensi usaha ternak sapi bisa
dihitung melalui cara rasio atau perbandingan R/C, dimana perbandingan ini mencangkup
perbandingan dari besar pendapatan dengan biaya pengeluaran usaha ternak sapi guna produksi.
Adapun kriteria efisiensi yaitu perbandingan antara penapatan dengan biaya total pengeluaran
dalam usaha ternak sapi yang ditulis dengan angka atau nomor. Kriteria yang diterapkan yaitu
apabila R/C>1, usaha ternak sapi itu sudah efisien dan apabila R/C < 1, usaha ternak api tidak
efisien.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini yaitu jenis penelitian kualitatif yang dilakukan di Desa Sumbersekar yang
menjadi desa produsen ternak sapi penghasil susu perah. Data yang pada penelitian ini yaitu data
primer diman peneliti telah mengumpulkan secara langsung dari sumber pertama maupun tempat
objek penelitian yang diterapkan (Singarimbun et al., 1989). Data pada penelitian ini didapatkan
dari waawancara secara langsung dengan peternak sapi serta pihak – pihak lain yang
berhubungan dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pertanyaan tertulis (kuesioner) dan
melalui pengataman atau observasi secara langsungg di wilayah penelitian. Data primer tersebut
terdiri atas daa identitas peternak sebagai narasumber, biayta pengeluaran dan budidaya sapi
perah hingga jumlah produksi susu dari ternak sapi (Rachmad, 2002; Sugiyono, 2013).
Populasi dari penelitian ini merupakan semua peternak sapi di Desa Sumbersekar
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang berjumlah 10 orang. Jumlah peternak sapi di Desa
Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang terdapat 10 peternak sapi, yaitu Bapak
Sukirno, Kusno, Sungkono, Sujoko, Subianto, Sugeng, Rani, Samsul, Sardi, dan Sumardi, hingga
semuanya diambil menjadi sampel penelitian guna bisa memberi gambar secara umum tentang
usaha ternak sapi. Teknik yang peneliti gunakan adalah sampling jenuh (sensus). Menurut
Sugiono (2018:85) sampling jenuh merupakan tenik menentukan sampel apabila seluruh anggota
populasi dimanfaatkan menjadi sampel. Peneliti menggunakan teknik ini karena besaran populasi
hanya 10 responden.
Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif. Peneliti
menyajikan data melalui tabel untuk memudahkan penggambaran hasil analisis. Dalam
perhitungan data, peneliti menggunakan program Ms. Office Excel untuk memudahkan
perhitungan. Untuk menghitung profibilitas, kriteria yang digunakan yaiut jika profitabilitas > 0
maka usaha ternak sapi bisa memberikan keuntungan serta jika profitabilitas < 0 sehingga bisnis
ternak sapi tidak memberikan keuntungan. Untuk efisiensi, Kriteria yang digunakan yaitu jika
R/C > 1 maka usaha ternak sapi sudah efisien dan jika R/C < 1 sehingga usaha ternak sapi tidak
efisien.
Selain penyusutan pada peralatan yang digunakan, ada penyusutan pada sapi perah tua yang
sudah memasuki masa laktasi 5 keatas dengan produksi susu perah di bawah rata-rata, peternak
melakukan peremajaan sapi perah dengan cara mengganti sapi perah tua dengan dara bunting
yang bertujuan agar jeda produksi susu tidak terlalu lama sehingga pendapatan setiap bulan tetap
stabil.
Adapun biaya variabel yang ditunjukkan pada tabel 3 menjelaskan bahwa bahwa rata–
rata biaya variabel yang dikeluarkan oleh peternak sapi perah di Desa Sumbersekar pada satu
bulan yaitu mencapau Rp. 6.950.00 banyaknya biaya variabel ini akibat pengaruh bolume
produksi yang dihasilkan. Makin tinggi volume produksi, semakin besar biaya variabel yang
dikeluarkan dan begitupun sebaliknya.
Tabel. 3 Biaya Variabel
Rata-rata Persentase
No. Jenis Biaya Tetap
(Rp) (%)
1 Tenaga Kerja 1.000.000 14,39
2 Pekan 5.950.00 85,61
Jumlah 6.950.000 100
Sumber: Data Primer Dioleh, Tahun 2023
Biaya terbesar dalam usaha ternak sapi perah berasal dari biaya pakan. Rata–rata biaya
pakan yang dikeluarkan peternak sapi perah dalam satu bulan yaitu sebesar Rp. 5.950.000
ataupun 85,61% dari jumlah total biaya variabel. Pada sapi perah pada biaya variabel meliputi
konsentrat yaitu polar, serbuk roti, ampas tahu, dan pellet. Rata–rata biaya tenaga kerja yang
digunakan pada usaha ternak sapi perah ini yaitu tenaga kerja keluarga sebesar Rp. 1000.000
ataupun 14,39% dari jumlah total biaya variabel. Biaya tenaga kerja hanya bergantung dari
tahap pekerjaan yang dilakukan, yaitu pada pembersihan kotoran hewan ternak, pemotongan
rumput di lahan yang sudah disediakan dan pemberian pakan tambahan ternak yang sudah sesuai
takaran pada setiap peternak.
Adapun biaya total yang ditunjukkan pada tabel 4 menjelaskan bahwa, rata – rata biaya
total dalam satu bulan yang dikeluarkan oleh peternak sapi di Desa Sumbersekar yaitu sebesar
Rp. 8.000.000. Biaya terbesar yang dikeluarkan pada usaha ternak sapi perah ini berasal dari rata
– rata biaya variabel sebesar Rp. 6.950.000 atau 86,875% dari biaya total semuanya. Sedangkan
rata – rata biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.050.000 aau 13,125% dari biaya total
semuanya. Penyebabnya adalah biaya variabel yang lebih besar dibanding pengeluaran biaya
tetap, hingga jumlah biaya variabel yang dikeluarkan juga lebih besar.
Tabel. 4 Biaya Variabel
Rata-rata Persentase
No. Jenis Biaya Tetap
(Rp) (%)
1 Biaya Tetap 1.000.000 13,125
2 Biaya Variabel 6.950.00 86,875
Jumlah 8.000.000 100
Sumber: Data Primer Dioleh, Tahun 2023
Untuk pendapatan ditunjukkan pada tabel 5 menjeaskan bahwa jumlah produksi susu
perah yang dihasilkan oleh peternak dalam satu bulan rata – rata 1.200 liter. Sedangkan harga
setiap liter susu sapi perah adalah Rp. 7.500 per liter. sehingga total pendapatan yang didapatkan
peternak yaitu sebesar Rp. 9.000.000.
Tabel. 5 Pendapatan
Produksi Rata-rata
Harga (Rp) Pendapatan (Rp)
(Liter)
1.200 7.500 9.000.000
Sumber: Data Primer Dioleh, Tahun 2023
Pada usaha ternak sapi perah ada pendapatan lain yang tidak diperhitungkan, yaitu dari
penjualan sapi jantan yang tidak dipelihara peternak kepada penggemukan sapi dan sapi betina
yang cacat dan tidak produktif lagi. Selain itu dari kotoran sapi perah yang bisa digunakan
sebagai pupuk kandang.
Adapun keuntungan yang ditunjukkan pada tabel 6 menjelaskan bahwa rata - rata
keuntungan yang diterima peternak pada satu bulan adalah sebesar Rp. 1.000.000. Dengan
demikian, biaya yang sungguh dikeluarkan oleh peternak sapi perah adalah biaya variabel,
sedangkan biaya penyusutan peralatan dan umur produktif sapi perah tidak nyata dikeluarkan
oleh peternak.
Tabel. 6 Keuntungan
Rata-rata
No. Uraian
(Rp)
1 Penerimaan 9.000.000
2 Biaya Total 8.000.000
Keuntungan 1.000.000
Sumber: Data Primer Dioleh, Tahun 2023
Untuk mengetahui besarnya profitabilitas dari usaha ternak sapi di Desa Sumbersekar,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang disajikan pada tabel 7.
Tabel. 7 Keuntungan
Rata-rata
No. Uraian
(Rp)
1 Keuntungan 1.000.000
2 Biaya Total 8.000.000
Profitabilitas (%) 12,5
Sumber: Data Primer Dioleh, Tahun 2023
Tabel 7 menjelaskan bahwa profitabilitas rata – rata yang dimiki oleh usaha ternak sapi
perah sebesar adalah 12,5%. Hal tersebut berarti menjelaskan bahwa usaha sapi perah
menguntungkan karena memiliki nilai profitabilitas lebih dari 0.
Efisiensi Usaha Ternak
Besarnya efisiensi usaha ternak sapi perah di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang disajikan dalam tabel 8. menunjukkan bahwa usaha ternak sapi perah di Desa
Sumbersekar telah efisien., yang ditampilkan dengan nilai efisiensi rata – rata yang lebih dari
satu, yaitu 1,125. Nilai R/C ratio 1,125 yang artinya setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan pada
suatu kegiatan produksi usaha memberikan pendapatan sbesaar 1,125 kali dari biaya yang
dikeluarkan.
Tabel. 7 Keuntungan
Rata-rata
No. Uraian
(Rp)
1 Pendapatan 9.000.000
2 Biaya Total 8.000.000
Efisiensi 1,125
Sumber: Data Primer Dioleh, Tahun 2023
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis usaha ternak sapi perah di Desa Sumbersekar,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang bisa ditarik kesimpulan bahwa biaya total rata – rata usaha
ternak sapi perah sebesar Rp. 8.000.000 per bulan, sedangkan pendapatan rata – rata yang
diperoleh sebesar Rp. 9.000.000 per bulan. Rata – rata keuntungan yang didapatkan sebesar
Rp.1.000.000 per bulan, dengan demikian profitabilitasnya sebesar 12,5% yang berarti usaha
ternak sapi tersebut mengalami keuntungan. Usaha ternak sapi mempunyai nilai efisiensi sebesar
1,125 sehingga bisa disimpulkan bahwa usaha ternak sapi ini efisien. Setiap biaya Rp 1,00 yang
dikeluakan dalam kegiatan usaha ternak sapi perah memberikan pendapatan sebesar 1,125 kali
dari biaya yang sudah dikeluarkan.
Sedangkan, untuk saran yang dapat diberikan demi kemajuan usaha ternak sapi perah di
Desa Sumbersekar, Kecamatan dau, Kabupaten Malang yaitu peternak lebih memperhatikan dan
menjaga kebersihan kandang agar terlihat lebih bersih dan sehat guna kenyaman bagi hewan
ternak. Peternak agar lebih memperhatikan kualitas, kuantitas dan standar ukuran agar dapat
memiliki nilai jual yag tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi peternak
serta keuntungan yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ervina, D., Setiadi, A., & Ekowati, T. (2019). Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Usaha Sapi Perah Kelompok Tani Ternak Rejeki Lumintu di Kelurahan
Sumurrejo Kecamatan Gunungpati Semarang. SOCA Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian.
https://doi.org/10.24843/SOCA.2019.v13.i02.p04
Indratmi, D., Zalizar, L., Khotimah, K., Septiana, A., & Puspitasari, N. D. (2018). Profil
Peternak Sapi Perah di Wilayah Desa Kemiri Kecamatan Jabung Kabupaten Malang.
JAST : Jurnal Aplikasi Sains Dan Teknologi, 2(1), 29.
https://doi.org/10.33366/jast.v2i1.1034
Kharisma, S. (2019). Kasus Masitis Pada Sapi Perah Di KPSBU Lembang. Kabupaten Bandung
Barat Tahun 2013-2017. Scientific Repository IPB.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98973
Prayitno, C. B., & Khotimah, K. (2011). Profil peternak sapi perah desa Kemiri kecamatan
Jabung kabupaten Malang. Gamma, 7(September),. 7(September), 13–19. Retrieved
%0Afrom4322/1/profil_peternak_sapi_p%0Aerah_di_desa_kemirikecamatan_jab
%0Aung_kabupaten_malang.pdf
Rachmad, J. (2002). Metode Penelitian Effendi. Rosdakarya.
Singarimbun, Misri, & Sofian. (1989). Metode Penelitian. LP3ES.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta CV.
Sulistiyati, M., Fitriani, A., & Hermawan. (2013). Global (potential of small scale dairy farm for
facing in global market). Potensi Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat Dalam Menghadapi
Pasar Global (Potential of Small Scale Dairy Farm for Facing in Global Market), 13(1),
17–23.
Sutanto, A., & Hendradiningsih, L. (2011). Analisis Keberlanjutan Usaha Sapi Perah di
Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Gamma, 7(1), 1–12.
Wahyudi, L., Sulawati, T., & Wahyujiningsih, S. (2013). Tampilan reproduksi sapi perah pada
berbagai parias di Desa Kemiri Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, Ternak Tropika.
Journal of Tropical Animal Production, 14(2), 13–22.
Wahyuningsih, S. (2013). Desa kemiri kecamatan jabung kabupaten Malang reproductive
performance of dairy cattle with varity parity in kemiri village , jabung sub district , malang
regency. Jurnal Ternak Tropika, 14(2), 13–22.
LAMPIRAN
Daftar Wawancara Dengan Responden
Mengapa peternak memilih memelihara sapi perah dibandingkan sapi potong?
- Karena memelihara sapi perah dapat menghasilkan susu perah yang kemudian dijual
kepada koperasi atau KUD terdekat dengan pendapatan perbulan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan keluarga setiap harinya dibandingkan dengan sapi potong yang
harus menunggu beberapa bulan hingga sapi layak untuk diperjualbelikan (dipotong)
yang membutuhkan modal cukup besar untuk pembelian pakan tambahan.
Apa saja yang dibutuhkan dalam usaha ternak sapi perah untuk mendukung proses
produksi susu perah?
- Kandang yang sehat, nyaman bersih lahan rumput hijauan, kesehatan sapi.
Bagaimana lingkungan yang baik untuk usaha ternak sapi perah?
- Letak kandang yang jauh dari pemukiman, dekat dengan sumber air, suhu udara yang
dingin, jauh dari keramaian.
Bagaimana pemberian pakan dan dengan kensentrasi berapa kg untuk menghasilkan susu
perah dengan kualitas dan kuantitas yang baik?
- Pemberian dilakukan 3 kali sehari rutin untuk pakan hijauan sedangkan pakan
tambahan diberikan 2 kali sehari dengan konsentrari 60% hijauan dan 40% pakan
tambahan atau sekitar 5 kg setiap ekor sapi produktif.
Mengapa sapi perah harus dimandikan setia hari?
- Selain untuk menjaga kebersihan, memandikan sapi juga bertujuan untuk menjaga
kesehatan dan kenyamanan sapi perah
- Sapi dan peralatan yang bersih juga dapat mempengaruhi jumlah bakeri atau kuman
dalam air susu sapi
Bagaimana cara menjaga sapi perah yang baik agar menghasilkan produksi suus perah
dengan kualitas dan kuantitas yang baik?
- Jumlah pakan dan kualitas pakan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas
susu yang di hasilkan.
- Pemberian pakan yang teratur sesuai jadwal setiap hari bertujuan meminimalisir sapi agar
tidak stress.
- Kenyamanan kendang dan peralatan kendang yang baik
Apakah ada penghasilan tambahan dari sapi perah selain susu?
- Saat sapi perah melahirkan anakan jantan
- Kotoran sapi perah sebagai kompos
- Kotoran sebagai biogas untuk pengganti pembelian gas elpiji
Mengapa kotoran sapi perah di Desa Sumbersekar tidak dijual?
Karena mayoritas peternak sapi perah adalah petani jeruk sehingga kotoran sapi tersebut
dimanfaatkan sendiri.
Apa saja kendala yang sering dihadapi oleh petenak sapi perah?
- Pakan hijauan pada saat musim kemarau susah didapatkan.
- Petugas IB dan KESWAN susah di temui karena dari dinas peternakan hanya memiliki
satu petugas saja.
- Harga pakan tambahan yang mahal.
- Perubahan cuaca yang ekstrim dapat menyebabkan kondisi kesehatan sapi perah
menurun.
Bagaimana cara peternak dalam menghadapi dan bangkit dari wabah PMK?
- Melakukan penyemprotan desinfektan lebih setiap hari dan rutin membersihkan kadang
dari kotoran sapi
- Mengisolasi sapi dengan cara tidak membeli sapi baru dan tidak membiarkan pembeli
atau peternak lain masuk ke area kandang.
- Pengobatan sapi dilakukan dengan menyemprotkan antibiotik spray dan antibiotik
injeksi yang dilakukan oleh petugas dari dinas.
- Melakukan vaksinasi terhadap semua sapi yang sehat dalam usaha mencegah penularan
virus PMK dari sapi lain.
3. PEKERJA
Uraian L P
1. Sapi perah
2. Pakan
3. Obat-
obatan
4. Inseminasi
Buatan
5. Lain-
lainnya
Jumlah